Materi di bidang Substantif yaitu tes menyangkut pemahaman PNS (Pegawai) mengenai visi dan misi dari suatu organisasi (Departemen Kehutanan). Peserta ujian dinas harus mendapat skor diatas nilai minimal ( 40), karena bobotnya untuk materi tersebut 8 % .
KI SI -KI SI MATERI PENGETAHUAN SUBTANTI FSEBAGAI BERI KUT:
Kehutanan adalah system pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan, Kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
Tata Hutan adalah kegiatan rancang bangun unit pengelolaan hutan, mencakup kegiatan pengelompokan sumber daya hutan sesuai dengan tipe ekosisten dan potensi yang terkandung didalamnya dengan tujuan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat secara lestari.
Pemanfaatan Hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan hutan, memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan kayu serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu serta optimal dan adil untuk kesejahteraan masyarakat.
Pemanfaatan Kaw asan hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan ruang tumbuh sehingga diperoleh manfaat lingkungan, manfaat sosial dan mafaat ekonomi secara optimal dengan tidak mengurangi fungsi utamanya.
Hutan mempunyai 3 fungsi yaitu fungsi konservasi, lindung dan produksi.
Pemerintah menetapkan hutan berdasarkan fungsi pokoknya yaitu hutan konservasi, hutan lindung dan hutan produksi
I zin usaha pemanfaatan kaw asan yang selanjutnya disingkat I UPK adalah izin usahayang diberikan untuk memanfaatkan kawasan pada hutan lindung dan / atau hutan produksi.
I zin usaha pemanfaatan jasa lingkungan yang selanjutnya disingkat I UPJL adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan jasa lingkungan pada hutan lindung dan/ atau hutan produksi.
I zin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu yang selanjutnya disingkat I UPHHK dan / atau izin usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu yang selanjutnya disebut I PHHBK adalahizin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dan/ atau bukan kayu dalam hutan alam pada hutan produksi melalui kegiatan pemanenan atau penebangan, pengayaan, pemeliharaan dan pemasaran.
I UPHHK restorasi ekosistem dalam hutan alam adalah izin usaha yang diberikan untuk membangun kawasan dalam hutan alam pada hutan produksi yang memiliki ekosistem penting sehingga dapat dipertahankan fungsi dan keterwakilannya melalui kegiatan pemeliharaan, perlindungan, dan pemulihan ekosistem hutan termasuk penanaman, pengayaan, penjarangan, penangkaran satwa, pelepasliaran flora dan fauna untuk mengembalikan unsur hayati (flora & Fauna) serta unsur non hayati tanah, I klim dan
topografi) pada suatu kawasan kepada jenis asli, sehingga tercapai keseimbangan hayati dan ekosistemnya.
I zin pungutan hasil hutan kayu yang selanjutnya disingkat I PHHK adalah izin untuk mengambil hasil hutan berupa kayu pada hutan produksi melalui kegiatan pemanenan, pengangkutan, dan pemasaran untuk jangka waktu dan volume.
Sistem silvikultur adalah sistem budidaya hutan atau sistem teknik bercocok tanaman hutan mulai dari memilih benih atau bibit, menyemai, menanam, memelihara tanaman dan memanen.
Hutan Hak adalah hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas tanah.
Hutan Kemasyarakatan adalah hutan negara yang pemanfaatan utamanya ditujukan untuk memberdayakan masyarakat.
Hutan desa adalah hutan negara yang belum dibebani izin/ hak yang dikelola oleh desa dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan desa.
I uran izin usaha pemanfaatan hutan yang selanjutnya disingkat I I UPH adalah pungutan yang dikenakan kepada pemegang izin usaha pemanfaatan hutan atas suatu kawasan hutan tertentu.
Provisi sumber daya hutan yang selnjutnya disingkat PSDH adalah pungutan yang dikenakan kepada pemegang izin sebagai pengganti nilai intrinsik dari hasil hutan yang dipungut dari hutan negara.
Dana reboisasi yang selanjutnya disingkat DR adalah dana yang dipungut dari pemegang I UPHHK dalam hutan alam pada hutan produksi untuk mereboisasi dan merehabilitasi hutan.
Penetapan kaw asan hutan dengan tujuan khusus, diperlukan untuk kepentingan umum seperti penelitian dan pengembangan, pendidikan dan latihan, regili dan budaya.
Kegiatan pengukuhan kawasan hutan dilakukan melalui proses penunjukan kawasan hutan, penataan batas kawasan hutan, pemetaan kawasan hutan dan penetapan kawasan hutan.
Rehabilitasi hutan dan lahan dimaksud untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas, dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga.
Rehabilitasi hutan dan lahan diselenggarakan melalui kegiatan Reboisasi, penghijauan, pemeliharaan, pengayaan tanaman atau penerapan teknik konservasi tanah secara vegetatif dan sipil teknis, pada lahan kritis dan tidak produktif.
Penyelenggaran rehabilitasi hutan dan lahan dilaksanakan berdasarkan kondisi spesifik biofisik yang pelaksanaanya diutamakan melalui pendekatan partisipatif dalam rangka mengembangkan potensi dan memberdayakan masyarakat.
Reklamasi hutan meliputi usaha untuk memperbaiki atau memulihkan kembali lahan dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan peruntukannya.
Penyelenggara perlindungan hutan dan konservasi alam bertujuan menjaga hutan, kawasan hutan dan lingkungan agar fungsi lindung, konservasi, dan produksi tercapai secara optimal dan lestari.
Perlindungan hutan pada hutan negara dilaksanakan oleh Pemerindan dan pada hutan hak dilakukan oleh pemegang haknya.
Pemegang hak atau izin bertanggung jawab atas terjadinya kebakaran hutan di areal kerjanya.
Setiap orang yang diberikan izin usaha pemanfaatan kawasan hutan dilarang melakukan kegiatan yang menimbulkan kerusakan hutan, mengerjakan dan atau menggunakan dan atau menduduki kawasan hutan secara tidak sah, merambah kawasan hutan, dan melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan dengan radius atau jarak sampai dengan :
• 500 (lima ratus) meter dari tepi eaduk atau danau
• 200 (dua ratus) meter dari tepi mata air kiri kanan sungai di daerah rawa.
• 100 (seratus) meter dari kiri kanan tepi sungai
• 50 (lima puluh) meter dari kiri kanan tepi anak sungai
• 2 (dua) kali kedalaman jurang dari tepi jurang
• 130 (seratus tiga puluh) kali selisih pasang tertinggi dan pasang terendah dari
tepi sungai
Kesatuan pengelolaan hutan selanjutnya disingkat KPH adalah wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi dan peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisen dan lestari. Sesuai dengan PP Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan. Kesatuan Pemangukuan Hutan mempunyai tugas dan fungsi :
1. menyelenggarakan pengelolaan hutan yang meliputi : a. tata hutan dan penyusunan rencana penglolaan hutan;
b. pemanfaatan hutan;
c. pengguna kawasan hutan;
d. rehabilitasi hutan dan reklamasi; dan e. perlindungan hutan dan konservasi alam.
2. menjabarkan kebijakan kehutanan nasional, provinsi dan Kabupaten/ kota bidang
kehutanan untuk diimplementasikan;
3. melaksanakan kegiatan pengelolaan hutan diwilayahnya mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan serta pengendalian.
4. melaksanakan pemantauan dan penilaian atas pelaksanaan kegiatan pengelolaan hutan diwilayahnya.
5. membuka peluang investasi guna mendukung tercapainya tujuan pengelolaan hutan. Kegiatan tata hutan di KPH terdiri dari :
1. Tata batas;
2. inventarisasi hutan;
3. pembagian ke dalam blok atau zona; 4. pembagian petak dan anak petak; dan
5. pemetaan.
Rencana pengelolaan hutan dibagi menjadi 2 ( dua) yaitu :
1. Rencana pengelolaan hutan jangka panjang memuat unsur-unsur sebagai berikut a. tujuan yang akan dicapai KPH
c. strategi serta kelayakan pengembangan pengelolaan hutan, yang meliputi tata hutan, pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan, dan perlindungan hutan dan konservasi alam.
2. Rencana pengelolaan jangka pendek memuat unsur-unsur sabagai berikut:
a. tujuan pengelolaan hutan jangka pendek dalam skala KPH yang bersangkutan; b. evaluasi hasil rencana jangka pendek sebelumnya;
c. target yang akan dicapai; d. basis data dan informasi;
e. kegiatan yang akan dilaksanakan; f. status neraca sumber daya hutan;
g. pemantauan evaluasi, dan pengendalian kegiatan; dan h. partisipasi para pihak.
Pemanfaatan kaw asan pada hutan lindung melalui kegiatan :
1. budidaya tanaman obat; 2. budidaya tanaman hias;
3. budidaya jamur; 4. budidaya lebah;
5. penangkaran satwa liar; 6. rehabilitasi satwa ; atau
7. budidaya hijauan makanan ternak.
Kegiatan usaha pemanfaatan kaw asan pada hutan lindung dilakukan dengan ketentuan:
1. tidak mengurangi, mengubah atau menghilangkan fungsi utamanya; 2. pengolahan tanah terbatas;
3. tidak menimbulkan dampak negatif terhadap biofisik dan sosial ekonomi; 4. tidak menggunakan peralatan mekanis dan alat berat; dan/ atau
5. tidak membangun sarana dan prasarana yang mengubah bentang alam.
I stilah - istilah kehutanan:
1. Agroforestry adalah bentuk pemanfaatan lahan yang dapat memenuhi kebutuhan
petani, rimbawan, dan / atau peternak.
2. Appendix I CI TES adalah golongan jenis tumbuhan dan satwa yang dianggap sangat
langka sehinga pemanfaatannya harus diawasi secara ketat hanya untuk keperluan tertentu seperti konservasi, pendidikan dan ilmu pengetahuan serta bukan untuk kepentingan komersial, kecuali bila berasal dari penangkaran.
3. Appendix I I CI TES adalah golongan jenis tumbuhan dan satwa yang dianggap langka tetapi masih dapat dimanfaatkan seraca terbatas antara lain dengan penjatahan (quota) dan pengawasan.
4. Appendix I I I CI TES adalah golongan jenis tumbuhan dan satwa yang dianggap langka untuk geografi atau negara tertentu, sehingga ekspor spesimen dari negara atau kawasan tersebut harus diperlukan seperti jenis-jenis yang tergolong dalam Appendix I
5. Areal buru adalah areal di luar taman buru dan kebun buru (dapat berupa hutan
lindung, hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap, hutan produksi yang dapat dikonservasi, tanah negara lainnya dan tanah milik) yang di dalamnya terdapat satwa buru, yang dapat diselenggarakan perburuan.
6. Cagar alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai
kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang diperlukan dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami.
7. CI TES (Convention on I nternational Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna) adalah konvensi internasional yang bertujuan untuk membentuk sistem pengendalian perdagangan tumbuhan dan satwa langka dan terancam punah serta produk-produknya secara I nternasional.
8. Dendrologi adalah salah satu cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri
tumbuhan, anatomi, fisiologi,sitologi, embryologi, genetika, fitogeografi, palaenologi, evolusi, sosiologi, dan mikroteknik.
Dendrologi adalah ilmu yang mempelajari Klasifikasi, Tata Nama dan I dentifikasi Tumbuhan.
9. Habitat adalah lingkungan tempat tumbuhan atau satwa dapat hidup dan
berkembangbiak secara alami.
10. Hak pengusahaan hutan adalah hak untuk pengusaha hutan di dalam suatu kawasan
hutan yang meliputi kegiatan-kegiatan penebangan kayu, permudaan dan pemeliharaan hutan, pengolahan dan pemasaran hasil hutan sesuai dengan Rencana Pengusahaan Hutan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku serta berdasarkan azas kelestarian hutan dan azas perusahaan.
11. Hasil hutan adalah benda-benda hayati, non hayati dan turunannya serta jasa yang
berasal dari hutan.
12. Hutan adalah suatu kesatuan ekositem berupa hamparan lahan berisi sumber daya
alam hayati yang didominasi pepehonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
13. Hutan adat adalah hutan negara yang berada dalam wilayah masyarakat hukum adat.
14. Hutan hak adalah hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas tanah.
15. Hutan negara adalah hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak atas
tanah.
16. Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi
hasil hutan.
17. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh
pemerintah untuk dipertanahkan keberadaannya sebagai hutan tetap.
18. Kawasan konservasi adalah kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan Suaka Alam,
Kawasan Pelestarian Alam, taman buru dan hutan lindung.
19. Kawasan Pelestarian adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik didarat maupun diperairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa serta pemanfaatan serta lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
20. Kawasan Suaka Alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyagga kehidupan.
21. Kebun buru adalah lahan di luar kawasan hutan yang diusahakan oleh badan usaha
dengan sesuatu atas hak, untuk kegiatan perburuan.
22. Klimatologi adalah ilmu atmosfir, yaitu keterangan dan penjelasan mengenai peredaran cuaca dab unsur-unsur atmosfir dalam jangka pendek dan panjang.
23. Konservasi di dalam kawasan atau konservasi kawasan (in-situ konservasi) adalah
suatu upaya yang dilakukan melalui pengawetan jenis tumbuhan dan / atau satwea di dalam habitat aslinya dengan tujuan untuk menjaga keutuhan dan keaslian jenis tumbuhan dan satwa beserta proses ekosistemnya agar berjalan secara alami.
24. Konservasi di luar kawasan atau konservasi tumbuhan dan satwa liar ( ex-situ
konservasi) adalah suatu upaya yang dilakukan melalui pengawetan jenis tumbuhan dan / atau satwa yang dilakukan di luar habitat aslinya, dengan maksud antara lain untuk menunjang upaya pelestarian yang dilakukan di dalam kawasan konservasi.
25. Menuju bahaya punah ( vulnerable), adalah taxa yang populasinya menurun dratis
sebagai akibat eksploitasi yang berlebihan dan adanya kerusakan habitat. Hal ini meliputi pula taxa yang populasinya begitu besar, tetapi mengalami ancaman karena timbunyafaktor perusak di seluruh wilayah penyebarannya.
26. Merambah hutan adalah melakukan pembukaan kawasan hutan tanpa mendapat izin
27. Nyaris punah (endangered) adalah taxa yang jumlah anggotanya telah berkurang sampai tingkat kritis atau habitatnya telah menjadi sempit secara drastis, sehingga berada dalam keadaan kritis sekali dan mendekati kepunahan.
28. Penangkaran adalah upaya perbanyakan melaui pengembangbiakan dan pembesaran
tumbuhan dan satwa liar dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya.
29. Plasma nutfah adalah substansi pembawa sifat keturunan yang dapat berupa organ
utuh atau bagian dari tumbuhan atau satwa serta jasad renik.
30. Silvika adalah pengetahuan mengenai hutan dengan pohon-pohonnya yang berkaitan
dengan pertumbuhannya, pembiakannya dan reaksi terhadap perubahan-perubahan tempat tumbuhnya.
31. Silvikultur adalah suatu cabang dan dasar dari ilmu kehutanan yang merupakan ilmu dan seni dalam usaha menanam, menumbuhkan, memelihara dan melaksanakan permudaan hutan berdasarkan pengetahuan silvika dalam pengelolaan hutan.
32. Suaka margasatwa adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa
kenaekaragaman dan / atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya.
33. Taman buru adalah kawasan hutan yang ditetapkan sebagai tempat diselenggarakan
perburuan secara teratur.
34. Taman hutan raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan
dan atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budaya, pariwisata dan rekreasi.
35. Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli,
dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk keperluan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.
36. Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan
untuk pariwisata dan rekreasi alam.
37. Tebang pilih Tanam I ndonesia adalah salah satu sistem silvikultur yang diterapkan pada hutan alam tidak seumur di I ndonesia.
38. Wisata alam terbatas, adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terbatas pada
kegiatan mengunjungi, melihat dan menikmati keindahan alam dan perilaku satwa di dalam kawasan suaka margasatwa, zona rimba Taman Nasional, blok perlindungan pada Taman Wisata Alam, Taman Hutan Raya dan Taman Buru dengan persyaratan tertentu yang ditetapkan pengelola.
Sistimatika UU Pokok Kehutanan nomor 41 tahun 1999 sebagai berikut:
♦ UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya.
♦ UU Nomor 5 Tahun 1994 tentang Konvensi PBB mengenai Keanekaragaman Hayati
♦ UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah ( telah diganti dengan UU
No. 32 Tahun 2004)
♦ UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah
(telah diganti dengan UU No. 33 Tahun 2004)
Jenis- Jenis hutan menurut fungsinya yaitu:
1. Hutan lindung, terdapat di lereng-lereng gunung, hutan jenis ini mempunyai fungsi untuk melindungi kesuburan tanah, menyimpan dan mengatur sumber air, serta melindungi tanah dari bahaya erosi.
2. Hutan produksi, yaitu hutan yang seluruhnya dapat diambil hasilnya. Jenis hutan menurut jenis pohon- pohonnya yaitu
1. Hutan homogen, yaitu hutan yang pohon-pohonnya hanya terdiri dari satu jenis
2. Hutan heterogen, yaitu hutan yang pohon-pohonnya terdiri dari bermacam-macam pohon.
• Sumber Daya Alam menurut kemungkinan pemulihannya dapat dikelompokkan ke
dalam tiga golongan sebagai berikut;
1. Sumber Daya Alam yang selalu tersedia adalah jenis sumber daya alam yang
senantiasa ada, dan dapat dimanfaatkan oleh manusia secara terus menerus, seperti sinar matahari dan udara.
2. Sumber Daya Alam yang dapat diperbaharui adalah jenis sumber daya alam
yang jika persediaannya telah berkurang atau habis, akan dapat diproduksi kembali, pembaharuan tersebut dapat dilakukan secara alamiah atau dengan bantuan (rekayasa manusia).
3. Sumber Daya Alam yang tidak dapat diperbaharui adalah jenis sumber daya
alam yang jika habis tidak dapat diperbaharui lagi, kalaupun dapat diperbaharui, akan memakan waktu yang cukup lama.
• Sumber Daya Alam menurut sifatnya terbagi ke dalam dua kelompok yaitu:
a. Sumber Daya Alam Fisik (anorganik), yaitu sumber daya alam berupa benda mati, seperti tanah, batuan, dan udara.
b. Sumber Daya Alam Hayati (organik), yaitu sumber daya alam berupa benda hidup, yang meliputi kelompok hewan dan tumbuh-tumbuhan.
• Sumber Daya Alam menurut lokasinya terbagi ke dalam du kelompok yaitu:
a. Sumber Daya Alam Terestrial, yaitu kelompok sumber daya alam yang terdapat
diwilayah daratan
b. Sumber Daya Alam Akuatik, yaitu kelompok sumber daya alam yang terdapat di
wilyah perairan, baik danau, sungai, rawa maupun laut.
• Sumber Daya Alam menurut Wujudnya terbagi menjadi dua jenis yaitu:
a. Sumber Daya Alam Nyata, seperti tumbuh-tumbuhan, hewan, dan bebatuan.
b. Sumber Daya Alam Abstrak, yang tidak dapat dilihat dan diraba dengan
pancaindera, seperti udara, panas bumi, dan sinar matahari.
• Sumber Daya Alam menurut nilai kegunaannya dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Sumber Daya Alam Ekonomis, yaitu sumber daya alam yang dapat diperoleh
dengan mengeluarkan biaya, seperti logam mulia, gamping, kaolin, pasir, dan batubara.
b. Sumber Daya Alam Non – Ekonomis, yaitu sumber daya alam yang dapat