• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.14. Penelitian Terdahulu

Terkait dengan topik yang diteliti yaitu mengenai ”strategi pemasaran objek wisata bahari” terdapat penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan dalam topik yang dikaji. Salah satunya adalah skripsi yang disusun oleh Firman Syafei dari Departemen Sosial Ekonomi Perikanan, program studi Manajemen Bisnis Ekonomi Perikanan dan ilmu kelautan, FPIK, IPB.

Penelitian tersebut dilakukan pada bulan Mei – Juli 2006, yang berlokasi di kantor Balai Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. Data yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh berdasarkan observasi langsung ke TN Kepulauan Seribu,

wawancara langsung dengan responden dan penyebaran kuesioner. Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang dan untuk menentukan faktor internal faktor eksternal dan kondisi persaingan industri. Responden dari

kuesioner ini dipilih dengan menggunakan metode pusposive sampling. Metode pengambilan sampling ini digunakan karena dengan begitu pihak pengelola TN Kepulauan Seribu dapat memilih orang-orang yang dinilai paling tepat, ahli serta berperan dalam pengambilan keputusan. Selain metode diatas, dilakukan pula wawancara dengan pengunjung yang dipilih secara insidental untuk mengetahui motif kunjungan dan persepsi terhadap TN Kepulauan Seribu.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara mendapatkan data yang sudah diolah dan tersusun dari berbagai sumber seperti Kantor Balai TN Kepulauan Seribu, Biro Pusat Statistik (BPS), Perpustakaan LSI IPB Darmaga, Perpustakaan Fakultas Pertanian IPB. Perpustakaan Departemen Sosial Ekonomi Perikanan, situs–situs internet dan instansi lainnya yang terkait.

Dalam melakukan analisis strategi pemasaran objek wisata tersebut, Firman menggunakan alat analisis yang berupa matriks IFE, EFE, dan matriks IE yang didapat dari hasil analisis terhadap lingkungan eksternal dan internal perusahaan, dan juga menggunakan analisis SWOT untuk mendapatkan alternatif strategi pemasaran bagi pihak pengelola.

Dengan menggunakan alat analisis tersebut Firman menyimpulkan bahwa Saat ini industri pariwisata bahari di Taman Nasional Kepulauan Seribu belum dikelola dengan baik. Meskipun banyak pihak yang bergerak dalam industri ini, namun

kenyataan di lapangan menunjukan bahwa masing-masing pihak masih bergerak sendiri.

a. Berdasarkan matriks IFE diperoleh :

a. Kekuatan internal dari balai adalah, (1) penetapan harga yang lebih rendah, (2) kualitas objek yang cukup baik, (3) Sumber Daya Alam yang potensial untuk Wisata Bahari dan produk yang bervariasi, (4) fasilitas

pendukungnya yang lengkap, (5) lokasi yang berdekatan dengan Jakarta, (6) kemudahan untuk memperoleh input sumberdaya yang dibutuhkan dan (7) sumberdaya manusia yang ahli dalam hal pengelolaan lingkungan. b. Kelemahan internal dari balai adalah (1) strategi promosi yang belum jelas

dan belum berorientasi pasar, (2) rendahnya brand awareness terhadap taman nasional dan produk wisatanya belum muncul sehingga yang terkenal adalah pulau secara tersendiri, (3) belum adanya target konsumen, segmentasi, dan fokus posisi pasar yang jelas, (4) belum adanya konsep yang jelas mengenai batasan terhadap daya dukung lingkungan terhadap wisata bahari, (5) kurangnya sumberdaya yang memiliki kapabilitas dalam bidang pemasaran, (6) SDM sektor pariwisata bahari di kepulauan Seribu yang belum memenuhi standar mutu dan profesionalisme profesi tenaga kerja bidang pariwisata.

2. Berdasarkan matriks EFE diperoleh :

a. Peluangyang dimiliki oleh pihak balai adalah, (1) Peraturan Pemerintah yang mendukung kinerja Balai, (2) adanya Globalisasi dan AFTA, (3) tren wisata yang meningkat baik secara global maupun nasional, (4) masyarakat Kepulauan seribu cukup kooperatif dalam kegiatan-kegiatan konservasi dan wisata, (5) dukungan yang kuat dari kelompok-kelompok pecinta

lingkungan dan (6) pesatnya perkembangan internet dan teknologi informasi.

b. Ancaman bagi balai adalah, (1) Tidak adanya perangkat kekuatan hukum untuk mengatur perizinan usaha wisata bahari milik swasta di taman nasional Kepulauan Seribu, (2) Aturan pemerintah yang belum seragam di tingkat daerah terkait dengan wisata bahari, (3) Besarnya Ancaman masuk pendatang baru, (4) Persaingan dalam industri pariwisata yang kuat, (5)

Tingkat diferensiasi dan harga produk substitusi, (6) budaya sanitasi masyarakat yang masih tradisional, (7) ketergantungan yang tinggi dari masyarakat terhadap sumberdaya alam, (8) kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktifitas manusia, (9) populasi masyarakat Kepulauan Seribu yang semakin meningkat sementara lahan tidak mungkin ditambah, (10) Situasi Indonesia yang dinilai masih belum stabil dan rawan bencana, (11) iklim usaha dan investasi di indonesia yang belum kondusif, (12) belum adanya kerjasama yang padu antara balai, pihak swasta dan dinas pariwisata dalam mengembangkan wisata bahari.

3. Berdasarkan analisis persaingan industri (model lima kekuatan porter) diperoleh hasil bahwa :

a. Kondisi persaingan industri pariwisata bahari yang dihadapi oleh Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu cukup tinggi.

b. Faktor yang paling berpengaruh terhadap intensitas persaingan ini adalah ancaman produk substitusi dan persaingan antar pemain dalam indutri wisata bahari.

4. Berdasarkan hasil analisis SWOT, alternatif strategi pemasaran yang bisa dilakukan oleh Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu adalah sebagai berikut :

a.Strategi Produk :

• Kualitas

Pihak balai harus mempertahankan posisinya saat ini sebagai objek wisata alam yang memiliki kualitas lingkungan yang baik. Sambil melakukan peningkatan, baik itu kualitas lingkungan alam, fasilitas maupun sumberdaya manusia.

• Pelayanan

Mempertahankan posisi sebagai tempat wisata objek yang berfasilitas lengkap, pelayanan yang ramah dan mudah dijangkau sambil melakukan peningkatan kualitas dan kapasitas fasilitas.

Saat ini lini produk yang dimiliki oleh balai belum perlu dilakukan penambahan dari segi jumlah objek. Tapi perlu dilakukan

pengembangan dari segi pengemasan, seperti dengan mengembangkan paket-paket baru yang memiliki target konsumen spesifik.

• Merek

Mengembangkan strategi branding untuk meningkatkan kesadaran konsumen mengenai merek Taman Nasional.

• Manfaat dan keistimewaan

Meningkatkan program-program pendidikan dalam aktivitas wisata

b.Strategi Harga :

• Mempertahankan posisi sebagai objek wisata yang terjangkau oleh masyarakat umum.

• Menerapkan diversifikasi harga c.Strategi Distribusi :

• Bekerja sama dengan pemilik kapal dan dinas perhubungan untuk menambah frekuensi lalulintas ke Kepulauan Seribu

• Bekerja sama dengan agen-agen perjalanan untuk menyebarkan material promosi balai.

• Mengoptimalkan teknologi informasi untuk mempermudah komunikasi dengan konsumen baik dari dalam maupun luar negeri

d.Strategi Promosi :

• Bersama-sama dengan pemerintah daerah dan swasta serta pihak terkait lainnya dalam mengembangkan strategi merek.

• Meneruskan program personal sellingnya dengan kunjungan ke sekolah-sekolah, terutama SMP dan SMU.

• Memasang iklan dan artikel pada media cetak yang memiliki target pasar keluarga.

• Membuka peluang untuk melakukan penelitian untuk segmen peneliti dan civitas perguruan tinggi di kawasan taman nasional.

• Untuk segmen pencinta olahraga di alam dan pecinta lingkungan, memasang iklan di media cetak komunitas tersebut dan memasang link ke situs milik balai, atau setidaknya bekerja sama dengan situs-situs komunitas tersebut untuk memasukan informasi mengenai taman nasional dan paket wisata balai.

• Mengundang media massa secara berkala untuk meningkatkan publisitas taman nasional

• Memberikan insentif potongan harga kepada agen perjalanan pihak lainnya yang mempromosikan paket wisata balai TN Kepulauan Seribu.

Dari hasil penelitian tersebut Firman menyarankan kepada pihak balai agar : 1. Wisata bahari sebaiknya dijadikan salah satu jalan untuk melestarikan

lingkungan, mengingat bahwa lingkungan yang baik dan alami adalah syarat utama dari bisnis wisata bahari. Bertolak dari pandangan ini, maka Balai TN Kepulauan Seribu sebaiknya menjadikan pengembangan aktivitas wisata bahari sebagai salah satu prioritas program jangka panjang dan pendeknya. 2. Perlunya penelitian lanjutan yang mengkaji strategi pemasaran wisata TN

Kepulauan Seribu yang lebih berfokus kepada perumusan teknis empat elemen

marketing mix. Seperti berapa seharusnya nominal harga yang ditetapkan, bentuk promosi yang digunakan dan material yang ada didalamnya, tag line yang sebaiknya diusung balai dan lainnya, sehingga pihak balai dapat langsung mengimplementasikannya di lapangan.

Meskipun alat analisis yang digunakan oleh Firman sama dengan alat analisis yang peneliti gunakan namun terdapat perbedaan yang cukup jelas mengenai issue yang terkait dengan topik yang dikaji. Bencana Tsunami dan juga gempa bumi yang terjadi di objek wisata Pantai Parangtritis yang menjadi sorotan dunia merupakan hal yang sangat menarik untuk dikaji lebih dalam, sehingga

diharapkan dapat membangkitkan citra pariwisata negeri ini, khususnya di Pantai Parangtritis. Selain faktor alam, faktor SDM juga merupakan salah satu objek yang akan dikaji untuk meningkatkan image atau citra pariwisata di daerah tersebut. Mengingat perkembangan bidang pariwisata sangat bergantung pada

jumlah pengunjung atau wisatawan yang datang, maka persepsi pengunjung tentang wisata tersebut juga merupakan hal yang perlu diperhatikan demi pemenuhan pelayanan yang terbaik kepada pengunjung/wisatawan.

Dokumen terkait