• Tidak ada hasil yang ditemukan

Matrik Internal –Eksternal (IE)

PENDIDI KAN

1. Matrik Internal –Eksternal (IE)

Alat analisis ini digunakan untuk mengukur besarnya peluang atau ancaman yang dihadapi usaha laboratorium dan juga untuk menilai seberapa besar faktor kekuatan atau kelemahan bisnis yang dimiliki laboratorium. Berikut adalah langkah-langkah dalam menyusun matrik Internal Eksternal.

Acuan (matriks) IFA dan EFA terdiri dari banyak faktor, yang jumlah bobot harus selalu 1,0. Nilai seluruh (skor total) organisasi dengan rerata 2,5, nilai di bawah menandakan organisasi dalam (internal) adalah lemah, sedangkan bila diatas adalah kuat. Kedua acuan (matriks) ini menjadi dasar pembuatan analisis dan acuan (matriks) lanjutan.

Nilai seluruhnya (skor total) acuan (matriks) IFA sebesar 3,64 lebih besar dari nilai rerata 2,50. Hal ini menandakan laboratorium lingkungan DLHK Provinsi Banten adalah organisasi yang secara ke dalam nisbi (internal relatif) kuat, mampu memberdayakan sumber daya yang ada dan menghilangkan (eliminasi) kelemahan yang ada.

Nilai jumlah keseluruhan (skor total) dari acuan (matriks) EFA sebesar 3,60 lebih besar dari nilai (skor) rerata 2,50. Hal ini berarti laboratorium lingkungan DLHK Provinsi Banten menanggapi secara baik adanya peluang dan mampu menanggulangi hal yang mengancam. Acuan (matriks) IFA dapat dilihat pada Tabel 2.7 dan acuan (matriks) EFA dapat dilihat dari Tabel 2.8

46 [Pick the date]

Tabel 2.7

Internal Factor Analysis (IFA)

Faktor faktor Strategi Insternal Bobot Rating Bobot x Rating Kekuatan

1. Dikenalkannya laboratorium lingkungan sebagai ”laboratorium lingkungan rujukan” dan ” Jendela Keunggulan laboratorium di Provinsi Banten

2. Memiliki kemampuan untuk mengembangkan program parameter baru.

3. Terdapat unit-unit usaha yang terus berkembang. 4. Motivasi pimpinan dan Analis/staf laboratorium

lingkungan cukup tinggi

5. Komitmen pimpinan dan seluruh tenaga analis/staf dalam hal melaksanakan akreditasi laboratorium lingkungan oleh KAN

Sub Total 0,10 0,13 0,12 0,13 0,12 0.60 4 4 3 4 3 0,40 0,52 0,36 0,52 0,36 2,20 Kelemahan

1. Terbatasnya dana untuk membiayai operasional laboratoriumn, penelitian dan pemeliharaan sarana/prasarana laboratorium dan perkantoran

2. Belum mengikuti pelatihan-pelatihan yang dipersayatkan sesuai kompetensi

3. Belum memiliki sistem informasi manajemen laboratorium dan databse berbasis GIS

4. Jumlah parameter pengujian kualits air, kualitas udara dan kualitas tanah belum terkareditasi.

5. Belum tersedianya PNS sebagai tenaga analis,

pengelola unit-unit usaha yang profesional. Sub Total 0,08 0,07 0,08 0,09 0,08 0,40 4 3 4 2 4 0,32 0,21 0,32 0,27 0,32 1,44 Total 1,00 3,64

47 [Pick the date]

Tabel 2.8

Eksternal Factor Analysis (EFA)

Faktor faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating Peluang

1. Adanya dukungan pemerintah yang mapan, baik secara operasional maupun keuangan.

2. Besarnya animo masyarakat, terutama di industri /pengusaha untuk menguji kualitas llingkungannya. 3. Terbukanya peluang kerjasama dengan laboratorium

Kab/Kota

4. Adanya PP. No.23/2005 tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum yang memungkinkan fleksibelitas pengelolaan keuangan.

5. Kemajuan teknologi informasi dan perhubungan pesan (komunikasi)

6. Perubahan dalam peraturan perudang-undangan yang membuka berbagai kesempatan baru

Sub Total 0,10 0,12 0,15 0,07 0,11 0,05 0,60 4 3 4 3 4 2 0,40 0,36 0,60 0,21 0,44 0,10 2,11 Ancaman

1. Semakin banyaknya pendirian laboratoriyum lingkungan , terutama swasta sehingga membuat ketatnya persaingan dalam menarik minat masyarakat. 2. Terbatasnya kemampuan dana pemerintah dalam

meningkatkan kualitas llaboratorium.

3. Mahalnya bahan kimai dan Peralatan laboratorium dan

0,07 0,08 3 4 0,21 0,32

48 [Pick the date]

selalu muncul teknologi “muktahir up to date” sehingga peralatan laboratorium yang ada menjadi kuno

4. Sulitnya mendapatkan sertifikat akreditasi oleh KAN 5. Fenomena yang terjadi di era globalisasi pada saat ini

dan masa mendatang akan berdampak terhadap tatanan kehidupan bangsa Indonesia, baik dalam bidang perekonomian, sosial maupun kebudayaan

Sub Total 0,08 0,07 0,06 0,40 4 4 4 0,32 0,28 0,24 1,49 Total 1,00 3,60

49 [Pick the date]

2. Acuan kekuatan-kelemahan-peluang-ancaman (matriks Strength-Weakness-Opportunity-Threat/SWOT)

Analisis SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Thread) Laboratorium Lingkungan DLHK Provinsi Banten, dilakukan pengukuran dengan menempatkan poros (aksis) peluang–ancaman sebagai sumbu Y dan poros (aksis) kekuatan–kelemahan sebagai sumbu X. Pada sumbu Y nilai (skor) pembobotan peluang dikurangi nilai (skor) pembobotan ancaman, dan pada sumbu X nilai (skor) pembobotan kekuatan dikurangi nilai pembobotan kelemahan. Pada sumbu Y didapatkan titik kedudukan (posisi) pada 2,11–1,49 = 0,62, dan pada sumbu X didapatkan titik kedudukan (posisi) pada 2,20–1,44 = 0,76. Dari titik kordinat (0,76 ; 0,62) yang dirajah (plot)-kan pada diagram Cartesius SWOT didapatkan kedudukan (posisi) ketata-ancangan (strategik) Laboratorium Lingkungan DLHK Provinsi Banten terdapat di kuadran I. Acuan (matriks) SWOT dapat dilihat di Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Posisi SWOT Laboratorium Lingkungan DLHK

O

T

S W

Kuadran I. Tumbuh Kuadran II. Berbalik

Kuadran III. Bertahan Kuadran IV. Peragaman

((Diversifikasi) 0,76;0,62

50 [Pick the date]

Dari gambar 2.1 posisi SWOT laboratorium DLHK Provinsi Banten berada pada kuadran I maka untuk melaksanakan pertumbuhan dapat dilakukan Strategi Pertumbuhan (Growth Strategy), Strategi ini adalah usaha untuk mendesain pertumbuhan, baik dalam penjualan jasa, aset, keuntungan atau kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara menurunkan harga, mengembangkan produk jasa baru, menambah kualitas produk atau jasa atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan cara meminimalkan biaya sehingga dapat meningkatkan keuntungan. Cara ini merupakan strategi terpenting apabila kondisi perusahaan berada dalam pertumbuhan cepat dan terdapat kecenderungan pesaing untuk melakukan perang harga.

3. Acuan (matriks) SFAS (Strategic Factors Analysis Summary)

Susunan acuan (matriks) SFAS digunakan untuk menutupi kekurangan dalam SWOT. Acuan (matriks) SFAS mensaripatikan faktor yang ada di dalam acuan (matriks) EFA dan IFA yang meliputi Strengths – Weakness – Opportunities -

Threats menjadi tidak lebih dari 10 faktor utama yang dipilih dan diprioritaskan,

dengan demikian peringkat bobot juga akan berubah. Dengan nilai (skor) rerata 3,0 dan nilai di atasnya menandakan penggiliran utama disarankan (prioritas direkomendasikan).

Dengan jumlah keseluruhan nilai (skor total) adalah 3,54 berarti organisasi mampu menggilir-utamakan kekuatan (prioritas potensi) dengan mencermati kelemahan yang ada untuk dapat memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang datang. Dengan demikian Laboratorium Lingkungan DLHK Provinsi Banten dapat membangun distinctive competence–nya melalui penggiliran utama (prioritas) program yang disarankan, sehingga mempunyai kekuatan bersaing yang besar dalam pasar pelayanan Laboratorium Lingkungan. Dengan ukuran penggiliran utama (skala prioritas) yang diuji dengan teknik SFAS ini dapat dilihat (implikasi)-kan program untuk tindak lanjut secara lebih terarah dan tepat guna (efektif) serta berhasil guna (efisien). Rincian analisis SFAS dapat dilihat dalam Tabel 2.9

51 [Pick the date]

Tabel 2.9

Acuan (matriks) SFAS Laboratorium Lingkungan DLHK Provinsi Banten

Faktor tata-ancang (strategis) Bobot Peringkat

(rating)

Nilai (skor)

1. Memiliki kemampuan untuk mengembangkan program parameter baru.

2. Komitmen pimpinan dan seluruh tenaga analis/staf dalam hal melaksanakan akreditasi laboratorium lingkungan oleh KAN

3. Jumlah parameter pengujian kualits air, kualitas udara dan kualitas tanah belum terkareditasi. 5. Belum tersedianya PNS sebagai tenaga analis,

pengelola unit-unit usaha yang profesional 6. Adanya dukungan pemerintah yang mapan, baik

secara operasional maupun keuangan.

7. Besarnya animo masyarakat, terutama di industri /pengusaha untuk menguji kualitas llingkungannya 8. Semakin banyaknya pendirian laboratoriyum lingkungan , terutama swasta sehingga membuat ketatnya persaingan dalam menarik minat masyarakat.

Dokumen terkait