BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA
C. Materi Program Tebar Da’i
Dalam berdakwah biasanya terdapat materi yang disampaikan oleh da’i.
Materi adalah elemen yang sangat penting dalam dakwah, karena materi adalah pokok atau isi yang ingin disampaikan.
Materi dalam program tebar da’i ini sesuai dengan apa yang diajarkan
oleh baginda nabi Muhammad SAW yaitu ajaran tentang ketauhidan kepada Allah SWT.
“Pada dasarnya materi dakwah adalah seluruh ajaran Islam yang secara murni tertulis dalam Al-Qur’an dan diperjelas oleh Nabi Muhammad SAW
dalam Al-Hadits sebagai sumber utama materi dakwah”.16
Selain tauhid juga diajarkan ilmu fiqih, Al-qur’an, dan juga ilmu
akhlak.
“Jadi materinya seperti tauhid untuk memperbaiki keimanan mereka,
syariah dan hukum untuk memperbaiki ibadah mereka, Al-Qur’an supaya
mereka bisa mengaji dan yang terpenting adalah ilmu akhlak supaya mereka tertata dalam pergaulannya”.17
Keempat hal itulah yang diberikan oleh para da’i kepada pemulung dan
juga anak jalanan dalam program tersebut. Materi yang diberikan juga tidak terlampau sulit karena pengetahuan mereka tentang keislaman masih awam. Misalnya tauhid, yang diajarkan adalah tentang rukun Islam, rukun Iman dan juga rukun Ihsan. Ilmu fiqih seperti bagaimana caranya bersuci, sholat, zakat,
dan sebagainya. Ilmu Alqur’an yaitu seperti makharijul huruf dan tajwid. Ilmu
akhlak seperti bagaimana mereka harus bergaul dengan sesama dan orang yang lebih tua. Serta akhlak mereka terhadap sang pencipta yaitu Allah SWT.
Materi tentang fiqih dan Ilmu Al-quran biasanya lebih dikedepankan
16
Barmawy Umar, Azas-azas Ilmu Dakwah..., h. 57
17
da’i karena memang da’i igin memperbaiki kualitas ibadah mereka dan juga
memperbaiki cara membaca ayat suci Al-qur’an terlebih dahulu. Karena
dengan mengedepankan keduanya diharapkan juga menambah ketauhidan
mereka kepada sang pencipta yaitu Allah SWT. Dan menambah kecintaan
mereka terhadap rasulullah SAW.
Materi tentang ilmu akhlak dianggap sebagai penyempurna dalam
kehidupan keseharian mereka, tanpa ilmu akhlak cara bergaul mereka yang
biasanya memang kurang beradab bisa lebih diperbaiki.
Sehingga mereka mengetahui caranya bergaul dengan baik sesuai
dengan tuntunan baginda nabi muhammad SAW untuk selalu bergaul dengan
baik kepada sesama manusia, sebagaimana hadits nabi Muhammad SAW:
سح قلخب س نقلخ حح نسحل ء سل ءب نك ث ح ه ق ل
“Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada, dan iringilahperbuatan jelak dengan perbuatan baik kaena perbuatan baik akan menghapus perbuatan jelek, dan pergaulilah manusia dengan pergaulan yang baik” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini mengungkapkan bahwasanya kita harus mengiringi perbuatan
buruk kita dengan perbuatan yang baik, karena sebenarnya perbuatan yang baik
akan menghapus perbuatan perbuatan buruk yang kita lakukan. Dan juga dalam
bergaul kepada manusia kita harus menunjukkan akhlak yang baik. Dengan
akhlak yang baik maka manusia disekitar kita akan mengahargai kita
Waktu pemberian materi kepada mereka dimulai dari jam sembilan pagi
“Dari jam sembilan sampai jam dua belas siang dan dilanjutkan TPA pada sore harinya”.18
Dengan pemberian materi yang seperti di atas kepada mereka secara terus
menerus sehingga materi yang disampaikan akan selalu melekat pada diri mereka
dan juga kehidupannya.
“Dari tadinya kita gak bisa sama sekali baca Al’Qur’an jadi bisa, shalat
kita juga udah mulai rajin dan bermanfaat banget buat kita disini jadi tahu tentang
agama”.19
Dengan demikian materi dakwah sangatlah penting dalam penyampaian
dakwah, waktu tempat dan retorika da’i sangatlah diperlukan agar materi yang disampaikan mengena kepada mad’u
18
Wawancara Pribadi dengan Lina, Tanggal 25 November 2013
19
63
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tentang program tebar da’i pada komunitas pemulung dan anak jalanan
oleh yayasan MAI
Program tebar da’I adalah program yang digagas oleh yayasan
Media Amal Isalami untuk mengatasi problem komunitas pemulung dan anak jalanan dalam segi agama. Konsepnya yaitu memberikan mereka
pengetahuan tentang Islam melalui da’I yang terlebih dahulu diberikan
pembinaan. Metode dakwahnya yaitu mauidzah hasanah dan bentuk dakwahnya billisan.
Program tebar da’I pada komunitas pemulung dan anak jalanan bertujuan untuk menegakkan agama Islam di muka bumi dengan jalan ridho Allah. Dan juga keinginan untuk membina kaum bawah seperti pemulung dan anak jalanan yang dari segi pengetahuan tentang Islam sangat kurang. Merubah paradigma yang dibangun tentang agama.
2. Tentang Metode dan Materi
Adapun materi yang disampaikan oleh program tebar da’i yaitu
tentang tauhid, fiqih dan akhlak karena:
a. Ilmu Tauhid, dalam rangka untuk memperbaiki keimanan dan keislaman
b. Ilmu Fiqih, dalam rangka untuk memperbaiki ibadah, seperti sholat,
c. Ilmu Akhlak, dalam rangka untuk memperbaiki moral
d. ilmu Alqur’an, dalam rangka untuk meperbaiki kualitas membaca Al
-Qur’an
Metode yang digunakan program tebar da’i ini yaitu billisan dengan
ucapan, dan kata-kata yang mengandung pelajaran dari da’i. Memberikan humor-humor segar dan juga games dan kuis ceria. Dan juga mengajak
belajar di luar dengan membuat program menasik haji dan jalan-jalan ke
tempat rekreasi seperti kota tua.
B. Saran-saran
Setelah penulis mengurai kan beberapa kesimpulan tentang penulisan
skripsi ini, penulis ingin menyampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Kepada segenap pengurus Yayasan yang mempunyai tanggung jawab atas
perkembangan dakwah Islam, hendaknya senantiasa kreatif dalam
membina dan mengembangkan program yang telah dilaksanakan dan
dapat memegang teguh amanah yang diberikan.
2. Kepada program tebar da’i sebagai sebuah program yang mempunyai
peran yang sangat penting demi menegakkan agama Islam dan
mengemban amanah Allah SWT, hendaknya bisa istiqomah dalam
menyiarkan agama Islam dan berusaha terus membina kaum bawah seperti
komunitas pemulung dan juga anak jalanan.
3. Kepada para pemulung dan juga anak jalanan hendaknya mengamalkan
ilmu yang telah di pelajari karena ilmu itu adalah cahaya yang
4. Kepada seluruh kaum muslimin dan muslimat, jadilah manusia yang
berguna khususnya bagi agama, keluarga, masyarakat dan juga negara,
jadilah manusia yang selalu taat kepada perintah-perintah Allah SWT, dan
Rasul-Nya serta selalu menjauhi larangan-larangan Allah karena itu yang
66
Abdul Ajis, Jum’ah Amin . Fiqih Dakwah. Solo: Era Intermedia, 2000. Abidin ASS, Djamal. Komunikasi dan Bahasa Dakwah. Jakarta: Gema Insani
Press, 1996.
Achmad, Amrullah. Dakwah Islam dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: Prima Duta, 1983.
Al-Qahtani, Sa’id.Menjadi Da’I yang Sukses. Jakarta: Qisthi Press, 2006. Amin, Samsul Munir. Ilmu Dakwa.. Jakarta: AMZAH. 2009.
As Segaf, Husein. Pembangunan nasional Dakwah Bil Haal. Mimbar Ulama No. XV/ 159.
Effendi, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori da Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992.
Hasanudin. Manajemen Dakwah, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.
Irwanto dkk., Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus di Indonesia: Analisis Situa,. Jakarta: PKPM Unika Atma Jaya Jakarta. Departemen Sosial. UNICEF, 1999
Makarim, Chaidir Anwar. Pola Sebaran Pemulung dan Kegiatnnya di Jakarta Timur. Jakarta: Universitas Tarumanegara, 1990.
Moleong, Lexi J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.
Morissan. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Pranada Media Grup, 2008. Mubarrok, Achmad. Psikologi Dakwah. Jakarta: Pusaka Firdaus, 1999. Munir, M. Metode Dakwah. Jakarata: Kencana, 2003.
Munir, M. S. Ag, M.A., dkk.. Metode Dakwah. Jakarta: Kencana, 2006.
Purwadarminto, W.J.S.. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1987.
Rafi udin dan Maman Abdul Dzaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah. Bandung: Pustaka setia, 1997.
R. Ali Ridho, Badan Hukum dan Kedudukan Badan Perseroan. Yayasan Wakaf, Bandung: Alumni, 2001.
Sadhaly, Hasan. Yayasan Ensiklopedi Indonesia Edisi Khusus. Jakarta: PT. Ikhtiar Bara-Van hoeve, Jilid 7.
Syukir, Asmuni. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-ikhlas, 1983. Umar, Barmawy. Azas-azas Ilmu Dakwah. Solo: CV. Ramadhani, 1987.
Ya’kub, Hamzah. Publisistik Islam Teknik Dakwah dan Leadership. Bandung: Di Ponegoro, 1972.
Yunus, Mahmud. Kamus Besar Bahasa Arab Indonesia. Jakarta: Yayasan Penterjemah Al-Qur’an, 1973.
Wawancara Pribadi dengan Ustadz M. Nur. (Ketua Bidang Dakwah Yayasan Media Amal Islami), Tanggal 12 Novermber 2013.
Wawancara Pribadi dengan Lina (Anak Pemulung), Tanggal 25 November 2013. Http://ansharus.blog.ca, Tujuan dan Kegiatan Yayasan, (Diakses pada 13 Januari
2014).
Website: new.mediaamalislami.com. Facebook: Yayasan Media Amal Islami. Youtube: Yayasan MAI 2013.
Susunan Kepengurusan
Yayayasan Media Amal Islami (MAI)
Penasihat : Prof. Dr. Hamdan Zoelva, MH
Ir. H. Dicky Ahmad Gustyana
Pengurus
Ketua Umun : H. Aslih Ridwan, MA.
Wakil Ketua Umun : H. Muhammad Iqbal Siregar, M. Sos.I
Sekretaris Umum : Sigit Kuntoro, S.Pd.I
Bendahara Umum : Zhillan Shofandi
Kabid. Dakwah : M. Nur, A. Md.
Kabid. Pendidikan : Dzulfitri Sulaiman, S. Pd.I
Kabid. Asrama : Fathi Ihsan
Kabid. Fundrising : Ahmad Gaidha Banowati, S.Sos.I
SUSUNAN WAWANCARA DENGAN USTADZ M. NUR SELAKU KETUA BIDANG DAKWAH YAYASAN MAI
1. Siapa yang menggagas ide program tebar da’i?
2. Apa tujuan membuat program tebar da’i?
3. Bagaimana konsep program tebar da’i?
4. Ada berapa da’i yang ikut dalam program terbar da’i?
5. Bagaimana keadaan mad’u saat program tebar da’i dilaksanakan?
6. Berapa kuota mad’u yang terjaring dalam program tebar da’i sampai saat
ini?
7. Bagaimana tahapan program tebar da’i?
8. Apa metode yang dipakai dalam program tebar da’i?
9. Apa materi yang disampaikan da’idalam program tebar da’i?
10. Apa kesulitan yang dihadapi dalam program tebar da’i?
HASIL WAWANCARA DENGAN USTADZ M. NUR
T: Siapa yang menggagas ide program tebar da’i?
J: Program tebar da’i ini memang sudah menjadi agenda program tahunan, namun karena pembangunan asrama, maka program ini dilaksanakan cuma tidak
maksimal, tapi sekarang sudah selesai pembangunan makan kami mulai
memaksimalkan kembali program tebar da’i ini. Idenya memang sejak awal sudah
ada dan digagas oleh para pendahulu sehingga kami hanya melanjutkan estafeta
tersebut.
T: Apa tujuan membuat program tebar da’i??
J: Jadi program tebar da’i ini adalah karena Allah, dan yang kedua mengambil psositioning untuk membina kaum bawah maka sudah menjadi kemestian
melihat realitas umat yang tidak bisa ngaji, sholat, baca Al-qur’an dan
sebagainya.
T: Bagaimana konsep program tebar da’i?:
J: Jadi konsepnya itu menebar da’i ke pemulung dan anak jalanan se-DKI jakarta. Jadi targetnya itu anak-anak pemulung yang sudah terlibat dengan
MAI. Kita kan juga pernah mengadakan loomba da’i pemulung se-DKI . jadi
anak-anak yang sudah ada kontak dengan kita maka kita akan mengirim guru
yang mereka butuhkan. Tempatnya di lapak pemulung sedangkan yang di sini
T: Ada berapa da’i yang ikut dalam program terbar da’i?
J: Da’i yang ikut dalam program ini ada sekitar 1 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Mereka juga dibina dahulu agar siap terjuan dalam program ini.
T: Bagaimana keadaan pengetahuan agama mad’u pada saat program tebar da’i
dilaksanakan pertama kali?
J: Pada saat pertama kali program tersebut dijalankan mereka pure tidak tahu
apa-apa tentang pengetahuan agama, misalnya ibu-ibu kita suruh shalat pada
gak bisa , disuruh ngaji juga tidak bisa ada yang bisa tapi banyak yang enggak
bisa , anak-anaknya juga sama tidak bisa juga karena mereka kurag merasakan
lingkungan belajar, pendidikan, dan TPA . Agamanya padahal islam semua.
T: Berapa kuota mad’u yang terjaring dalam program tebar da’i sampai saat ini
J: Sampai sekarang jumlah mereka ada 65 anak-anak beserta ibunya, untuk
bapak-bapaknya kami berusaha untuk menjaringnya.
T: Bagaimana tahapan program tebar da’i?
J: Jadi kalau program tebar da’i ini untuk awalnya kita lebih banyak kegiatan
sosial lebih dahulu seperti dakwah bil hall. Karena mereka untuk sholat butuh
mukena butuh ini mereka tidak punya, terus yang pada sakit kita adakan
pengobatan gratis yang yatim kita santuni. Dari situ nanti kia ikat mereka, kita
ada pengajian kita kenalkan ada kegiatan, kita data mereka yang ikut kegiatan
dan setiap minggunya ada absen. Sehingga mudah melibatkan mereka dalam
setiap kegiatan.
T: Apa metode yang dipakai dalam program tebar da’i?
menysupinya dengan humor, kuis dan games ceria. Dan juga setiap tahun kita
mengadakan menasik haji sekaligus jalan-jalan ke tempat rekreasi seperti kota
tua supaya banyak yang tertarik.
T: Apa materi yang disampaikan da’i dalam program tebar da’i?
J: Bagi seoarang jadi materinya seperti tauhid untuk memperbaiki keimanan
mereka, syariah dan hukum untuk memperbaiki ibadah mereka, al-qura’an
supaya mereka bisa mengaji dan yang terpenting ilmu akhlak supaya mereka
tertata dalam pergaulannya.
T: Apa kesulitan yang dihadapi dalam program tebar da’i?
J: Jadi kesulitannya masalah komunikasi antar da’i dan pengurus ketika
dilapangan dan meyakinkan mereka yaitu pemulung dan anak jalanan untuk
terus istiqomah dalam kegiatan ini. Karena banyak kaum yang memang terus
berusaha memurtadkan mereka dengan berbagai cara
T: Apa harapan yang ingin dicapai dalam program tebar da’i?
J: Harapannya sih semoga program ini terus istiqomah dijalannya, dengan terus
membina kaum bawah .
Responden
Ustadz M. Nur
SUSUNAN WAWANCARA DENGAN SAUDARI LINA (ANAK PEMULUNG) SELAKU SANTRI YANG DIASUH OLEH YAYASAN MAI
DALAM PROGRAM TEBAR DAI
1. Sudah berapa lama dian diasuh oleh yayasan MAI?
2. Pengetahuan apa saja yang diberikan da’i dalam program tebar da’i?
3. Bagaimana da’i dalam memberikan pengetahuan agama kepada para santri?
4. Kakak dengar disini da’i nya ketika mengajar ada games ceria seperti apa
gamesnya?
5. Bagaimana perbedaan suasana belajar ketika berada di lapak dengan suasana
belajar di asrama?
6. Kapan saja waktu da’i memberikan pengajaran kepada para santri 7. Bagaimana kesan kalian sejak diberikan pengajaran oleh para da’i?
HASIL WAWANCARA DENGAN SAUDARI LINA
T: Sudah berapa lama dian diasuh oleh yayasan MAI? J: Sudah satu tahun lebih
T: Pengetahuan apa saja yang diberikan da’i dalam program tebar da’i?
J: Fiqih, Bahasa Arab, Akidah Akhlak, Al-Qur’an, Shalat dll.
T: Bagaimana da’i dalam memberikan pengetahuan agama kepada para santri?
J: Baik, kadang kalau lagi becanda-becanda waktunya serius, serius.
T: Kakak dengar disini da’i nya ketika mengajar ada games ceria seperti apa
gamesnya?
J: Gamesnya kaya tebak-tebakan, dan sambung surat gitu kak, misalnya ketika games tebak-tebakan da’i memberikan pertanyaan rebutan kepada kita. Kalau
sambung surat da’i menyebutkan potongan surat terus kita yang meneruskan T: Bagaimana perbedaan suasana belajar ketika berada di lapak dengan suasana
belajar di asrama?
J: Lebih nyaman klo disini soalnya lebih fokus aja, dan tidak ada gangguan
T: Kapan saja waktu da’i memberikan pengajaran kepada para santri? J: dari jam 9 sampai jam 12 siang dan dilanjutkan TPA di sore hari
T: Bagaimana kesan kalian sejak diberikan pengajaran oleh para da’i?
J: Menyenangkan kak, dari tadinya kita gak bisa sama sekali baca Al-Qur’an jadi bisa sholat kita juga udah mulai rajin dan bermanfaat banget buat kita disini jadi tau tentang agama
Responden
DOKUMENTASI
1. Asrama Yayasan MAI yang diperuntukkan untuk pemulung dan anak jalann
3. Ruangan Dapur Asrama Yayasan MAI
5. Ruangan yang dipakai da’i dalam program tebar da’i
6. Proses Pembinaan terhadap pemulung dan juga anak jalanan