PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
A. Strategi dan Metode Pembelajaran PKn
Ada empat istilah yang sering digunakan dalam proses pembelajaran ini seringkali digunakan saling bertukar makna dan fungsi. Tidak hanya dalam tataran praktis melainkan dalam tataran teoritik, empat istilah ini diartikan saling bertukar makna (overlaping), bahkan ada pula yang menyamakan artinya. Untuk kepentingan analisis, dipandang
perlu kita bedakan agar dapat mempermudah
penggunaannya, meskipun pada akhirnya tergantung pada kesepakatan. Istilah pendekatan diartikan sebagai cara memandang sesuatu (a way of viewing), cara mendekati suatu persoalan/fenomena/proses. Dalam konteks pembelajaran, pendekatan berarti cara mendekati suatu persoalan, objek, dan unsur-unsur pembelajaran, antara lain siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Misalnya, agar siswa mau dan mampu berkomunikasi atau berbicara dalam suatu diskusi, maka seorang guru dapat berupaya mendekati siswa dengan mengggali informasi tentang apa yang menjadi kesenangan, hobi, harapan, dan cita-cita siswa tersebut. Selanjutnya, guru berupaya mencari cara yang dapat merangsang/mendorong siswa berbicara, menumbuhkan minat/perhatian dengan media stimulus, seperti gambar, cerita, film, pemodelan, percontohan, kasus, dan sebagainya. Dalam konteks ini, strategi dapat diartikan sebagai cara untuk mencapai suatu target (a way of achieving target).
Inovasi pembelajaran PKn dalam komponen
pendekatan harus selalu dilakukan oleh semua praktisi pendidikan khususnya guru. Salah satu tindakan inovasi itu adalah pergeseran dalam penerapan pendekatan pembelajaran PKn dari pendekatan yang berorientasi pada tujuan dan isi (content based curriculum) ke arah yang lebih menekankan
Pembelajaran PKn SD 51 pada proses (process based curriculum) bahkan sekarang telah bergeser pada inovasi yang lebih terkini, yakni pendekatan yang berorientasi pada kompetensi (competency based curriculum). Gagasan ini dimaksudkan agar melalui pendidikan kewarganegaraan dapat terbentuk warga negara yang lebih mandiri dalam memahami dan mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi serta mampu mengambil keputusan-keputusan yang terbaik bagi dirinya, lingkungan serta masyarakatnya. Kemampuan ini telah dirangkum menjadi tiga sasaran pembelajaran PKn yang dikenal pula
sebagai orientasi tujuan pembelajaran PKn untuk
pembentukan warga negara yang demokratis, ialah membentuk warga negara yang baik dan cerdas (good and smart citizen), partisipatif (participative citizen), dan bertanggung jawab (responsible citizen).
Penekanan pada proses dan kompetensi akan lebih menjanjikan keberhasilan daripada yang menekankan hanya pada hasil. Oleh karena itu, keterampilan bagi warga negara dalam membuat atau mengambil keputusan perlu dilatihkan secara terus menerus agar warga negara memiliki keterampilan dalam mengembangkan berbagai alternatif untuk sampai pada pembuatan keputusan yang tepat. Untuk itu pendekatan-pendekatan yang bersifat desentralisasi atau pemberian hak kewenangan kepada guru dalam kerangka otonomi pendidikan sangat baik bagi sekolah sebagai satuan pendidikan maupun individu guru. Hal ini sudah seharusnya dilaksanakan, dalam semua mata pelajaran dan secara khusus dalam pendidikan kewarganegaraan. Kondisi semacam itu, harus pula diciptakan di lingkungan masyarakat sehingga tidak terjadi kesenjangan penerapan nilai-nilai dan moral antara apa yang disampaikan di sekolah dengan apa yang
terjadi dalam lingkungan keluarga dan masyarakat
sebagaimana terjadi dewasa ini. Penekanan perubahan sebagaimana dikemukakan di atas, terutama menyangkut pendekatan dalam pembelajaran PKn pada skala mikro maupun pendekatan PKn dalam arti yang lebih luas.
Pembelajaran PKn SD 52 Pendekatan pembelajaran PKn seyogianya sejalan dengan tujuan PKn yakni membangun siswa sebagai warga negara yang baik dan cerdas secara intelektual, emosional, sosial, spiritual, mau bertanggung jawab, dan mampu berpartisipasi dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Turner dkk (1990) mengidentifikasi pendekatan
pembelajaran PKn sebagai berikut: audiovisual materials,
case studies, community resourse persons, cooperative learning, debates, polls, interviews, dan surveys, mock trials, role plays and simulations, writing letters to public officials. 1. Pendekatan sumber belajar audio-visual
Bahan-bahan materi pembelajaran berupa audiovisual meliputi berbagai ragam film, filmstrips, videotape, slide, video camera, cassette recording, compact disk, DVD dan lain-lain. Saat ini, bahan-bahan audiovisual sudah banyak yang diproduksi baik oleh suatu perusahaan, instansi pemerintah maupun pribadi. Dengan perkembangan teknologi camera, para guru dapat mengembangkan sendiri sumber pembelajaran audiovisual untuk PKn dengan cara merekam berbagai peristiwa politik, hukum, dan kewarganegaraan yang penting untuk pembelajaran di kelas. Bahan materi audiovisual merupakan pendekatan yang menarik dan efisien dalam menyampaikan informasi.
Presentasi menggunakan audiovisual dapat
menyederhanakan gagasan atau informasi yang abstrak menjadi konkrit/nyata sehingga mudah diserap oleh siswa. Materi audiovisual juga merupakan pendekatan yang memfokuskan pada topik atau konsep tertentu untuk
mendukung keterampilan siswa dalam melakukan
observasi dan menganalisis suatu masalah. Dengan
pendekatan pembelajaran audiovisual yang
diselenggarakan oleh guru, maka siswa yang merasa kesulitan membaca buku teks dapat terbantu.
2. Pendekatan Studi Kasus
Pendekatan studi kasus merupakan pendekatan yang menyajikan kejadian situasi konflik atau dilema. Siswa
Pembelajaran PKn SD 53 menganalisis masalah berdasarkan fakta kasus untuk menghasilkan keputusan menurut langkah-langkah secara bertahap serta mempertimbangkan konsekuensi dari keputusan yang diambil tersebut. Studi kasus mendorong
siswa untuk mengajukan pertanyaan, menetapkan
komponen-komponen yang dianggap penting dalam situasi; menganalisis, menyimpulkan, dan membandingkan serta mempertentangkan komponen-komponen tersebut;
dan membuat penilaian terhadap kasus tersebut.
Singkatnya, siswa melaksanakan semua jenjang berpikir dari tingkatan yang paling sederhana (recall) hingga tingkatan yang paling tinggi (evaluation).
3. Pendekatan nara sumber masyarakat
Setiap komunitas masyarakat memiliki nara sumber yang
dapat dihadirkan di kelas untuk berbagi
pengetahuan/informasi yang terkait dengan politik, ekonomi, hukum, atau masalah-masalah internasional. Nara sumber yang dapat dihadirkan di kelas adalah juru kampanye, calon pemimpin, pejabat yang bekerja pada institusi pemerintahan, polisi, guru besar ilmu politik atau ekonomi, pimpinan perusahaan, dan lain-lain.Nara sumber biasanya adalah orang yang berpengetahuan dan pandangan luas yang akan memperkaya mata pelajaran. Oleh karena itu, untuk menambah pengetahuan politik, misalnya, seseorang tidak selalu harus membaca buku. Mengundang ahli politik ke kelas akan lebih menarik bagi siswa untuk
meningkatkan kompetensi tentang politik. Dengan
menambah pengetahuan melalui nara sumber, pendekatan ini akan membantu siswa mengaitkan proses politik secara teoritis dengan kehidupan nyata dan sekaligus mengenal bagaimana mesin politik itu bekerja di masyarakat.
4. Pendekatan Cooperative Learning
Pendekatan cooperative learning dimaksudkan untuk
mendorong siswa bekerja sama dalam sebuah tim sesuai dengan tujuan yang telah disepakati. Setiap anggota kelompok atau tim diberi tugas khusus yang harus
Pembelajaran PKn SD 54 diselesaikan. Siswa dijanjikan akan diberi hadiah seperti nilai (point) tambahan bila mau dan mampu membantu anggota lain dalam menyelesaikan pekerjaan tim. Penilaian didasarkan atas hasil pekerjaan tim, bukan pekerjaan individual meskipun ada pula nilai khusus untuk individu.
Pendekatan cooperative learning mendorong siswa agar
terlibat dalam belajar mandiri. Bekerja dalam kelompok memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar dalam kemampuan akademik dan sekaligus sosial (academic and social skills). Dengan belajar dalam kelompok diharapkan siswa akan memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi,
mau mendengar pendapat orang lain, mampu
menyelesaikan konflik, dan mampu menjelaskan masalah serta solusinya. Keterampilan sosial (social skills) dimaksudkan pula untuk melatih siswa mau mendengarkan gagasan anggota lain dalam kelompok, berkompromi, bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama, dan mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap sikap dan perbuatan yang pernah dilakukannya.
5. Pendekatan Debat
Debat merupakan cara pengungkapan atau pembahasan atau pertukaran pendapat mengenai sesuatu hal dengan saling memberi argumen untuk mempertahankan argumen masing-maisng yang telah berlangsung selama berabad- abad. Sebagai pendekatan pembelajaran, debat merupakan cara klasik bagi guru untuk mendorong siswa agar memiliki kemampuan berargumen sesuai dengan posisinya. Peserta debat dalam proses pembelajaran di kelas dapat memilih posisi dan topik debat. Tujuan peserta debat adalah untuk meyakinkan lawannnya bahwa posisi dirinya yang benar atau yang paling meyakinkan. Oleh karena itu, seorang pendebat berupaya mengembangkan argumen- argumen dan pernyataan sesuai posisinya dengan melawan argumen-argumen dari lawan baik secara perseorangan maupun tim/kelompok. Pendekatan pembelajaran debat memberi kesempatan kepada siswa untuk meneliti dan
Pembelajaran PKn SD 55 mengartikulasikan argumen secara jelas dan logis agar tercapai simpulan yang rasional. Debat yang baik memerlukan kemampuan dan pengetahuan yang luas hasil
kajian reflektif, berpikir kritis, dan kemampuan
berkomunikasi yang baik. Para siswa yang tidak terlibat langsung dalam proses debat masih dapat berpartisipasi dalam proses belajar seperti mendengarkan informasi (mungkin) baru/aktual, menilai argumen-argumen yang dikemukakan peserta debat, menilai kualitas penyajiannya, dan membuat keputusan atau simpulan alternatif.
6. Pendekatan pemungutan suara, wawancara, dan survey Pemungutan suara, wawancara, dan survey merupakan pendekatan pembelajaran yang mendorong siswa untuk mengumpulkan data primer dan informasi dari tangan pertama (firsthand) tentang pandangan atau pendapat kelompok masyarakat. Kegiatan pembelajaran ini sangat efektif untuk mengeksplorasi ranah perasaan (afektif) tentang isu atau tentang peran seseorang dalam proses politik. Sebagai strategi pembelajaran, pemungutan suara, wawancara, dan survey merupakan cara yang bermanfaat untuk mengumpulkan data faktual tentang bidang kajian tertentu. Menerapkan pendekatan pemungutan suara, wawancara, dna survey memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan sejumlah keterampilan berpikir kritis. Mampu mengajukan pertanyaan merupakan suatu
keterampilan bagi siswa dalam berkomunikasi,
mengumpulkan informasi, dan menilai data. Selain itu,
pendekatan ini dapat melatih para siswa untuk
menumbuhkan kesadarannya terhadap lingkungan hidup. Melalui kegiatan berinteraksi dengan teman, tetangga, dan anggota masyarakat lain, siswa dapat belajar banyak tentang bagaimana warga Negara berpikir dan untuk mengetahui apakah mereka mengetahui pemerintah,
politik, hukum, ekonomi, dan sistem kehidupan
internasional.
Pembelajaran PKn SD 56 Pendekatan pengadilan tiruan sebenarnya merupakan simulasi proses peradilan yang diperankan oleh siswa. Melalui langkah-langkah yang harus ditempuh dalam proses peradilan yang dimulai oleh proses penuntutan oleh jaksa, proses pembelaan oleh pengacara dan pembuktian dengan alat bukti serta mendatangkan dan mendengarkan keterangan saksi sampai proses pengambilan putusan oleh hakim. Isu atau kasus pelanggaran hukum yang dibahas dapat dipilih dari peristiwa nyata atau rekaan. Pendekatan pengadilan tiruan merupakan pendekatan yang bermanfaat
karena dapat membantu siswa mengembangkan
pertanyaan, pengambilan keputusan, berpikir kritis, dan keterampilan berkomunikasi dengan benar. Dengan pendekatan ini pun para siswa akan memperoleh pengetahuan tentang hukum dan pengalaman langsung tentang tentang proses peradilan, terutama peran dari masing-masing perangkat pengadilan seperti peran jaksa, pengacara, hakim, panitera bahkan terdakwa.
8. Pendekatan bermain peran dan simulasi
Bermain peran merupakan pendekatan yang memfasilitasi siswa berperan dalam melakukan perbuatan atau perilaku orang yang dipersepsikan orang lain itu berbicara dan melakukan sesuai dengan peran dan situasinya. Esensi bermain peran adalah orang yang memiliki keyakinan dan bagaimana mereka menjawab. Misalnya, sekelompok siswa mungkin memerankan tindakan yang dilakukan oleh seorang Presiden atau Menteri atau para pahlawan. Oleh karena itu, bermain peran merupakan cara yang sangat bermanfaat untuk mengeksplorasi perilaku politik karena mereka membantu siswa memahami pentingnya individu dalam proses politik. Simulasi termasuk bermain peran tetapi situasinya terstruktur sehingga lebih mendekati
kejadian yang sebenarnya. Para siswa dapat
mensimulasikan tentang kegiatan rapat di badan legislatif, proses dengar pendapat, rapat komisi, atau interaksi di lingkungan birokrasi.
Pembelajaran PKn SD 57 9. Pendekatan menulis surat kepada pejabat publik
Menulis surat kepada pejabat publik merupakan salah satu cara dalam partisipasi politik. Surat untuk pimpinan pemerintahan banyak menyerupai surat bisnis. Aturan penulisan surat tentu perlu diterapkan. Surat yang ditulis
seyogianya berisi pesan yang dapat
dipertanggungjawabkan misalnya hasil penelitian,
dikembangkan secara logis, dan ditulis secara jelas. Dalam sistem pemerintahan demokrasi perwakilan, para siswa harus berpartisipasi dalam proses politik sebanyak mungkin. Berkomunikasi dengan pejabat publik melalui surat merupakan cara bagi siswa untuk mengungkapkan pendapatnya tentang berbagai isu. Sebaliknya, aktifitas ini membantu pejabat publik menjaga hubungan dengan konstituennya dna melaksanakan kewajiban sebagai wakil rakyat. Partisipasi dalam sistem pemerintahan demokrasi hendaknya dapat membantu siswa untuk percaya diri. Oleh
karena itu, para siswa diberi latihan praktek
mengembangkan keterampilan ang terkait dengan cara menganalisis berbagai isu, membangun opini, dan mengkomunikasikan gagasan dalam bentuk tulisan.
Demikianlah sejumlah pendekatan pembelajaran PKn yang
dapat dipilih oleh guru berdasarkan pertimbangan
karakteristik siswa, lingkungan sekolah, sarana, prasarana, dan kemampuan guru. Sedangkan jenis pembelajaran PKn SD dapat digolongkan menjadi:
1. Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Beberapa strategi dan metode yang termasuk ke dalam jenis ini meliputi: gambaran ikhtisar terstruktur (structured
overview), ceramah (lecture), demonstrasi,
membandingkan dan mengontraskan/mempertentangkan (compare and contrast). Secara umum, pembelajaran langsung ini menggunakan pendekatan ekspositori, bersifat satu arah, dan peran guru sangat dominan. Metode pembelajaran langsung ini sangat efektif apabila digunakan oleh seorang guru yang memiliki bakat sebagai orator.
Pembelajaran PKn SD 58 Sebenarnya selain dikelompokkan kedalam pembelaajran langsung, metode ini dapat pula dimasukkan ke dalam metode pembelqajaran tidak langsung karena ada tuntutan
yang mengajak siswa untuk bersama-sama
mengelompokkan istilah, kosa kata, dan ciri-ciri dari kata kunci suatu konsep. Tujuannya adalah membantu siswa membedakan antara berbagai jenis gagasan atau kelompok gagasan konseptual. Dalam pembelajaran PKn, tentu saja banyak jenis konsep yang abstrak sehingga memerlukan penjelasan dan untuk memahami konsep tersebut perlu ada pembandingan dan pengontrasan agar mudah dipahami oleh siswa.
2. Pembelajaran Interaktif (Interactive Instruction)
Beberapa strategi dan metode yang termasuk ke dalam jenis pembelajarn interaktif meliputi: debat, bermain peran (role playing), curah pendapat (brainstorming), diskusi, kelompok belajar kooperatif (cooperative learning groups),
jigsaw, pemecahan masalah, kelompok tutorial,
wawancara, dan konferensi. Secara umum, pembelajaran interaktif ini menggunakan pendekatan siswa aktif, bersifat dua arah, dan peran siswa lebih dominan. Metode pembelajaran interaktif sangat tepat digunakan untuk mengaktifkan siswa dalam belajar. Berikut adalah uraian beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran PKn di SD.
a. Debat
Debat adalah beradu argumen secara terstruktur antara dua pihak (individu atau tim atau kelompok) yang berlawanan dengan cara mempertahankan dan/atau menyerang dalil atau pendapat yang dikemukakan. Langkah dan aturan main debat bermacam-macam tergantung pada tempat dan peserta. Proses debat dipimpin dan pemenangnya ditentukan oleh wasit atau hakim. Debat merupakan aspek yang fundamental dari masyarakat demokratis. Oleh karena itu, metode ini snagat cocok dikembangkan dalam mata pelajaran PKn.
Pembelajaran PKn SD 59 Tujuan dari strategi debat adalah melibatkan para siswa dalam berbagai aktivitas yang terkait dengan mata pelajaran. Debat mendorong peserta berpikir bukan hanya mengenai fakta dari suatu situasi melainkan implikasinya. Peserta didik pun didorong untuk berpikir secara kritis dan strategis tentang posisinya dan posisi lawan. Dengan cara berkompetisi maka debat mendorong peserta untuk melibatkan diri dan berkomitmen terhadap posisi. Debat mendorong siswa untuk berupaya meneliti, mengembangkan kemampuan mendengarkan/menyimak, dan kemampuan berorasi, menciptakan kondisi siswa untuk berpikir secara kritis, dan memungkinkan guru dapat menilai kualitas belajar siswa. Debat juga dapat memberi peluang kepada teman-teman siswa untuk menilai keterlibatan. Oleh karena itu, metode debat sangat efektifbagi pembelajaran PKn terutama dalam mempersiapkan peserta didik hidup dalam masyarakat demokratis.
b. Bermain peran (role playing)
Bermain peran atau role playing adalah metode
pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk memerankan karakter dalam situasi tertentu. Artinya, bahwa siswa harus memainkan satu peran tertentu sehingga yang bermain tersebut harus mampu berbuat (berbicara atau bertindak) sesuai dengan perannya. Misalnya, jika peran yang dimainkan adalah polisi, maka ia harus mampu berperan sebagai polisi. Bermain peran terjadi dalam situasi buatan (tiruan) atau simulasi. Bermain peran memberi kesempatan kepada siswa untuk bertindak dengan memerankan karakter dalam situasi hipotetis. Kesempatan ini bertujuan:
o Membina sikap, yakni membantu siswa untuk
merasakan, menyadari, dan peka terhadap masalah sosial.
o Memahami nilai yang ada di lingkungan masyarakat
Pembelajaran PKn SD 60
o Memberi pembelajaran yang menyenangkan karena
banyak peran yang bervariasi sehingga menyegarkan situasi.
o Memberi kesempatan untuk menghayati peran
tertentu dalam bentuk simulasi sebelum terlibat dalam situasi sebenarnya.
c. Curah pendapat (brainstorming)
Metode curah pendapat atau brainstorming merupakan
metode pembelajaran yang melibatkan kelompok besar atau kecil yang mendorong para siswa untuk memecahkan masalah tertentu. Aktivitas dalam curah pendapat terdiri atas dua tahap, yakni pertama adalah tahap identifikasi gagasan; dan kedua adalah tahap menilai gagasan. Penerapan metode ini dimuali dengan mengajukan pertanyaan atau masalah atau dengan memperkenalkan tema. Kemudian, siswa memberikan respon atau jawaban atau gagasan/pendapat yang relevan. Selanjutnya, guru harus menerima jawaban siswa tanpa kritik atau tanggapan terhadap jawaban siswa. Mungkin pada awalnya, banyak siswa yang engggan berbicara dalam kelompok, tetapi dengan kegiatan curah pendapat diharapkan semua siswa mau berpartisipasi dalam menyampaikan pendapat. Dengan mengungkapkan gagasan dan mendengarkan apa yang dikemukakan oleh siswa lain, maka para siswa akan menyesuaikan pengetahuan dan pemahaman sebelumnya dengan menerima informasi baru.
Dalam kegiatan curah pendapat, guru perlu mendorong siswa agar mendengarkan siswa lainnya yang sedang
berbicara. Siswa seyogianya diingatkan agar
mendengarkan dengan seksama terhadap apa yang dikemukakan, mengingatkan pula kepada pembicara ketika suaranya tidak terdengar jelas. Dalam menerapkan metode curah pendapat, ada dua prinsip yang perlu diperhatikan: diutamakan bahwa agar diperoleh gagasan sebanyak mungkin pada tahap curah pendapat; menunda
Pembelajaran PKn SD 61 pemberian kritik, atau tidak langsung menilai gagasan yang dikemukakan.
Adapun tujuan penggunaan metode curah pendapat
dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
memfokuskan perhatian siswa pada suatu tema/topik; membangkitkan semangat siswa untuk berpendapat; melatih siswa mengekspresikan gagasan-gagasan baru menurut daya imajinasinya melatih daya kreativitas siswa; melatih siswa mau menerima dan menghargai perbedaan individu; mendorong siswa berani mengambil resiko dalam berbagi pendapat dan bila pendapatnya salah; menunjukkan kepada siswa bahwa pengetahuan dan kecakapan berbahasa, dan memiliki kegunaan dan dapat diterima
3. Pembelajaran tidak langsung
Beberapa strategi dan metode yang termasuk ke dalam jenis pembelajaran tidak langsung meliputi: pemecahan masalah, studi kasus, inkuri, diskusi reflektif, pembentukan konsep, dan pemetaan konsep. Secara umum, pembelajaran tidak langsung ini menggunakan pendekatan siswa aktif, bersifat dua arah, dan peran siswa lebih dominan. Metode pembelajaran tidak langsung sangat tepat digunakan untuk mengaktifkan siswa dalam belajar. Berikut adalah uraian beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran PKn di SD.
a. Pemecahan masalah
Ada dua jenis metode pemecahan masalah, ialah
pemecahan masalah yang bersifat reflektif dan
pemecahan masalah kreatif. Bagaimanapun jenis
pemecahan masalah yang digunakan oleh kelas,
pemecahan masalah memfokuskan pada upaya
mengetahui persoalan dengan mempertimbangkan semua faktor kemungkinan untuk menemukan solusi. Karena semua gagasan awalnya diterima, pemecahan masalah memungkinkan dapat menemukan solusi terbaik bukan solusi yang paling mudah atau usulan solusi pertama.
Pembelajaran PKn SD 62 Metode pemecahan masalah digunakan untuk membantu siswa berpikir tentang masalah tanpa menerapkan gagasan yang dimiliki sebelumnya. Merumuskan masalah yang dihadapi berbeda dengan akibat dari masalah untuk mencegah pendapat yang gegabah. Sebagai metode pembelajaran, pemecahan masalah merupakan bentuk seni berpikir yang paling murni. Di kelas, pemecahan masalah untuk membantu siswa memahami masalah etika yang dilematis, membantu merencanakan strategi masa depan.
b. Metode Inkuiri
Metode pembelajaran inkuiri memberi kesempatan kepada siswa memperoleh pengalaman mengumpulkan informasi. Hal ini tentu memerlukan kemampuan berinteraksi yang intensif diantara peserta didik dengan guru, bidang studi, sumber belajar, dan lingkungan belajar. Secara aktif, siswa terlibat dalam proses belajar, seperti: bertindak secara antusias dan penuh perhatian; mengembangkan pertanyaan; menganalisis masalah kontroversial dan dilematis; memeriksa dugaan awal dan
informasi yang sudah diketahui sebelumnya;
mengembangkan, mengungkapkan, dan menguji
hipotesis; dan, menyimpulkan dan menghasilkan solusi. Bertanya adalah inti dari belajar inkuiri. Siswa harus
mengajukan pertanyaan yang relevan dan
mengembangkan bagaimana cara menjawab dan
menjelaskannya. Inkuiri menempatkan proses berpikir dalam interaksi antar sesama siswa dalam menganalisis persoalan, data, topik, konsep, bahan dan masalah. Teknik berpikir yang dapat diterapkan antara lain berpikir divergen, berpikir deduktif, dan berpikir induktif. Dalam melatih berpikir divergen, guru memfasilitasi dan mendorong siswa agar menyadari bahwa suatu pertanyaan atau masalah dapat memiliki lebih dari satu jawaban dan/atau solusi yang benar dan baik.
Pembelajaran PKn SD 63 c. Peta konsep
Peta konsep adalah bentuk khusus dari diagram jaring untuk mengeksplorasi pengetahuan dan mengumpulkan dan berbagi informasi. Peta konsep adalah strategi untuk mengembangkan konsep yang terdiri atas sejumlah sel yang didalamnya ada konsep, pertanyaan yang terkait dengan sel konsep atau pertanyaan lain.
Pembelajaran PKn SD 64 4. Pembelajaran melalui pengalaman (experiential learning)
Beberapa strategi dan metode yang termasuk ke dalam
jenis pembelajaran melalui pengalaman meliputi:
karyawisata, percobaan, simulasi, permainan, pengamatan lapangan, bermain peran, survey, dan sebagainya. Secara