• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAGIAN I PETUNJUK UMUM

A. PEMBELAJARAN IPS

5. Materi Pembelajaran

Materi IPS meliputi perilaku sosial, ekonomi dan budaya manusia di masyarakat. Masyarakat merupakan sumber utama materi pembelajaran IPS. Aspek kehidupan sosial terkait dengan ruang tempat tinggalnya, baik menyangkut hubungan sosial, ekonomis, budaya, kejiwaan, sejarah, geografis maupun politis, sumbernya adalah masyarakat.

Adapun sumber materi IPS adalah:

a. Lingkungan geografis dan budaya meliputi segala aspek geografis dan antropologis dari lingkungan peserta didik yang terdekat sampai yang terjauh.

b. Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar.

c. Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar peserta didik sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas, yaitu negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya.

d. Kegiatan manusia, misalnya mata pencaharian, pendidikan, agama, produksi, komunikasi, dan transportasi.

Sementara Materi Pembelajaran IPS adalah:

a. Kondisi Geografis dan Aktivitas Manusia dalam Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya di Indonesia.

b. Aktivitas Manusia pada Masa Penjajahan, Pergerakan Nasional, sampai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

c. Aktivitas Manusia dalam Kelembagaan Sosial, Ekonomi, Pendidikan, dan Budaya di Indonesia.

d. Aktivitas Ekonomi Masyarakat Indonesia.

6. Pendekatan dan Model Pembelajaran IPS a. Pendekatan Pembelajaran IPS

Pembelajaran IPS harus disajikan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik/scientific), dan menggunakan model Problem Based Learning (PBL), Project Based Learning (PjBL), dan inquiry-discovery based learning.

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik secara aktif membangun konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengomunikasikan (5M). Ke-5 komponen tersebut merupakan pengalaman belajar dan sekaligus sebagai kompetensi yang harus dilatihkan secara terus menerus sehingga akan menghasilkan luaran yang menguasai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara komprehensif. Hal ini

akan mendorong setiap peserta didik untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat dan bersikap ilmiah dalam kehidupan. Kondisi ini dibangun oleh ekosistem pendidikan di sekolah melalui pembelajaran IPS yang berbasis aktivitas dan pendekatan keilmuan.

Pembelajaran dikembangkan dan diimplementasikan berdasarkan karakteristik mata pelajaran IPS dan karakteristik kompetensi dasar (KD mata pelajaran IPS). KD akan dicapai secara optimal melalui pemberian pengalaman belajar yang bervariasi (multimetode, multimedia, multisumber belajar, dan multijawab), sesuai dengan konteks dan keunggulan lokal, kebutuhan peserta didik, serta memperhatikan keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) sesuai dengan tuntutan kebutuhan kompetensi abad ke-21.

Guru IPS diberikan keleluasaan dalam mengembangkan pengalaman belajar atau pendekatan-pendekatan pembelajaran IPS yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran IPS, kompetensi, materi pelajaran IPS, dan kondisi wilayah/Indonesia.

Model-model pembelajaran (seperti problem based learning, project based learning, inquiry-discovery based learning) beserta sintaknya tetap dapat digunakan sesuai dengan karakteristik KD dan materi pembelajaran yang harus dicapai oleh peserta didik. Guru IPS diberikan ruang yang seluas-luasnya untuk menerapkan berbagai model pembelajaran lain seperti: Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning),

dan Pembelajaran Tematik Terpadu. Dengan kata lain, guru tidak disibukkan dengan penamaan pendekatan dan model pembelajaran yang digunakan, akan tetapi lebih menekankan pada variasi pengalaman-pengalaman belajar yang didapatkan oleh peserta didik.

7. Tahap-tahap Pembelajaran IPS

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilaksanakan melalui tiga tahap kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Ketiga tahap kegiatan ini dilaksanakan secara berurutan dan disesuaikan dengan karakteristik materi pembelajaran IPS.

a. Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

1) mengondisikan suasana belajar/kelas yang menyenangkan;

2) mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan sebelumnya berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan;

3) menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari;

4) menjelaskan garis besar cakupan materi pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan; dan

5) menjelaskan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan pembelajaran berbasis keilmuan dengan mengedepankan prinsip Activity Based Learning, Resource Based Learning, serta Integrated Learning, yang disesuaikan dengan karakteristik IPS dan peserta didik. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan aktivitas yang membangun kemampuan sesuai dengan tuntutan kompetensi. Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan perkembangan sikap peserta didik pada kompetensi dasar dari KI-1 dan KI-2 antara lain mensyukuri karunia Tuhan, jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain, sebagaimana yang tercantum dalam silabus.

c. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup terdiri atas:

1) Kegiatan guru bersama peserta didik:

a) membuat rangkuman/simpulan pelajaran;

b) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan

c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

2) Kegiatan guru yaitu:

a) melakukan penilaian;

b) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan

c) menjelaskan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya.

Sekedar sebagai contoh penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dapat diperhatikan Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Contoh Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah pada Mata Pelajaran IPS.

FASE KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Kegiatan Pendahuluan

Fase 1

Orientasi peserta didik kepada masalah

Memberikan orientasi peserta didik pada permasalahan

tentang konektivitas/hubungan antarruang dan waktu

2. Kegiatan Inti

Fase 2

Mengorganisasikan peserta didik

Peserta didik dikelompokkan terdiri atas 2-3 orang sesuai kondisi kelas, kemudian

dilanjutkan dengan penayangan gambar, misalnya tentang “Badai di Australia”. Lalu, dilakukan tanya jawab singkat terkait dengan ruang dan waktu.

Fase 3 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok

Cari Bacaan dan diskusikan wacana tentang “Badai di Australia” dengan semua

anggota kelompok. Rundingkan secara baik untuk menentukan siapa yang bertanggungjawab menjelaskan bagian informasi yang tercermin dalam

pertanyaan yang ada

a. Pelaksanaan penyelidikan kelompok melalui: diskusi kelompok untuk memberikan kesempatan pada peserta didik saling mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati ataupertanyaan untuk mendapatkan

informasi tambahan tentang apa yang diamati (guru berkeliling memberikan bimbingan kelompok) b. Mengumpulkan informasi:

menjawab pertanyaan yang ada dalam kartu

permasalahan 1 s.d.6, serta mencatat semua informasi tentang fenomena badai di Australia dan dampaknya bagi Indonesia kegunaan prakiraan cuaca bagi kehidupan sosial, budaya dan ekonomi. Pertanyaan:

1) Jelaskan secara singkat tentang makna yang terjadi dalam wacana 2) Mengapa badai yang

terjadi di Australia dapat berdampak bagi

Indonesia?

3) Bagaimana cuaca dapat diamati oleh manusia?

4) Jelaskan manfaat cuaca bagi kehidupan sehari-hari (ekonomi, sosial dan budaya)

5) Adakah keterkaitan antara lapisan udara dengan peristiwa cuaca dan iklim, jelaskan!

6) Berdasarkan wacana, apakah dampak peristiwa yang ada bagi pertanian dan industri serta pariwisata?

Fase 4

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

a. Dilanjutkan dengan

mengasosiasikan/mengolah informasi tentang badai di Australia dan pengaruhnya bagi Indonesia yang sudah dikumpulkan dari kegiatan mengamati gambar dan menjawab pertanyaan yang ada untuk menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan

b. Mengembangkan dan menyajikan hasil

karya/mengkomunikasikan:

presentasi, menyampaikan hasil pengamatan dan penyusunan data dari hasil kerja kelompok tentang badai di Australia dan pengaruhnya bagi Indonesia serta

kegunaan prakiraan cuaca dalam kehidupan ekonomi, sosial dan budaya

Fase 5

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Menganalisis dengan cara melakukan refleksi:

mengundang salah satu

perwakilan peserta didik untuk menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 3. Kegiatan Penutup

4. a. Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat simpulan dan merangkum kegiatan pembelajaran b. Guru membimbing peserta

didik untuk mengevaluasi proses pemecahan masalah yang telah dilakukan.

c. Guru juga membimbing peserta didik untuk merefleksi seluruh aktivitas pembelajaran yang dilakukan. Refleksi dapat dikaitkan dan difokuskan pada perilaku ilmiah yang dapat terbentuk pada diri peserta didik melalui aktivitas

pembelajaran. Perilaku ilmiah tersebut seperti memiliki keingintahuan, obyektif; jujur;

teliti; cermat; tekun; hati-hati;

bertanggungjawab; terbuka;

kritis; kreatif; dan inovatif.

B. PENILAIAN PEMBELAJARAN IPS

1. Konsep Penilaian dalam Pembelajaran IPS

Penilaian dilakukan dengan cara menganalisis dan menafsirkan data hasil pengukuran capaian kompetensi peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Kurikulum 2013

merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang menekankan pembelajaran berbasis aktivitas yang bertujuan memfasilitasi peserta didik memperoleh sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini berimplikasi pada penilaian yang harus meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan baik selama proses (formatif) maupun pada akhir periode pembelajaran (sumatif).

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, menafsirkan, baik proses maupun hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk menentukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi yang telah ditentukan, keberhasilan proses pembelajaran, tingkat kesulitan belajar peserta didik, menentukan tindak lanjut pembelajaran, laporan hasil belajar peserta didik, dan pertanggungjawaban (accountability) terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. Penilaian proses pembelajaran IPS menggunakan pendekatan penilaian autentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik atau bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau layanan konseling. Selain itu,

hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen yang berupa: angket, observasi, catatan anekdot, dan refleksi.

2. Karakteristik Penilaian Pembelajaran IPS

a. Penilaian pembelajaran IPS mengacu pada ketuntasan KD Dalam pembelajaran IPS, ketuntasan penilaiannya dilakukan setelah tercapainya satu bab. Satu bab bisa terdiri atas beberapa KD. Setiap KD dalam satu bab tidak selalu memuat seluruh indikator, artinya satu KD baru tuntas setelah beberapa bab dipelajari. Oleh karena itu penilaian yang seharusnya dilakukan setiap KD, namun pelaksanaan pembelajarannya bisa berdasarkan bab.

b. Penilaian dikembangkan secara terpadu

Pengembangan instrumen penilaian untuk pembelajaran IPS secara terpadu mencakup aspek afektif, kognitif dan skill/keterampilan. Berbagai jenis, teknik dan bentuk penilaian yang variatif digunakan agar diperoleh informasi pencapaian kompetensi peserta didik yang obyektif, dan komprehensif.

3. Teknik dan Instrumen Penilaian

Teknik dan instrumen yang dapat digunakan untuk menilai kompetensi pada aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan adalah sebagai berikut.

a. Penilaian Kompetensi Sikap

Penilaian sikap dilakukan secara berkelanjutan dan komprehensif oleh guru mata pelajaran, guru bimbingan konseling, dan wali kelas dengan menggunakan observasi dan informasi lain yang valid dan relevan dari berbagai sumber. Informasi tersebut harus ditindaklanjuti oleh pendidik. Skema penilaian sikap dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.

Gambar 1. Skema penilaian sikap

Selain itu, penilaian diri dan penilaian antarteman dapat dilakukan dalam rangka pembinaan dan pembentukan karakter peserta didik, yang hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu data konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik. Skema penilaian sikap dapat dilihat pada gambar berikut.

1) Observasi

Instrumen yang digunakan dalam observasi berupa lembar observasi atau jurnal. Lembar observasi atau jurnal tersebut berisi kolom catatan perilaku yang diisi oleh guru mata pelajaran, wali kelas, dan guru BK berdasarkan pengamatan dari perilaku peserta didik yang muncul secara alami selama satu semester. Perilaku peserta didik yang dicatat di dalam jurnal pada dasarnya adalah perilaku yang sangat baik dan atau kurang baik yang berkaitan dengan indikator dari sikap spiritual dan sikap sosial.

Setiap catatan memuat deskripsi perilaku yang dilengkapi dengan waktu dan tempat teramatinya perilaku tersebut.

Catatan tersebut disusun berdasarkan waktu kejadian.

Tabel 3. dan Tabel 4. berturut-turut menyajikan contoh jurnal penilaian (perkembangan) sikap spiritual dan sikap sosial oleh wali kelas.

Tabel 3. Contoh Jurnal Perkembangan Sikap Spiritual

Nama Sekolah : SMALB Tanah Air Kelas/Semester : XI/I

Tahun Ajaran: 2015/2016

No Waktu

Nama Peserta

didik Catatan Perilaku Butir Sikap 1. 21/07/15 A... Tidak mengikuti sholat

Jumat yang

diselenggarakan di sekolah.

Ketakwaan

2 21/07/15 B... Mengganggu teman yang sedang berdoa sebelum makan siang di kantin.

Ketakwaan

3.

22/09/15 C... Mengajak temannya untuk berdoa sebelum

pertandingan sepakbola di lapangan olahraga

sekolah.

Ketakwaan

4. 18/11/15 D... Ikut membantu temannya untuk mempersiapkan perayaan keagamaan yang berbeda dengan agamanya di sekolah.

Toleransi beragama

5.. 13/12/15 E... Menjadi anggota panitia perayaan keagamaan di sekolah.

Ketakwaan

6. 23/12/15 F... Mengajak temannya untuk berdoa sebelum praktik memasak di ruang keterampilan.

Ketakwaan

Tabel 4. Contoh Jurnal perkembangan Sikap Sosial

Nama Sekolah : SMALB Tanah Air Kelas/Semester : XI/I

Tahun pelajaran : 2015/2016 No Tanggal Nama

Siswa Catatan Perilaku Butir Sikap 1. 12/07/15 A... Menolong orang lanjut usia

untuk menyeberang jalan di depan sekolah.

Kepedulian

2. 26/08/15 B... Berbohong ketika ditanya alasan tidak masuk sekolah di ruang guru.

Kejujuran

3. 25/09/15 C... Menyerahkan dompet yang ditemukannya di halaman sekolah kepada satpam sekolah.

Kejujuran

4. 07/09/15 D... Tidak menyerahkan surat izin tidak masuk dari orang tuanya kepada guru

Tanggung jawab

No Tanggal Nama

Siswa Catatan Perilaku Butir Sikap 5. 25/10/15 E... Terlambat mengikuti

upacara di sekolah.

Kedisiplinan 6. 15/12/15 F... Mempengaruhi teman untuk

tidak masuk sekolah.

Kedisiplinan 7. 08/12/15 G... Memungut sampah yang

berserakan di halam sekolah.

Kebersihan

8. 17/12/15 H... Mengkoordinir teman-teman sekelasnya mengumpulkan bantuan untuk korban bencana alam.

Kepedulian

Contoh format tersebut dapat digunakan untuk guru mata pelajaran dan guru BK.

Apabila catatan perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial dijadikan satu, perlu ditambahkan satu kolom KETERANGAN di bagian paling kanan untuk menuliskan apakah perilaku tersebut sikap SPIRITUAL atau sikap SOSIAL.

Tabel 5. Contoh Jurnal Perkembangan Sikap

Nama Sekolah : SMALB Tanah Air Kelas/Semester : XI/I

Tahun pelajaran : 2015/2016

No Waktu Nama Siswa

Catatan

Perilaku Butir Sikap Ket.

1. 21/07/15 A... Tidak mengikuti sholat Jumat yang

diselenggarakan di sekolah.

Ketakwaan Spiritual

2. 22/10/15 B... Menolong orang lanjut usia untuk

menyeberang jalan di depan sekolah.

Kepedulian Sosial

No Waktu Nama Siswa

Catatan

Perilaku Butir Sikap Ket.

3. 22/09/15 C... Mempengaruhi teman untuk tidak masuk sekolah.

Kedisiplinan Sosial

4. 22/09/15 D... Mengingatkan temannya untuk melaksanakan sholat Dzuhur di sekolah.

Toleransi yang berbeda dengan agamanya di sekolah.

Toleransi

beragama Spiritual

6. 13/12/15 F... Menjadi anggota panitia perayaan keagamaan di sekolah.

Ketakwaan Spiritual

7. 23/12/15 G... Memungut sampah yang berserakan di halam sekolah.

Kebersihan Sosial

2) Penilaian diri (self assessment)

Penilaian diri dalam penilaian sikap merupakan teknik penilaian terhadap diri sendiri (peserta didik) dengan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan sikapnya dalam berperilaku. Hasil penilaian diri peserta didik dapat digunakan sebagai data konfirmasi perkembangan sikap peserta didik. Selain itu penilaian diri peserta didik juga dapat digunakan untuk menumbuhkan nilai-nilai kejujuran dan meningkatkan kemampuan refleksi atau mawas diri.

Instrumen penilaian diri dapat berupa lembar penilaian diri yang berisi BUTIR-BUTIR PERNYATAAN SIKAP POSITIF YANG DIHARAPKAN dengan kolom YA dan TIDAK atau dengan Likert Scale. Satu lembar penilaian diri

dapat digunakan untuk penilaian sikap spiritual dan sikap sosial sekaligus.

Tabel 6. Contoh Lembar Penilaian Diri Siswa

Nama : ……….

Kelas : ……….

Semester : ……….

Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau

“Tidak” sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

No. Pernyataan Ya Tidak

1. Saya selalu berdoa sebelum melakukan aktivitas.

2. Saya sholat lima waktu tepat waktu.

3. Saya tidak mengganggu teman saya yang beragama lain berdoa sesuai agamanya.

4. Saya berani mengakui kesalahan saya.

5. Saya menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu.

6. Saya berani menerima risiko atas tindakan yang saya lakukan.

7. Saya mengembalikan barang yang saya pinjam.

8. Saya meminta maaf jika saya melakukan kesalahan.

9 Saya melakukan praktikum sesuai dengan langkah yang ditetapkan.

10 Saya datang ke sekolah tepat waktu.

Hasil penilaian diri perlu ditindaklanjuti oleh guru dengan memfasilitasi peserta didik yang belum menunjukkan sikap yang diharapkan.

3) Penilaian antarteman

Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian yang dilakukan oleh seorang peserta didik (penilai)

terhadap peserta didik yang lain terkait dengan sikap/perilaku peserta didik yang dinilai. Sebagaimana penilaian diri, hasil penilaian antarteman dapat digunakan sebagai data konfirmasi. Selain itu penilaian antarteman juga dapat digunakan untuk menumbuhkan beberapa nilai seperti kejujuran, tenggang rasa, dan saling menghargai.

Instrumen penilaian antarteman dapat berupa lembar penilaian diri yang berisi butir-butir pernyataan sikap positif yang diharapkan dengan kolom melayani semua YA dan TIDAK atau dengan Likert Scale. Satu lembar penilaian diri dapat digunakan untuk penilaian sikap spiritual dan sikap sosial sekaligus.

Tabel 7. Contoh Format Penilaian Antarteman

Nama teman yang dinilai : ……….

Nama penilai : ……….

Kelas : ……….

Semester : ……….

Petunjuk:

Berilah tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak”

sesuai dengan keadaan kalian yang sebenarnya.

No. Pernyataan Ya Tidak

1. Teman saya selalu berdoa sebelum melakukan aktivitas.

2. Teman saya sholat lima waktu tepat waktu.

3. Teman saya tidak mengganggu orang yang berbeda agama ketika mereka sedang berdoa sesuai agamanya.

4. Teman saya berani mengakui kesalahannya.

No. Pernyataan Ya Tidak 5. Teman saya menyelesaikan tugas-tugas

tepat waktu.

6. Teman saya berani menerima risiko atas tindakan yang dia lakukan.

7. Teman saya mengembalikan barang yang dia pinjam.

8. Teman saya meminta maaf jika dia melakukan kesalahan.

9 Teman saya melakukan praktikum sesuai dengan langkah yang ditetapkan.

10 Teman saya datang ke sekolah tepat waktu.

Penilaian teman sebaya atau antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar pengamatan antar peserta didik. Penilaian teman sebaya dilakukan oleh peserta didik terhadap 3 (tiga) teman sekelas atau sebaliknya.

Tabel 8. Format penilaian teman sebaya (Likert scale)

No Pernyataan Skala

1 2 3 4 1. Teman saya berkata benar, apa

adanya kepada orang lain

2. Teman saya mengerjakan sendiri tugas-tugas sekolah

3. Teman saya menaati peraturan (tata-tertib) yang diterapkan

4. dsb...

5.

Keterangan :

1 = Sangat jarang 2 = Jarang 3 = Sering 4 = Selalu

Pada dasarnya teknik penilaian diri ini tidak hanya untuk aspek sikap, tetapi juga dapat digunakan untuk menilai kompetensi dalam aspek keterampilan dan pengetahuan.

b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan 1) Pengertian

Penilaian kompetensi pengetahuan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui penguasaan peserta didik yang meliputi pengetahuan faktual, konseptual, maupun prosedural serta kecakapan berpikir tingkat rendah hingga tinggi. Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik penilaian. Guru memilih teknik penilaian yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan dinilai. Penilaian dimulai dengan perencanaan yang dilakukan pada saat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Penilaian pengetahuan, selain untuk mengetahui apakah peserta didik telah mencapai KBM/KKM, juga untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan penguasaan pengetahuan peserta didik dalam proses pembelajaran (diagnostic). Hasil penilaian digunakan memberi umpan balik (feedback) kepada peserta didik dan guru untuk perbaikan mutu pembelajaran. Hasil penilaian pengetahuan yang dilakukan selama dan setelah proses pembelajaran dinyatakan dalam bentuk angka dengan rentang 0-100.

2) Teknik Penilaian Pengetahuan

Berbagai teknik penilaian pengetahuan dapat digunakan sesuai dengan karakteristik masing-masing KD.

Teknik yang biasa digunakan antara lain Tes Tulis, tes lisan, penugasan, dan teknik lain (misalnya: portofolio, observasi).

Dalam bentuk skema penilaian pengetahuan dapat ditunjukkan dengan Gambar 2 berikut.

Gambar 2. Skema Penilaian Pengetahuan

Adapun tujuan dari teknik-teknik penilaian pengetahuan yang biasa digunakan disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 9. Teknik Penilaian Pengetahuan

Teknik Bentuk Instrumen Tujuan Tes Tulis Benar-Salah,

Menjodohkan, Pilihan Ganda, Isian/Melengkapi, Uraian

Mengetahui penguasaan pengetahuan peserta didik untuk perbaikan proses pembelajaran dan/atau pengambilan nilai Tes Lisan Tanya jawab Mengecek pemahaman

peserta didik untuk perbaikan proses pembelajaran

Teknik Bentuk Instrumen Tujuan Penugasan Tugas yang

dilakukan secara individu maupun kelompok

Memfasilitasi penguasaan pengetahuan (bila diberikan selama proses

pembelajaran) atau mengetahui penguasaan pengetahuan (bila diberikan pada akhir pembelajaran) Portofolio Sampel pekerjaan

peserta didik terbaik yang diperoleh dari penugasan dan Tes Tulis

Sebagai (sebagian) bahan guru mendeskripsikan capaian pengetahuan di akhir semester

Berikut disajikan uraian mengenai pengertian, langkah-langkah, dan contoh kisi-kisi dan butir instrumen Tes Tulis, lisan, penugasan, dan portofolio dalam penilaian pengetahuan.

a) Tes Tulis

Tes Tulis adalah tes yang soal dan jawaban disajikan secara tertulis berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.

Untuk soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban singkat disediakan kunci jawaban. Untuk soal uraian disediakan kunci/model jawaban dan rubrik.

Tabel 10. Contoh Kisi-Kisi Tes Tulis

Nama Sekolah : SMALB Tanah Air Kelas/Semester : XI/I

Tahun Pelajaran : Mata Pelajaran : IPS No Kompetensi

Dasar Materi Indikator

Soal Bentuk

Soal Jml Soal

Contoh butir soal:

Jelaskan yang dimaksud dengan Letak Astronomis!

Tabel 11. Contoh penskoran Tes Tulis No.

Soal Kunci Jawaban Skor

1 Jepang mengalami kekalahan perang di wilayah Asia Pasifik.

1 Jepang mengalami kekalahan perang di wilayah Asia Pasifik.