• Tidak ada hasil yang ditemukan

WANA WISATA CIKOLE

9.6. Matriks SWOT

Berbagai alternatif strategi dapat dirumuskan berdasarkan analisis Matriks SWOT. Analisis tersebut merupakan pencocokan empat strategi utama yaitu strategi SO (Strengths-Opportunities), strategi WO (Weaknesses-Opportunities), strategi ST (Strenghts-Threats), dan strategi WT (Weaknesses-Threats). Analisis matriks SWOT disajikan pada Tabel 41. Matriks SWOT dibangun berdasarkan faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang didapat dari hasil analisis matrik IFE dan EFE sebelumnya. Berdasarkan hasil Matriks SWOT didapat beberapa alternatis strategi Pengembangan Wana Wisata Cikole sebagai berikut:

1. Strategi SO

Strategi SO merupakan strategi yang memanfaatkan kekuatan internal Wana Wisata Cikole untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal. Strategi yang dapat diterapkan yaitu menjaga hubungan komunikasi antar pengelola di lokasi dengan pejabat daerah. Hubungan komunikasi dengan pihak-pihak terkait dapat menciptakan hubungan yang baik dalam pengelolaan serta memperluas jaringan kerja. Hal demikian dapat meningkatkan investasi dalam pengembangan Wana Wisata Cikole.

2. Strategi WO

Strategi Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal Wana Wisata Cikole dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Alternatif strategi yang dapat diterapkan antara lain:

a. Perbaikan kuantitas dan kualitas SDM melalui perekrutan secara profesional dan pelatihan. Perbaikan diperlukan karena jumlah karyawan masih sedikit dan kompetensi karyawan di bidang pariwisata belum baik. b. Penambahan sarana dan prasarana berupa rumah makan. Penambahan

rumah makan diperlukan karena wisatawan merasa kesulitan memperoleh makanan di lokasi tersebut. Belum adanya rumah makan di Wana Wisata Cikole menyebabkan wisatawan harus membeli makanan di luar lokasi wisata ini.

3. Strategi ST

Meningkatkan promosi melalui media cetak dan elektronik, perbaikan papan reklame yang menarik. Saat ini promosi yang dilakukan serta papan reklame yang ada masih belum menarik. Promosi dilakukan untuk melakukan penetrasi pasar terhadap produk wisata yang sudah ada saat ini. Selain itu juga bertujuan dalam pengembangan pasar untuk menarik wisatawan yang lebih besar. 4. Strategi WT

Strategi WT merupakan strategi defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal Wana Wisata Cikole. Strategi yang dapat diterapkan yaitu:

a. Menambah produk wisata baru yang unik dengan mengangkat kebudayaan lokal untuk menarik wisatawan baru melalui kerjasama dengan lembaga kebudayaan daerah. Atraksi wisata ini dapat berupa festival maupun pertunjukan seni budaya agar kebudayaan Kabupaten Bandung Barat lebih dikenal banyak orang.

b. Memberikan informasi jalur alternatif menuju Wana Wisata Cikole kepada wisatawan untuk menghindari kemacetan lalu lintas. Kebijakan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan menuju lokasi wisata.

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Strengths (S)

1. Hubungan komunikasi yang baik antar pengelola

2. Investasi yang berkelanjutan

3. Letak objek wisata cukup strategis

4. Harga produk wisata ekonomis

5. Adanya publikasi objek wisata

6. Keindahan alam objek wisata

7. Lingkungan bersih dan nyaman

8. Penawaran wisata beragam (resort,bumi perkemahan, outbond)

Weaknesses (W) 1.Kurangnya sarana dan

prasarana objek wisata 2.Kualitas SDM belum baik 3.Struktur organisasi belum jelas Opportunities (O) 1. Adanya dukungan Pemda Kabupaten Bandung Barat

2. Objek wisata berada pada jalur yang menghubungkan

Bandung dengan Subang dan Purwakarta 3. Objek wisata berada di

kawasan wisata Lembang membuka peluang peningkatan pendapatan masyarakat sekitar 4. Perkembangan teknologi komunikasi 5. Mudahnya aksesibilitas menuju objek wisata

1. Menjalin hubungan komunikasi antar pengelola di lokasi dengan pejabat daerah. (S1, S2, S3, S5, S8, O1, O3, O4)

1.Perbaikan kuantitas dan kualitas SDM melalui perekrutan secara profesional dan pelatihan. (W2, W3, O1, O3)

2.Menambah sarana dan prasarana yaitu berupa rumah makan. (W1, O2, O3, O4, O5)

Threats (T)

1. Adanya objek wisata lain di sekitar Lembang 2. Kondisi lalu lintas

menuju objek wisata senantiasa macet

1. Meningkatkan promosi melalui media cetak dan elektronik, perbaikan papan reklame untuk memperluas pangsa pasar (S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, T1, T2) 1.Menambah produk wisata baru yang unik dengan mengangkat kebudayaan lokal untuk menarik wisatawan baru. (W1, W2, T1)

2.Memberikan informasi jalur alternatif kepada wisatawan untuk menghindari kemacetan lalu lintas (W1, T2)

10.1. Simpulan

1. Karakteristik wisatawan Wana Wisata Cikole adalah berusia 20 - 50, lebih banyak laki-laki, berstatus menikah, berasal dari Bandung dan Jabotabek, sebagian besar berpendidikan sarjana, bekerja sebagai PNS, memiliki penerimaan sebesar 1 000 000 - 5 000 000 rupiah, berkunjung bersama kelompok, menggunakan mobil pribadi, dan aktivitas utama yang dilakukan yaitu outbond activity. Unit usaha di lokasi wisata yaitu outbond facilitator, pedagang, serta penyewaan kuda. Sebagian besar unit usaha beroperasi pada akhir pekan dan hari libur. Terdapat 11 orang tenaga kerja unit usaha berusia 20 - 32 tahun dengan rata-rata penerimaan 1 400 000 rupiah.

2. Analisis Multiplier Effect menunjukan bahwa keberadaan Wana Wisata Cikole telah memberikan dampak ekonomi secara langsung, tidak langsung dan lanjutan terhadap perekonomian masyarakat lokal. Kontribusi ekonomi dari wisatawan terhadap masyarakat lokal belum maksimal karena pengeluaran wisatawan yang terjadi di luar lokasi wisata masih relatif besar yaitu 63.677 persen.

3. Perhitungan nilai Customer Satisfaction Index (CSI) Wana Wisata Cikole sebesar 73.980 persen menunjukan indeks kepuasan wisatawan di Wana Wisata Cikole berada pada kriteria puas.

4. Perumusan strategi pengelolaan Wana Wisata Cikole, antara lain: menjaga hubungan komunikasi antar pengelola di lokasi dengan pejabat daerah, perbaikan kuantitas dan kualitas SDM melalui perekrutan secara profesional dan pelatihan, menambah atraksi wisata baru yang unik untuk menarik wisatawan baru, meningkatkan promosi untuk memperluas pangsa pasar, menambah fasilitas rumah makan, memberikan informasi jalur alternatif menuju objek wisata kepada wisatawan untuk menghindari kemacetan lalu lintas.

10.2. Saran

1. Untuk mengoptimalkan aktivitas ekonomi, pihak pengelola perlu mengatur sarana berjualan unit usaha agar lebih teratur dan nyaman bagi wisatawan.

2. Untuk meningkatkan pelayanan, pengelola wisata perlu menambah jumlah karyawan dan mengoptimalkan kompetensi karyawan melalui pelatihan di bidang pariwisata.

3. Untuk meningkatkan kinerja pengelolaan, pengelola wisata perlu melakukan perbaikan atribut yang masih kurang kinerjanya yaitu menambah ketersediaan papan keterangan, meningkatkan sistem keamanan, menambah jumlah pemandu wisata, serta meningkatkan penanganan keluhan pengunjung.

4. Untuk mengoptimalkan pengelolaan wisata pengelola dapat membuat kebijakan sebagaimana rekomendasi alternatif strategi pengelolaan dari penelitian ini.

5. Saran penelitian lanjutan meliputi perbandingan analisis dampak ekonomi pada masyarakat lokal yang sebelumnya bekerja pada sektor perkebunan dan setelah bekerja pada sektor wisata di Wana Wisata Cikole.

Bhatia, A. K. 2006. The Business of Tourism Concept and Strategies. Sterling Publisher, New Delhi.

Basuni, S. 2001. Ekoturisme, Manajemen Konservasi dan Otonomi Daerah. Media Konservasi. 8(2):47-53.

Blaikie, N. 2000. Designing Social Research. Polity Press, Cambridge.

Cooper, C., D. Gilbert, J. Fletcher, and S. Wanhill. 1993. Tourism Principles and Practice. Shepherd, R., editor. Prentice Hall, London.

Damanik, J., dan H. F. Weber. 2006. Perencanaan Ekowisata Dari Teori ke Aplikasi. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Darmaningsih, P. Nurhayati dan A. Fatchiya. 2006. Tingkat Kepuasan Pengunjung Objek Wisata Sea World Indonesia. Buletin Ekonomi Perikanan. 6(2):86-102.

David, F. R. 2001. Manajemen Strategis Konsep. Edisi Ketiga. I.S. Budi, penerjemah; S. Rahoyo, editor. Salemba Empat, Jakarta. Terjemahan dari Strategic Management Concepts.

Departemen Kehutanan. 1989. Kamus Kehutanan. Departemen Kehutanan RI. Dephut, Jakarta.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung Barat. 2011. Data Potensi Pariwisata dan Pendukung Pariwisata kabupaten Bandung Barat Tahun 2009-2011. Disbudpar, Bandung.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. 2012. Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Dalam Angka Tahun 2011. Disparbud, Bandung. Ihshani, D. W. 2005. Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Atribut Wisata

Cangkuang Garut. Skripsi Sarjana. Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Ismail, A., Nuva, dan S. R. Pervito. 2011. Analisis Permintaan dan Nilai Ekonomi Taman Wisata Waduk Selorejo Sebagai Tempat Rekreasi dengan Metode Biaya Perjalanan. Jurnal Ekonomi Lingkungan. 15(1):69-90.

Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia. 2012. Dampak Ekonomi Mikro Berdasarkan Neraca Satelit Pariwisata Nasional Tahun 2006 - 2010.

http://www.budpar.go.id/asp/detil.asp?c=116&id=1436. diakses pada

Krislianto, I. A. 2009. Strategi Pemasaran Wisata Kampung Cendawasari

Kecamatan Leuwiliang, kabupaten Bogor. Skripsi Sarjana. Fakultas

Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Levy, P. S. and S. Stanley. 1991. Sampling of Populations Methods and Application. Second Edition. John Wiley&Son, New York.

Lubbe, B. A. 2003. Tourism Management in Southern Africa. Pearson Education South Africa, Cape Town.

Mahdayani, W. 2009. Ekowisata Panduan Dasar Pelaksanaan. Disparbud, Nias Selatan.

Marine Ecotourism for Atlantic Area (META-Project). 2001. Planning for Marine Ecotourism in The EU Atlantic Area. University of The West of England, Bristol.

Manurung, F. T. 2011. Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor (PTPN VIII). Skripsi Sarjana. Fakultas

Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Milasari. 2010. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Alam (Studi Kasus Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor). Skripsi Sarjana. Fakultas

Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Mowen, J. C. and M. Minor. 1998. Consumer Behavior. Fifth Edition. Practice Hall, New Jersey.

Martilla, J. A., and J. C. James. 1977. Importance-Performance Analysis. Journal of Marketing. 41(1):13-17.

Perum Perhutani. 2011. Ekoturisme.

http://perumperhutani.com/produk-layanan/ekoturisme/. diakses pada tanggal 20 Desember 2012.

Perum Perhutani. 1987. Pengelolaan Wana Wisata Kehutanan Indonesia. Perum Perhutani, Jakarta.

Perum Perhutani. 1989. Obyek Rekreasi Hutan Wana Wisata. Perum Perhutani Wilayah Kerja Unit I Jawa Tengah, Jakarta.

Pritana, I. G. dan K. S. Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Andi, Yogyakarta.

Purnamasari, Q., A. Indrawan, dan E. K. S. H. Muntasib. 2005. Kajian Pengembangan Produk Wisata Alam Berbasis Ekologi di Wilayah Wana Wisata Curug Cilember (WWCC), Kabupaten Bogor. Jurnal Manajemen Hutan Tropika. 11(1):14-30.

Berdasarkan Pola Pergerakan Badak Jawa Di Taman Nasional Ujung

Kulon. Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Rangkuti, F. 2006. Measuring Customer Satisfaction. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Ross, S. And G. Wall. 1999. Ecotourism : Towards Congruence Between Theory and Practice. Journal of Tourism Management. 20(1):123-132.

Saragih, A. W. 2011. Analisis Strategi Pemasaran Kampoeng Wisata Cinangneng Kabupaten Bogor Jawa Barat. Skripsi Sarjana, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Silalahi, U. 2009. Metode Penelitian Sosial. PT. Refika Aditama, Bandung.

Stynes, D. J. 1997. Economic Impact of Tourism a Handbook For Tourism Professionals. University of Illionois, Urbana.

Sumarwan, U. 2011. Perilaku Konsumen. Ghalia Indonesia,Bogor.

Supranto, J. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Rineka Cipta, Jakarta.

The International Ecotourism Society. 2000. Ecotourism Statistical Fact Sheet.

http://www.ecotourism.org/reseach/stats/files/stats.pdf. diakses pada tanggal 10 Desember 2013.

Ulum. 2007. Panduan Survei Kepuasan Konsumen. PT Sucofindo, Jakarta.

Wahyudi, A. S. 1996. Manajemen Strategik Pengantar Proses Berpikir Strategik. Binarupa Aksara, Jakarta.

Wijayanti, P. dan Hastuti. 2009. Analisis Ekonomi dan Strategi Pengelolaan Ekowisata: Studi Kasus Kawasan Wisata Gunung Salak Endah Kabupaten Bogor. Jurnal Ekonomi Lingkungan. 13(2):39-59.

Yoeti, O. A. 2008. Ekonomi Pariwisata. PT. Kompas Media Nusantara, Jakarta.

Lampiran 1. Kuisioner Wisatawan

ANALISIS EKONOMI DAN STRATEGI PENGELOLAAN

Dokumen terkait