Tahapan Kawasan No Komponen Kawasan
existing Pengembangan Mandiri
1.
2.
Lahan dan Pakan
-Breeding
-Penggemukan
Ternak dan Teknologi
-HMT sepenuhnya berasal dari padang
rumput dan tegalan
-Otoritas lahan berada pada sub sektor
tanaman pangan dan kehutanan
-Belum ada budidaya hijauan oleh
peternak
-Belum ada upaya yang mengarah
kepada sistem integrasi dengan usaha tanaman pangan, perkebunan dan kehutanan
-Belum ada batasan yang jelas antara
usaha breeding dan penggemukan dalam penggunaan lahan dan sisitem pemberian pakan
-Sapi yang di pelihara jenis sapi lokal
(sapi Bali)
-Produktivitas ternak rendah -Sistem pemeliharaan ekstensif -Tingkat kelahiran rendah (15-28%) -Tingkat kematian relatif tinggi (22%)
dari kelahiran.
-Budidaya HMT secara khusus
dengan pemanfaatan lahan secara terintegrasi bersama usaha padi sawah.
-Pembagian wilayah untuk usaha
penggemukan
-Pemafaatan lahan yang tdk
produktif untuk budidaya HMT dengan pembinaan dari instansi terkait
-Dilakukan recording dan seleksi
ternak secara lebih terarah pada tujuan pemeliharaan.
-Produktivitas ternak di tingkatkan
hingga pertambahan bobot badan minimal 0.5 kg/ekor/hari.
-Sistem perkawinan mulai diatur
-Lahan usaha dialokasikan khusus untuk
budidaya HMT & pengembangbiakan ternak.
-Peternak menguasai teknologi
pengelolahan lahan dan tidak bergantung kepada instansi terkait.
-Lahan usaha dibuat spesifik untuk
usaha penggemukan.
-Aksesibilitas tinggi kepusat konsumen
dan sarana prasarana penunjang.
-Jenis sapi yang diternakkan
mempunyai level produksi komersil baik sapi lokal maupun persilangan dengan produktivitas tinggi
-Pertambahan bobot badan ternak
minimal 0.8 kg/ekor/hari dengan tingkat kelahiran ≥80% dan kematian
3. Peternak dan Petugas Pendamping
-Sistem perkawinan dengan kawin
alam.
-Seleksi ternak masih sepenuhnya
seleksi alam
-Tidak ada penganan kesehatan dan
gangguan reproduksi ternak
-Tingkat pengetahuan peternak dalam
penguasaan teknologi budidaya dan pengeloaan usaha masih rendah
-Tingkat pendidikan umumnya rendah
(sekolah dasar)
-Umumnya peternak baru sehingga
masih membutuhkan pembinaan dan pendampingan yang kontinu.
-Motivasi dan kemampuan mengatasi
masalah peternakan sapi potong masih
-Tingkat kelahiran ≥50% dengan
kematian >15%.
-Sapi yang dipelihara sapi
lokal/persilangan dengan
pertumbuhan dan respon terhadap pakan konsentrat cukup baik.
-Pembiakan dengan sistem hand
mating dan inseminasi buatan (IB)
-Pakan hijauan berupa rumput alam,
limbah pertanian, rumput budidaya dan limbah industry
pertanian/perkebunan.
-Pemeliharaan ternak secara semi
intensif atau intensif dengan tenaga kerja dalam keluarga
-Penanganan kesehatan dan
gangguan reproduksi lebih di perhatikan dan masih bersifat pengobatan.
-Tingkat pengetahuan peternak
sudah cukup dalam pengusaan teknologi budidaya dan pegelolaan usaha
-Pengalaman beternak sudah lebih
lama sehingga lebih mampu mengatasi masalah dalam usahanya
-Dokter hewan, mantri hewan,
inseminator, petugas pemeriksa kebuntingan, dan penyuluh
>5%.
-Sapi import atau persilangan lokal
dengan import yang tumbuh cepat dan berespon sangat baik dengan pakan konsentrat.
-Pembiakan ternak sangat terkontrol
dengan teknik IB menggunakan semen pejantan unggul.
-Pakan terutama hijauan unggul dan
konsentrat
-Pemeliharaan sepenuhnya intensif dan
menggunakan tenaga kerja daru luar keluarga.
-Penanganan kesehatan ternak
terkontrol secara keseluruhan dan bersifat pencegahan penyakit.
-Penguasaan teknologi beternak jauh
lebih maju , sudah menerapkan prinsip- prinsip ekonomi, menjadi motivator dalam pertemuan kelompok penyuluhan
-Mempunyai pengetahuan tinggi
tentang managemen pegelolaan dan pengalaman yang banyak.
-Menjadi mitra kerja petugas
4. 5. Aspek Kelembagaan Peternak Aspek Kelembagaan Keuangan (permodalan) rendah
-Dokter hewan, mantri hewan,
penyuluh lapangan tersedia dalam jumlah terbatas dan aksesibilitas kepada peternak masih rendah
-Kelompok peternak merupakan
kelompok pemula dan baru mengenal kehidupan organisasi, serat menjadi anggota bukan karena kemauan sendiri
-Tingkat partisipasi anggota kelompok
rendah karena motivasi yang rendah
-Koordinasi dan pembinaan kelompok
sepenuhnya masih di bawah pembinaan instansi terkait
-Bantuan permodalan sepenuhnya
berasal dari pemerintah dalam bentuk perguliran bibit ternak
-Belum ada akses peternak langsung ke
bank ataupun sebaliknya
lapangan semuanya tersedia dengan aksesibilitas yang cukup.
-Kelompok peternak sudah lebih
maju dan mampu merencanakan kegiatan pengembangan usaha
-Tingkat partisipasi anggota
kelompok sudah lebih tinggi, kelompok lebih terkordinir dan teratur. Kerjasama dengan kelompok lain mulai dibangun terutama dalam menentukan harga pasar
-Kerjasama dengan pihak lain dan
membentu kelompok usaha bersama agribisnis (KUBA).
-Peran pemerintah dalam fungsi
pelayan teknis mulai berkurang
-Bantuan permodalan diarahkan
langsung kepada kelompok ternak melalui bank, bentuk kredit melalui kelompok simpan pinjam sebagai pelaksana bank
-Bentuk kerjasama permodalan
masih berupa kemitraan
-Dokter hewan, mantri hewan,
inseminator, vaksinator, tenaga pengawas mutu pakan, petugas pemeriksa kebuntingan, dan penyuluh lapangan semuanya tersedia dengan aksesibilitas tinggi.
-Kelompok peternak sudah lebih
mampu dalam menerapkan inovasi dan menghadapi resiko usaha
-Tingkat partisipasi anggota sudah
sangat tinggi, motivasi jelas ingin maju dan berkembang
-Peran pemerintah terbatas pada fungsi
pengaturan dan pengawasan
-Administrasi kelompok lebih teratur
dan tertib
-Kelompok sudah mampu melakukan
kerjasama dengan berbagai pihak pemodal baik pemerintah maupun swasta
-Kemampuan kelompok sudah sangat
tinggi, peternak sudah mampu mencari sendiri sumber permodalan usahanya dan pola kerjasama permodalan sudah mandiri.
-Peternak sudah mengenal bank dan
6.
7.
Manajemen
Fasilitas
-Sistem pemeliharaa bersifat ekstensif,
sehingga belum memiliki sistem pembukuan dan pencatatan perkembangan usaha
-Peternak belum dapat menyusun
rencana usaha jangka pemdek maupun jangka panjang
-Belum ada evaluasi terhadap
usahanya, semua masih dalam pembinaan dan pengawasan pemerintah (Dinas Peternakan)
-Fasilitas penunjang yang ada berupa
holding ground, karantina ternak, laboratorium diagnostic, pos keswan dan rumah dokter hewan, dan Penggunaannya belum optimal (keterbatasan tenaga pengelola).
-Penyaluran Sapronak (obat dan
vaksin) masih sepenuhnya ditangani pemerintah dalam bentuk bantuan pelayanan kesehatan hewan
-Peningkatan kelas kemampuan
kelompok menyebabkan peternak lebih trampil, pembukuan dan recording usaha mulai dilakukan secara teratur menyangkut aktivitas produksi, investasi dan pembiayaan dalam usahanya
-Peternak /kelompok ternak sudah
memiliki perencanaan usaha yang cukup lengkap baik secara parsial maupun keseluruhan usahanya, evaluasi telah dilakuan sekali setiap tahun.
-Seluruh fasilitas sana pada kawasan
baru ada, namun eksesibilitasnya lebih tinggi
-Akses terhadap fasilitas IB sudah
cukup baik
-Akses terhadap pasar hewan baik
termasuk sarana pengangkutan ternak
-Pembukuan usaha sudah sangat baik,
pelaporan keuangan menyangkut neraca, laporan rugi laba dan
perkembangan modal terrecord dengan baik.
-Perencanaan usaha telah disusun secara
lengkap dengan tujuan, sasaran dan tindakan yang jelas dalam upaya peningkatan pendapatannya
-Evaluasi usaha dilakukan secara
periodikdalam jangka waktu yang pendek.
-Seluruh fasilitas penunjang telah
tersedia dan aksesibilitanya tinggi meliputi holding ground, karantina ternak, laboratorium diagnostic, unit pelatihan, pos keswan, penyalur sapronak, unit pembibitan ternak, pos IB, RPH dan Pasar hewan