• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hak Cipta 2016 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Hak Cipta 2016 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang"

Copied!
214
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Hak Cipta © 2016 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang

Disklaimer: Buku Panduan Guru IPS ini dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi pembelajaran mata pelajaran IPS pada SMALB Tunadaksa Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus. Pada hakikatnya Buku Panduan Guru ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Oleh karena itu, masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Ilmu Pengetahuan Sosial kelas XI SMA-LB/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.—Jakarta. 2016

viii, 204 hlm.: Ilus; 25 cm

Untuk SMALB Kelas XI Semester 1 dan 2 ISBN 978-602-358-418-5 (jilid lengkap) ISBN 978-602-358-420-8 (jilid 2)

I. Ilmu Pengetahuan Sosial

II. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Penyusun : Drs. Supriyanto, MM.

Penelaah : Dr. Sukamto, M.Pd., M.Si.

Layouter : Gangsar Pitoyo, S.Pd.

Penyelia Penerbitan : Pusat Kurikulum dan Pembelajaran

Diterbitkan oleh : Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Cetakan Ke-1, 2016

Disusun dengan huruf Bookman Old Style 12 pt Milik Negara

Tidak Diperdagangkan

(4)

KATA PENGANTAR

Pembelajaran IPS di SMALB Tunadaksa Kelas XI bertujuan memberikan wawasan kepada siswa tentang berbagai gejala sosial, melalui pemahaman konektivitas ruang dan waktu beserta aktivitas dan interaksi sosial yang ada di dalamnya. Keragaman kondisi yang dimiliki negara Indonesia merupakan potensi sumber daya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan penduduknya dalam dimensi ruang dan waktu serta ikatan konektivitas multi dimensi, sehingga masing-masing kondisi gejala beserta keunggulannya akan dapat berfungsi sebagai sumber daya pembangunan. Pembelajaran perlu diarahkan sampai membuat siswa menguasai pengetahuan dan keterampilan melalui pendekatan ilmiah (scientific), yang meliputi kegiatan-kegiatan: observing (mengamati), questioning (menanya), mengumpulkan informasi/

eksperimen, mengasosiasi/mengolah informasi, dan mengomunikasikan.

Bahkan tidak mustahil, jika mungkin bisa saja kegiatan dilanjutkan sampai menemukan (creating) sesuatu temuan yang bermanfaat untuk masyarakat.

Buku Panduan Guru IPS ini mengarahkan guru mendapatkan kemudahan dalam melaksanakan proses pembelajaran IPS, memiliki kemampuan serta keterampilan untuk melaksanakan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Dalam pembelajaran IPS, peran guru sangat penting untuk mengarahkan, sekaligus menjadi pendorong/motivator bagi aktivitas siswa dengan berbagai kegiatan yang dicontohkan dalam buku ini. Tentu, guru dapat memperkaya secara kreatif dalam bentuk- bentuk kegiatan lain yang relevan yang bersumber dari lingkungan alam, sosial, maupun budaya yang ada di sekitar siswa.

Buku Panduan Guru ini sangat terbuka, dan akan terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Untuk itu, pemerintah mengundang kritik, saran dan masukan yang berharga untuk perbaikan buku ini. Atas kontribusinya, diucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan kontribusi yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi “Indonesia Emas”

seratus tahun Indonesia Merdeka pada tahun 2045.

Jakarta, ………

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

BAGIAN I PETUNJUK UMUM ... 1

A. PEMBELAJARAN IPS ... 1

1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar IPS ... 2

2. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) ... 4

3. Karakter Pembelajaran IPS ... 7

4. Prinsip Pembelajaran IPS ... 8

5. Materi Pembelajaran ... 11

6. Pendekatan Model Pembelajaran IPS ... 12

7. Tahap-tahap Pembelajaran IPS ... 14

B. PENILAIAN PEMBELAJARAN IPS ... 19

1. Konsep Penilaian dalam Pembelajaran IPS ... 19

2. Karakteristik Penilaian Pembelajaran IPS ... 21

3. Teknik dan Instrumen Penilaian ... 22

a. Penilaian Kompetensi Sikap ... 22

b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan ... 30

c. Penilaian Kompetensi Keterampilan ... 35

4. Pengolahan Hasil Penilaian ... 42

a. Nilai Sikap Spiritual dan Sikap Sosial ... 42

b. Nilai Pengetahuan ... 44

c. Nilai Keterampilan ... 47

C. REMEDIAL DAN PENGAYAAN ... 49

1. Remedial ... 49

2. Pengayaan (Enrichment) ... 51

D. INTERAKSI DENGAN ORANG TUA ... 53

1. Interaksi Langsung ... 53

2. Interaksi Tidak Langsung ... 54

BAGIAN II PETUNJUK KHUSUS ... 55

BAB I KONDISI GEOGRAFIS DAN AKTIVITAS MANUSIA DALAM BIDANG EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA DI INDONESIA ... 55

(6)

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ... 55

B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI ... 56

C. PETA KONSEP ... 57

D. MATERI PEMBELAJARAN ... 57

E. KEGIATAN PEMBELAJARAN, PENILAIAN, REMEDIAL, PENGAYAAN, DAN INTERAKSI DENGAN ORANG TUA ... 58

1. Interaksi Antarwilayah di Indonesia ... 58

a. Kegiatan Pembelajaran ... 58

b. Penilaian ... 64

c. Remedial ... 67

d. Pengayaan ... 68

e. Interaksi dengan Orang Tua Peserta Didik ... 69

2. Kondisi Geografis Indonesia ... 70

a. Kegiatan Pembelajaran ... 70

b. Penilaian ... 73

c. Remedial ... 76

d. Pengayaan ... 76

e. Interaksi dengan Orang Tua Peserta Didik ... 77

3. Aktivitas Manusia pada Kondisi Geografis di Lingkungan Tempat Tinggal ... 78

a. Kegiatan Pembelajaran ... 78

b. Penilaian ... 79

c. Remedial ... 82

d. Pengayaan ... 82

e. Interaksi dengan Orang Tua Peserta Didik ... 83

4. Potensi Sumberdaya Alam dan Manusia di Lingkungan Tempat Tinggal ... 84

a. Kegiatan Pembelajaran ... 84

b. Penilaian ... 85

c. Remedial ... 87

d. Pengayaan ... 87

e. Interaksi dengan Orang Tua Peserta Didik ... 88

5. Hubungan antara Aktivitas Manusia dengan Kondisi Geografis Indonesia ... 89

a. Kegiatan Pembelajaran ... 89

b. Penilaian ... 91

(7)

c. Remedial ... 94

d. Pengayaan ... 95

e. Interaksi dengan Orang Tua Peserta Didik ... 95

BAB II AKTIVITAS MANUSIA DALAM MASA PENJAJAHAN, PERGERAKAN NASIONAL, SAMPAI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA ... 97

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ... 97

B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI ... 98

C. PETA KONSEP ... 98

D. MATERI PEMBELAJARAN ... 99

E. KEGIATAN PEMBELAJARAN, PENILAIAN, REMEDIAL, PENGAYAAN, DAN INTERAKSI DENGAN ORANG TUA ... 99

1. Kondisi Masyarakat Akibat Penjajahan bangsa Barat ... 99

a. Kegiatan Pembelajaran ... 99

b. Penilaian ... 102

c. Remedial ... 104

d. Pengayaan ... 104

e. Interaksi dengan Orang Tua Peserta Didik ... 105

2. Pergerakan Kebangsaan Indonesia Terutama Perlawanan terhadap Penjajahan Bangsa-bangsa Barat ... 106

a. Kegiatan Pembelajaran ... 106

b. Penilaian ... 109

c. Remedial ... 112

d. Pengayaan ... 112

e. Interaksi dengan Orang Tua Peserta Didik ... 113

3. Proklamasi Kemerdekaan dan Perjuangan Memperoleh Kemerdekaan ... 114

a. Kegiatan Pembelajaran ... 114

b. Penilaian ... 125

c. Remedial ... 125

d. Pengayaan ... 126

e. Interaksi dengan Orang Tua Peserta Didik ... 126

(8)

BAB III AKTIVITAS MANUSIA DALAM KELEMBAGAAN SOSIAL, EKONOMI, PENDIDIKAN, DAN BUDAYA

DI INDONESIA ... 127

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ... 127

B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI ... 128

C. PETA KONSEP ... 128

D. MATERI PEMBELAJARAN ... 129

E. KEGIATAN PEMBELAJARAN, PENILAIAN, REMEDIAL, PENGAYAAN, DAN INTERAKSI DENGAN ORANG TUA ... 129

1. Lembaga Sosial, Ekonomi, Pendidikan, dan Budaya bagi Masyarakat Indonesia ... 129

a. Kegiatan Pembelajaran ... 129

b. Penilaian ... 143

c. Remedial ... 145

d. Pengayaan ... 146

e. Interaksi dengan Orang Tua Peserta Didik ... 147

2. Perubahan Aktivitas Manusia dalam Lembaga Sosial, Ekonomi, Pendidikan, dan Budaya di Indonesia ... 148

a. Kegiatan Pembelajaran ... 148

b. Penilaian ... 153

c. Remedial ... 155

d. Pengayaan ... 156

e. Interaksi dengan Orang Tua Peserta Didik ... 157

BAB IV AKTIVITAS EKONOMI MASYARAKAT INDONESIA ... 159

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ... 159

B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI ... 160

C. PETA KONSEP ... 161

D. MATERI PEMBELAJARAN ... 161

E. KEGIATAN PEMBELAJARAN, PENILAIAN, REMEDIAL, PENGAYAAN, DAN INTERAKSI DENGAN ORANG TUA ... 162

(9)

1. Permintaan (Demand), Penawaran (Supply),

dan Pasar ... 162

a. Kegiatan Pembelajaran ... 162

b. Penilaian ... 180

c. Remedial ... 183

d. Pengayaan ... 183

e. Interaksi dengan Orang Tua Peserta Didik ... 184

2. Kegiatan Manusia dalam Bidang Ekonomi ... 185

a. Kegiatan Pembelajaran ... 185

b. Penilaian ... 188

c. Remedial ... 190

d. Pengayaan ... 191

e. Interaksi dengan Orang Tua Peserta Didik ... 191

3. Pelaku Kegiatan Ekonomi di Indonesia ... 192

a. Kegiatan Pembelajaran ... 192

b. Penilaian ... 195

c. Remedial ... 197

d. Pengayaan ... 198

e. Interaksi dengan Orang Tua Peserta Didik ... 199

DAFTAR PUSTAKA ... 200

PROFIL PENULIS ... 203

(10)

Buku Guru Mata Pelajaran IPS untuk SMALB Tunadaksa ini disusun sebagai panduan bagi guru dalam penggunaan Buku Siswa. Buku ini terdiri atas dua bagian utama. Bagian pertama berisi Panduan umum tentang pembelajaran IPS. Bagian kedua menguraikan pembelajaran IPS untuk setiap Bab, Subbab, dan Sub subbab, sesuai dengan Buku Siswa. Dengan Buku Panduan Guru ini, diharapkan guru mendapatkan kemudahan dalam pemahaman tentang cara membelajarkan, menilai, melakukan remedi, pengayaan, serta interaksi dengan orang tua siswa atau peserta didik. Buku Guru mata pelajaran IPS ini diharapkan dapat membantu guru dalam memfasilitasi pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), sehingga mampu mencapai Kompetensi yang diharapkan.

A. PEMBELAJARAN IPS

1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS SMALB Kelas XI

Mata pelajaran IPS dalam Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut.

Kompetensi Inti 1 (Sikap Spiritual)

1. Menerima, menghargai dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

BAGIAN I

PETUNJUK UMUM

(11)

Kompetensi Inti 2 (Sikap Sosial)

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

Keterangan:

- Pembelajaran sikap spiritual dan sikap sosial dilaksanakan secara tidak langsung (indirect teaching) melalui keteladanan, ekosistem pendidikan, dan proses pembelajaran pengetahuan dan keterampilan;

- Guru mengembangkan sikap spiritual dan sikap sosial dengan memperhatikan karakteristik, kebutuhan, dan kondisi peserta didik;

- Evaluasi terhadap sikap spiritual dan sikap sosial dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan berfungsi sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

KOMPETENSI INTI 3

(PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN) 3. Memahami pengetahuan

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian nyata dalam kehidupan

4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,

membaca, menghitung, menggambar, dan

mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain.

(12)

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR 3.1. Memahami aktivitas

manusia dalam aspek keruangan dan waktu, konektivitas antarruang, perubahan dan

keberlanjutannya pada aspek sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan dalam lingkup nasional.

4.1. Menceritakan aktivitas manusia dalam aspek keruangan dan waktu, konektivitas antarruang, perubahan dan

keberlanjutannya pada aspek sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan dalam lingkup nasional.

3.2. Memahami aktivitas manusia dalam

hubungannya dengan kondisi geografis di sekitarnya (dalam lingkup nasional).

4.2. Menceritakan aktivitas manusia dalam

hubungannya dengan lingkungan geografis tempat tinggalnya (dalam lingkup nasional).

3.3. Menjelaskan aktivitas manusia, perubahan dan keberlanjutannya pada masa pergerakan nasional sampai

proklamasi kemerdekaan Indonesia.

4.3. Menceritakan aktivitas manusia, perubahan dan keberlanjutannya pada masa pergerakan

nasional sampai

proklamasi kemerdekaan Indonesia.

3.4. Memahami kehidupan manusia dalam

kelembagaan sosial, ekonomi, pendidikan, dan budaya di

masyarakat sekitar (nasional).

4.4. Menceritakan kehidupan manusia dalam

kelembagaan sosial, pendidikan, ekonomi, dan budaya di

masyarakat sekitar (nasional).

3.5. Memahami aktivitas manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi (dalam lingkup nasional).

4.5. Menceritakan aktivitas manusia dalam dinamika interaksi dengan

lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi (dalam lingkup nasional).

(13)

2. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Untuk menetapkan Indikator Pencapaian Kompetensi ( I P K ) , pembelajaran IPS harus b i s a memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Penetapan IPK harus lebih diarahkan pada Higher Order Thinking Skills (HOTS).

Pembelajaran yang disajikan sebaiknya dapat memotivasi peserta didik untuk berpikir kritis, logis, dan sistematis sesuai dengan karakteristik IPS, serta memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS).

Anderson mengkategorikan tingkat berpikir seperti dalam Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Deskripsi Kemampuan Kognitif

KATEGORI DESKRIPSI

Mengingat

(Remember) Menyajikan fakta dari ingatan (mengenai fakta penting/recognizing; memanggil/recalling/retrieving) Memahami

(Understand)

Memaknai materi yang dipelajari dengan kata- kata/kalimat sendiri (interpretasi/interpreting, memberi contoh/illustrating,

mengklasifikasi/classifying/categorizing, meringkas/

summarizing/abstracting,menyimpulkan/concluding/

ektrapolating/interpolating, predicting, membandingkan/

comparing/contrasting/mapping/matching,

menjelaskan/constructing model e.g. cause-effect) Menerapkan

(Apply)

Melaksanakan (executing), menggunakan prosedur (implementing) untuk suatu situasi baru (melakukan, menerapkan)

HOTS

Menganalisis Mengelompokkan informasi/fenomena dalam bagian-bagian penting

(14)

Berdasarkan tingkat berpikir yang tercantum dalam Tabel 1 di atas, nampak adanya kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills = HOTS) yang harus dikuasai oleh peserta didik yaitu kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Oleh sebab itu, maka dalam pembelajaran, guru dianjurkan untuk mendorong peserta didiknya menguasai kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) dengan menyajikan pembelajaran yang variatif serta pemberian materi yang “tidak biasa” yang dikembangkan dari KD-KI 3 dan 4.

Contoh kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS).

a. Guru menugaskan peserta didik untuk menganalisis permasalahan yang disajikan melalui Lembar Kerja Siswa atau Lembar Kerja Peserta Didik (LKS/LKPD) berkaitan dengan materi Kondisi Geografis dan Aktivitas Manusia dalam Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya di Indonesia;

(Analyze) (differentiating/discriminating/focusing/selecting), menentukan keterkaitan antar komponen

(organizing/finding

coherence/integrating/outlining/structuring), menemukan pikiran pokok/bias/nilai penulis (attributing/deconstructing)

Mengevaluasi (Evaluate)

Menentukan apakah kesimpulan sesuai dengan uraian/fakta

(checking/coordinating/detecting/monitoring/testing), menilai metode mana yang paling sesuai untuk menyelesaikan masalah (critiquing/judging) Mencipta

(Create)

Merumuskan hipotesis (generating), merencanakan penelitian (planning/designing), menghasilkan produk baru (producing/ constructing)

(15)

b. Peserta didik menganalisis permasalahan tersebut melalui kegiatan diskusi kelompok, yang diawali dengan mengidentifikasi fakta, konsep, prosedur, dan atau metakognitif yang ditemukan dalam permasalahan;

c. Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi berkaitan dengan permasalahan yang disajikan dari berbagai sumber belajar, kemudian bersama kelompoknya mengolah data yang terkumpul untuk dianalisis sehingga menghasilkan rumusan penyelesaian masalah;

d. Melalui diskusi dan tanya jawab bersama kelompoknya, peserta didik melakukan evaluasi terhadap rumusan penyelesaian masalah yang diperolehnya;

e. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, kemudian membuat kesimpulan bersama;

f. Selama kegiatan berlangsung, guru melakukan pengamatan dan pendampingan.

Berbasis pada KD 1-5 untuk KI-3 dan KD 1-5 untuk KI-4, berikut diberikan contoh indikator pencapaian kompetensi mata pelajaran IPS kelas-XI sbb.:

Contoh:

Pada 3.2 Memahami aktivitas manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di sekitarnya (dalam lingkup nasional).

Indikator pencapaian kompetensi pengetahuan yang berkaitan dengan fakta adalah:

(16)

a. Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi keruangan di Indonesia;

b. Mengidentifikasi potensi sumber daya alam Indonesia;

c. Mengidentifikasi potensi sumber daya manusia Indonesia.

Indikator Pencapaian Kompetensi Pengetahuan yang berkaitan dengan konsep di antaranya adalah: berbagai pengertian atau definisi tentang iklim, rupa bumi, tata air, tanah, flora dan fauna, dsb.

Pengetahuan yang berkaitan dengan prosedur di antaranya adalah: menuangkan fakta ke dalam bentuk tabel/diagram/

peta seperti: kondisi geografis (letak dan luas, iklim, rupa bumi, tata air, tanah, flora dan fauna), potensi sumber daya alam serta potensi sumber daya manusia di Indonesia.

Sedangkan pengetahuan yang berkaitan dengan metakognitif di antaranya adalah: menjelaskan aktivitas manusia dalam bidang sosial, ekonomi, dan budaya (produksi, distribusi, konsumsi) kaitannya kondisi geografis di Indonesia;

3. Karakteristik Pembelajaran IPS

Berikut ini merupakan karakteristik pembelajaran IPS berbasis aktivitas.

Karakteristik pembelajaran IPS berbasis aktivitas a. interaktif dan inspiratif;

b. menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif;

c. kontekstual dan kolaboratif;

d. memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik; dan

(17)

e. sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

4. Prinsip Pembelajaran IPS

Prinsip pembelajaran IPS di antaranya adalah sebagai berikut:

a. peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;

b. peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;

c. proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;

d. pembelajaran berbasis kompetensi;

e. pembelajaran terpadu;

f. pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi;

g. pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif;

h. peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard skills dan soft skills;

i. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;

j. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);

k. pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;

l. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;

(18)

m. pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik; dan

n. suasana belajar menyenangkan dan menantang.

Karakteristik dan prinsip tersebut harus diaplikasikan oleh guru IPS dalam pembelajarannya disesuaikan dengan karaktristik kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik. Sebagai contoh, agar karakteristik pembelajaran kontekstual dan kolaboratif dapat terlaksana, maka guru harus dapat mengembangkan materi pembelajaran yang relevan dengan situasi dan kondisi lingkungan sekitar (kontekstual), serta dapat menciptakan kegiatan yang melibatkan peserta didik untuk dapat berkolaborasi antar sesamanya, misalnya kerja kelompok atau diskusi kelompok.

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka terjadi pergeseran paradigma terhadap prinsip pembelajaran yang digunakan, yaitu:

a. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik

(19)

mencari tahu;

b. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar;

c. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah;

d. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;

e. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;

f. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;

g. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;

h. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisik (hard skills) dan keterampilan mental (soft skills);

i. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat.

j. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);

k. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;

l. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas.

(20)

m. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan n. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang

budaya peserta didik.

5. Materi Pembelajaran IPS

Materi IPS meliputi perilaku sosial, ekonomi dan budaya manusia di masyarakat. Masyarakat merupakan sumber utama materi pembelajaran IPS. Aspek kehidupan sosial terkait dengan ruang tempat tinggalnya, baik menyangkut hubungan sosial, ekonomis, budaya, kejiwaan, sejarah, geografis maupun politis, sumbernya adalah masyarakat.

Adapun sumber materi IPS adalah:

a. Lingkungan geografis dan budaya meliputi segala aspek geografis dan antropologis dari lingkungan peserta didik yang terdekat sampai yang terjauh.

b. Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar.

c. Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar peserta didik sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas, yaitu negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya.

d. Kegiatan manusia, misalnya mata pencaharian, pendidikan, agama, produksi, komunikasi, dan transportasi.

(21)

Sementara Materi Pembelajaran IPS adalah:

a. Kondisi Geografis dan Aktivitas Manusia dalam Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya di Indonesia.

b. Aktivitas Manusia pada Masa Penjajahan, Pergerakan Nasional, sampai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

c. Aktivitas Manusia dalam Kelembagaan Sosial, Ekonomi, Pendidikan, dan Budaya di Indonesia.

d. Aktivitas Ekonomi Masyarakat Indonesia.

6. Pendekatan dan Model Pembelajaran IPS a. Pendekatan Pembelajaran IPS

Pembelajaran IPS harus disajikan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik/scientific), dan menggunakan model Problem Based Learning (PBL), Project Based Learning (PjBL), dan inquiry-discovery based learning.

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik secara aktif membangun konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengomunikasikan (5M). Ke-5 komponen tersebut merupakan pengalaman belajar dan sekaligus sebagai kompetensi yang harus dilatihkan secara terus menerus sehingga akan menghasilkan luaran yang menguasai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara komprehensif. Hal ini

(22)

akan mendorong setiap peserta didik untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat dan bersikap ilmiah dalam kehidupan. Kondisi ini dibangun oleh ekosistem pendidikan di sekolah melalui pembelajaran IPS yang berbasis aktivitas dan pendekatan keilmuan.

Pembelajaran dikembangkan dan diimplementasikan berdasarkan karakteristik mata pelajaran IPS dan karakteristik kompetensi dasar (KD mata pelajaran IPS). KD akan dicapai secara optimal melalui pemberian pengalaman belajar yang bervariasi (multimetode, multimedia, multisumber belajar, dan multijawab), sesuai dengan konteks dan keunggulan lokal, kebutuhan peserta didik, serta memperhatikan keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) sesuai dengan tuntutan kebutuhan kompetensi abad ke-21.

Guru IPS diberikan keleluasaan dalam mengembangkan pengalaman belajar atau pendekatan-pendekatan pembelajaran IPS yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran IPS, kompetensi, materi pelajaran IPS, dan kondisi wilayah/Indonesia.

Model-model pembelajaran (seperti problem based learning, project based learning, inquiry-discovery based learning) beserta sintaknya tetap dapat digunakan sesuai dengan karakteristik KD dan materi pembelajaran yang harus dicapai oleh peserta didik. Guru IPS diberikan ruang yang seluas- luasnya untuk menerapkan berbagai model pembelajaran lain seperti: Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning),

(23)

dan Pembelajaran Tematik Terpadu. Dengan kata lain, guru tidak disibukkan dengan penamaan pendekatan dan model pembelajaran yang digunakan, akan tetapi lebih menekankan pada variasi pengalaman-pengalaman belajar yang didapatkan oleh peserta didik.

7. Tahap-tahap Pembelajaran IPS

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilaksanakan melalui tiga tahap kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Ketiga tahap kegiatan ini dilaksanakan secara berurutan dan disesuaikan dengan karakteristik materi pembelajaran IPS.

a. Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

1) mengondisikan suasana belajar/kelas yang menyenangkan;

2) mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan sebelumnya berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan;

3) menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari;

4) menjelaskan garis besar cakupan materi pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan; dan

5) menjelaskan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.

(24)

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan pembelajaran berbasis keilmuan dengan mengedepankan prinsip Activity Based Learning, Resource Based Learning, serta Integrated Learning, yang disesuaikan dengan karakteristik IPS dan peserta didik. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan aktivitas yang membangun kemampuan sesuai dengan tuntutan kompetensi. Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan perkembangan sikap peserta didik pada kompetensi dasar dari KI-1 dan KI-2 antara lain mensyukuri karunia Tuhan, jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain, sebagaimana yang tercantum dalam silabus.

c. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup terdiri atas:

1) Kegiatan guru bersama peserta didik:

a) membuat rangkuman/simpulan pelajaran;

b) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan

(25)

c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

2) Kegiatan guru yaitu:

a) melakukan penilaian;

b) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan

c) menjelaskan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya.

Sekedar sebagai contoh penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dapat diperhatikan Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Contoh Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah pada Mata Pelajaran IPS.

FASE KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Kegiatan Pendahuluan

Fase 1

Orientasi peserta didik kepada masalah

Memberikan orientasi peserta didik pada permasalahan

tentang konektivitas/hubungan antarruang dan waktu

2. Kegiatan Inti

Fase 2

Mengorganisasikan peserta didik

Peserta didik dikelompokkan terdiri atas 2-3 orang sesuai kondisi kelas, kemudian

dilanjutkan dengan penayangan gambar, misalnya tentang “Badai di Australia”. Lalu, dilakukan tanya jawab singkat terkait dengan ruang dan waktu.

(26)

Fase 3 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok

Cari Bacaan dan diskusikan wacana tentang “Badai di Australia” dengan semua

anggota kelompok. Rundingkan secara baik untuk menentukan siapa yang bertanggungjawab menjelaskan bagian informasi yang tercermin dalam

pertanyaan yang ada

a. Pelaksanaan penyelidikan kelompok melalui: diskusi kelompok untuk memberikan kesempatan pada peserta didik saling mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati ataupertanyaan untuk mendapatkan

informasi tambahan tentang apa yang diamati (guru berkeliling memberikan bimbingan kelompok) b. Mengumpulkan informasi:

menjawab pertanyaan yang ada dalam kartu

permasalahan 1 s.d.6, serta mencatat semua informasi tentang fenomena badai di Australia dan dampaknya bagi Indonesia kegunaan prakiraan cuaca bagi kehidupan sosial, budaya dan ekonomi. Pertanyaan:

1) Jelaskan secara singkat tentang makna yang terjadi dalam wacana 2) Mengapa badai yang

terjadi di Australia dapat berdampak bagi

Indonesia?

3) Bagaimana cuaca dapat diamati oleh manusia?

(27)

4) Jelaskan manfaat cuaca bagi kehidupan sehari- hari (ekonomi, sosial dan budaya)

5) Adakah keterkaitan antara lapisan udara dengan peristiwa cuaca dan iklim, jelaskan!

6) Berdasarkan wacana, apakah dampak peristiwa yang ada bagi pertanian dan industri serta pariwisata?

Fase 4

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

a. Dilanjutkan dengan

mengasosiasikan/mengolah informasi tentang badai di Australia dan pengaruhnya bagi Indonesia yang sudah dikumpulkan dari kegiatan mengamati gambar dan menjawab pertanyaan yang ada untuk menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan

b. Mengembangkan dan menyajikan hasil

karya/mengkomunikasikan:

presentasi, menyampaikan hasil pengamatan dan penyusunan data dari hasil kerja kelompok tentang badai di Australia dan pengaruhnya bagi Indonesia serta

kegunaan prakiraan cuaca dalam kehidupan ekonomi, sosial dan budaya

(28)

Fase 5

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Menganalisis dengan cara melakukan refleksi:

mengundang salah satu

perwakilan peserta didik untuk menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 3. Kegiatan Penutup

4. a. Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat simpulan dan merangkum kegiatan pembelajaran b. Guru membimbing peserta

didik untuk mengevaluasi proses pemecahan masalah yang telah dilakukan.

c. Guru juga membimbing peserta didik untuk merefleksi seluruh aktivitas pembelajaran yang dilakukan. Refleksi dapat dikaitkan dan difokuskan pada perilaku ilmiah yang dapat terbentuk pada diri peserta didik melalui aktivitas

pembelajaran. Perilaku ilmiah tersebut seperti memiliki keingintahuan, obyektif; jujur;

teliti; cermat; tekun; hati-hati;

bertanggungjawab; terbuka;

kritis; kreatif; dan inovatif.

B. PENILAIAN PEMBELAJARAN IPS

1. Konsep Penilaian dalam Pembelajaran IPS

Penilaian dilakukan dengan cara menganalisis dan menafsirkan data hasil pengukuran capaian kompetensi peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Kurikulum 2013

(29)

merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang menekankan pembelajaran berbasis aktivitas yang bertujuan memfasilitasi peserta didik memperoleh sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini berimplikasi pada penilaian yang harus meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan baik selama proses (formatif) maupun pada akhir periode pembelajaran (sumatif).

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, menafsirkan, baik proses maupun hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk menentukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi yang telah ditentukan, keberhasilan proses pembelajaran, tingkat kesulitan belajar peserta didik, menentukan tindak lanjut pembelajaran, laporan hasil belajar peserta didik, dan pertanggungjawaban (accountability) terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. Penilaian proses pembelajaran IPS menggunakan pendekatan penilaian autentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik atau bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau layanan konseling. Selain itu,

(30)

hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen yang berupa: angket, observasi, catatan anekdot, dan refleksi.

2. Karakteristik Penilaian Pembelajaran IPS

a. Penilaian pembelajaran IPS mengacu pada ketuntasan KD Dalam pembelajaran IPS, ketuntasan penilaiannya dilakukan setelah tercapainya satu bab. Satu bab bisa terdiri atas beberapa KD. Setiap KD dalam satu bab tidak selalu memuat seluruh indikator, artinya satu KD baru tuntas setelah beberapa bab dipelajari. Oleh karena itu penilaian yang seharusnya dilakukan setiap KD, namun pelaksanaan pembelajarannya bisa berdasarkan bab.

b. Penilaian dikembangkan secara terpadu

Pengembangan instrumen penilaian untuk pembelajaran IPS secara terpadu mencakup aspek afektif, kognitif dan skill/keterampilan. Berbagai jenis, teknik dan bentuk penilaian yang variatif digunakan agar diperoleh informasi pencapaian kompetensi peserta didik yang obyektif, dan komprehensif.

3. Teknik dan Instrumen Penilaian

Teknik dan instrumen yang dapat digunakan untuk menilai kompetensi pada aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan adalah sebagai berikut.

(31)

a. Penilaian Kompetensi Sikap

Penilaian sikap dilakukan secara berkelanjutan dan komprehensif oleh guru mata pelajaran, guru bimbingan konseling, dan wali kelas dengan menggunakan observasi dan informasi lain yang valid dan relevan dari berbagai sumber. Informasi tersebut harus ditindaklanjuti oleh pendidik. Skema penilaian sikap dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.

Gambar 1. Skema penilaian sikap

Selain itu, penilaian diri dan penilaian antarteman dapat dilakukan dalam rangka pembinaan dan pembentukan karakter peserta didik, yang hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu data konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik. Skema penilaian sikap dapat dilihat pada gambar berikut.

(32)

1) Observasi

Instrumen yang digunakan dalam observasi berupa lembar observasi atau jurnal. Lembar observasi atau jurnal tersebut berisi kolom catatan perilaku yang diisi oleh guru mata pelajaran, wali kelas, dan guru BK berdasarkan pengamatan dari perilaku peserta didik yang muncul secara alami selama satu semester. Perilaku peserta didik yang dicatat di dalam jurnal pada dasarnya adalah perilaku yang sangat baik dan atau kurang baik yang berkaitan dengan indikator dari sikap spiritual dan sikap sosial.

Setiap catatan memuat deskripsi perilaku yang dilengkapi dengan waktu dan tempat teramatinya perilaku tersebut.

Catatan tersebut disusun berdasarkan waktu kejadian.

Tabel 3. dan Tabel 4. berturut-turut menyajikan contoh jurnal penilaian (perkembangan) sikap spiritual dan sikap sosial oleh wali kelas.

Tabel 3. Contoh Jurnal Perkembangan Sikap Spiritual

Nama Sekolah : SMALB Tanah Air Kelas/Semester : XI/I

Tahun Ajaran: 2015/2016

No Waktu

Nama Peserta

didik Catatan Perilaku Butir Sikap 1. 21/07/15 A... Tidak mengikuti sholat

Jumat yang

diselenggarakan di sekolah.

Ketakwaan

(33)

2 21/07/15 B... Mengganggu teman yang sedang berdoa sebelum makan siang di kantin.

Ketakwaan

3.

22/09/15 C... Mengajak temannya untuk berdoa sebelum

pertandingan sepakbola di lapangan olahraga

sekolah.

Ketakwaan

4. 18/11/15 D... Ikut membantu temannya untuk mempersiapkan perayaan keagamaan yang berbeda dengan agamanya di sekolah.

Toleransi beragama

5.. 13/12/15 E... Menjadi anggota panitia perayaan keagamaan di sekolah.

Ketakwaan

6. 23/12/15 F... Mengajak temannya untuk berdoa sebelum praktik memasak di ruang keterampilan.

Ketakwaan

Tabel 4. Contoh Jurnal perkembangan Sikap Sosial

Nama Sekolah : SMALB Tanah Air Kelas/Semester : XI/I

Tahun pelajaran : 2015/2016 No Tanggal Nama

Siswa Catatan Perilaku Butir Sikap 1. 12/07/15 A... Menolong orang lanjut usia

untuk menyeberang jalan di depan sekolah.

Kepedulian

2. 26/08/15 B... Berbohong ketika ditanya alasan tidak masuk sekolah di ruang guru.

Kejujuran

3. 25/09/15 C... Menyerahkan dompet yang ditemukannya di halaman sekolah kepada satpam sekolah.

Kejujuran

4. 07/09/15 D... Tidak menyerahkan surat izin tidak masuk dari orang tuanya kepada guru

Tanggung jawab

(34)

No Tanggal Nama

Siswa Catatan Perilaku Butir Sikap 5. 25/10/15 E... Terlambat mengikuti

upacara di sekolah.

Kedisiplinan 6. 15/12/15 F... Mempengaruhi teman untuk

tidak masuk sekolah.

Kedisiplinan 7. 08/12/15 G... Memungut sampah yang

berserakan di halam sekolah.

Kebersihan

8. 17/12/15 H... Mengkoordinir teman-teman sekelasnya mengumpulkan bantuan untuk korban bencana alam.

Kepedulian

Contoh format tersebut dapat digunakan untuk guru mata pelajaran dan guru BK.

Apabila catatan perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial dijadikan satu, perlu ditambahkan satu kolom KETERANGAN di bagian paling kanan untuk menuliskan apakah perilaku tersebut sikap SPIRITUAL atau sikap SOSIAL.

Tabel 5. Contoh Jurnal Perkembangan Sikap

Nama Sekolah : SMALB Tanah Air Kelas/Semester : XI/I

Tahun pelajaran : 2015/2016

No Waktu Nama Siswa

Catatan

Perilaku Butir Sikap Ket.

1. 21/07/15 A... Tidak mengikuti sholat Jumat yang

diselenggarakan di sekolah.

Ketakwaan Spiritual

2. 22/10/15 B... Menolong orang lanjut usia untuk

menyeberang jalan di depan sekolah.

Kepedulian Sosial

(35)

No Waktu Nama Siswa

Catatan

Perilaku Butir Sikap Ket.

3. 22/09/15 C... Mempengaruhi teman untuk tidak masuk sekolah.

Kedisiplinan Sosial

4. 22/09/15 D... Mengingatkan temannya untuk melaksanakan sholat Dzuhur di sekolah.

Toleransi

beragama Spiritual

5. 18/11/15 E... Ikut membantu temannya untuk mempersiapkan perayaan keagamaan yang berbeda dengan agamanya di sekolah.

Toleransi

beragama Spiritual

6. 13/12/15 F... Menjadi anggota panitia perayaan keagamaan di sekolah.

Ketakwaan Spiritual

7. 23/12/15 G... Memungut sampah yang berserakan di halam sekolah.

Kebersihan Sosial

2) Penilaian diri (self assessment)

Penilaian diri dalam penilaian sikap merupakan teknik penilaian terhadap diri sendiri (peserta didik) dengan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan sikapnya dalam berperilaku. Hasil penilaian diri peserta didik dapat digunakan sebagai data konfirmasi perkembangan sikap peserta didik. Selain itu penilaian diri peserta didik juga dapat digunakan untuk menumbuhkan nilai-nilai kejujuran dan meningkatkan kemampuan refleksi atau mawas diri.

Instrumen penilaian diri dapat berupa lembar penilaian diri yang berisi BUTIR-BUTIR PERNYATAAN SIKAP POSITIF YANG DIHARAPKAN dengan kolom YA dan TIDAK atau dengan Likert Scale. Satu lembar penilaian diri

(36)

dapat digunakan untuk penilaian sikap spiritual dan sikap sosial sekaligus.

Tabel 6. Contoh Lembar Penilaian Diri Siswa

Nama : ……….

Kelas : ……….

Semester : ……….

Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau

“Tidak” sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

No. Pernyataan Ya Tidak

1. Saya selalu berdoa sebelum melakukan aktivitas.

2. Saya sholat lima waktu tepat waktu.

3. Saya tidak mengganggu teman saya yang beragama lain berdoa sesuai agamanya.

4. Saya berani mengakui kesalahan saya.

5. Saya menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu.

6. Saya berani menerima risiko atas tindakan yang saya lakukan.

7. Saya mengembalikan barang yang saya pinjam.

8. Saya meminta maaf jika saya melakukan kesalahan.

9 Saya melakukan praktikum sesuai dengan langkah yang ditetapkan.

10 Saya datang ke sekolah tepat waktu.

Hasil penilaian diri perlu ditindaklanjuti oleh guru dengan memfasilitasi peserta didik yang belum menunjukkan sikap yang diharapkan.

3) Penilaian antarteman

Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian yang dilakukan oleh seorang peserta didik (penilai)

(37)

terhadap peserta didik yang lain terkait dengan sikap/perilaku peserta didik yang dinilai. Sebagaimana penilaian diri, hasil penilaian antarteman dapat digunakan sebagai data konfirmasi. Selain itu penilaian antarteman juga dapat digunakan untuk menumbuhkan beberapa nilai seperti kejujuran, tenggang rasa, dan saling menghargai.

Instrumen penilaian antarteman dapat berupa lembar penilaian diri yang berisi butir-butir pernyataan sikap positif yang diharapkan dengan kolom melayani semua YA dan TIDAK atau dengan Likert Scale. Satu lembar penilaian diri dapat digunakan untuk penilaian sikap spiritual dan sikap sosial sekaligus.

Tabel 7. Contoh Format Penilaian Antarteman

Nama teman yang dinilai : ……….

Nama penilai : ……….

Kelas : ……….

Semester : ……….

Petunjuk:

Berilah tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak”

sesuai dengan keadaan kalian yang sebenarnya.

No. Pernyataan Ya Tidak

1. Teman saya selalu berdoa sebelum melakukan aktivitas.

2. Teman saya sholat lima waktu tepat waktu.

3. Teman saya tidak mengganggu orang yang berbeda agama ketika mereka sedang berdoa sesuai agamanya.

4. Teman saya berani mengakui kesalahannya.

(38)

No. Pernyataan Ya Tidak 5. Teman saya menyelesaikan tugas-tugas

tepat waktu.

6. Teman saya berani menerima risiko atas tindakan yang dia lakukan.

7. Teman saya mengembalikan barang yang dia pinjam.

8. Teman saya meminta maaf jika dia melakukan kesalahan.

9 Teman saya melakukan praktikum sesuai dengan langkah yang ditetapkan.

10 Teman saya datang ke sekolah tepat waktu.

Penilaian teman sebaya atau antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar pengamatan antar peserta didik. Penilaian teman sebaya dilakukan oleh peserta didik terhadap 3 (tiga) teman sekelas atau sebaliknya.

Tabel 8. Format penilaian teman sebaya (Likert scale)

No Pernyataan Skala

1 2 3 4 1. Teman saya berkata benar, apa

adanya kepada orang lain

2. Teman saya mengerjakan sendiri tugas-tugas sekolah

3. Teman saya menaati peraturan (tata- tertib) yang diterapkan

4. dsb...

5.

Keterangan :

1 = Sangat jarang 2 = Jarang 3 = Sering 4 = Selalu

(39)

Pada dasarnya teknik penilaian diri ini tidak hanya untuk aspek sikap, tetapi juga dapat digunakan untuk menilai kompetensi dalam aspek keterampilan dan pengetahuan.

b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan 1) Pengertian

Penilaian kompetensi pengetahuan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui penguasaan peserta didik yang meliputi pengetahuan faktual, konseptual, maupun prosedural serta kecakapan berpikir tingkat rendah hingga tinggi. Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik penilaian. Guru memilih teknik penilaian yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan dinilai. Penilaian dimulai dengan perencanaan yang dilakukan pada saat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Penilaian pengetahuan, selain untuk mengetahui apakah peserta didik telah mencapai KBM/KKM, juga untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan penguasaan pengetahuan peserta didik dalam proses pembelajaran (diagnostic). Hasil penilaian digunakan memberi umpan balik (feedback) kepada peserta didik dan guru untuk perbaikan mutu pembelajaran. Hasil penilaian pengetahuan yang dilakukan selama dan setelah proses pembelajaran dinyatakan dalam bentuk angka dengan rentang 0-100.

(40)

2) Teknik Penilaian Pengetahuan

Berbagai teknik penilaian pengetahuan dapat digunakan sesuai dengan karakteristik masing-masing KD.

Teknik yang biasa digunakan antara lain Tes Tulis, tes lisan, penugasan, dan teknik lain (misalnya: portofolio, observasi).

Dalam bentuk skema penilaian pengetahuan dapat ditunjukkan dengan Gambar 2 berikut.

Gambar 2. Skema Penilaian Pengetahuan

Adapun tujuan dari teknik-teknik penilaian pengetahuan yang biasa digunakan disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 9. Teknik Penilaian Pengetahuan

Teknik Bentuk Instrumen Tujuan Tes Tulis Benar-Salah,

Menjodohkan, Pilihan Ganda, Isian/Melengkapi, Uraian

Mengetahui penguasaan pengetahuan peserta didik untuk perbaikan proses pembelajaran dan/atau pengambilan nilai Tes Lisan Tanya jawab Mengecek pemahaman

peserta didik untuk perbaikan proses pembelajaran

(41)

Teknik Bentuk Instrumen Tujuan Penugasan Tugas yang

dilakukan secara individu maupun kelompok

Memfasilitasi penguasaan pengetahuan (bila diberikan selama proses

pembelajaran) atau mengetahui penguasaan pengetahuan (bila diberikan pada akhir pembelajaran) Portofolio Sampel pekerjaan

peserta didik terbaik yang diperoleh dari penugasan dan Tes Tulis

Sebagai (sebagian) bahan guru mendeskripsikan capaian pengetahuan di akhir semester

Berikut disajikan uraian mengenai pengertian, langkah-langkah, dan contoh kisi-kisi dan butir instrumen Tes Tulis, lisan, penugasan, dan portofolio dalam penilaian pengetahuan.

a) Tes Tulis

Tes Tulis adalah tes yang soal dan jawaban disajikan secara tertulis berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.

Untuk soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban singkat disediakan kunci jawaban. Untuk soal uraian disediakan kunci/model jawaban dan rubrik.

Tabel 10. Contoh Kisi-Kisi Tes Tulis

Nama Sekolah : SMALB Tanah Air Kelas/Semester : XI/I

Tahun Pelajaran : Mata Pelajaran : IPS No Kompetensi

Dasar Materi Indikator

Soal Bentuk

Soal Jml Soal

(42)

Contoh butir soal:

Jelaskan yang dimaksud dengan Letak Astronomis!

Tabel 11. Contoh penskoran Tes Tulis No.

Soal Kunci Jawaban Skor

1 Jepang mengalami kekalahan perang di wilayah Asia Pasifik.

1 2 Pembentukan BPUPKI diperbolehkan dengan

tujuan rakyat Indonesia membantu Jepang dalam Perang Dunia ke-2.

2

3 Desakan kaum pergerakan Indonesia untuk

mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. 1

Skor Maksimum 4

Nilai:

x 100

b) Tes Lisan

Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara lisan dan peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara lisan.

Contoh pertanyaan pada tes lisan:

(1) Apa yang dimaksud dengan kerjasama antarnegara?

(2) Apa manfaat persaingan bebas?

(3) Bagaimana cara melihat perubahan sosial budaya suatu masyarakat?

c) Penugasan

Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur dan atau memfasilitasi peserta didik memperoleh atau meningkatkan pengetahuan. Penugasan untuk mengukur pengetahuan dapat dilakukan setelah

(43)

proses pembelajaran (assessment of learning). Sedangkan penugasan untuk meningkatkan pengetahuan diberikan sebelum dan atau selama proses pembelajaran (assessment for learning). Tugas dapat dikerjakan baik secara individu maupun kelompok sesuai karakteristik tugas yang diberikan.

Berikut ini contoh kisi-kisi tugas, contoh tugas, dan contoh pedoman penskorannya untuk mengukur pencapaian pengetahuan.

Tabel 12. Contoh Kisi-Kisi Tugas

Nama Sekolah : SMALB Tanah Air Kelas/Semester : XI/I

Tahun pelajaran : Mata Pelajaran : IPS

No. Kompetensi

Dasar Materi Indikator Teknik Penilaian 1. KD Pengetahuan

Memahami pengertian dinamika

interaksi manusia dengan

lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi.

Bencana alam

Siswa dapat mengidentifikasi jenis bencana alam yang terjadi di daerah tertentu dan menjelaskan cara

pencegahannya secara rinci.

Penugasan

Tabel 13. Contoh Pedoman Penskoran Tugas

No. Aspek yang dinilai Skor

1. Menjelaskan secara rinci jenis bencana alam yang

akan terjadi 0-2

2. Menjelaskan secara tepat sebab-sebab terjadinya bencana alam

0-3 3. Menjelaskan cara pencegahannya dengan tepat 0-3

4. Keruntutan bahasa 0-2

Skor maksimum 10

(44)

d) Portofolio

Portofolio merupakan kumpulan sampel karya terbaik peserta didik. Portofolio setiap peserta didik disimpan dalam suatu folder (map) dan diberi tanggal pengumpulan. Portofolio dapat disimpan dalam bentuk cetakan atau elektronik. Pada akhir semester kumpulan sampel karya tersebut digunakan sebagai sebagian bahan untuk mendeskripsikan pencapaian kompetensi secara deskriptif.

Berikut adalah contoh ketentuan dalam penilaian portofolio untuk pengetahuan:

(1) pekerjaan asli peserta didik;

(2) pekerjaan yang dimasukkan dalam portofolio disepakati oleh peserta didik dan guru;

(3) guru menjaga kerahasiaan portofolio;

(4) guru dan peserta didik mempunyai rasa memiliki terhadap dokumen portofolio;

(5) pekerjaan yang dikumpulkan sesuai dengan KD. Setiap pembelajaran KD dari KI-3 berakhir, pekerjaan terbaik dari KD tersebut (bila ada) dimasukkan ke dalam portofolio.

c. Penilaian Kompetensi Keterampilan 1) Pengertian

Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan untuk melakukan tugas tertentu di dalam berbagai macam konteks sesuai dengan

(45)

Penilaian Keterampilan

Kinerja

Proyek

Mengukur capaian pembelajaran berupa keterampilan proses dan/atau hasil (produk) Mengetahui

kemampuan siswa dalam

mengaplikasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu tugas dalam periode/waktu tertentu

Sampel karya siswa terbaik dari KD pada KI-4 untuk

mendeskripsikan capaian kompetensi keterampilan (dalam satu semester) Portofolio

indikator pencapaian kompetensi. Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain penilaian kinerja, penilaian proyek, dan penilaian portofolio. Teknik penilaian keterampilan yang digunakan dipilih sesuai dengan karakteristik KD pada KI-4.

2) Teknik Penilaian

Teknik penilaian keterampilan dapat ditunjukkan dengan Gambar 3 berikut.

Gambar 3. Teknik Penilaian Keterampilan

Berikut disajikan uraian singkat mengenai teknik- teknik penilaian keterampilan tersebut yang mencakup pengertian, langkah-langkah, dan contoh instrumen dan rubrik penilaian.

(46)

a) Penilaian Kinerja

Berikut ini contoh kisi-kisi penilaian kinerja, soal/tugas, pedoman penskoran

Tabel 14. Contoh Kisi-kisi Penilaian Kinerja

Nama Sekolah : SMALB Tanah Air Kelas/Semester : XI/I

Tahun pelajaran :

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial No. Kompetensi

Dasar Materi Indikator Teknik Penilaian

Tabel 15. Contoh Rubrik Penskoran Penilaian Kinerja No

. Aspek yang Dinilai Skor

0 1 2 3 4 1. Menyiapkan dan

merencanakan pengamatan 2. Melakukan pengamatan 3. Membuat laporan.

Jumlah

Skor Maksimum 9 (2+4+3)

Pada contoh penilaian kinerja, penilaian diberikan dengan memperhatikan baik aspek proses maupun produk.

Sebagaimana terlihat pada rubrik penilaian butir aspek yang dinilai, yaitu keterampilan peserta didik dalam menyiapkan alat dan bahan (proses), keterampilan peserta didik dalam melakukan uji asam/basa (proses), dan kualitas laporan (produk).

Guru dapat menetapkan bobot penskoran yang berbeda-beda antara aspek satu dan lainnya yang dinilai dengan memperhatikan karakteristik KD atau keterampilan

Gambar

Tabel 2. Contoh Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah pada Mata  Pelajaran IPS.
Gambar 1. Skema penilaian sikap
Tabel 3. dan Tabel 4. berturut-turut menyajikan contoh  jurnal  penilaian  (perkembangan)  sikap  spiritual  dan  sikap  sosial oleh wali kelas
Tabel 4. Contoh Jurnal perkembangan Sikap Sosial
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mekanisme kerja flavonoid berfungsi sebagai antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks terhadap protein extraseluler yang mengganggu keutuhan membran sel

Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses transaksi pada pergudangan koperasi robusta dan bagaimana merancang sebuah sistem untuk pergudangan

(4) Menyimpang dari ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1) dan Pasal 41 ayat (1), apabila terjadi pembayaran Manfaat Asuransi yang pengajuan klaim

Dari rumus di atas, maka dalam penelitian yang dilakukan dengan jumlah populasi sebanyak 102 orang petani porang yang telah memasarkan umbi porang ke pengumpul yang berada di

Pola dalam pengambilan manajemen telah dirumuskan dalam ketentuan yang baku dalam Sistem dan Prosedur (SISDUR) demikian pula dengan operasionalnya yang meliputi funding

V.3 Hasil Uji Reliabilitas untuk Kuesioner Tingkat Pengetahuan dan V.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di beberapa Apotek di Kecamatan

Pada umumnya produk kosmetik untuk krim pemutih dengan bahan herbal asam kojic yang merupakan produk yang paling sering digunakan untuk penggunaan topical

Mereka terdiri dari warga Kota Bandung yang setiap hari melintasi jalan utama Kota Bandung (Jalan Ir. Juanda – DAGO), masyarakat dan mahasiswa yang beribadah di Masjid Salman ITB