• Tidak ada hasil yang ditemukan

Material/Bahan Bangunan

Dalam dokumen URAIAN PENDEKATAN METODOLIGI DAN PROGRAM (Halaman 37-43)

3. PEDOMAN PENGAWASAN PEKERJAAN 1Evaluasi Gambar Kerja

3.5 Material/Bahan Bangunan

1.Kontraktor harus mengajukan contoh material dan daftar tertulis kepada Pengawas untuk mendapat persetujuan tentang tempat asal/sumber dan macam bahan bangunan yang dipesan untuk digunakan dalam pekerjaan, yaitu : koral, split, pasir, besi beton, PC untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.

2.Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pengawas akan dipakai sebagai standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke lapangan.

3.Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh- contoh yang telah disetujui Pengawas.

4.Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor diwajibkan memberikan kepada Pengawas “certificate test” dari bahan-bahan besi dan portland cement dari produsen/pabrik.

5.Persyaratan bahan bangunan yang digunakan antara lain adalah : A. Portland cement :

 Semen yang digunakan harus semen Portland jenis I atau II atau V yang memenuhi Standard Semen Indonesia (NI-8-1964) dan ASTM C-150.

 Umur semen yang akan digunakan tidak boleh lebih dan 2

bulan.

 Semen yang telah menggumpal tidak boleh digunakan.

 Kadar alkali maksimum 0,40%.

B. Agregat :

 Agregat beton dapat berupa agregat hasil desintegrasi alami

atau buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu, tetapi agregat tersebut harus memenuhi test, standard laboratorium dan mempunyai gradasi yang memenuhi persyaratan ASTM 0-33. Agregat kasar harus mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous). Selain itu, agregat beton yang digunakan haruslah bersih, uncoated, keras dan terbebas dan lumpur, garam, partikel pipih dan material-material merusak lainnya seperti alkali, organik dan bahan-bahan lunak & ekspansif.

 Sumber-sumber pengambilan agregat terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. Kontraktor harus menyediakan sample agregat seberat 25 kg untuk setiap ukuran dari sumber pengambilan agregat yang akan digunakan untuk disetujui pengawas. Jika pengawas memandang perlu untuk mengadakan pemeriksaan di laboratorium, maka pemeriksaan tersebut sudah harus diperhitungkan di dalam penawaran.

 Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 20 mm

dan sesuai dengan ASTM Grade Size #67 (19,0 sampai 4,75 mm).

 Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dari bebas

dan bahan-bahan organik, tanah lempung dan sebagainya. C. Air :

 Air yang digunakan harus air tawar yang bersih, segar dan tidak mengandung minyak, asam, alkali, garam, dan bahan organik atau bahan lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan dan sesuai dengan pasal 3.6 P81 1971 dan pasal 9 PUBI – 1982.

 Apabila dipandang perlu, Pengawas dapat minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor. D. Baja tulangan :

 Besi beton harus bebas dari karat, sisik, oli, gemuk dan

kotoran-kotoran lain yang dapat mengurangi lekatannya pada beton dan harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1971.

 Baja tulangan harus mempunyai tanda standard SII dengan

ukuran sesuai dengan dokumen lelang.

 Kontraktor harus memberikan copy sertifikat dari pabrik mengenai kekuatan dan ukuran baja tulangan.

 Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan sertifikat dari laboratorium baik pada saat

pemesanan maupun secara periodik minimum masing-masing 2 (dua) contoh percobaan (stress strain) dan pelengkung untuk setiap 20 ton besi. Pengetesan dilakukan pada laboratorium-laboratorium yang disetujui oleh Pengawas.

E. Admixture :

 Untuk setiap penggunaan admixture yang dianggap perlu, Kontraktor diminta terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Pengawas mengenai hal tersebut.

 Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama

perdagangan admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.

 Admixture yang mengandung unsur clorida, flourida, ion sulfide, ion nitrat dan unsur-unsur lainnya yang dapat merusak bahanbahan beton dan tulangan baja tidak boleh digunakan pada pekerjaan ini.

 High-range water-reducing, jika diijinkan untuk digunakan, harus sesuai dengan persyaratan ASTM C494 type F atau G. 3.6Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan yang harus dilaksanakan kontraktor meliputi pekerjaan mobilisasi peralatan dan material, pemasangan papan nama proyek, pekerjaan pengukuran kembali (setting out). 3.6.1 Pekerjaan Mobilisasi Peralatan dan Material/Bahan

Kotraktor harus menyediakan semua peralatan, perlengkapan, lampu untuk penerangan, rambu-rambu pengamanan, pekerjaan sementara, suku cadang, tenaga kerja dan orang-orang termasuk segala sesuatau yang diperlukan untuk melaksana-kan pekerjaan dengan baik dan selalu siap selama pekerjaan berlangsung.

Pekerjaan persiapan ini juga menyediakan kantor lapangan untuk Kontraktor dan Direksi, barak untuk tempat tinggal karyawan

Kontraktor, lapangan untuk persiapan (work-yards), pengadukan beton (batch plant), bengkel, depot dan gudang. Kegiatan ini juga termasuk pekerjaan asembling dan pemuatan untuk transportasi peralatan di gudang pusat Kontraktor atau tempat dimana peralatan tersebut berada, pengangkutan dan pengiriman peralatan maupun material dan suku cadang ke lokasi pekerjaan, pembongkaran, pemasanga sehingga siap pakai semua peralatan, material dan suku cadang ke lokasi pekerjaan, pembongkaran, pemasangan sehingga siap pakai semua peralatan, material dan suku cadang termasuk segala sesuatu yang diperlukan untuk melakasanakan pekerjaan.

3.6.2 Papan Nama Proyek

Kontraktor berkewajiban memasang papan nama proyek di lokasi yang mudah terlihat, di sekitar jalan masuk lokasi pekerjaan. Papan nama proyek dipasang pada balok kayu dengan mutu yang baik, yang tertancap dalam tanah sehingga tidak bisa digerak- gerakkan atau diubah-ubah.

Papan nama proyek berisi informasi pekerjaan yang sedang dilaksanakan, meliputi :

 Nama dan nomor kontrak pekerjaan yang dilaksanakan.

 dentitas pemilik pekerjaan.

 Identitas pelaksana pekerjaan.

 Waktu pelaksanaan pekerjaan.

 Nilai pekerjaan yang dilaksanakan.

Papan nama proyek dibuat dari kayu dengan mutu yang baik, terbuat dari papan dengan ukuran tebal 3 cm, lurus dan diserut rata. Papan nama proyek dipasang tegak (tidak miring), tinggi sisi atas papan nama proyek harus sama satu dengan lainnya.

3.6.3 Pengukuran Kembali

Pengukuran kembali dimaksudkan untuk memastikan lokasi tapak pekerjaan serta situasi lokasi pekerjaan, agar didapat

gambaran yang jelas (dalam bentuk peta situasi) untuk pelaksanan pekerjaan.

A. Persyaratan

Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diharuskan untuk mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kepresisiannya.

Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Direksi Pengawas untuk dimintakan keputusannya.

Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya hanya dilakukan dengan alat-alat waterpas/theodolit yang ketepatannya dapat dipertanggungjawabkan.

Kontraktor harus menyediakan theodolit/waterpas beserta Petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Direksi Pengawas selama pelaksanaan pekerjaan/proyek.

Pengukuran sudut prisma atau benang secara azas segi tiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Direksi Pengawas.

Kontraktor harus memasang tugu patokan dasar (bench mark) sebagai titik acuan. Untuk patok pekerjaan, kontaktor juga harus memasang patok-patok penuntun dan papan dasar pelaksanaan. B. Tugu patokan dasar (bench mark)

Tugu patokan dasar dibuat dari beton berpenampang sekurang- kurangnya 20×20 cm, tertancap kuat kedalam tanah sedalam 1 meter dengan bagian yang menonjol diatas muka tanah sekurang- kurangnya setinggi 40 cm.

Letak dan jumlah patokan dasar ditentukan oleh Direksi Pengawas, minimal diperlukan 2 buah tugu patokan dasar.

Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Direksi Pengawas untuk membongkarnya.

Pada waktu pematokan (penetuan) peil dan setiap sudut-sudut tapak (perpindahan), Kontraktor wajib membuat shop drawing dahulu sesuai keadaan lapangan.

C. Papan dasar pelaksanaan (bouwplank) dan patok pekerjaan

Papan dasar pelaksanaan dipasang pada sepasang patok kayu ukuran 5/7 cm dengan mutu yang baik. Patok kayu tersebut tertancap dalam tanah dan tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah- ubah posisinya, dengan jarak satu sama lain maksimum 1,50 meter.

Papan dasar pelaksanaan/bouwplank dibuat dari kayu dengan mutu yang baik yang disetujui Direksi Pengawas, dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.

Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki lain oleh Direksi Pengawas.

Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari sisi luar lokasi pekerjaan.

Setelah selesai pemasangan papan dasar peleksanaan, Kontraktor harus melaporkannya kepada Direksi Pengawas.

3.7Pekerjaan Beton

Dalam dokumen URAIAN PENDEKATAN METODOLIGI DAN PROGRAM (Halaman 37-43)

Dokumen terkait