• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Dalam dokumen 100795850 Pembalajaran PKN SD. pdf (Halaman 76-98)

A.Media Pembelajaran PKn

Proses pembelajaran merupakan suatu sistem karena di dalamnya terdapat berbagai komponen yang saling berkaitan, mempengaruhi, dan bahkan saling ketergantungan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Komponen-komponen dimaksud adalah tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi. Pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru sebagai fasilitator dengan siswa sebagai pembelajar. Dalam komunikasi ada proses penyampaian pesan (message) dari komunikator kepada komunikan. Dalam penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan diperlukan saluran (media), agar message tersebut tersalurkan secara efektif dan efisien.

Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk

jamak dari kata “medium”, yang berarti perantara atau pengantar, atau dengan kata lain, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima. Media yang dirancang dengan baik dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri peserta didik. Media sebagai alat bantu visual dapat: 1) mendorong motivasi belajar; 2) memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak; 3) mempertinggi daya serap atau retensi belajar.

Menurut istilah, media adalah segala bentuk atau saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi. Schram (1977) menyatakan bahwa media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran; NEA (1969) menyatakan bahwa media adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya; Aect

Pembelajaran PKn SD 73 (1977) menyatakan bahwa media adalah segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan, dan Miarso (1989) menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan yg dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar.

Media pembelajaran yang disusun dengan baik, memiliki manfaat atau nilai praktis yaitu: memvisualkan yang abstrak (animasi peredaran darah); membawa objek yang sukar didapat (binatang buas/berbahaya); membawa objek yang terlalu besar (gunung, pasar); menampilkan objek yang tidak dapat diamati mata (mikro organisme); mengamati gerakan yang terlalu cepat (jalannya peluru); memungkinkan

berinteraksi dengan lingkungannya; memungkinkan

Keseragaman pengalaman; mengurangi resiko apabila objek berbahaya; menyajikan informasi yang konsisten dan diulang sesuai dengan kebutuhan; membangkitkan motivasi belajar; dapat disajikan dengan menarik dan variatif; mengontrol arah maupun kecepatan peserta didik; menyajikan informasi belajar secara serempak dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan, dan mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, dan lainnya.

B. Kedudukan Media Dalam Proses Pembelajaran

Prinsip pembelajaran yang baik adalah jika proses belajar mampu mengembangkan konsep, generalisasi, dan bahan abstrak dapat menjadi hal yang jelas dan nyata. Sumber belajar yang digunakan pengajar dan anak adalah buku buku dan sumber informasi, tetapi akan menjadi lebih jelas dan efektif jika pengajar menyertai dengan berbagai media pengajaran yang dapat membantu menjelaskan bahan lebih realistik (Hartono, 1996). Dengan demikian, salah satu tugas guru yang tidak kalah pentingnya adalah mencari dan menentukan media pembelajaran. Dalam pembelajaran PKn, mencari dan menentukan media dan sumber belajar sangat penting sebab bahan ajarnya sangat dinamis.

Pembelajaran PKn SD 74 Penyakit yang paling berkecamuk di sekolah ialah verbalisme, yang terdapat dalam tiap situasi belajar (Nasution, 1986:96). Menurutnya, penyakit tersebut biasanya tidak terdapat dalam hal-hal yang dipelajari anak-anak

sebelum mereka bersekolah karena perbendaharaan

bahasanya diperolehnya dengan pengalaman langsung, dengan melihat, mendengar, mencecap, meraba serta menggunakan alat dria lainnya. Hasil pelajaran tersebut dapat dianggap permanen dan tidak mudah dilupakannya, karena kata-kata yang mereka peroleh benar-benar mereka kenal yang diperolehnya melalui pengalaman yang konkrit.

Media pembelajaran merupakan alat bantu yang dapat mempermudah proses penerimaan materi pelajaran yang disampaikan pendidik dan sudah barang tentu akan mempermudah pencapaian keberhasilan tujuan pembelajaran. Hal ini dikarenakan peserta didik akan lebih termotivasi dalam mempelajari materi bahasan. Media pembelajaran yang dirancang dengan baik dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa, sehingga dapat mendorong terjadinya proses kegiatan pada diri siswa. Di samping itu media dapat membawakan pesan atau informasi belajar dengan keandalan yang tinggi yaitu dapat diulang tanpa mengalami perubahan isi.

C.Kriteria Pemilihan Media

Salah satu kemampuan yang dituntut dari seorang guru adalah ketepatan memilih media pembelajaran. Mengapa demikian? Karena memilih media yang tepat diyakini akan meningkatkan motivasi belajar yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajarnya. Sebaliknya, ketidaktepatan memilih media akan melahirkan kebosanan siswa dalam mengikuti pelajaran. Media yang paling baik adalah media yang paling sesuai dengan tujuan pembelajaran/karakter

bahan ajar, metode yang akan digunakan, dan

Pembelajaran PKn SD 75 Memilih media pembelajaran sebaiknya pahami dahulu bebarapa hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan media seperti dikemukakan Jarolimek (Kosasih Djahiri, 1979:76) yaitu: tujuan instruksional yang ingin dicapai; tingkat usia dan kematangan siswa; kemampuan baca siswa; tingkat kesulitan dan jenis konsep pelajaran

tersebut; keadaan/latar belakang pengertahuan atau

pengalaman siswa. Kriteria tersebut hampir sejalan dengan pandangan ahli lain bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran adalah: tidak ada satu-satunya media yang paling baik untuk semua siswa dan semua tujuan pembelajaran; penggunaan harus relevan dan konsisten dengan tujuan pem-belajaran; media yang digunakan hendaknya cukup dikenal siswa; media hendaknya sesuai dengan sifat pelajaran; media harus

sesuai dengan kemampuan dan pola belajar audience; media

hendaknya dipilih secara obyektif, bukan didasarkan oleh karena kesukaan subyektif; lingkungan sekitar perlu diperhatikan dalam menggunakan media, karena penggunaan media tertentu dapat mempengaruhi pihak-pihak lain, misalnya mengganggu penerimaan siaran TV.

Selanjutnya Winataputra (1989:163) menegaskan

bahwa hal yang harus diperhatikan dalam menetapkan media yang akan dipakai dalam PKn adalah bahwa media itu harus

dapat memberikan rangsangan kognitif atau cognitive

simulation. Dengan terciptanya kondisi psikologis tersebut

maka para siswa akan ditantang untuk dapat meningkatkan taraf moralitasnya. Pemberian rangsangan moral kognitif tersebut dapat melalui kliping surat kabar atau media yang bersifat auditif seperti radio dan kaset yang berkaitan dengan masalah aktual.

Untuk pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, media yang diperlukan dan relevan dengan tujuan dan materi pembelajaran tidak banyak tersedia di toko-toko, sehingga guru dituntut untuk mampu mengembangkannya sendiri. Persoalan kita sekarang, bagaimanakah teknik pembuatan

Pembelajaran PKn SD 76 media yang kita inginkan? Dalam hal ini, guru dituntut untuk mahir dan kreatif membuat media sesuai dengan jenis media yang telah dipilih atau ditentukan sebelumnya. Sebelum membuat media terlebih dahulu harus menganalisis materi apa yang akan disampaikan kepada peserta didik; kemudian menetapkan media apa yang akan dikembangkan; setelah itu kemudian menyiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk mengembangkan media itu; baru setelah itu membuat media yang kita kehendaki.

Oleh karena itu, sangatlah diperlukan kecermatan guru

dalam memilih media pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan yang memiliki ciri khas mengemban misi sebagai pendidikan politik dan pendidikan nilai-moral. Dilihat dari sumber pengadaannya, media yang lebih banyak digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan media yang dibuat atau direkayasa sendiri oleh guru seperti transparansi, flif chart, flannel/magnetic board, kliping, gambar, dan media stimulus seperti cerita kasus dan media VCT daftar. Hal lain yang perlu adalah materi Pendidikan Kewarganegaraan sangat berkaitan dengan

peristiwa-peristiwa aktual dinamika politik dan

ketatanegaraan yang sedang berubah. Peristiwa-peristiwa tersebut seyogianya dikaitkan dengan proses pembelajaran sesuai dengan materi pokok yang sedang dibahas. Dalam kaitan ini, media televisi, film, tape recorder, video recorder, dan manusia sebagai model (tokoh) sangatlah membantu keberhasilan proses pembelajaran.

D.Klasifikasi Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran pada dasarnya untuk membantu mempermudah pemahaman siswa terhadap suatu ide atau teori. Artinya, jenis-jenis media tersebut dapat

digunakan dalam pembelajaran materi Pendidikan

Kewarganegaraan dengan memperhatikan prinsip relevansi dan konsistensi antara tujuan pembelajaran, materi pelajaran, kondisi siswa dan lingkungannya serta karakteristik media

Pembelajaran PKn SD 77 yang akan digunakan. Para ahli (Edgar Dale, Burton, dan

Romiszowski) mengemukakan berbagai jenis media

pembelajaran dengan kriteria yang berbeda-beda. Edgar Dale (1969) mengemukakan jenis media yang terkenal dengan isitilah kerucut pengalaman (the cone of experience) yaitu: 1) pengalaman langsung; 2) pengalaman yang diatur; 3) dramatisasi; 4) demonstrasi; 5) karyawisata; 6) pameran; 7) gambar hidup; 8) rekaman, radio, gambar mati; 9)lambang visual; dan 10) lambang verbal.

Hampir sejalan dengan Egdar Dale, Burton (dalam Nasution, 1989) membagi media berdasarkan pengalaman langsung dan pengalaman tak langsung. Pengalaman langsung yaitu turut melakukan dan mengalaminya. Sedangkan pengalaman tak langsung dilihat berdasarkan pengamatan langsung (seperti melihat peristiwa yang terjadi dan melihat peristiwa dipentaskan), berdasarkan gambar (melihat film dan foto), berdasarkan lukisan (menggunakan peta, diagram, grafik, dsb), berdasarkan bahasa (membaca uraian dan mendengarkan uraian), dan berdasarkan lambang seperti lambang istilah, rumus dan indeks, sedangkan Romiszowski (Sapriya (1999) mengemukakan bahwa media dapat diartikan dalam pengertian sempit dan pengertian luas.

Dalam pengertian sempit, media meliputi sejumlah alat yang dapat digunakan secara efektif untuk proses pengajaran yang telah direncanakan. Sedangkan dalam pengerttian luas, diartikan bukan hanya media komunikasi elektronik yang rumit melainkan juga mencakup sejumlah perangkat yang

lebih sederhana seperti slide, photo, diagram, dan chart

buatan guru, benda-benda dan kunjungan ke tempat di luar sekolah. Bahkan guru pun dapat menjadi salah satu media

presentasi seperi halnya radio dan televise yang

menyampaikan informasi. Para ahli pendidikan dan pengajaran berpendapat bahwa media sangat diperlukan pada anak anak tingkat dasar sampai menengah dan akan banyak berkurang jika mereka sudah sampai pada tingkat pendidikan tinggi. Pada tingkat sekolah dasar dan menengah, pengajar

Pembelajaran PKn SD 78 akan banyak membantu anak didik dengan mengembangkan semua indera yang ada, yakni dengan mendengar, melihat, meraba, memanipulasi, atau mendemonstrasikan dengan media yang dapat dipilih.

Media pembelajaran adalah sarana yang membantu para pengajar. Ia bukan tujuan sehingga kaidah proses pembelajaran di kelas tetap berlaku. Pengajar juga perlu sadar bahwa tidak semua anak senang dengan peragaan media. Anak anak yang peka dan auditif mungkin tidak banyak memerlukannya tetapi anak yang bersifat

visual akan banyak meminta bantuan media untuk memperjelas pemahaman bahan yang disajikan. Demikian pula waktu penyajian media sangat menentukan berhasil tidaknya penjelasan dengan bantuan media .

Perkembangan peralatan pendidikan sudah maju, maka

pengajar dewasa ini dapat dengan “mudah” memilihnya.

Peralatan media yang pada mulanya terbatas dan sangat mahal dewasa ini dengan mudah dipelajari dan dipergunakan seperti kamera fotografi, kamera video, menjalankan proyektor slide, atau TV video. Akan tetapi tanpa memperhatikan apakah media yang digunakan bersifat

“lama” atau “baru” maka yang terpenting adalah terletak pada kemampuan pengajar dalam mempelajari, keretampilan memilih, menggunakan, dan kemampuan mengembangkan perangkat lunak (Hartono, 1996).

Media yang tersedia di sekolah tentu ada yang cukup lengkap, tetapi tentu ada juga yang sangat minim dan terbatas. Jika minim atau bahkan tidak tersedia, maka media media sederhana dapat dibuat sendiri oleh pengajar dengan bantuan beberapa siswa, misalnya kliping, media grafis, peta, atau gambar. Jika dilihat dari

indera (sensory channels), media pembelajaran dapat dikelompokkan atas media yang dapat didengar (audio), dapat dilihat (visual), dapat didengar dan dilihat (audio visual), dan dapat disentuh (touch). Jenis media yang bisa dikembangkan dalam pembelajaran materi PKn diantaranya:

Pembelajaran PKn SD 79 a) Hal-hal yang bersifat visual, seperti bagan, matrik, gambar, flip chart, flannel, data dan lain-lain; b) Suara (audio) baik suara guru ataupun suara kaset; c) Suara yang disertai visualisasi (audio-visual) seperti tayangan televisi, film, video, dan sebagainya; d) Hal-hal yang bersifat materil, seperti model-model, benda contoh dan lain-lain; e) Gerak, sikap dan perilaku seperti simulasi, bermain peran, dan lain- lain; f) Barang cetakan seperti buku, surat kabar, majalah, jurnal, dan brosur; g) Peristiwa atau ceritera kasus yang mengandung dilema moral.

1. Media Visual; Media visual sering disebut juga media

tampak yang menggunakan indera penglihatan agar dapat memahaminya. Media visual dapat berfungsi untuk

mengembangkan kemampuan visual anak,

mengembangkan imajinasi anak, meningkatkan

penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak yang tidak mungkin dihadirkan dalam kelas, dan mengembangkan kreativitas siswa. Media visual itu sendiri secara garis besar dikelompokkan sebagai berikut:

• Media visual diam, yang digolongkan menjadi: media

gambar datar, misalnya foto, buku, ensiklopedia, majalah, surat kabar, buku referensi dan hasil cetakan lain, gambar ilustrasi, gambar, kliping

• Media proyeksi diam, misalnya film bingkai/slides, film

rangkai/film strip, transparansi, mikrofis, overhead

projector

• Media grafis atau carta, misalnya grafik, bagan,

diagram, sketsa, poster, gambar kartun, peta dan globe

• Media visual yang bergerak, misalnya film bisu

Gambar; Gambar yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan disesuaikan dengan tujuan pembelajarannnya. Gambar yang berwarna akan lebih menarik daripada yang tidak berwarna. Ukuran gambar juga harus dipertimbangkan supaya sesuai dengan benda aslinya dan memungkinkan untuk dilihat dari seluruh kelas. Mutu gambar juga harus mendapat perhatian, jangan

Pembelajaran PKn SD 80 sampai gambar yang ditampilkan tidak mempunyai mutu yang bagus sehingga mengaburkan maknanya. Judul dan penjelasan gambar perlu juga dipertimbangkan dengan matang Pemeliharaan gambar dilakukan dengan melapisi gambar dengan laminating/plastik, dan diberi bingkai agar tidak kusut. Gambar adalah media umum yang paling banyak digunakan, oleh karena itu seharusnya setiap pengajar atau sekolah memiliki koleksi gambar-gambar, baik diambil dari guntingan koran atau majalah, fotografi, slide, fotocopy, atau pun gambar sket. Gambar gambar tersebut dapat disimpan dalam map, atau filing kabinet yang mudah dicari. Gambar yang diperagakan disusun di muka kelas atau pada dinding di sekeliling kelas. Gambar harus cukup jelas dipandang oleh siswa yang duduk di muka. Gambar yang kurang jelas akan mempersulit siswa dalam mengamati. Gambar yang baik akan banyak membantu siswa dalarn mengembangkan diskusi di kelas. Gambar gambar yang kecil dari buku teks atau buku PKn dapat direproduksi melalui film slide yang peragaannya melalui proyektor slide, atau yang berada dalam buku dapat diproyeksikan dengan pertolongan episcope atau epdiscope. Gambar gambar dapat dipasang permanen baik di dalam kelas, di ruang perpustakaan sekolah, atau pada papan peraga yang disediakan.

Foto; Foto digunakan untuk mendapatkan gambaran yang nyata, menjelaskan ide, dan menunjukkan objek (benda) yang sebenarnya. Semuanya memberikan arti kepada pembelajaran sebab kata-kata saja tidak dapat memberikan arti dengan tepat, hidup, atau cepat seperti yang dapat dilakukan oleh gambar-gambar. Bagi siswa SMP/SMA, foto ini lebih konkret daripada buku bacaan

yang “abstrak”. Contoh Media Foto

Slide, film strip, film gerak; Slide dan film strip adalah

gambar film transparan yang ditayangkan secara “diam”

dengan menggunakan proyektor filmslide dan film strip.

Pembelajaran PKn SD 81 penyimpanannya. Sebenarnya pengajar lebih mudah untuk memilih media ini daripada film gerak yang perangkat lunaknya sulit untuk direproduksi sendiri. Slide dan film strip akan mudah dibuat oleh para pengajar, dengan sedikit kepandaian memotret. Peralatan fotografi dewasa ini sudah bukan barang mewah lagi. Kesulitan yang biasanya terjadi adalah fasilitas ruang kelas sebagian besar tidak mendukung penayangan slide dan strip ini sebab dibutuhkan ruang gelap, seperti halnya penayangan film gerak. Berbeda jika dilakukan penayangan dengan transparansi OHP dan video. Penayangan slide, film strip, dan film gerak banyak tidak berhasil dengan memuaskan karena tidak direncanakan dengan baik. Oleh karena itu, perlu diperhatikan rangkaian atau langkah langkah

perencanaannya, mulai dari persiapan, penjelasan

pendahuluan, proses penayangan, dan akhir dari penayangan.

Media Diagram, Chart, Grafis; Banyak pilihan yang dapat dilakukan oleh para pengajar PKn, mereka akan mampu membuat sendiri sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Diagram dapat dirancang sesuai dengan tata cara pembuatannya. Susunlah diagram untuk menjelaskan suatu peristiwa tertentu. Akan banyak petunjuk tentang hubungan antar peristiwa serta distribusinya. Pada anak sekolah tingkat dasar dan menengah gabungan antara peragaan dan penjelasan dari suatu diagram adalah sangat baik. Bentuk diagram banyak digunakan pengajar untuk menunjukkan garis peristiwa suatu pembagian waktu, semacam periodisasi yang sederhana. Akan tetapi sukar untuk diterapkan pada berbagai topik bahasannya. Sebab lini waktu akan sangat berbeda dari satu peristiwa dengan peristiwa yang lain. Lini waktu yang sederhana adalah berupa garis lurus yang dibagi sesuai dengan waktu dan peristiwa yang diminta. Dalam chart dapat digambarkan berupa gambaran tentang silsilah suatu tokoh atau alur waktu suatu periode

Pembelajaran PKn SD 82

pemerintahan dan suatu “flow chart” untuk memberikan petunjuk suatu alur organisasi suatu pernerintahan yang

pernah berlaku. Chart adalah gambar yang

menginformasikan hubungan, misalnya kronologis,

jumlah, hierakhi. Chart dapat dibedakan: 1) Chart Organisasi- hubungan dalam organisasi. Misalnya bagan organisasi-Pemerintahan Desa/Kelurahan; 2) Chart garis waktu (time line chart)-menggambarkan hubungan kronologis antar beberapa peristiwa; 3) Chart Klasifikasi- hampir sama dengan Chart Organisasi, tetapi chart ini digunakan untuk klasifikasi objek atau kejadian; 4) Chart

Aliran (Flowchart)-menunjukkan sebuah sekuen,

prosedur, proses. Misal: prosedur penyusunan UU, proses pemilihan umum; 5) Chart Tabulasi (Tabular Chart)- informasi angka, data. Misalnya : hasil pemilu tahun 2004. sedangkan grafis biasanya menyajikan bentuk visual dari sejumlah angka yang diwakili oleh bentuk visualnya seperti garis, batang, gambar orang, dan lainnya. Dengan demikian, suatu diagram yang memberikan gambaran sesuatu yang dapat diamati secara statistik atau kuantitatif disebut media grafis. Grafik dapat dibedakan atas grafik batang/bar, grafik Gambar, grafik lingkaran, dan grafik garis.

Transparansi dan Overhead Projector (OHP);

Transparansi dibuat dengan cara menulisi plastik transparansi. Transparasi ini juga memerlukan proyektor, sebagaimana film bingkai dan film strip. Proyektor yang

digunakan disebut overhead projector. Saat ini,

penggunaan transparansi sudah semakin meluas di kalangan pendidik dan lainnya untuk mempresentasikan berbagai macam informasi. Dalam penggunaan media ini, pengajar dapat langsung berhadapan dengan siswa dan dapat digunakan berulang-ulang. Namun beberapa sekolah masih belum mampu membeli media ini karena harganya relatif mahal. Selain itu penggunaan transparansi memerlukan persiapan yang cukup matang agar informasi

Pembelajaran PKn SD 83 ataupun gambar yang tersaji dapat dipelajari dengan teliti

oleh para siswa. Pengajar harus benarbenar

mempersiapkan hal ini, sebab meskipun sederhana, di lapangan banyak pengajar yang belum tentu bisa

menoperasikannya dengan benar. Contoh Overhead

Projector (OHP); Media OHP memiliki fungsi untuk

memudahkan guru dalam menyajikan pokok-pokok atau garis besar materi pelajaran. Selain itu OHP dapat meningkatkan daya tarik siswa untuk belajar sehingga perhatian siswa meningkat, lebih-lebih jika bagan atau butiran materi ditulis/ ditik dengan warna yang bervariasi. Kekurangan media transparasi antara lain: a) Memerlukan

listrik; b) Memerlukan peralatan khusus untuk

menampilkan yaitu Overhead Projector (OHP); c)

Memerlukan panataan yang khusus; d) Memerlukan kecakapan khusus dalam pembuatan; e) Menuntut cara kerja yang sistematis karena susunan urutan mudah kacau.

Kelebihan media transparasi antara lain: a)

Penggunaannya praktis; b) Mempunyai variasi teknik; c) Tahan lama/tidak mudah rusak; d) Tidak memerlukan ruang gelap; e) Mudah dioperasikan, sehingga tidak perlu operator; f) Dapat disajikan berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan; g) Waktu penyajian dapat bertatap muka dengan peserta didik; h) Dapat disiapkan sendiri oleh guru Langkah-Langkah Pembuatannya: a) Analisis tujuan Pokok Bahasan yang akan diajarkan; b) Analisis materi pelajaran untuk menentukan jenis media yang diperlukan; c) Analisis keadaan siswa untuk mempertimbangkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam menerima

pelajaran, kecepatan daya serap siswa, tingkat

perbendaharaan kata yang dipakai; d) Kembangkan bahan- bahan tersebut ke dalam transparansi yang telah disiapkan; e) Pengembangan transparansi dapat ditulis atau digambar sendiri dengan menggunakan spidol transparansi yang bersipat permanen, dan warna-warni sesuai pesan yang ingin disampaikan. Ukuran tulisan/gambar/bagan tidak

Pembelajaran PKn SD 84 melebihi ukuran layar proyektor (kurang lebih 8,5 X 11 inci ); f) Pengembangan transparansi dapat pula dan lebih bagus ditik komputer. Jika dicetak langsung dalam komputer, caranya ketik bagan/gambar/butiran materi kemudian dicetak menggunakan komputer langsung pada lembar tranfaransi khusus. Tetapi jika akan dicopy, maka ketik bagan/gambar/butiran materi pada lembar kertas kemudian difoto kopi; g) Sajikan tarnsparansi di kelas sesuai urutan materi, dan fokusnya diatur sebaik mungkin sehingga apa yang tertera dalam transfaran dapat dibaca dan dilihat dengan jelas oleh semua siswa, dan h) Selingi penyajian dengan dengan pertanyaan, tanggapan dan pernyataan dari siswa.

Kliping; Potongan gambar atau tulisan yang diperoleh dari barbagai sumber seperti dari majalah, surat kabar, buku, kalender, katalog, iklan dan poster disebut dengan kliping. Kliping dapat membantu guru dan siswa dalam mencari informasi sehubungan dengan topik-topik

Dalam dokumen 100795850 Pembalajaran PKN SD. pdf (Halaman 76-98)

Dokumen terkait