• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.4 Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah

perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (dalam Arsyad:2007) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technology/AECT dalam Arsyad:2007) membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Di samping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming (dalam Arsyad, 2007:3) adalah alat yang turut ikut campur tangan dalam dua pihak dan dapat mendamaikannya. Sementara itu, Gagne dan Briggs (dalam Arsyad, 2007:4) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran. Asosiasi Pendidikan Nasional (National

Education Association/ NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya.

Dari berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa. Media juga merupakan segala sesuatu yang dapat menyalurkan dan menyampaikan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien.

Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2007:12) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu melakukannya. Ciri-ciri dari media pembelajaran yaitu.

1. Ciri Fiksatif

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu objek yang telah diambil gambarnya dengan video atau video kamera dengan mudah kapan saja diperlukan. Misalnya yaitu disket komputer, video tape, audio tape, dan film. 2. Ciri Manipulatif

Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan

gambar. Misalnya bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Selain proses dipercepat, suatu kejadian juga dapat diperlambat. Misalnya yaitu proses tsunami atau reaksi kimia dapat diamati melalui kemampuan manipulatif dari media.

3. Ciri Distributif

Media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, maka ia dapat direproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara berulang-ulang di suatu tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam akan menjamin sama atau hampir sama dengan aslinya.

Sadiman dkk (2008:9) mengemukakan bahwa pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu audiovisual, sehingga selain sebagai alat bantu media juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi belajar. Alat audio bukan hanya dipandang sebagai alat bantu guru saja, melainkan juga sebagai alat penyalur pesan. Sebagai pembawa pesan, media tidak hanya digunakan oleh guru tetapi dapat pula digunakan oleh siswa. Oleh karena itu, sebagai penyalur pesan dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili guru menyampaikan informasi secara lebih teliti, jelas dan menarik.

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis.

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera. Misalnya: (a) objek yang terlalu besar dapat digantikan dengan realita gambar, film bingkai, atau model; (b) objek yang kecil dapat dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, atau gambar; (c) gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography; (d) kejadian yang terjadi di masa lampau bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, dilm bingkai; (e) objek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model atau diagram, dan (f) konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim) dapat dibantu dengan film, gambar, film bingkai.

3. Mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan dapat berfungsi untuk: (a) menimbulkan kegairahan belajar; (b) menciptakan interaksi yang langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan; (c) memungkinkan anak didik untuk belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

4. Mengatasi kemampuan siswa yang berbeda-beda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam: (a) memberikan perangsang yang sama; (b) mempersamakan pengalaman; dan (c) menimbulkan persepsi yang sama.

Sedangkan manfaat media dalam proses pembelajaran menurut Sudjana dan Rivai (dalam Arsyad, 2007:24-25) yaitu: (1) pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, (2) bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh

siswa dan memungkinnya menguasai serta mencapai tujuan pembelajaran, (3) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru. Hal ini menjadikan siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga apalagi guru yang setiap jam harus mengajar, (4) siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Sedangkan menurut Encyclopedia of Educational Research dalam Hamalik (dikutip dari Arsyad, 2007:25) merincikan manfaat media pembelajaran, sebagai berikut : (1) meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir sehingga mengurangi verbalisme, (2) memperbesar perhatian siswa, (3) meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar sehingga membuat pelajaran lebih mantap, (4) memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa, (5) menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup, dan (6) membantu tumbuhnya pengertian yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

Adanya media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2.1.4.1Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Menurut Sadiman dkk (1993:84), dalam memilih media pembelajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut.

1. Ketepatan dengan tujuan pembelajaran

Media pembelajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, sintesis, lebih menggunakan media pembelajaran. 2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran

Bahan pembelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.

3. Kemudahan memperoleh media

Media yang diperlukan mudah diperoleh, setidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar.

4. Keterampilan guru dalam menggunakannya

Apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya.

5. Tersedianya waktu untuk menggunakannya

Tersedianya waktu yang cukup dalam menggunakan media dapat bermanfaat bagi siswa selama pembelajaran berlangsung.

6. Sesuai dengan taraf berpikir siswa

Memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh siswa.

Dokumen terkait