• Tidak ada hasil yang ditemukan

Matriks Strategi Berdasarkan Analisis SWOT

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.8. Matriks Strategi Berdasarkan Analisis SWOT

Tabel 14. Matriks SWOT Obyek Wisata Pantai Parangtritis

KEKUATAN KELEMAHAN INTERNAL EKSTERNAL 1. Konsep pengembangan wisata yang mulai terencana 2. Aksesbilitas ke tempat wisata

yang cukup baik 3. Adanya partisipasi dari

masyarakat dalam penentuan kebijakan

4. Atraksi wisata yang amat bervariasi

5. SDA yang potensial untuk wisata bahari

6. Sistem operasi manajemen pengelolaan yang cukup baik 7. Memiliki SDM yang ahli

dalam pengelolaan lingkungan

8. Mempunyai target konsumen potensial

9. Letak strategis terhadap pasar 10. Biaya retribusi yang murah

1. Kurangnya pendanaan dari pihak luar

2. Pasar yang dituju masih skala regional

3. Tidak adanya keterlibatan pihak swasta dalam pengadaan jasa wisata 4. Belum adanya sistem paket wisata 5. Kebersihan lingkungan wisata yang

kurang baik

6. Startegi promosi yang belum optimal

7. Fasilitas yang kurang lengkap 8. Sistem informasi yang belum

optimal

PELUANG

1. Kepemilikan gumuk pasir

tipe barchan yang (satu- satunya di Asia Tenggara)

2. Peraturan pemerintah yang mendukung kinerja pengelola

3. Kebudayaan/tradisi masyarakat sekitar yang masih lestari

4. Citra DI Yogyakarta yang aman dan nyaman 5. Pembentukan paguyuban

oleh warga masyarakat sekitar

6. Pesatnya perkembangan teknologi informasi 7. Trend wisata bahari yang

meningkat baik secara nasional maupun global 8. Globalisasi dan AFTA

STRATEGI SO

1. Mempertahankan posisi sebagai tempat wisata yang memiliki ODTW yang menarik sekaligus mengikutsertakan masyarakat dalam pengembangannya (S3,S4,S5,S7,O1,O3,O5, O8) 2. Mempertahankan posisi

sebagai tempat wisata dengan harga terjangkau dan menerapkan strategi diversifikasi harga (S4,S5,S10,O7,O8) 3. Mempertahankan posisi

sebagai tempat wisata yang mudah dijangkau dan terkenal akan kenyamanan dan keamanannya (S1,S2,S9,O3,O4) 4. Bekerjasama dengan pihak

luar dalam mempromosikan keunggulan wisata

(S2,S4,S6,S8,S9,O2,O4, O5, O6,O8)

STRATEGI WO

1. Bekerjasama dengan masyarakat dan Pemda dalam mewujudkan sapta pesona wisata dengan cara melakukan kegiatan-kegiatan yang membangun

(W3,W5,W7,O2,O5)

2. Mengembangkan strategi promosi yang berorientasi nasional dan internasional dengan menggunakan teknologi informasi dan kerjasama dengan warga masyarakat sekitar. (W2,W3,W4,W6,W8,O2,O3,O4,O5, O6,O8)

3. Bekerjasama dengan pemerintah daerah dalam menumbuhkan iklim investasi yang kondusif

(W1,W3,W7,O2,O4)

4. Mengembangkan jenis wisata bahari dan wisata pendidikan seiring dengan perkembangan teknologi informasi

KEKUATAN KELEMAHAN

ANC AMAN

1. Tingkat pendidikan

masyarakat sekitar yang masih rendah

2. Minimnya anggaran dari pemerintah

3. variasi produk wisata yang ditawarkan oleh pesaing 4. belum adanya kerjasama

dengan pihak swasta 5. Indonesia yang dinilai masih

belum stabil dan rawan bencana

6. iklim usaha dan investasi di Indonesia yang masih belum kondusif

7. Kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktifitas manusia

8. besarnya ancaman masuknya pendatang baru

9. persaingan dalam industri wisata yang kuat

STRATEGI ST

1. kerjasama dengan agen perjalanan dalam mempromosikan ODTW dalam bentuk paket wisata yang memudahkan dan memberikan kenyamanan kepada wisatawan (S2,S4,S5,S9,S10,T3,T8,T9 )

2. memberikan penyuluhan dan melibatkan warga sekitar dalam program wisata yang menyangkut pentingnya alam dan pelestarian lingkungan (S1,S3,S6,S7,T1,T7) 3. melakukan promosi keluar

pulau jawa terutama ke sekolah-sekolah melalui program kerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Budaya DIY

(S4,S8,S9,S10,T2,T6) 4. mengoptimalkan teknologi

informasi untuk

mempermudah komunikasi dengan investor dan wisatawan

(S1,S6,S7,T4,T5,T8,T9)

STRATEGI WT

1. Melakukan kerjasama dengan sponsor-sponsor dalam pengadaan event-event wisata (W1,W3,W6,T2,T3,T4,T5,T8,T9 )

2. Bekerjasama dengan usaha rumah makan, penginapan, dan biro perjalanan dalam

membentuk suatu paket wisata disertai oleh pramuwisata yang mempunyai communication skiil

yang baik

(W1,W2,W3,W4,W6,W8,,T2,T3, T4,T8,T9)

3. Mendukung aktivitas/kegiatan yang dilakukan oleh paguyuban warga sekitar baik berupa dukungan material maupun spiritual

(W5,T1,T7)

4. Peningkatan kualitas wisata dengan memberikan kemudahan bagi pihak swasta dalam mendirikan suatu usaha jasa wisata

(W7,T4,T6)

6.8.1. Strategi Strengths-Opportunity (SO)

Strategi SO adalah strategi menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk

memanfaatkan peluang yang ada. Berdasarkan analisis dari kekuatan dan peluang

yang diperoleh, maka strategi yang sebaiknya dilakukan oleh pihak pengelola dalam

hal ini Dinas Pariwisata Bantul adalah mempertahankan posisi sebagai tempat wisata

yang memiliki ODTW yang menarik sekaligus mengikutsertakan masyarakat dalam

pengembangannya. Banyaknya ODTW yang ditawarkan oleh pihak pengelola

merupakan keunggulan tersendiri yang harus dimanfaatkan oleh pengelola. Dan

kebanyakan ODTW yang ditawarkan berasal dari hasil kebudayaan atau tradisi

masyarakat sekitar yang masih lestari untuk itulah diharapkan pihak pengelola dapat

merangkul dan mendukung warga sekitar dalam melakukan kegiatan kegiatan

tersebut, yang dapat membangun image positif bagi pariwisata Pantai Parangtritis.

Selain itu dengan memfungsikan segera kios-kios, laboratorium gumuk pasir dan

panggung hiburan yang telah selesai dibangun yang dapat menjadi daya tarik wisata

merupakan salah satu cara untuk mempertahankan posisi sebagai tempat wisata yang

memiliki ODTW yang menarik.

Strategi kedua yang dapat dilakukan oleh pihak pengelola adalah

mempertahankan posisi sebagai tempat wisata dengan harga terjangkau dan

menerapkan strategi diversifikasi harga. Harga yang terjangkau merupakan suatu

keunggulan besar yang dapat dimanfaatkan oleh pengelola, karena berkaitan langsung

dengan tingkat daya saing yang dimiliki. Untuk meningkatkan profit yang didapat

sebaiknya pengelola menerapkan strategi diversifikasi harga seperti menerapkan

perbedaan harga retribusi berdasarkan asal pengunjung, umur, kelompok pengunjung

atau tujuan pengunjung. Sebagai contoh pengelola membedakan tarif retribusi masuk

untuk wisatawan asing dan wisatawan nusantara, selain menerapkan strategi discount

untuk pengunjung rombongan, penetapan harga retribusi yang berbeda untuk hari

libur dan hari-hari tertentu, dan juga memberlakukan potongan harga untuk anak-

anak dan manula.

Kebijakan SO lainnya adalah mempertahankan posisi sebagai tempat wisata

yang mudah dijangkau dan terkenal akan kenyamanan dan keamanannya. Melihat

posisi Pantai Parangtritis yang tidak jauh dari kota Yogyakarta dan juga didukung

oleh aksesibilitas ke daerah tersebut yang cukup baik merupakan sesuatu poin plus

untuk obyek wisata ini. Pengelola sebaiknya memberikan pendekatan kepada warga

masyarakat melalui ketua RT/RW sekitar dalam menciptakan lingkungan wisata yang

aman dan nyaman, salah satunya dengan mengadakan lomba kebersihan ataupun

mengadakan kegiatan sadar wisata dengan iming-iming hadiah yang menarik untuk

meningkatkan antusias warga di lingkungan wisata tersebut.

Dan kebijakan SO terakhir yang dapat dilakukan adalah bekerjasama dengan

pihak luar dalam mempromosikan keunggulan wisata. Salah satu caranya yaitu

bekerjasama dengan media elektronik seperti stasiun televisi maupun radio, dan juga

dengan media-media cetak dalam mempublikasikan keunggulan dan kondisi

pariwisata saat ini. Selain itu pihak pengelola juga dapat melakukan pendekatan atau

kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan seperti perguruan-perguruan tinggi

yang memiliki bidang pengetahuan informatika sehingga dapat membantu dalam

pembuatan website yang dapat menarik minat wisatawan untuk mengunjung tempat

wisata ini. Mengingat kemampuan media internet sangat cepat dalam menyebarkan

informasi secara global.

6.8.2. Strategi Weakness-Opportunity (WO)

Strategi WO adalah strategi mengatasi kelemahan yang dimiliki dengan

memanfaatkan peluang yang ada. Strategi WO yang pertama adalah dengan

melakukan kerjasama dengan masyarakat dan Pemda dalam mewujudkan sapta

pesona wisata. Melihat adanya perkumpulan-perkumpulan atau paguyuban yang

dibentuk oleh warga sekitar merupakan suatu peluang yang harus dapat dimanfaatkan

dengan baik oleh pihak pengelola. Pengelola harus dapat merangkul warga tersebut

tentunya dengan dukungan dari Pemda yaitu dengan cara memberikan bantuan baik

berupa bantuan yang bersifat finansial maupun bantuan pendidikan agar warga

tersebut dapat termotivasi untuk menjadi masyarakat sadar wisata. Dengan adanya

kelompok ini diharapkan dapat menularkan ke warga yang lain sehingga dapat

meningkatkan kualitas wisata Pantai Parangtritis. Salah satu bentuk kegiatan yang

dapat dijalankan adalah pembentukan organisasi penghasil kerajinan tangan atau

souvenir, organisasi ini diharapkan dapat menjadi wadah dalam mengumpulkan hasil

karya dari warga-warga setempat yang nantinya dapat dijual kepada pengunjung

tentunya dalam satu pengelolaan, sehingga tidak terjadi perang harga antar pedagang

yang dapat merugikan satu sama lain.

Strategi WO selanjutnya yaitu mengembangkan strategi promosi yang

kerjasama dengan warga masyarakat sekitar. Kemajuan teknologi informasi yang

sangat pesat merupakan suatu peluang yang dapat dimanfaatkan oleh pihak pengelola

dalam memasarkan produk wisatanya. Pemasaran yang dilakukan dengan media

internet dapat menjangkau ke area yang sangat luas. Pemasaran sudah tentu harus

diimbangi dengan peningkatan kualitas wisata yaitu salah satunya peningkatan

kualitas dalam hal pelayanan (SDM),. Untuk itu harus ada kerjasama dengan warga

sekitar dan juga pemerintah dalam mewujudkan lingkungan wisata yang aman dan

nyaman. Bentuk kebijakan yang dapat dilakukan adalah pembentukan masyarakat

sadar wisata. Dalam kelompok tersebut masyarakat sekitar diberi pendidikan oleh

para pengajar yang didatangkan dari pemerintahan maupun dari pihak pengelola

sendiri untuk meningkatkan skill mereka antara lain kemampuan berbahasa asing,

pengetahuan tentang pemasaran wisata, dan juga tata prilaku yang dapat mereka

terapkan dalam menjamu wisatawan yang datang.

Kebijakan WO lainnya adalah bekerjasama dengan pemerintah daerah dalam

menumbuhkan iklim investasi yang kondusif. Pemerintah selaku pembuat peraturan

dapat membuat suatu kebijakan dalam rangka meningkatkan minat investor agar

tertarik untuk menanamkan modalnya. Salah satu caranya dengan memudahkan

perizinan usaha, meringankan beban pajak maupun pungutan-pungutan lainnya dan

juga melakukan pengawasan terhadap petugas yang bertindak tidak jujur. Selain itu

dari sisi pengelola, harus dilakukan peningkatan kualitas wisata dengan cara

mewujudkan sapta pesona wisata yang merupakan faktor utama daya tarik wisata.

Kebijakan terakhir yang dapat diterapkan yaitu mengembangkan jenis wisata

bahari dan wisata pendidikan seiring dengan perkembangan teknologi informasi.

Mengingat potensi alam yang mendukung dan juga trend wisata bahari yang

meningkat diharapkan dapat dikembangkan oleh pihak pengelola. Adanya

laboratorium gumuk pasir juga dapat dijadikan sebagai pusat research atau penelitian.

Perkembangan teknologi informasi juga dapat dimanfaatkan untuk memasarkan jenis

wisata ini secara luas.

6.8.3. Strategi Strengths-Threats (ST)

Untuk menghindari ancaman yang datang dari luar, pihak pengelola dapat

menggunakan kekuatan yang dimiliki dengan menerapkan kebijakan seperti

kerjasama dengan agen perjalanan dalam mempromosikan ODTW dalam bentuk

paket wisata yang memudahkan wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata. Hal ini

juga dapat mendukung kebijakan dalam mempromosikan wisata dalam cakupan area

yang lebih luas, mengingat saat ini lingkup pemasaran masih tertuju pada Pulau Jawa

saja. Memang kendala anggaran masih merupakan faktor utama yang menghambat

proses pemasaran wisata namun dengan adanya kerjasama dengan Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan DIY merupakan salah satu solusi untuk mengatasinya. Selain itu

mengoptimalkan penerapan teknologi informasi dalam berkomunikasi dengan para

investor dan wisatawan juga dapat menjadi suatu solusi yang tepat untuk mengatasi

masalah kendala anggaran. Dengan adanya sistem komunikasi yang modern yaitu

dengan membuka suatu situs website dapat menjadi media yang menghubungkan

secara langsung antara pihak pengelola, wisatawan , maupun para investor. Dalam

website itu diharapkan terdapat suatu forum mengenai kritik dan saran yang dapat

membangun perkembangan pariwisata Pantai Parangtritis. Dalam website tersebut

juga dapat memberikan informasi-informasi penting yang diperlukan para investor

dan juga wisatawan.

Strategi ST selanjutnya adalah memberikan penyuluhan wisata dan melibatkan

warga sekitar dalam program wisata yang menyangkut pentingnya alam dan

pelestarian lingkungan. Hal ini dimaksudkan agar timbul kesadaran masyarakat akan

arti pentingnya kelestarian lingkungan wisata, mengingat wisata memberikan

multiplayer effect yang amat besar bagi perekonomian masyarakat. Kegiatan

penyuluhan yang dilakukan diharapkan diselingi oleh acara hiburan yang dapat

menarik minat warga agar dapat ikut serta dalam kegiatan tersebut.

6.8.4. Strategi Weakness-Threats (WT)

Strategi WT merupakan strategi untuk mengurangi kelemahan dan menghindari

ancaman. Kebijakan yang dapat diambil antara lain melakukan kerjasama dengan

sponsor-sponsor dalam pengadaan event-event wisata. Dengan adanya sponsor maka

persoalan anggaran dana pun dapat terpecahkan. Disini pengelola dituntut untuk

dapat berkreativitas dalam menuangkan ide-ide dalam penyelenggaraan event-event

yang dapat memikat perhatian wisatawan. Contoh kegiatannya antara lain kompetisi

Volley Pantai dengan bekerjasama dengan PBVSI, Festival layang-layang termasuk

lomba kreativitas dalam membuat layang-layang, dan panggung hiburan yang

dilaksanakan setiap akhir pekan.

Strategi WT yang lain yaitu denganbekerjasama dengan usaha rumah makan,

penginapan, dan biro perjalanan dalam membentuk suatu paket wisata disertai oleh

pramuwisata yang mempunyai communication skiil yang baik. dengan adanya sistem

paket wisata ini diharapkan informasi wisata dapat tersalur dengan baik dan juga

dapat memberikan rasa nyaman kepada wisatawan baik domestic maupun luar negeri

sehingga length of stay nya pun akan bertambah. Selanjutnya strategi WT yang dapat

dilakukan adalah mendukung aktivitas/kegiatan yang dilakukan oleh paguyuban

warga sekitar baik berupa dukungan material maupun spiritual. Dengan adanya

dukungan ini diharapkan kreativitas warga akan meningkat.

Strategi WT terakhir yang dapat diterapkan yaitu meningkatkan kualitas wisata

dengan memberikan kemudahan bagi pihak swasta dalam mendirikan suatu usaha

jasa wisata. Dengan adanya kemudahan akses masuk bagi para investor diharapkan

dapat meningkatkan kualitas wisata yang disertai dengan perbaikan fasilitas sarana

dan prasarana wisata. Strategi ini juga harus tetap didukung oleh promosi yang gencar

dari pihak pengelola.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait