Tabel 14. Matriks SWOT Obyek Wisata Pantai Parangtritis
KEKUATAN KELEMAHAN
INTERNAL
EKSTERNAL
1. Konsep pengembangan
wisata yang mulai terencana
2. Aksesbilitas ke tempat wisata
yang cukup baik
3. Adanya partisipasi dari
masyarakat dalam penentuan
kebijakan
4. Atraksi wisata yang amat
bervariasi
5. SDA yang potensial untuk
wisata bahari
6. Sistem operasi manajemen
pengelolaan yang cukup baik
7. Memiliki SDM yang ahli
dalam pengelolaan
lingkungan
8. Mempunyai target konsumen
potensial
9. Letak strategis terhadap pasar
10. Biaya retribusi yang murah
1. Kurangnya pendanaan dari pihak
luar
2. Pasar yang dituju masih skala
regional
3. Tidak adanya keterlibatan pihak
swasta dalam pengadaan jasa wisata
4. Belum adanya sistem paket wisata
5. Kebersihan lingkungan wisata yang
kurang baik
6. Startegi promosi yang belum
optimal
7. Fasilitas yang kurang lengkap
8. Sistem informasi yang belum
optimal
PELUANG
1. Kepemilikan gumuk pasir
tipe barchan yang (satu-
satunya di Asia
Tenggara)
2. Peraturan pemerintah
yang mendukung kinerja
pengelola
3. Kebudayaan/tradisi
masyarakat sekitar yang
masih lestari
4. Citra DI Yogyakarta yang
aman dan nyaman
5. Pembentukan paguyuban
oleh warga masyarakat
sekitar
6. Pesatnya perkembangan
teknologi informasi
7. Trend wisata bahari yang
meningkat baik secara
nasional maupun global
8. Globalisasi dan AFTA
STRATEGI SO
1. Mempertahankan posisi
sebagai tempat wisata yang
memiliki ODTW yang
menarik sekaligus
mengikutsertakan
masyarakat dalam
pengembangannya
(S3,S4,S5,S7,O1,O3,O5, O8)
2. Mempertahankan posisi
sebagai tempat wisata dengan
harga terjangkau dan
menerapkan strategi
diversifikasi harga
(S4,S5,S10,O7,O8)
3. Mempertahankan posisi
sebagai tempat wisata yang
mudah dijangkau dan terkenal
akan kenyamanan dan
keamanannya
(S1,S2,S9,O3,O4)
4. Bekerjasama dengan pihak
luar dalam mempromosikan
keunggulan wisata
(S2,S4,S6,S8,S9,O2,O4, O5,
O6,O8)
STRATEGI WO
1. Bekerjasama dengan masyarakat dan
Pemda dalam mewujudkan sapta
pesona wisata dengan cara
melakukan kegiatan-kegiatan yang
membangun
(W3,W5,W7,O2,O5)
2. Mengembangkan strategi promosi
yang berorientasi nasional dan
internasional dengan menggunakan
teknologi informasi dan kerjasama
dengan warga masyarakat sekitar.
(W2,W3,W4,W6,W8,O2,O3,O4,O5,
O6,O8)
3. Bekerjasama dengan pemerintah
daerah dalam menumbuhkan iklim
investasi yang kondusif
(W1,W3,W7,O2,O4)
4. Mengembangkan jenis wisata bahari
dan wisata pendidikan seiring
dengan perkembangan teknologi
informasi
KEKUATAN KELEMAHAN
ANC AMAN
1. Tingkat pendidikan
masyarakat sekitar yang masih
rendah
2. Minimnya anggaran dari
pemerintah
3. variasi produk wisata yang
ditawarkan oleh pesaing
4. belum adanya kerjasama
dengan pihak swasta
5. Indonesia yang dinilai masih
belum stabil dan rawan
bencana
6. iklim usaha dan investasi di
Indonesia yang masih belum
kondusif
7. Kerusakan lingkungan yang
diakibatkan oleh aktifitas
manusia
8. besarnya ancaman masuknya
pendatang baru
9. persaingan dalam industri
wisata yang kuat
STRATEGI ST
1. kerjasama dengan agen
perjalanan dalam
mempromosikan ODTW
dalam bentuk paket wisata
yang memudahkan dan
memberikan kenyamanan
kepada wisatawan
(S2,S4,S5,S9,S10,T3,T8,T9
)
2. memberikan penyuluhan
dan melibatkan warga
sekitar dalam program
wisata yang menyangkut
pentingnya alam dan
pelestarian lingkungan
(S1,S3,S6,S7,T1,T7)
3. melakukan promosi keluar
pulau jawa terutama ke
sekolah-sekolah melalui
program kerjasama dengan
Dinas Pariwisata dan
Budaya DIY
(S4,S8,S9,S10,T2,T6)
4. mengoptimalkan teknologi
informasi untuk
mempermudah komunikasi
dengan investor dan
wisatawan
(S1,S6,S7,T4,T5,T8,T9)
STRATEGI WT
1. Melakukan kerjasama dengan
sponsor-sponsor dalam
pengadaan event-event wisata
(W1,W3,W6,T2,T3,T4,T5,T8,T9
)
2. Bekerjasama dengan usaha
rumah makan, penginapan, dan
biro perjalanan dalam
membentuk suatu paket wisata
disertai oleh pramuwisata yang
mempunyai communication skiil
yang baik
(W1,W2,W3,W4,W6,W8,,T2,T3,
T4,T8,T9)
3. Mendukung aktivitas/kegiatan
yang dilakukan oleh paguyuban
warga sekitar baik berupa
dukungan material maupun
spiritual
(W5,T1,T7)
4. Peningkatan kualitas wisata
dengan memberikan kemudahan
bagi pihak swasta dalam
mendirikan suatu usaha jasa
wisata
(W7,T4,T6)
6.8.1. Strategi Strengths-Opportunity (SO)
Strategi SO adalah strategi menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk
memanfaatkan peluang yang ada. Berdasarkan analisis dari kekuatan dan peluang
yang diperoleh, maka strategi yang sebaiknya dilakukan oleh pihak pengelola dalam
hal ini Dinas Pariwisata Bantul adalah mempertahankan posisi sebagai tempat wisata
yang memiliki ODTW yang menarik sekaligus mengikutsertakan masyarakat dalam
pengembangannya. Banyaknya ODTW yang ditawarkan oleh pihak pengelola
merupakan keunggulan tersendiri yang harus dimanfaatkan oleh pengelola. Dan
kebanyakan ODTW yang ditawarkan berasal dari hasil kebudayaan atau tradisi
masyarakat sekitar yang masih lestari untuk itulah diharapkan pihak pengelola dapat
merangkul dan mendukung warga sekitar dalam melakukan kegiatan kegiatan
tersebut, yang dapat membangun image positif bagi pariwisata Pantai Parangtritis.
Selain itu dengan memfungsikan segera kios-kios, laboratorium gumuk pasir dan
panggung hiburan yang telah selesai dibangun yang dapat menjadi daya tarik wisata
merupakan salah satu cara untuk mempertahankan posisi sebagai tempat wisata yang
memiliki ODTW yang menarik.
Strategi kedua yang dapat dilakukan oleh pihak pengelola adalah
mempertahankan posisi sebagai tempat wisata dengan harga terjangkau dan
menerapkan strategi diversifikasi harga. Harga yang terjangkau merupakan suatu
keunggulan besar yang dapat dimanfaatkan oleh pengelola, karena berkaitan langsung
dengan tingkat daya saing yang dimiliki. Untuk meningkatkan profit yang didapat
sebaiknya pengelola menerapkan strategi diversifikasi harga seperti menerapkan
perbedaan harga retribusi berdasarkan asal pengunjung, umur, kelompok pengunjung
atau tujuan pengunjung. Sebagai contoh pengelola membedakan tarif retribusi masuk
untuk wisatawan asing dan wisatawan nusantara, selain menerapkan strategi discount
untuk pengunjung rombongan, penetapan harga retribusi yang berbeda untuk hari
libur dan hari-hari tertentu, dan juga memberlakukan potongan harga untuk anak-
anak dan manula.
Kebijakan SO lainnya adalah mempertahankan posisi sebagai tempat wisata
yang mudah dijangkau dan terkenal akan kenyamanan dan keamanannya. Melihat
posisi Pantai Parangtritis yang tidak jauh dari kota Yogyakarta dan juga didukung
oleh aksesibilitas ke daerah tersebut yang cukup baik merupakan sesuatu poin plus
untuk obyek wisata ini. Pengelola sebaiknya memberikan pendekatan kepada warga
masyarakat melalui ketua RT/RW sekitar dalam menciptakan lingkungan wisata yang
aman dan nyaman, salah satunya dengan mengadakan lomba kebersihan ataupun
mengadakan kegiatan sadar wisata dengan iming-iming hadiah yang menarik untuk
meningkatkan antusias warga di lingkungan wisata tersebut.
Dan kebijakan SO terakhir yang dapat dilakukan adalah bekerjasama dengan
pihak luar dalam mempromosikan keunggulan wisata. Salah satu caranya yaitu
bekerjasama dengan media elektronik seperti stasiun televisi maupun radio, dan juga
dengan media-media cetak dalam mempublikasikan keunggulan dan kondisi
pariwisata saat ini. Selain itu pihak pengelola juga dapat melakukan pendekatan atau
kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan seperti perguruan-perguruan tinggi
yang memiliki bidang pengetahuan informatika sehingga dapat membantu dalam
pembuatan website yang dapat menarik minat wisatawan untuk mengunjung tempat
wisata ini. Mengingat kemampuan media internet sangat cepat dalam menyebarkan
informasi secara global.
6.8.2. Strategi Weakness-Opportunity (WO)
Strategi WO adalah strategi mengatasi kelemahan yang dimiliki dengan
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi WO yang pertama adalah dengan
melakukan kerjasama dengan masyarakat dan Pemda dalam mewujudkan sapta
pesona wisata. Melihat adanya perkumpulan-perkumpulan atau paguyuban yang
dibentuk oleh warga sekitar merupakan suatu peluang yang harus dapat dimanfaatkan
dengan baik oleh pihak pengelola. Pengelola harus dapat merangkul warga tersebut
tentunya dengan dukungan dari Pemda yaitu dengan cara memberikan bantuan baik
berupa bantuan yang bersifat finansial maupun bantuan pendidikan agar warga
tersebut dapat termotivasi untuk menjadi masyarakat sadar wisata. Dengan adanya
kelompok ini diharapkan dapat menularkan ke warga yang lain sehingga dapat
meningkatkan kualitas wisata Pantai Parangtritis. Salah satu bentuk kegiatan yang
dapat dijalankan adalah pembentukan organisasi penghasil kerajinan tangan atau
souvenir, organisasi ini diharapkan dapat menjadi wadah dalam mengumpulkan hasil
karya dari warga-warga setempat yang nantinya dapat dijual kepada pengunjung
tentunya dalam satu pengelolaan, sehingga tidak terjadi perang harga antar pedagang
yang dapat merugikan satu sama lain.
Strategi WO selanjutnya yaitu mengembangkan strategi promosi yang
kerjasama dengan warga masyarakat sekitar. Kemajuan teknologi informasi yang
sangat pesat merupakan suatu peluang yang dapat dimanfaatkan oleh pihak pengelola
dalam memasarkan produk wisatanya. Pemasaran yang dilakukan dengan media
internet dapat menjangkau ke area yang sangat luas. Pemasaran sudah tentu harus
diimbangi dengan peningkatan kualitas wisata yaitu salah satunya peningkatan
kualitas dalam hal pelayanan (SDM),. Untuk itu harus ada kerjasama dengan warga
sekitar dan juga pemerintah dalam mewujudkan lingkungan wisata yang aman dan
nyaman. Bentuk kebijakan yang dapat dilakukan adalah pembentukan masyarakat
sadar wisata. Dalam kelompok tersebut masyarakat sekitar diberi pendidikan oleh
para pengajar yang didatangkan dari pemerintahan maupun dari pihak pengelola
sendiri untuk meningkatkan skill mereka antara lain kemampuan berbahasa asing,
pengetahuan tentang pemasaran wisata, dan juga tata prilaku yang dapat mereka
terapkan dalam menjamu wisatawan yang datang.
Kebijakan WO lainnya adalah bekerjasama dengan pemerintah daerah dalam
menumbuhkan iklim investasi yang kondusif. Pemerintah selaku pembuat peraturan
dapat membuat suatu kebijakan dalam rangka meningkatkan minat investor agar
tertarik untuk menanamkan modalnya. Salah satu caranya dengan memudahkan
perizinan usaha, meringankan beban pajak maupun pungutan-pungutan lainnya dan
juga melakukan pengawasan terhadap petugas yang bertindak tidak jujur. Selain itu
dari sisi pengelola, harus dilakukan peningkatan kualitas wisata dengan cara
mewujudkan sapta pesona wisata yang merupakan faktor utama daya tarik wisata.
Kebijakan terakhir yang dapat diterapkan yaitu mengembangkan jenis wisata
bahari dan wisata pendidikan seiring dengan perkembangan teknologi informasi.
Mengingat potensi alam yang mendukung dan juga trend wisata bahari yang
meningkat diharapkan dapat dikembangkan oleh pihak pengelola. Adanya
laboratorium gumuk pasir juga dapat dijadikan sebagai pusat research atau penelitian.
Perkembangan teknologi informasi juga dapat dimanfaatkan untuk memasarkan jenis
wisata ini secara luas.
6.8.3. Strategi Strengths-Threats (ST)
Untuk menghindari ancaman yang datang dari luar, pihak pengelola dapat
menggunakan kekuatan yang dimiliki dengan menerapkan kebijakan seperti
kerjasama dengan agen perjalanan dalam mempromosikan ODTW dalam bentuk
paket wisata yang memudahkan wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata. Hal ini
juga dapat mendukung kebijakan dalam mempromosikan wisata dalam cakupan area
yang lebih luas, mengingat saat ini lingkup pemasaran masih tertuju pada Pulau Jawa
saja. Memang kendala anggaran masih merupakan faktor utama yang menghambat
proses pemasaran wisata namun dengan adanya kerjasama dengan Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan DIY merupakan salah satu solusi untuk mengatasinya. Selain itu
mengoptimalkan penerapan teknologi informasi dalam berkomunikasi dengan para
investor dan wisatawan juga dapat menjadi suatu solusi yang tepat untuk mengatasi
masalah kendala anggaran. Dengan adanya sistem komunikasi yang modern yaitu
dengan membuka suatu situs website dapat menjadi media yang menghubungkan
secara langsung antara pihak pengelola, wisatawan , maupun para investor. Dalam
website itu diharapkan terdapat suatu forum mengenai kritik dan saran yang dapat
membangun perkembangan pariwisata Pantai Parangtritis. Dalam website tersebut
juga dapat memberikan informasi-informasi penting yang diperlukan para investor
dan juga wisatawan.
Strategi ST selanjutnya adalah memberikan penyuluhan wisata dan melibatkan
warga sekitar dalam program wisata yang menyangkut pentingnya alam dan
pelestarian lingkungan. Hal ini dimaksudkan agar timbul kesadaran masyarakat akan
arti pentingnya kelestarian lingkungan wisata, mengingat wisata memberikan
multiplayer effect yang amat besar bagi perekonomian masyarakat. Kegiatan
penyuluhan yang dilakukan diharapkan diselingi oleh acara hiburan yang dapat
menarik minat warga agar dapat ikut serta dalam kegiatan tersebut.
6.8.4. Strategi Weakness-Threats (WT)
Strategi WT merupakan strategi untuk mengurangi kelemahan dan menghindari
ancaman. Kebijakan yang dapat diambil antara lain melakukan kerjasama dengan
sponsor-sponsor dalam pengadaan event-event wisata. Dengan adanya sponsor maka
persoalan anggaran dana pun dapat terpecahkan. Disini pengelola dituntut untuk
dapat berkreativitas dalam menuangkan ide-ide dalam penyelenggaraan event-event
yang dapat memikat perhatian wisatawan. Contoh kegiatannya antara lain kompetisi
Volley Pantai dengan bekerjasama dengan PBVSI, Festival layang-layang termasuk
lomba kreativitas dalam membuat layang-layang, dan panggung hiburan yang
dilaksanakan setiap akhir pekan.
Strategi WT yang lain yaitu denganbekerjasama dengan usaha rumah makan,
penginapan, dan biro perjalanan dalam membentuk suatu paket wisata disertai oleh
pramuwisata yang mempunyai communication skiil yang baik. dengan adanya sistem
paket wisata ini diharapkan informasi wisata dapat tersalur dengan baik dan juga
dapat memberikan rasa nyaman kepada wisatawan baik domestic maupun luar negeri
sehingga length of stay nya pun akan bertambah. Selanjutnya strategi WT yang dapat
dilakukan adalah mendukung aktivitas/kegiatan yang dilakukan oleh paguyuban
warga sekitar baik berupa dukungan material maupun spiritual. Dengan adanya
dukungan ini diharapkan kreativitas warga akan meningkat.
Strategi WT terakhir yang dapat diterapkan yaitu meningkatkan kualitas wisata
dengan memberikan kemudahan bagi pihak swasta dalam mendirikan suatu usaha
jasa wisata. Dengan adanya kemudahan akses masuk bagi para investor diharapkan
dapat meningkatkan kualitas wisata yang disertai dengan perbaikan fasilitas sarana
dan prasarana wisata. Strategi ini juga harus tetap didukung oleh promosi yang gencar
dari pihak pengelola.
VII. KESIMPULAN DAN SARAN