Strategi WO adalah strategi yang memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut pengamatan di lapang, kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan saat ini belum terlaksana dengan optimal, hal ini menyebabkan lemahnya brand
awareness dan brand loyalty konsumen terhadap merek X. Disamping
memberikan informasi di setiap tempat penjualan dan saluran distribusi, untuk meningkatkan awereness terhadap produk mi instan X, maka perusahaan perlu meningkatkan promosi baik above the line maupun below
the line.
Promosi secara above the line dapat berupa meningkatkan frekuensi iklan di televisi, iklan di media cetak berupa iklan di tabloid yang banyak dibaca oleh kaum wanita baik wanita karier maupun ibu-ibu rumah tangga. Pihak perusahaan belum melakukan iklan melalui tabloid untuk mengiringi iklan di televisi, dan hal ini dirasakan cukup efektif untuk menjangkau segmen pasar ibu-ibu rumah tangga dan wanita karier serta mampu mengangkat prestise produk X yang diiklankan sejajar dengan persepsi khalayak terhadap prestise tabloid yang bersangkutan.
Selanjutnya perusahaan perlu melakukan pemasangan iklan melalui
billboard di jalan-jalan utama di daerah pemasaran yang mudah dilihat oleh
konsumen. Selain itu pemasangan iklan pada bis-bis kota, serta poster perlu dilakukan. Cara ini cukup efektif karena biayanya murah, sangat mencolok karena ukurannya besar, penampilan menarik, menayangkan pesan yang sama berkali-kali, memiliki kesinambungan atau kontinuitas yang baik serta penempatan yang strategis dapat membuat masyarakat yang lalu lalang terekspos untuk memandangnya.
Promosi penjualan dilakukan dengan menambah frekuensi waktu
sampling dan free trial terhadap produk X terutama di pusat-pusat
pertokoan, sehingga konsumen yang punya kriteria pemilihan produk apapun akan tergoda untuk mencoba sehingga potensi atau resiko terjadinya brand
adoption setelah product-trial akan membesar. Hal ini dilakukan dengan
hadiah-hadiah sekiranya perlu terus dilakukan untuk meningkatkan penjualan. Perusahaan juga perlu melakukan promosi hubungan masyarakat yaitu dengan turut serta dalam kegiatan sosial seperti membantu korban bencana alam, kecelakaan, perayaan hari raya, dan sebagainya.
Promosi secara below the line (media lini bawah) dilakukan dengan mengikuti pameran-pameran yang menampilkan produk-produk PT X, mencoba berusaha berhubungan langsung dengan konsumen dengan membuka layanan suara konsumen dengan mencantumkan nomor telepon bagian layanan suara konsumen perusahaan pada kemasan, menggunakan katalog, telepon langsung, faksimili, atau bahkan internet, menggunakan media point of purchase displays, hadiah ekstra, serta potongan harga yang dicetak pada kemasan.
Dari segi distribusi, perusahaan mengoptimalkan jaringan distribusi perusahaan dengan menggunakan distribusi yang bersifat intensif, artinya produsen berusaha untuk menyediakan produknya di semua retail outlet yang mungkin memasarkan produk PT X. Selain itu, juga melakukan strategi inovasi distribusi dengan melakukan terobosan melalui distribusi langsung dalam memasarkan produknya dan melayani pesanan.
Keunggulan distribusi harus dijadikan sebagai faktor yang mengurangi harga jual. Perusahaan yang menggunakan PT. MX sebagai distributor sekaligus sister company memiliki keunggulan terutama dari segi sumber keuangan dan kebutuhan akan pengendalian distribusi produk PT X. Pengendalian di sini maksudnya adalah keinginan produsen untuk dapat memutuskan harga eceran, outlet distribusi, pelayanan kepada pelanggan, fasilitas penyimpanan, dan iklan. Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi yang tersedia, terutama dalam hal transportasi dan komunikasi, model distribusi yang digunakan perusahaan harus mampu menjangkau berbagai lapisan pedagang secara merata dan merakyat.
Perusahaan perlu meningkatkan hubungan emosional dan saling percaya yang sudah terbina dengan para pedagang perantara baik grosir,
eceran, maupun supermarket. Hal ini dimaksudkan agar para pedagang eceran menumpuk sediaan mereka untuk memaksimalkan ketersediaan produk bagi konsumen dan menghindari terjadinya kelangkaan atau kehabisan stok. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan menawarkan marjin spesial, pasokan produk ekstra tanpa biaya tambahan, kebijakan pengembalian produk yang tidak laku. Bagi pengecer adanya berbagai kebijakan seperti itu dapat menekan resiko biaya sediaan yang besar dan kemungkinan laba kecil dari produk baru yang belum tentu prospektif.
Dalam melakukan pendistribusian, perusahaan dapat juga memperhatikan posisi penempatan produk yang semenarik mungkin dan mudah untuk dilihat konsumen. Hal ini dikarenakan konsumen cenderung membeli mi instan karena pengaruh dari diri sendiri yang dapat timbul sewaktu berada di tempat belanja. Untuk mendukung hal terscbut perusahaan perlu memberikan sejumlah insentif untuk ditawarkan bagi distributor agar bersedia memberikan ruang atau tempat khusus dan mengiklankan produk. Insentif dapat berupa potongan kas khusus, kontes penjualan, serta adanya penyediaan fasilitas pajangan gratis.
Persaingan dalam industri mi instan sangat ketat. Oleh karena itu, strategi penentuan segmentasi pasar untuk produk PT X harus fokus pada satu atau beberapa segmen pasar saja, karena nantinya dana, usulan dan tenaga harus diprioritaskan pada segmen-segmen tertentu saja, sesuai dengan yang dikehendaki, hal ini juga mengingat dana yang dimiliki perusahaan tidak akan cukup dipakai untuk menjangkau semua segmen pasar secara merata, oleh karena itu harus ada prioritas.
Dengan pertimbangan dari perusahaan bahwa terdapat sedikit sekali keuntungan dari segmen menengah ke bawah, terhambatnya berbagai macam bentuk promosi, kecil peluang untuk merebut pasar serta sulit bersaing dengan pemimpin pasar maka perusahaan kini memperluas segmennya kepada konsumen menengah ke atas dengan target konsumen untuk semua jenis pekerjaan, usia, dan tingkat pendidikan. PT X kini mengeluarkan produk-produk dengan harga dan kualitas yang lebih tinggi.
Perluasan pasar ke konsumen menengah ke atas ini harus difokuskan oleh perusahaan karena peluang untuk berkembang dan eksis untu pasar ini masih sangat besar. Perusahaan menjadi spesialisasi pada segmen pasar tersebut. Adapun produk-produk PT X yang sudah tersebar untuk pasar menengah dan menengah ke bawah harus tetap dipertahankan namun tidak menjadi prioritas utama. Dengan citra produk islami yang berkualitas, produk PT X juga dapat menspesialisasikan posisinya untuk konsumen muslim namun halal juga untuk dikonsumsi oleh konsumen non muslim. Untuk menentukan segmentasi dan target pasar yang tepat, harus dilakukan secara hati-hati dan didukung dengan penempatan suatu posisi produk individual yang cermat, yaitu melalui desain dan promosi yang unik sesuai dengan segmen pasar yang dituju.