• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menurut Sriwahyuni (2016: 126) pembuatan media pembelajaran hendaknya mempertimbangkan karakteristik siswa yang dituju, sehingga pesan yang ingin

disampaikan benar-benar dapat mencapai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. Salah satu karakteristik iswa tunanetra yaitu mengalami keterbatasan dalam hal penglihatan (visual). Pada pelaksanaan pembelajaran di kelas, siswa tunanetra mengoptimalkan pada kemampuan indera pendengaran dan indera perabaan (taktil) sehingga pada penggunaan media pembelajaran harus sesuai dengan indera yang dioptimalkan.

Dalam penelitian ini peneliti membuat sekaligus menggunakan prototype media pembelajaran matematika yang bernama Audio Geobraille. Kata “Audio” dimaksudkan karena media ini menghasilkan output berupa suara. Kata “Geo” diambil dari kata

“Geometry” dimaksudkan karena media ini digunakan sebagai media untuk belajar materi geometri khususnya pada materi sifat-sifat bangun datar segiempat dan luas gabungan bangun datar segiempat. Kata “Braille” dimaksudkan karena media ini dilengkapi dengan huruf braille pada setiap bangun datar segiempat yang bertujuan untuk memudahkan siswa tunanetra memahami penjelasan bangun datar segiempat yang disampaikan dalam bentuk audio.

Media Audio Geobraille ini digunakan sebagai media untuk mempelajari geometri pada materi sifat-sifat bangun datar segiempat dan luas permukaan bangun datar gabungan. Media ini berbentuk balok dengan beberapa bangun datar segiempat (persegi, persegi panjang, jajargenjang, trapezium, belah ketupat, dan layang-layang) yang dilengkapi dengan tombol pada masing-masing bangun datar segiempat. Ketika setiap tombol ditekan maka akan mengeluarkan output berbentuk audio/suara dimana output disini yang dimaksud yaitu berupa penjelasan tentang nama bangun datar, sifat bangun datar, serta rumus luas bangun datar. Masing-masing bangun datar segiempat dilengkapi dengan braille agar memudahkan siswa untuk memahami materi yang tersampaikan melalui audio dengan cara meraba pada bangun datar yang dijelaskan.

Media ini dapat membantu siswa tunanetra dalam mempelajari benda-benda abstrak menjadi konkret dengan memanfaatkan indera pendengaran dan indera perabaan (taktil). Adapun rangkaian yang digunakan dalam pembuatan media Audio Geobraille ini yaitu microcontroller arduino mega, salah satu alat yang dapat memfasilitasi interaksi pengubahan dari suatu input atau rangsangan tertentu menjadi output atau keluaran rangsangan yang berbeda.

Komponen dalam pembuatan media Audio Geobraille ini meliputi: (1) Push button atau tombol tekan, digunakan sebagai masukan (input); (2) microcontroller arduino mega, digunakan untuk proses utama pada tombol; (3) memory card, digunakan untuk menyimpan audio pada masing-masing bangun datar segiempat; (4) modul sd card, digunakan untuk memainkan file suara (audio); (5) speaker, digunakan sebagai output audio, dan (6) power bank, digunakan sebagai tegangan listrik.

Petunjuk cara penggunaan media Audio Geobraille:

(1) Siswa menekan tombol ON untuk mengaktifkan program pada microcontroller arduino mega. Ketika tombol ON ditekan, akan mengeluarkan audio yang berupa sapaan menanyakan kabar pada siswa tunanetra, penjelasan tentang cara penggunaan media Audio Geobraille, dan ucapan selamat belajar. Audio pada tombol ON ini dilengkapi dengan music penyemangat agar meningkatkan perasaan senang dan ketertarikan pada materi yang akan dipelajari.

(2) Secara berurutan siswa dapat mempelajari bangun datar segiempat yang terdiri dari: persegi, persegi panjang, jajargenjang, trapezium, belah ketupat, dan

layang-Gambar 2.1 Desain Audio Geobraille

Gambar 2.2 Media Audio Geobraille

layang. Setiap jenis segiempat terdiri atas 4 bangun datar dan 4 tombol pada masing-masing bangun datar.

(a) Bangun datar yang pertama, berupa penjelasan tentang sifat-sifat umum bangun datar segiempat, yaitu jumah sisi, jumlah titik sudut, dan karakteristik khusus pada segiempat yang dimaksud;

(b) Bangun datar yang kedua, berupa penjelasan tentang karakteristik sudut pada segiempat yang dimaksud;

(c) Bangun datar yang ketiga, berupa penjelasan tentang diagonal dan sumbu simetri pada segiempat yang dimaksud; dan

(d) Bangun datar yang keempat, berupa penjelasan tentang konsep luas dan rumus luas pada segiempat yang dimaksud.

(3) Selama kegiatan pembelajaran diperlukan pendampingan dari guru agar dapat membantu memberikan penjelasan lebih lanjut apabila siswa mengalami kesulitan memahami materi.

(4) Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa menekan tombol OFF untuk menonaktifkan program pada microcontroller arduino mega.

Penjelasan naskah audio yang digunakan pada media Audio Geobraille ini terdapat pada lampiran 37.

2.6.1 Microcontroller Arduino Mega

Proses pengaktifan atau pengubahan suatu bahasa pemrograman dari sebuah software komputer untuk keperluan tertentu memerlukan sebuah alat untuk memfasilitasi pengaktifan algoritma pemrograman dari software tersebut. Pengubahan tersebut misalnya seperti pengubahan rangsangan sentuh menjadi suara, rangsangan suhu menjadi cahaya, atau rangsangan gerak menjadi suara.

Menurut Hantara (2011), microcontroller merupakan inti penggerak atau otak dari suatu sistem elektronika yang memiliki fungsi hampir sama dengan mikroprosessor dalam komputer. Kelebihan dari microcontroller yaitu adanya memori dan sistem input/output (Hantara, 2011).

Microcontroller arduino mega merupakan salah satu alat yang dapat memfasilitasi interaksi pengubahan dari suatu input atau rangsangan tertentu menjadi

output atau keluaran rangsangan yang berbeda. Rachmadi dan Karlisa mengemukakan bahwa arduino mega merupakan microcontroller dengan basis ATmega yang dapat berinteraksi dengan alat lain melalui input/outputnya. Djuandi (2011) juga menekankan bahwa arduino mega merupakan salah satu jenis rangkaian microcontroller yang menggunakan system physical computing. Physical computing yaitu sebuah konsep mengenai pemahaman antara manusia atau lingkungan dengan dunia digital (Djuandi, 2011).

Physical computing terlihat pada proses pengubahan input dan output tersebut yang dapat diubah melalui komputer menggunakan bahasa pemrograman sebuah software yang compatible. Microcontroller arduino mega dapat mengubah suatu input menjadi output dengan adanya dukungan kombinasi dari hardware, bahasa pemrograman dan IDE (Integrated Development Environment) yang canggih. IDE merupakan software yang sangat berperan dalam penulisan program, memasukkan bahasa pemrograman menjadi kode biner dan mengupload ke dalam memory microcontroller. IDE Arduino terdiri dari:

(a) Editor program, sebuah window yang memungkinkan pengguna menulis dan mengedit program dalam bahasa processing.

(b) Compiler, sebuah modul yang mengubah kode program (bahasa Processing) menjadi kode biner.

(c) Uploader, sebuah modul yang memuat kode biner dari komputer ke dalam memory di dalam papan Arduino. (Djuandi, 2011: 12)

Sebuah kode program Arduino umumnya disebut dengan istilah sketch. Kata

“sketch” digunakan secara bergantian dengan “kode program” dimana keduanya memiliki arti yang sama. Sketch yang digunakan untuk menghasilkan output pada media Audio Geobraille ini terdapat pada lampiran 38.

Arduino mega merupakan salah satu microcontroller pada ATmega 2560 yang memiliki 54 input / output digital dengan 16 pin yang dapat digunakan sebagai PWM keluaran, 16 masukan analog, dan di dalamnya terdapat 16 MHZ osilator kristal, USB koneksi, power, ICSP, alat penghubung listrik, dan tombol reset. Bagian-bagian beserta fungsinya dari microcontroller arduino uno seperti ditunjukkan pada gambar berikut

ini.