• Tidak ada hasil yang ditemukan

Material Handling

Dalam dokumen LAPORAN KP ANTAM.pdf (Halaman 60-63)

HASIL PENGAMATAN DAN KEGIATAN

4.5 Material Handling

Untuk alat angkut di bukit Cherokee didapat perolehan produktivitas sebesar 1628,49 ton/hari.

4.5 Material Handling

Material Handling merupakan departemen yang menyiapkan bijih yang nantinya akan menjadi umpan pabrik. Material handling mengambil bijih yang berada di transito dan melakukan blending. Sasaran mutu yang dipegang oleh material handling sebagai berikut :

Tabel 4.8

Sasaran Mutu Material Handling

Ni (%) Fe/Ni SiO2 Basicity MC (%)

FeNi II ≥ 1,8 ≤ 7,5 ≥ 38 ≥ 0,48 ≤ 34

FeNi III ≥ 1,8 ≤ 7,5 ≥ 38 ≥ 0,48 ≤ 34

Sumber : PT. ANTAM Tbk UBPN Sultra

Bijih yang diterima oleh material handling dari tambang beragam kadarnya, disini material handling bertugas meramu bijih tersebut agar dapat masuk kedalam sasaran mutu yang telah diberikan. Ore yang kadarnya besar tidak dilepaskan begitu saja kedalam pabrik, namun ore tersebut dicampur dengan ore yang meiliki kadar rendah, begitupun sebaliknya. Tujuannya adalah supaya dapat memaksimalkan ore yang didapat karena keheterogenan ore yang ditambang kadang tidak dapat dihindari.

Beberapa tumpukan kecil yang didapat dari tambang dan telah dites kadarnya melalui lab instrumen kemudian ditumpuk menjadi tumpukan yang besar dengan syarat apabila dicampur kadarnya masih memenuhi sasaran mutu yang diminta.

Setelah tumpukan besar yang berada di transito memenuhi sasaran mutu, ore pun dipindahkan ke stockyard pabrik, disini ore yang berasal dari pomalaa kembali dicampur dengan ore yang berasal dari luar seperti tanjung leppe (bukit Triton) namun tetap memiliki acuan dari sasaran mutu. Material Handling memiliki target dalam kadar Ni yaitu 1,85%. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi delusi dan menghindari penurunan nilai kadar Ni akibat material transfer.

Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014

61

Saat kadar Ni sudah memenuhi sasaran mutu maka ore pun dimasukan kedalam SOM (Shake Of Machine). SOM adalah semacam alat vibration screening berukuran 20 cm x 25 cm.

Sumber : Mine Production PT. ANTAM Tbk UBPN Sultra

Foto 4.15 Shake Of Machine

Pencampuran di SOM dilakukan oleh Wheel Loader. Rasio campuran dihitung dengan menggunakan bucket dari Wheel loader. Apabila blending menetapkan ore pomalaa berbanding ore leppe = 2 : 1, maka akan dimasukan kedalam SOM 2 bucket Wheel Loader ore Pomalaa dan 1 bucket Wheel Loader Ore leppe.

Selain kadar Ni terdapat beberapa parameter harus diperhatikan agar ore dapat diproses oleh pabrik karena apabila beberapa faktor tersebut berada diluar sasaran mutu akan menimbulkan dampak yang merugikan, antara lain :

1. Fe (%)

Apabila kadar Fe terlalu tinggi dapat menyebabkan aliran slag lebih cepat dan akan berbahaya. Apabila Fe terlalu rendah menyebabkan aliran slag melambat dan dapat berdampak pada saluran lebih lama menerima panas dari slag.

2. LOI (Lost Of Ignition / kandungan kristal air)

LOI merupakan kandungan air yang terdapat dalam ikatan senyawa yang tebentuk secara alamiah. Kandungan air tersebut harus dihilangkan karena dapat terjadi letupan hingga ledakan dalam furnace apabila kandungan air terlalu tinggi

Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014

62

3. MC (Moisture Content)

Kandungan MC yang tinggi akan membuat keadaan ore menjadi lengket, dampaknya conveyor menjadi berat dan tidak lancar. Pada dinding kiln ore yang lengket akan menumpuk pada dinding dan lama kelamaan dapat membatu sehingga menghambat kinerja kiln.

4. Basicity

Basicity adalah perbandingan unsur basa dalam hal ini (CaO + MgO) dengan unsur asam (SiO2). Basicity berfungsi untuk menjaga dinding furnace yang terbuat dari bata yang mengandung unsur basa. Basicity melapisi dinding furnace dan menjaga agar karakteristik dinding tersebut netral, apabila Basicity terlalu rendah maka suasana dinding kiln akan menjadi asam dan dapat semakin menipis ketebalannya.

Setelah material ore melewati SOM, ore yang undersize akan jatuh ke bawah SOM dan ore yang oversize akan disingkirkan dengan tongkat untuk kemudia dimasukan kedalam crusher. Dibawah SOM terdapat belt conveyor yang membawa bijih kedalam Rotary Dryer (RD). SOM harus selalu menyuplai kebutuhan ore di dalam RD selama 24 jam. Oleh karena itu SOM bekerja 24 jam dengan pembagian 3 shift @8 jam.

Setiap FENI plant memiliki SOM masing-masing, SOM yang paling besar terdapat di FENI plant 3. Dengan menyuplai kebutuhan RD sebesar 130 ton/jam selama 24 jam.

Sumber : PT. ANTAM Tbk UBPN Sultra

Foto 4.16 Belt Conveyor

Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014

63

Selain mengurusi segala sesuatu tentang umpan pabrik, departemen material handling juga bertanggung jawab akan agregat plan (produk lain) yang mengurusi tentang penghancuran slag, penghancuran boulder nikel dan penghancuran batu kapur (crushing limestone).

Slag treatment adalah suatu unit yang bertanggung jawab dalam pengolahan slag DS menjadi pasir metal. Slag yang berasal dari pemurnian akan dibawa ke slag treatment karena slag tersebut masih mengandung nikel yang cukup tinggi. Oleh karena itu, slag yang berbentuk bongkahan- bongkahan besar akan dihancurkan menjadi pasir-pasir metal. Apabila pasir tersebut lekat ke magnetic separator, maka pasir tersebutlah yang merupakan pasir metal, jika tidak maka hanya menjadi pasir biasa. Pasir metal ini akan dibawa ke pabrik sebagai umpan furnace 2.

4.6 Quality Control

Quality control merupakan satuan kerja pada PT Antam Tbk. UBPN Sultra yang akan menangani dan bertanggung jawab mengenai kualitas ore. Quality control akan memberikan treatment pada ore hasil produksi tambang. Quality control juga akan memberikan sasaran mutu kepada satuan kerja material handling sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan pabrik FeNi.

Quality control memiliki beberapa departemen kerja yang bekerjasama dalam proses pengendalian mutu ore. Departemen tersebut ialah :

4.6.1 Sample Preparation

Dalam proses pengendalian mutu satuan kerja quality control melakukan pengambilan sample untuk diketahui perubahan kadar dari setiap material movement-nya. Sample diambil dari beberapa proses kegiatan penambangan sampai pengolahan. Hal tersebut dilakukan demi memantau kadar ore yang diinginkan. Perubahan yang terjadi sangat sulit untuk dihindari namun analisa perubahan kadar tersebut akan membantu menghindari dilusi yang tidak diinginkan.

Dalam dokumen LAPORAN KP ANTAM.pdf (Halaman 60-63)

Dokumen terkait