• Tidak ada hasil yang ditemukan

Matriks EFE

Dalam dokumen IV. HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 34-40)

Analisis faktor eksternal mendefinisikan enam faktor peluang yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan dan enam faktor ancaman bagi perusahaan. Berdasarkan hasil analisis matriks EFE, diperoleh jumlah skor rata-rata untuk faktor kunci eksternal adalah 2,671. Artinya, kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada dan mengatasi ancaman-ancaman yang dihadapi oleh perusahaan berada pada posisi rata-rata. Matriks EFE PT X dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24. Matriks EFE PT.X.

Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor

Peluang

kebijakan sertifikat halal (A) 0.086 4.00 0.343

konsumsi mi instan per kapita (B) 0.088 4.00 0.350

peluang dan kemudahan ekspor (C) 0.089 3.00 0.266

Globalisasi dan AFTA (D) 0.077 2.00 0.155

Pertumbuhan Penduduk Indonesia (E) 0.085 3.00 0.254

Perkembangan teknologi informasi (F) 0.073 3.00 0.220

Ancaman

Perkembangan kondisi perekonomian (G) 0.081 2.00 0.163

Strategi promosi pesaing (H) 0.077 3.00 0.232

Peningkatan kapasitas produksi (I) 0.078 2.00 0.156

Strategi produk dan harga pesaing (J) 0.074 2.00 0.149

Loyalitas konsumen (K) 0.094 2.00 0.187

Jaringan distribusi pesaing (L) 0.098 2.00 0.195

Total 1.000 2.671

Pada Tabel 24, terlihat bahwa masih rendahnya konsumsi mi instan per kapita masyarakat Indonesia dan kebijakan sertifikasi halal yang diterima oleh perusahaan (skor 0,343) merupakan peluang dan kesempatan yang paling mungkin dimanfaatkan oleh perusahaan untuk bersaing

dengan para produsen mi instan lainnya dalam rangka meningkatkan pangsa pasar potensialnya dengan jumlah skor 0,350. Hal ini juga didukung dengan meningkatnya laju konsumsi dan jumlah penduduk Indonesia (skor 0,254) serta adanya globalisasi dan AFTA (skor 0,155) juga peluang ekspor yang baik dan didukung oleh kebijakan pemerintah dalam kemudahan ekspor (skor 0,163), dapat menjadi peluang yang sangat baik untuk dimantaatkan oleh perusahaan. Dengan adanya perkembangan teknologi dan informasi (skor 0,220) secara tidak langsung perusahaan dapat meningkatkan inovasi produk dan meningkatkan omzet penjualan.

Sisi lain, faktor-faktor yang menjadi ancaman perusahaan dalam industri mi instan ini sebagian besar berasal dari faktor pesaing. Adapun ancaman utama yang dihadapi oleh perusahaan adalah strategi promosi pesaing (skor 0,232) baik itu pemain baru maupun pemain lama yang sangat intensif dan provokatif untuk menarik perhatian konsumen untuk membeli produk mereka. Selain itu masih tingginya loyalitas konsumen terhadap produk mi instan market leader (skor 0,187) yaitu merek-merek mi instan keluaran Indofood yang telah mereka konsumsi selama bertahun-tahun, merupakan ancaman yang tinggi bagi semua pesaing dalam industri mi instan.

Perkembangan kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil (skor 0,163), yang meliputi perkembangan beberapa indikator perekonomian diantaranya nilai tukar, inflasi, dan tingkat suku bunga, merupakan ancaman yang kuat dan sulit diatasi oleh perusahaan mengingat sebagian besar bahan baku yang digunakan oleh perusahaan berasal dari impor.

Strategi produk dan harga pesaing yang saat ini banyak digunakan merupakan ancaman yang serius bagi perusahaan (skor 0,147), karena trend pasar yang berkembang saat ini adalah pasar menengah ke bawah, maka banyak perusahaan yang mengembangkan produk dengan kualitas dan mutu yang istimewa akan tetapi dijual dengan harga murah. Strategi ini terbukti cukup efektif dalam menarik perhatian konsumen. Selain itu, jaringan distribusi yang semakin luas dan merata menjangkau berbagai

lapisan pedagang (skor 0,195) merupakan ancaman yang kuat bagi perusahaan. Karena semakin luasnya jaringan distribusi pesaing maka menjadi semakin luas pula cakupan wilayah pemasaran produk sampai ke daerah yang belum terjangkau oleh produk X, sehingga pangsa pasar penjualan produk dapat meningkat.

Faktor terakhir yang menjadi ancaman bagi perusahaan adalah meningkatnya kapasitas produksi pesaing (skor 0,156). Menjadi ancaman bagi perusahaan karena jumlah kapasitas produksi X berada dalam kategori sedang. Hal ini berarti semakin meningkat pula ketersediaan produk pesaing di pasar, dengan demikian dapat meningkatkan omzet penjualan pesaing.

4.7.2 Matriks Internal dan Eksternal (IE)

Dari hasil evaluasi dan analisis yang telah dilakukan sebelumnya, maka akan lebih dipertajam dengan analisis internal dan eksternal yang menghasilkan matriks internal-eksternal (IE), sehingga dapat diketahui posisi perusahaan. Matriks ini selanjutnya digunakan untuk mempermudah dalam memberikan pemilihan alternatif strategi. Informasi spesifik tentang lingkungan eksternal maupun internal perusahaan mengacu pada satu cara untuk mendapatkan suatu kemampuan strategi antara peluang eksternal dan kekuatan internal. Analisis lingkungan eksternal maupun internal perusahaan tersebut merupakan tahap masukan (input stage) dari proses formulasi strategi.

Pemetaan posisi perusahaan sangat penting bagi pemilihan alternatif strategi dalam menghadapi persaingan dan perubahan yang terjadi dalam industri mi instan. Dengan nilai matriks IFE sebesar 2,638 maka PT. X memiliki faktor internal yang cukup baik dalam melakukan usaha produksi dan penjualan mi instan. Nilai matriks EFE sebesar 2,671 memperlihatkan respon yang diberikan oleh PT. X kepada lingkungan eksternal tergolong sedang.

Apabila masing-masing total skor dari faktor internal maupun eksternal dipetakan dalam matriks IE, maka posisi PT. X saat ini adalah

pada sel V yaitu pada posisi Hold and Maintain (pertahankan dan

pelihara). Adapun strategi yang dapat dikembangkan pada posisi ini

adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Posisi PT. X pada matriks IE disajikan dalam Gambar 9.

Gambar 3. Matriks IE PT. X.

Sesuai dengan kondisi lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi oleh perusahaan, saat ini perusahaan dapat melakukan strategi penetrasi pasar, yaitu berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk PT X yang sudah ada di pasar yang sudah ada lewat usaha pemasaran yang lebih gencar dan efektif, yaitu menambah jumlah wiraniaga pada outlet-outlet yang sudah ada dan memberi insentif diskon maupun hadiah dalam bentuk surprise apapun untuk pembelian produk PT X dalam jumlah besar, ini terutama diperuntukkan bagi para pedagang besar, grosir, maupun eceran yang biasa membeli dalam jumlah yang besar, hal ini sangat efektif untuk meningkatkan loyalitas terhadap produk PT X.

Selanjutnya, menambah belanja iklan di media elektronik, khususnya televisi, karena cara ini cukup efektif untuk menjangkau masyarakat luas. Adapun iklan produk PT X dalam berbicara, isinya lugas dan komunikatif, mengacu langsung pada produknya dan memacu orang dengan cepat untuk membeli produk PT X. Selain itu, model iklan yang dipakai harus membawa dan merepresentatifkan image yang dibawa

I Pertumbuhan II Pertumbuhan III Stabilitas IV Pertumbuhan V Stabilitas VI Penciutan VII Stabilitas VIII Penciutan IX Likuidasi

Total Skor Evaluasi Faktor Internal

Kuat Rata-rata Lemah

4,0 3,0 2,0 Tinggi Menengah Rendah 1,0 1,0 2,0 3,0 Total Skor Evaluasi Faktor Eksternal

oleh produk PT X dan sesuai dengan target market yang akan dituju. Dengan frekuensi tayang di media elektronik, khususnya televisi serta

billboard yang tinggi, akan memancing orang suka atau tidak suka pada

produk PT X akhirnya akan memutuskan untuk membeli, karena promosi yang gencar akan menimbulkan efek psikologis bagi konsumen bersikap

"impuls buying".

Usaha tersebut diiringi dengan standarisasi ciri khas dan mutu produk, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi pelanggan dan meningkatkan jumlah pembelian. Cara ini sangat efektif terutama jika produk yang diproduksi dapat diminati, dicoba, dibeli dan bahkan diloyali. Pertimbangannya, agar dapat tampil beda dari pesaing utama, bahwa sudah ada produk pemimpin pasar yang memiliki citra yang sangat kuat di pasar.

Strategi pengembangan produk adalah strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada. Untuk melakukan pengembangan produk PT X, Divisi pemasaran dan Divisi penelitian dan pengembangan bersama-sama turun ke pasar untuk memantau dan memonitor perkembangan selera konsumen terhadap produk mi instan serta memantau perubahan teknologi untuk menciptakan produk baru yang sekiranya disukai oleh konsumen.

Inovasi dalam pengembangan produk ini harus disesuaikan dengan fokus segmentasi, target dan posisi produk di pasar. Untuk saat ini inovasi sebaiknya dilakukan secara solid leadership, dimana perusahaan akan meluncurkan produk inovatifnya secara bertahap dengan harga relatif tinggi, kemudian harga diturunkan tahap demi tahap, kalau sudah waktunya masuk ke segmen pasar yang berbeda.

Untuk keadaan perusahaan yang mengalami keterbatasan modal strategi ini cukup baik karena dapat mengembalikan biaya riset dan pengembangan terlebih dahulu, setelah itu baru mengambil profit tambahan pada tahap berikutnya. Usaha pengembangan produk yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan inovasi dan diferensiasi pada produk baik rasa, mutu maupun isi sesuai dengan selera pasar dan

tetap mempertahankan mutu yang sudah ada sebagai upaya untuk memberikan nilai lebih bagi konsumen X sehingga dapat meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk X.

Mempertahankan pangsa pasar merupakan strategi defensive yang berupaya melindungi posisi yang sudah diperoleh dengan bereaksi terhadap setiap tantangan para penyerang (attackers). Pemimpin pasar memiliki efek pengalaman (experience effects) yang lebih kuat dibandingkan perusahaan berpangsa pasar kecil.

Kunci keberhasilan defenders adalah komitmennya dalam

mempertahankan pangsa pasar yang komitmennya dalam

mempertahankan pangsa pasar yang diincar pesaing. Pemimpin pasar yang memberikan komitmen besar dalam mempertahankan posisinya relative sukar disaingi.

4.7.3 Matriks SWOT

Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal yang telah dilakukan, maka diperoleh matriks SWOT yang bertujuan untuk mengembangkan empat alternatif strategi didasarkan pada kekuatan

(Strengths), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity) dan ancaman (Threat) bagi perusahaan. Keempat strategi tersebut antara lain adalah

strategi SO (Strength-Opportunity), strategi WO (Weakness-Opportunity), strategi ST (Strength-Threat) dan strategi WT (Weakness-Threat). Matriks SWOT yang dibangun dalam rangka formulasi strategi ini bersifat melengkapi terhadap analisis matriks IE yang telah dilakukan sebelumnya. Analisis matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 25.

4.8 Alternatif Strategi Perusahaan

Berdasarkan analisis matriks SWOT pada Tabel 25 diperoleh beberapa alternatif strategi hasil kombinasi kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Adapun beberapa alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel 25. Matriks SWOT PT. X IFE

EFE

STRENGTHS (S) 1. Citra merek yang baik 2. Diferensiasi rasa

inovatif 3. Penetapan harga

bersaing

4. Mutu produk terjamin 5. Aksesibilitas bahan baku

baik

6. Lokasi usaha strategis

WEAKNESSES (W) 1. Promosi belum intensif

dan berkesinambungan. 2. Brand awareness dan

loyalty merek X lemah.

3. Jaringan distribusi belum optimal.

4. Segmentasi target dan posisi pasar belum fokus. 5. Ketersediaan produk belum

optimal.

6. Keterbatasan modal kerja

OPPORTUNITIES (O) 1. Kebijakan sertifikasi halal. 2. Konsumsi mi instan per

kapita masyarakat rendah. 3. Peluang dan kemudahan

ekspor.

4. Globalisasi dan AFTA. 5. Pertumbuhan penduduk Indonesia. 6. Perkembangan teknologi. STRATEGI SO 1. Melakukan pengembangan produk X dengan kebutuhan pelanggan (S1,S2,S3,S4,S5,S6, O1,O2, O3,O4,O6) 2. Meningkatkan penjualan ekspor (S1,S2,S3,S4,S5,O1,O2, O3, O4,O6) STRATEGI WO 1. Meningkatkan kembali promosi secara intensif dan berkesinambungan (W1,W2,W5,O1, O 2,O3,O5)

2. Memfokuskan segmentasi, target dan posisi pasar (W1,W4,W6,O1,O2,O3, O5) 3. Mengoptimaikan jaringan distribusi dan mengoptimaikan pasar domestik (W1,W2,W3,W5,W4,O1, O2, O3,O4,O6) THREATS (T) 1. Perkembangan kondisi perekonomian Indonesia belum stabil.

2. Strategi promosi pesaing intensif dan provokatif. 3. Peningkatan kapasitas

produksi pesaing. 4. Strategi produk dan

harga pesaing yang efektif

5. Loyalitas konsumen pada merek market leader 6. Jaringan distribusi pesaing

semakin luas dan merata

STRATEGI ST 1. Meningkatkan

keunggulan mutu produk untuk menghadapi ancaman pesaing dan mempertahankan pelanggan (S1,S2,S3,S4,T1,T2,T6). STRATEGI WT 1. Melakukan niche marketing dan mengintensifkan promosi

below the line

(W1,W2,W3,W4,W5,W6. T1,T2,T3,T4,T5,T6) 2. Integrasi ke depan dengan

distributor yang juga sister

company

(W1,W2,W3,W5,W6,T1,T 3, T5,T6)

Dalam dokumen IV. HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 34-40)

Dokumen terkait