• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS III SD NEGERI SELOMULYO SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS III SD NEGERI SELOMULYO SKRIPSI"

Copied!
248
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN MEDIA VIDEO

DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS III

SD NEGERI SELOMULYO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Adesta Tri Nur Pratiwi

NIM : 101134043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN MEDIA VIDEO

DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS III

SD NEGERI SELOMULYO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Adesta Tri Nur Pratiwi

NIM : 101134043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Suyarto dan Ibu Rusminah yang

membimbing dan memberikan kasih sayang yang tulus

2. Kedua kakakku dan adikku yang selalu memberikan motivasi

3. Sahabat-sahabatku satu angkatan 2010 kelas E

(6)

v

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

(QS. Alam Nasyrah: 6)

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”

(QS.Ar-Ra’du:11)

“Insya Allah orang yang bersabar akan dicukupkan nikmatnya

dengan tiada henti-hentinya”

(7)
(8)
(9)

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS III SD NEGERI SELOMULYO

Adesta Tri Nur Pratiwi Universitas Sanata Dharma

2014

Penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D), yang bertujuan untuk mengetahui: (1) kualitas pengembangan media video dalam pembelajaran IPA di kelas III SD Negeri Selomulyo, (2) dampak pemanfaatan media video dalam pembelajaran IPA di kelas III SD Negeri Selomulyo.

Pengembangan media ini melalui langkah-langkah yaitu sebagai berikut: (1) analisis kebutuhan produk, (2) mengidentifikasi kompetensi dan materi, (3) memproduksi media pembelajaran, dan (4) uji coba dan revisi produk sampai menghasilkan video untuk mata pelajaran IPA kelas III.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk video yang dikembangkan peneliti layak sebagai media pembelajaran IPA di kelas III SD. Hal ini ditunjukkan oleh: (1) penilaian dari pakar media dalam kriteria baik dengan perolehan rata-rata skor 3,9. (2) Penilaian dari pakar materi termasuk dalam kriteria sangat baik dengan rata-rata skor sebesar 4,5. (3) Uji coba perorangan termasuk dalam kategori sangat baik dengan skor 4,7. (4) Uji coba kelompok kecil termasuk dalam kategori sangat baik dengan skor 4,7, dan (5) hasil uji coba lapangan menunjukkan bahwa media yang dikembangkan termasuk dalam kriteria

sangat baik dengan rata-rata skor sebesar 4,3.

Dampak pemanfaatan video pada pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang materi. Hal ini dapat dibuktikkan dari hasil nilai pre-test dan post-test dari nilai 45 menjadi 72. Selain itu, pada saat pembelajaran dengan menggunakan media video dapat menumbuhkan sikap ketertarikan serta perasaan senang ketika melihat video.

(10)

ix

ABSTRACT

DEVELOPMENT AND UTILIZATION OF VIDEO IN LEARNING SCIENCE OF THIRD GRADE STUDENTS IN SELOMULYO

ELEMENTARY SCHOOL

Adesta Tri Nur Pratiwi Sanata Dharma University

2014

The type of this research is Research and Development (R&D), the purposes of this research were to identify: 1) the quality of video development in science learning of 3rd grade students in Selomulyo Elementary School.(2) the impact of video utilization in science learning of 3rd grade students in Selomulyo Elementary School.

The development of this media works through stages such as: (1) product need analysis, (2) identification of competence and that of material, (3) production of learning media and, (4) trial and revision of product to produce the video in science learning for 3rd grade students.

The results showed that the production of learning video which had been developed by researcher was adequate to be implemented in the learning science for 3rd grade students. The results were identified by: (1) the judgment from media expert on the criteria of good with the average score of 3,9. (2) The assessment from the material expert included in the category of very good

with an average score of 4,5. (3) The results of individual trial included in the criteria of very good with an average score of 4,7. (4) The results of small group trial included in the criteria of very good with an average score of 4,7 and (5) the results of field trial showed that the developed media was included in the criteria of very good with an average score of 4,3.

The impact of utilizing video in learning can enhance the comprehension of students on matter. It can be showed from the results of pre-test and post-test scores that was from 45 to 72. Besides, video aided learning can increase the interest of students and raise a feeling of delight when they see it.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tujan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga pada kesempatan ini

penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi yang berjudul

“Pengembangan dan Pemanfaatan Media Video dalam Pembelajaran IPA di Kelas III SD Negeri Selomulyo” ini dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis mendapat

bimbingan dan bantuan yang sangat berarti dari berbagai pihak dalam

menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M. A. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D. dan Ibu Wahyu Wido Sari, S. Si., M.

Biotech. selaku dosen pembimbing I dan II yang telah memberikan saran,

kritik, dorongan, semangat, tenaga, dan pikiran untuk membimbing dan

mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi.

4. Ibu Elisabeth Desiana Mayasari, S. Psi., M. A. selaku dosen penguji skripsi.

Terima kasih atas kritik dan saran yang telah diberikan.

5. Segenap staff sekretariat PGSD USD yang telah bersedia memberikan

pelayanan kepada penulis serta selalu tetap tersenyum apabila penulis

merepotkan mereka.

6. Ibu Supriyati Basuki Rahayu, S. Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri

Selomulyo yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan

(12)
(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Spesifikasi Produk ... 6

1.6 Definisi Operasional ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

(14)

xiii

2.1.1 Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development .. 8

2.1.2 Hakikat Belajar dan Pembelajaran ... 10

2.1.3 Pembelajaran IPA ... 12

2.1.4 Media Pembelajaran ... 15

2.1.5 Video ... 21

2.1.6 Kenampakan Permukaan Bumi di Lingkungan Sekitar ... 24

2.2 Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 26

2.3 Kerangka Berpikir ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Setting Penelitian ... 30

3.3 Prosedur Pengembangan ... 32

3.4 Uji Coba Produk ... 37

3.5 Instrumen Penelitian ... 39

3.6 Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

4.1 Data Analisis Kebutuhan... 45

4.1.1 Data Analisis Kebutuhan Siswa ... 46

4.1.2 Data Analisis Kebutuhan Guru ... 47

4.2 Deskripsi Produk Awal ... 47

4.2.1 Konsep Produk ... 48

4.2.2 Sketsa Produk ... 48

4.2.3 Pengumpulan Bahan ... 49

4.2.4 Pembuatan atau Pemrograman ... 49

(15)

xiv

4.3.1 Data Validasi Pakar Media Pembelajaran ... 51

4.3.2 Data Validasi Pakar Materi ... 62

4.3.3 Data Uji Coba Perorangan ... 73

4.3.4 Data Uji Coba Kelompok Kecil ... 76

4.3.5 Data Uji Coba Lapangan ... 80

4.4 Analisis Data ... 103

4.4.1 Analisis Data Penilaian Pakar Media Pembelajaran ... 103

4.4.2 Analisis Data Penilaian Pakar Materi ... 104

4.4.3 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan ... 108

4.4.4 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil ... 119

4.4.5 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan ... 131

4.5 Kajian Produk Akhir ... 144

BAB V PENUTUP ... 146

5.1 Kesimpulan ... 146

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 147

5.3 Saran ... 148

DAFTAR PUSTAKA ... 149

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 31

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa ... 40

Tabel 3.3 Kisi-kisi Penilaian untuk Pakar Media Pembelajaran ... 40

Tabel 3.4 Kisi-kisi Penilaian untuk Pakar Materi ... 40

Tabel 3.5 Kisi-kisi Penilaian untuk Siswa ... 41

Tabel 3.6 Kisi-kisi Pertanyaan Wawancara untuk Guru Kelas ... 41

Tabel 3.7 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima ... 43

Tabel 4.1 Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran ... 52

Tabel 4.2 Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif ... 53

Tabel 4.3 Konversi Nilai Skala Lima ... 55

Tabel 4.4 Saran Perbaikan Pakar Media Pembelajaran ... 55

Tabel 4.5 Hasil Validasi Pakar Materi I ... 63

Tabel 4.11 Contoh Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil ... 77

Tabel 4.12 Hasil Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil ... 78

Tabel 4.13 Saran Perbaikan Uji Coba Kelompok Kecil ... 79

Tabel 4.14 Rekapitulasi Nilai Pre-test dan Post-test Siswa ... 96

Tabel 4.15 Contoh Penilaian Uji Coba Lapangan ... 99

Tabel 4.16 Hasil Penilaian Uji Coba Lapangan tentang Kualitas Video ... 99

Tabel 4.17 Analisis Data Penilaian Pakar Media Pembelajaran ... 103

Tabel 4.18 Analisis Data Penilaian Pakar Materi I ... 105

Tabel 4.19 Analisis Data Penilaian Pakar Materi II ... 106

(17)

xvi

Tabel 4.21 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan Item 1 ... 108

Tabel 4.22 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan Item 2 ... 109

Tabel 4.23 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan Item 3 ... 110

Tabel 4.24 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan Item 4 ... 111

Tabel 4.25 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan Item 5 ... 112

Tabel 4.26 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan Item 6 ... 113

Tabel 4.27 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan Item 7 ... 114

Tabel 4.28 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan Item 8 ... 115

Tabel 4.29 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan Item 9 ... 116

Tabel 4.30 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan Item 10 ... 117

Tabel 4.31 Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Perorangan ... 118

Tabel 4.32 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 1 ... 120

Tabel 4.33 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 2 ... 121

Tabel 4.34 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 3 ... 122

Tabel 4.35 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 4 ... 123

Tabel 4.36 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 5 ... 124

Tabel 4.37 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 6 ... 125

Tabel 4.38 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 7 ... 126

Tabel 4.39 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 8 ... 127

Tabel 4.40 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 9 ... 128

Tabel 4.41 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 10 ... 129

Tabel 4.42 Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil ... 130

Tabel 4.43 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan Item 1 ... 131

Tabel 4.44 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan Item 2 ... 132

Tabel 4.45 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan Item 3 ... 133

Tabel 4.46 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan Item 4 ... 134

Tabel 4.47 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan Item 5 ... 135

Tabel 4.48 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan Item 6 ... 136

(18)

xvii

Tabel 4.50 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan Item 8 ... 138

Tabel 4.51 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan Item 9 ... 139

Tabel 4.52 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan Item 10 ... 140

Tabel 4.53 Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Lapangan ... 141

Tabel 4.54 Rekapitulasi Uji Coba Secara Keseluruhan ... 143

(19)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bagan Literatur Map Penelitian-Penelitian yang Relevan ... 28

Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan Video ... 36

Gambar 4.1 Sketsa Produk Pembelajaran ... 48

Gambar 4.2 Tampilan Sasaran Produk ... 50

Gambar 4.3 Tampilan Judul Video Pembelajaran ... 50

Gambar 4.4 Tampilan Gambar Running Text Sebelum Revisi ... 56

Gambar 4.5 Tampilan Gambar Running Text Setelah Revisi ... 57

Gambar 4.6 Tampilan Rekaman Video yang Goyang Sebelum Revisi ... 57

Gambar 4.7 Tampilan Rekaman Video yang Goyang Setelah Revisi ... 58

Gambar 4.8 Tampilan Rekaman Video yang Goyang Sebelum Revisi ... 58

Gambar 4.9 Tampilan Rekaman Video yang Goyang Setelah Revisi ... 58

Gambar 4.10 Tampilan Rekaman Video yang Goyang Sebelum Revisi ... 59

Gambar 4.11 Tampilan Rekaman Video yang Goyang Setelah Revisi ... 59

Gambar 4.12 Tampilan Gambar Dataran Rendah ... ... 60

Gambar 4.13 Tampilan Gambar Dataran Tinggi Setelah Revisi ... 60

Gambar 4.14 Tampilan Gambar Pasar Terapung Sebelum Revisi ... 61

Gambar 4.15 Tampilan Gambar Pasar Terapung Setelah Revisi ... 61

Gambar 4.16 Tampilan Gambar Ucapan Terima Kasih Sebelum Revisi ... 62

Gambar 4.17 Tampilan Gambar Ucapan Terima Kasih Setelah Revisi ... 62

Gambar 4.18 Tampilan Kesimpulan Sebelum Revisi ... 67

Gambar 4.19 Tampilan Kesimpulan Setelah Revisi ... 68

Gambar 4.20 Tampilan Refleksi Sebelum Revisi ... 68

Gambar 4.21 Tampilan Refleksi Setelah Revisi ... 68

Gambar 4.22 Tampilan Petunjuk Pengerjaan Sebelum Revisi ... 69

Gambar 4.23 Tampilan Petunjuk Pengerjaan Sesudah Revisi ... 69

Gambar 4.24 Tampilan Kegiatan Belajar 1 Sebelum Revisi ... 70

(20)

xix

Gambar 4.26 Tampilan Kegiatan Belajar 2 Sebelum Revisi ... 72

Gambar 4.27 Tampilan Kegiatan Belajar 2 Setelah Revisi ... 72

Gambar 4.28 Tampilan Transition Laut Sebelum Revisi ... 76

Gambar 4.29 Tampilan Transition Laut Setelah Revisi ... 76

Gambar 4.30 Tampilan Sungai Sebelum Revisi ... 79

Gambar 4.31 Tampilan Sungai Setelah Revisi ... 80

Gambar 4.32 Hasil Pekerjaan Siswa LKS Kegiatan 1 ... 83

Gambar 4.33 Hasil Pekerjaan Siswa LKS Kegiatan 1 ... 83

Gambar 4.34 Hasil Pekerjaan Siswa LKS Kegiatan 1 ... 83

Gambar 4.35 Hasil Pekerjaan Siswa LKS Kegiatan 2 ... 85

Gambar 4.36 Hasil Pekerjaan Siswa LKS Kegiatan 2 ... 86

Gambar 4.37 Hasil Pekerjaan Siswa LKS Kegiatan 2 ... 87

Gambar 4.38 Siswa Menyusun Puzzle ... 88

Gambar 4.45 Tampilan Hasil Pekerjaan Siswa LKS Kegiatan 3 ... 91

Gambar 4.46 Tampilan Hasil pekerjaan siswa LKS Kegiatan 3 ... 91

Gambar 4.47 Tampilan Hasil Pekerjaan Siswa LKS Kegiatan 3 ... 91

Gambar 4.48 Kesimpulan Pembelajaran ... 92

Gambar 4.49 Kesimpulan Pembelajaran ... 92

Gambar 4.50 Kesimpulan Pembelajaran ... 93

Gambar 4.51 Refleksi ... 93

Gambar 4.52 Refleksi ... 94

Gambar 4.53 Refleksi ... 94

(21)

xx

Gambar 4.55 Siswa Menceritakan Tempat yang Pernah Mereka Kunjungi .. 98

Gambar 4.56 Hasil Komentar Siswa Uji Coba Lapangan ... 100

Gambar 4.57 Hasil Komentar Siswa Uji Coba Lapangan ... 100

Gambar 4.58 Hasil Komentar Siswa Uji Coba Lapangan ... 101

Gambar 4.59 Diagram Penilaian oleh Pakar Media Pembelajaran ... 104

Gambar 4.60 Diagram Penilaian Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Pakar Materi I ... 105

Gambar 4.61 Diagram Penilaian Perangkat Pembelajaran oleh Pakar Materi II ... 106

Gambar 4.62 Diagram Penilaian oleh Pakar Materi ... 107

Gambar 4.63 Diagram Penilaian Uji Coba Perorangan Item 1 ... 109

Gambar 4.64 Diagram Penilaian Uji Coba Perorangan Item 2 ... 110

Gambar 4.65 Diagram Penilaian Uji Coba Perorangan Item 3 ... 111

Gambar 4.66 Diagram Penilaian Uji Coba Perorangan Item 4 ... 112

Gambar 4.67 Diagram Penilaian Uji Coba Perorangan Item 5 ... 113

Gambar 4.68 Diagram Penilaian Uji Coba Perorangan Item 6 ... 114

Gambar 4.69 Diagram Penilaian Uji Coba Perorangan Item 7 ... 115

Gambar 4.70 Diagram Penilaian Uji Coba Perorangan Item 8 ... 116

Gambar 4.71 Diagram Penilaian Uji Coba Perorangan Item 9 ... 117

Gambar 4.72 Diagram Penilaian Uji Coba Perorangan Item 10 ... 118

Gambar 4.73 Diagram Penilaian Uji Coba Perorangan ... 119

Gambar 4.74 Diagram Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 1 ... 120

Gambar 4.75 Diagram Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 2 ... 121

Gambar 4.76 Diagram Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 3 ... 122

Gambar 4.77 Diagram Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 4 ... 123

Gambar 4.78 Diagram Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 5 ... 124

Gambar 4.79 Diagram Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 6 ... 125

Gambar 4.80 Diagram Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 7 ... 126

Gambar 4.81 Diagram Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 8 ... 127

(22)

xxi

Gambar 4.83 Diagram Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 10 ... 129

Gambar 4.84 Diagram Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil ... 131

Gambar 4.85 Diagram Penilaian Uji Coba Lapangan Item 1 ... 132

Gambar 4.86 Diagram Penilaian Uji Coba Lapangan Item 2 ... 133

Gambar 4.87 Diagram Penilaian Uji Coba Lapangan Item 3 ... 134

Gambar 4.88 Diagram Penilaian Uji Coba Lapangan Item 4 ... 135

Gambar 4.89 Diagram Penilaian Uji Coba Lapangan Item 5 ... 136

Gambar 4.90 Diagram Penilaian Uji Coba Lapangan Item 6 ... 137

Gambar 4.91 Diagram Penilaian Uji Coba Lapangan Item 7 ... 138

Gambar 4.92 Diagram Penilaian Uji Coba Lapangan Item 8 ... 139

Gambar 4.93 Diagram Penilaian Uji Coba Lapangan Item 9 ... 140

Gambar 4.94 Diagram Penilaian Uji Coba Lapangan Item 10 ... 141

Gambar 4.95 Diagram Penilaian Uji Coba Lapangan ... 142

(23)

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Instrumen Analisis Kebutuhan Guru ... 152

Lampiran 2. Instrumen Analisis Kebutuhan Siswa ... 153

Lampiran 3. Flowchart ... 154

Lampiran 4. Gambar Story board ... 155

Lampiran 5. Lembar Penilaian Untuk Pakar Materi I ... 161

Lampiran 6. Lembar Penilaian Untuk Pakar Materi II ... 164

Lampiran 7. Lembar Penilaian Untuk Siswa ... 167

Lampiran 8. Instrumen Kualitas Media Video untuk Pakar Media ... 169

Lampiran 9. Silabus Pembelajaran Tematik ... 170

Lampiran 10. Jaringan Indikator Pencapaian Kompetensi ... 176

Lampiran 11. RPP ... 177

Lampiran 12. Kisi-Kisi Soal ... 185

Lampiran 13. Lembar Kerja Siswa ... 186

Lampiran 14. Gambar Puzzle ... 191

Lampiran 15. Hasil Penilaian Pakar Media Pembelajaran ... 196

Lampiran 16. Hasil Penilaian Pakar Materi I ... 197

Lampiran 17. Hasil Penilaian Pakar Materi II ... 199

Lampiran 18. Contoh Penilaian Siswa Uji Coba Perorangan ... 201

Lampiran 19. Contoh Penilaian Siswa Uji Coba Kelompok Kecil ... 203

Lampiran 20. Contoh Penilaian Siswa Uji Coba Lapangan ... 205

Lampiran 21. Hasil Wawancara Pendidik ... 207

Lampiran 22. Hasil Kuesioner Siswa ... 208

(24)

xxiii

Lampiran 24. Hasil Uji Coba Kelompok Kecil ... 210

Lampiran 25. Hasil Uji Coba Lapangan ... 211

Lampiran 26. Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 213

Lampiran 27. Pre-test ... 217

Lampiran 28. Post-test ... 218

Lampiran 29. Pekerjaan Rumah ... 219

Lampiran 30. Surat Izin Melakukan Penelitian ... 220

Lampiran 31. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 221

(25)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3)

tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) spesifikasi produk, serta (6) definisi

operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan penting guna meningkatkan kualitas sumber

daya manusia. Bagi manusia, pendidikan berfungsi sebagai sarana dan fasilitas

yang memudahkan, mampu mengarahkan, mengembangkan dan membimbing ke

arah kehidupan yang lebih baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi

manusia lainnya (Ayuningrum:2012). Dunia pendidikan saat ini semakin

berkembang, berbagai macam pembaharuan dilakukan agar dapat meningkatkan

kualitas dan kuantitas pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan

diperlukan berbagai terobosan baik dalam pengembangan kurikulum, inovasi

pembelajaran, dan pemenuhan sarana serta prasarana pendidikan.

Hadirnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai panduan

penyelenggaraan pendidikan secara otomatis telah membawa perubahan dalam

pembelajaran di sekolah. Hal ini terjadi karena kurikulum ini memberi peluang

dan kewenangan kepada sekolah khususnya guru untuk lebih mandiri dan kreatif

dalam menyelenggarakan pembelajaran di kelas (Kurniawan:2011). Akan tetapi,

penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak selamanya

(26)

Berdasarkan Kompas tanggal 26 November 2012 (Suwignyo:2012),

sejumlah survei menunjukkan bahwa penerapan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) berdampak pada menguatnya sikap intoleran dikalangan

murid-murid sekolah. Oleh karena itu, penerapan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) akan digantikan dengan kurikulum baru yaitu kurikulum

2013. Penerapan kurikulum 2013 menekankan guru wajib mengetahui teknologi

sebagai media pembelajaran. Dengan pengembangan media yang diberikan, guru

dapat lebih kreatif lagi dalam memberikan pembelajaran dan pemahaman dari apa

yang diajarkan kepada peserta didik.

Munadi (2010:1) berpendapat bahwa guru yang berkualitas adalah guru

yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni

memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional (UU RI No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).

Contohnya dalam melaksanakan kompetensi pedagogik, guru dituntut memiliki

kemampuan secara metodologis dalam hal perancangan dan pelaksanaan

pembelajaran. Termasuk di dalamnya penguasaan dalam penggunaan media

pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran tersebut guru bukan satu-satunya sebagai

sumber belajar. Akan tetapi dengan posisinya sebagai motivator, ia pun harus

mampu merencana dan mencipta sumber-sumber belajar lainnya sehingga tercipta

lingkungan belajar yang kondusif. Sumber-sumber belajar selain guru itulah yang

disebut sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan dan atau

(27)

sebagai “media pembelajaran”. Dengan demikian komponen-komponen

komunikasi pembelajaran menjadi komunikator, komunikan, pesan, dan media.

Proses kreatif guru dapat diwujudkan dalam pembuatan media belajar,

salah satunya adalah media audio visual. Menurut Rohani (1997: 97-98) media

audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan

perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi), meliputi

media yang dapat dilihat dan didengar. Media audio visual ini dapat dibagi

menjadi dua jenis. Pertama, dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam

satu unit, dinamakan media audio visual murni, seperti video, film gerak (movie)

bersuara, televisi dan radio. Kedua, media audio visual tidak murni yakni slide,

OHP, dan peralatan visual lainnya (Munadi, 2010:113).

Dilihat dari indera yang terlibat, video adalah alat komunikasi yang sangat

membantu proses pembelajaran yang efektif. Apa yang terpandang oleh mata dan

hanya dapat dibaca saja atau hanya didengar saja. Manfaat dan karakteristik

lainnya dari video dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses

pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada guru kelas III pada tanggal

18 Oktober 2013, pukul 07.00 WIB di SDN Selomulyo diperoleh informasi

bahwa dalam mengajarkan IPA, guru masih banyak menjelaskan materi yang

diselingi dengan tanya jawab. Memang belum banyak media yang digunakan

sebagai alat bantu pembelajaran IPA, terlebih media video. Guru dalam

menjelaskan materi hanya bersumber dari buku paket yang diterbitkan oleh

(28)

tugas. Selain itu, di SD Negeri Selomulyo juga tersedia perlengkapan yang

memadai seperti laptop, viewer, dan LCD.

Keberhasilan belajar yang dicapai oleh siswa merupakan suatu yang

didambakan, diharapkan baik oleh siswa itu sendiri maupun oleh orang tua, guru

dan masyarakat. Pada hakikatnya, pembelajaran adalah suatu kegiatan yang

dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga siswa berubah ke arah yang lebih

baik (Darsono, 2000:24-25). Hal ini mengandung pengertian bahwa pembelajaran

yang dilakukan guru menghadirkan proses belajar pada siswa yang berwujud

perubahan tingkah laku, perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan,

pemahaman, dan apresiasi.

Berdasarkan data hasil analisis kebutuhan siswa yang dilaksanakan oleh

peneliti terkait dengan pembelajaran kelas III SD Negeri Selomulyo yang

dilakukan oleh guru menunjukkan bahwa sebanyak 52,8% media pembelajaran

yang dipakai oleh guru belum seperti yang siswa inginkan. Sebanyak 72,2%

mereka menginginkan media pembelajaran yang dapat dilihat dan dapat didengar

seperti video pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar, terlihat bahwa guru

belum pernah menggunakan media pembelajaran elektronik yang berupa laptop

untuk mata pelajaran IPA. Mereka juga mengatakan bahwa perlunya media

pembelajaran yang berupa video untuk mata pelajaran IPA yaitu sebanyak 83,3%.

Melihat masalah tersebut, peneliti mencoba memberikan alternatif solusi

untuk mengatasi masalah tersebut dengan mengembangkan media pembelajaran

yang berupa video. Materi yang akan dikembangkan peneliti adalah kenampakan

(29)

tahun ajaran 2013/2014. Materi tersebut dipilih karena disesuaikan dengan waktu

penelitian dan juga merupakan materi yang masih minim medianya. Berdasarkan

uraian di atas, maka peneliti terdorong untuk mengambil penelitian yang berjudul:

“Pengembangan dan Pemanfaatan Media Video dalam Pembelajaran IPA di Kelas

III SD Negeri Selomulyo”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dirumuskan masalah sebagai

berikut.

1.2.1 Bagaimana kualitas pengembangan media video dalam pembelajaran IPA

di kelas III SD Negeri Selomulyo?

1.2.2 Bagaimana dampak pemanfaatan media video dalam pembelajaran IPA di

kelas III SD Negeri Selomulyo?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pengembangan ini adalah sebagai

berikut.

1.3.1 Mengetahui kualitas pengembangan media video dalam pembelajaran IPA

di kelas III SD Negeri Selomulyo.

1.3.2 Mengetahui dampak pemanfaatan media video dalam pembelajaran IPA di

(30)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut.

1.4.1 Bagi penulis

Penelitian pengembangan ini memberikan pengalaman dan pengetahuan

baru yang dapat menjadi bekal ketika kelak menjadi guru.

1.4.2 Bagi guru

Penelitian pengembangan ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif

media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam.

1.4.3 Bagi sekolah

Memberi masukan pada pihak sekolah dalam penggunaan media video

untuk digunakan dalam proses pembelajaran.

1.4.4 Bagi siswa

Penggunaan video yang dikembangkan peneliti mampu menambah

ketertarikan dan menumbuhkan semangat siswa untuk belajar IPA.

1.5 Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yang akan dihasilkan dalam penelitian ini adalah media

pembelajaran yang berupa video. Dalam pembuatan video, peneliti mengambil

tema tentang kenampakan permukaan bumi di lingkungan sekitar. Bentuk

permukaan bumi terdiri dari wilayah daratan dan lautan. Wilayah daratan bumi

terdiri atas pegunungan, daratan, lembah, dan perbukitan.

Sedangkan wilayah lautan bumi terdiri atas lautan, sungai, rawa, dan

(31)

bumi baik di daratan maupun di lautan. Pengoperasian video yang dikembangkan

ini membutuhkan perangkat peralatan sebagai berikut: (1) Laptop, (2) Viewer, (3)

LCD, (4) Speaker. Video ini akan dikembangkan menjadi media pembelajaran

IPA untuk siswa kelas III SD Negeri Selomulyo Yogyakarta tahun ajaran

2013/2014.

1.6 Definisi Operasional

Berikut ini definisi operasional yang digunakan agar terdapat kesatuan

pemahaman yang mempermudah memahami penelitian ini.

1.6.1 Siswa SD adalah siswa kelas III semester genap tahun ajaran 2013/2014

yang sedang menempuh pendidikan di SD Negeri Selomulyo Yogyakarta.

1.6.2 Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

1.6.3 Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan

menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta

lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan

proses belajar secara efektif dan efisien.

(32)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Di dalam bab ini, diuraikan landasan teori yang akan digunakan untuk

memecahkan masalah dalam penelitian. Pembahasan tentang teori terdiri dari tiga

bagian, yaitu (1) kajian pustaka, (2) penelitian-penelitian terdahulu, dan (3)

kerangka berpikir.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D)

2.1.1.1 Pengertian Penelitian dan Pengembangan

Menurut Sukmadinata (2011) penelitian diartikan sebagai suatu proses

pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk

mencapai tujuan tertentu. Penelitian merupakan upaya untuk mengembangkan

pengetahuan, mengembangkan, dan menguji teori.

Penelitian dan pengembangan (R&D) merupakan metode penelitian yang

digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang

digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran (Borg dan Gall, 1988 dalam

Sugiyono:2010). Penelitian dan perkembangan atau Research and Development

(R&D) adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu

produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat

dipertanggungjawabkan (Sukmadinata:2011). Sedangkan menurut Sugiyono

(33)

digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk

yang dibuat. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras

(hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di

laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program

komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan, atau

laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan,

bimbingan, evaluasi, manajemen, dll.

Langkah-langkah proses penelitian dan pengembangan menunjukkan suatu

siklus, yang diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan

pemecahan dengan menggunakan suatu produk tertentu (Sukmadinata, 2011:165).

2.1.1.2 Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan (R&D)

Menurut Borg dan Gall (1989) menyebutkan langkah-langkah pelaksanaan

penelitian dan pengembangan yaitu sebagai berikut: (1) Penelitian dan

pengumpulan data, (2) perencanaan, (3) pengembangan draf produk, (4) uji coba

lapangan awal, (5) merevisi hasil uji coba, (6) uji coba lapangan, (7)

penyempurnaan produk hasil uji lapangan, (8) uji pelaksanaan lapangan, (9)

penyempurnaan produk akhir, dan (10) diseminasi dan implementasi. Selain itu,

Sugiyono (2010) juga menyebutkan langkah-langkah penelitian dan

pengembangan yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) mengumpulkan informasi, (3)

desain produksi, (4) validasi desain, (5) perbaikan desain, (6) uji coba produk, (7)

revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, dan (10) pembuatan

(34)

2.1.2 Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau

potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan (Slavin, 2000).

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) belajar merupakan hal yang kompleks.

Kompleksitas belajar dapat dipandang dari dua subjek, yaitu dari siswa dan dari

guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa mengalami

proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Bahan belajar tersebut berupa

keadaan alam, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, dan bahan yang telah

terhimpun dalam buku-buku pelajaran. Sedangkan dari segi guru, proses belajar

tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang sesuatu hal.

Selain itu, belajar juga didefinisikan sebagai proses internal yang

kompleks artinya bahwa yang terlibat dalam proses internal adalah seluruh mental

yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Proses belajar yang

mengaktualisasikan ketiga ranah tersebut tertuju pada bahan belajar tertentu.

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang

dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.

Dalam hal ini, yang menjadi kunci adalah input yang berupa stimulus dan output

yang berupa respon (Slavin, 2000).

Menurut Slavin (2000) stimulus adalah apa yang diberikan guru kepada

siswa, sedangkan respon berupa aksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang

diberikan oleh guru tersebut. proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak

(35)

yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan

oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respon) harus dapat

diamati dan diukur.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) pembelajaran adalah

proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi

proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,

serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,

pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar

dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta

dapat berlaku di manapun dan kapanpun.

Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran,

walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru

mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga

mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat

mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek

psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai

pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga

(36)

2.1.3 Pembelajaran IPA

2.1.3.1 Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sering disebut dengan singkat sebagai sains.

Sains berasal dari kata latin “scientia” yang berarti pengetahuan tentang, atau

tahu tentang; pengetahuan, pengertian, faham yang benar dan mendalam

(Wonorahardjo:2010). Ilmu Pengetahuan Alam merupakan kumpulan

pengetahuan yang terstruktur dan sistematik, yang terbentuk karena adanya objek,

ada subjek, dan ada sarana membangun struktur kumpulan pengetahuan tersebut,

misalnya bahasa dan logika. Ilmu pengetahuan berada dalam lingkaran

metode-aktivitas-pengetahuan yang merupakan siklus yang tak akan berhenti dieksplorasi

manusia.

Menurut Darmodjo dkk (1992) IPA merupakan pengetahuan yang berisi

tentang alam semesta dan segala isinya. Sedangkan menurut Nash

(Darmodjo:1992) IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Cara

atau metode tersebut harus bersifat analitis, lengkap, cermat, serta

menghubungkan antara fenomena dengan fenomena yang lain. Metode tersebut

dapat membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya

itu. Metode tersebut adalah metode berpikir ilmiah.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA (sains) merupakan

salah satu kumpulan ilmu pengetahuan yang mempelajari alam semesta, baik ilmu

pengetahuan yang mempelajari alam semesta yang bernyawa ataupun yang tak

bernyawa dengan jalan mengamati berbagai jenis dan perangkat lingkungan alam

(37)

2.1.3.2 Pembelajaran IPA SD

Menurut Marten dkk (dalam Iskandar:1997) IPA untuk anak-anak

didefinisikan mengamati apa yang terjadi, mencoba memahami apa yang diamati,

menggunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi, dan

menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah

ramalan tersebut benar. IPA berguna untuk menuntun anak berpikir secara ilmiah

dari kejadian-kejadian alam yang terjadi di sekitarnya.

IPA adalah pelajaran yang penting karena ilmunya dapat diterapkan secara

langsung dalam masyarakat. Menurut Iskandar (1997) IPA perlu diajarkan bagi

anak-anak sesuai dengan struktur kognitif anak. Pembelajaran IPA di SD

diharapkan dapat melatih keterampilan proses dan sikap ilmiah siswa, maka

hendaknya dimodifikasi sesuai dengan tahap perkembangan kognitif anak SD.

Selama siswa melakukan kegiatan ilmiah, dalam pembelajaran IPA

diharapkan dapat menemukan suatu pengetahuan baru yang disebut dengan

produk ilmiah. Melalui proses ilmiah, siswa diharapkan dapat mempelajari

pengetahuan-pengetahuan tentang IPA. Produk ilmiah yang berupa konsep,

hukum, dan teori untuk anak usia SD sudah disusun dalam kurikulum. Di dalam

kurikulum sudah dijelaskan mengenai Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,

dan Indikator yang harus dicapai oleh siswa. Jadi, pembelajaran yang menerapkan

proses ilmiah akan membentuk suatu sikap yang disebut sikap ilmiah. Agar

pengetahuan IPA yang didapat adalah pengetahuan yang benar, maka siswa harus

menerapkan sikap ilmiah. Sikap ilmiah tersebut meliputi rasa ingin tahu,

(38)

2.1.3.3Karakteristik IPA

IPA tersusun atas beberapa karakteristik menurut Djojosoediro (2010:5)

yaitu: (1) IPA mempunyai nilai ilmiah, artinya kebenaran dalam IPA dapat

dibuktikan lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan

prosedur seperti yang dilakukan terdahulu oleh penemunya; (2) IPA merupakan

suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam

penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam; (3) IPA

merupakan pengetahuan teoritis. Teori IPA diperoleh atau disusun dengan cara

yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi,

penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian

seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain; (4) IPA

merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan. Bagan-bagan konsep

yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan observasi, yang

bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut; (5) IPA meliputi

empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap.

Unsur IPA yaitu produk dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum.

Proses merupakan prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode

ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen,

percobaan atau penyelidikan, pengujian hipotesis melalui eksperimentasi;

evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan. Aplikasi merupakan penerapan

metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.

(39)

makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru

yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar.

2.1.4 Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah

perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach &

Ely (dalam Arsyad:2007) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis

besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang

membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.

Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung

diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,

memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education

and Communication Technology/AECT dalam Arsyad:2007) membatasi media

sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan

atau informasi. Di samping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang

sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming (dalam Arsyad, 2007:3)

adalah alat yang turut ikut campur tangan dalam dua pihak dan dapat

mendamaikannya. Sementara itu, Gagne dan Briggs (dalam Arsyad, 2007:4)

berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat digunakan untuk

(40)

Education Association/ NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah

bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya.

Dari berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media

adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari

pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

minat siswa. Media juga merupakan segala sesuatu yang dapat menyalurkan dan

menyampaikan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan

belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar

secara efektif dan efisien.

Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2007:12) mengemukakan tiga ciri media

yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang dapat

dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu melakukannya. Ciri-ciri

dari media pembelajaran yaitu.

1. Ciri Fiksatif

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan,

melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu objek yang

telah diambil gambarnya dengan video atau video kamera dengan mudah kapan

saja diperlukan. Misalnya yaitu disket komputer, video tape, audio tape, dan film.

2. Ciri Manipulatif

Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki

ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan

(41)

gambar. Misalnya bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi

kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Selain

proses dipercepat, suatu kejadian juga dapat diperlambat. Misalnya yaitu proses

tsunami atau reaksi kimia dapat diamati melalui kemampuan manipulatif dari

media.

3. Ciri Distributif

Media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui

ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar

siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, maka ia dapat

direproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara berulang-ulang di suatu

tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam akan menjamin sama atau

hampir sama dengan aslinya.

Sadiman dkk (2008:9) mengemukakan bahwa pada akhir tahun 1950 teori

komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu audiovisual, sehingga

selain sebagai alat bantu media juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau

informasi belajar. Alat audio bukan hanya dipandang sebagai alat bantu guru saja,

melainkan juga sebagai alat penyalur pesan. Sebagai pembawa pesan, media tidak

hanya digunakan oleh guru tetapi dapat pula digunakan oleh siswa. Oleh karena

itu, sebagai penyalur pesan dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili guru

menyampaikan informasi secara lebih teliti, jelas dan menarik.

(42)

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis.

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera. Misalnya: (a) objek

yang terlalu besar dapat digantikan dengan realita gambar, film bingkai, atau

model; (b) objek yang kecil dapat dibantu dengan proyektor mikro, film

bingkai, atau gambar; (c) gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat

dibantu dengan timelapse atau high-speed photography; (d) kejadian yang

terjadi di masa lampau bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, dilm

bingkai; (e) objek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model atau

diagram, dan (f) konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim)

dapat dibantu dengan film, gambar, film bingkai.

3. Mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan dapat

berfungsi untuk: (a) menimbulkan kegairahan belajar; (b) menciptakan

interaksi yang langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan;

(c) memungkinkan anak didik untuk belajar sendiri-sendiri menurut

kemampuan dan minatnya.

4. Mengatasi kemampuan siswa yang berbeda-beda. Masalah ini dapat diatasi

dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam: (a)

memberikan perangsang yang sama; (b) mempersamakan pengalaman; dan (c)

menimbulkan persepsi yang sama.

Sedangkan manfaat media dalam proses pembelajaran menurut Sudjana

dan Rivai (dalam Arsyad, 2007:24-25) yaitu: (1) pembelajaran akan lebih menarik

perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, (2) bahan

(43)

siswa dan memungkinnya menguasai serta mencapai tujuan pembelajaran, (3)

metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal

melalui penuturan kata-kata oleh guru. Hal ini menjadikan siswa tidak bosan dan

guru tidak kehabisan tenaga apalagi guru yang setiap jam harus mengajar, (4)

siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Sedangkan menurut Encyclopedia of Educational Research dalam

Hamalik (dikutip dari Arsyad, 2007:25) merincikan manfaat media pembelajaran,

sebagai berikut : (1) meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir sehingga

mengurangi verbalisme, (2) memperbesar perhatian siswa, (3) meletakkan

dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar sehingga membuat pelajaran

lebih mantap, (4) memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan

kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa, (5) menumbuhkan pemikiran yang

teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup, dan (6) membantu

tumbuhnya pengertian yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan

membantu efisiensi serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

Adanya media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan

informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil

belajar.

2.1.4.1Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Menurut Sadiman dkk (1993:84), dalam memilih media pembelajaran

(44)

1. Ketepatan dengan tujuan pembelajaran

Media pembelajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang

telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur

pemahaman, aplikasi, sintesis, lebih menggunakan media pembelajaran.

2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran

Bahan pembelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi

sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.

3. Kemudahan memperoleh media

Media yang diperlukan mudah diperoleh, setidaknya mudah dibuat oleh

guru pada waktu mengajar.

4. Keterampilan guru dalam menggunakannya

Apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat

menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat yang

diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari penggunaan oleh guru

pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya.

5. Tersedianya waktu untuk menggunakannya

Tersedianya waktu yang cukup dalam menggunakan media dapat

bermanfaat bagi siswa selama pembelajaran berlangsung.

6. Sesuai dengan taraf berpikir siswa

Memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf

berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami

(45)

2.1.5 Video

Video merupakan media audio visual yang menampilkan gerak. Dilihat

dari indera yang terlibat, video adalah alat komunikasi yang sangat membantu

proses pembelajaran yang efektif. Apa yang dilihat oleh mata dan didengar oleh

telinga lebih cepat dan lebih mudah diingat daripada apa yang hanya dapat dibaca

saja atau didengar saja.

Manfaat dan karakteristik media audio visual menurut Munadi (2010:116)

dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran diantaranya

adalah sebagai berikut: (a) mengatasi keterbatasan jarak dan waktu; (b) mampu

menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang

singkat; (c) mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa; (c)

mengembangkan imajinasi peserta didik; (d) memperjelas hal-hal yang abstrak

dan memberikan gambaran yang lebih realistik; (e) sangat kuat mempengaruhi

emosi seseorang; (f) menumbuhkan minat dan motivasi belajar.

Video semakin lama semakin populer di dalam masyarakat. Pesan yang

disajikan bisa bersifat fakta (kejadian/ peristiwa penting, berita) maupun fiktif

(seperti misalnya cerita), bisa bersifat informatif, edukatif, maupun instruksional.

Menurut Sadiman dkk (2008) menyebutkan bahwa video mempunyai kelebihan

dan keterbatasan. Kelebihan video antara lain: (1) menarik perhatian untuk

periode-periode yang singkat dari rangsangan luar lainnya; (2) melalui alat

perekam pita video dapat memperoleh informasi dari ahli-ahli atau spesialis; (3)

(46)

dan rekaman dapat diputar berulang-ulang; (5) mengamati lebih dekat dengan

objek yang sedang bergerak atau objek yang berbahaya seperti harimau; (6) keras

lemah suara dapat diatur dan disesuaikan apabila akan disisipi komentar yang

akan didengar; (7) mengatur gambar yang akan dihentikan untuk diamati dengan

seksama; (8) ruangan tidak perlu digelapkan pada waktu menyajikannya.

Sedangkan keterbatasan dari media video adalah sebagai berikut: (1)

perhatian penonton sulit untuk dikuasai sedangkan partisipasi dari penonton

jarang untuk dipraktekkan; (2) komunikasi satu arah dan dapat diimbangi dengan

pencarian bentuk umpan balik yang lain; (3) kurang mampu menampilkan detail

dari objek yang disajikan dengan sempurna, dan (4) memerlukan peralatan yang

mahal dan kompleks.

Dalam praktiknya, rangkaian kegiatan untuk mewujudkan gagasan

menjadi sebuah program video ini secara bertahap. Menurut Sadiman, dkk

(2008:156) menguraikan langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya

adalah melakukan pembuatan sinopsis, treatment, storyboard atau perangkat

gambar cerita, skrip atau naskah program, dan skenario atau naskah produksi.

1. Sinopsis

Sinopsis berguna untuk memberikan gambaran secara ringkas dan padat

tentang tema atau pokok materi yang akan dikerjakan. Tujuan utama

pembuatan sinopsis adalah mempermudah proses perumusan konsep,

(47)

2. Treatment

Treatment memberikan uraian ringkas secara deskriptif tentang bagaimana

suatu episode cerita atau rangkaian peristiwa yang nantinya akan dikerjakan

sebagai ilustrasi pembanding.

3. Storyboard (perangkat gambar cerita)

Storyboard adalah rangkaian kejadian yang akan divisualisasikan dalam

bentuk gambar atau sketsa sederhana pada kartu berukuran lebih kurang 8 x

12 cm. Tujuan pembuatan storyboard adalah untuk melihat apakah tata

urutan peristiwa yang akan divisualisasikan telah sesuai dengan garis cerita.

Selain itu juga untuk melihat kesinambungan alur ceritanya sudah lancar.

Storyboard juga dapat dipergunakan sebagai moment-moment pengambilan

gambar (shots) menggantikan apa yang biasa disebut shooting breakdown.

4. Skrip atau naskah program

Naskah program adalah keterangan-keterangan yang diperoleh dari

eksperimen dengan storyboard yang kemudian yang dituangkan dalam bentk

skrip atau naskah program yang sudah benar urutannya. Dalam pembuatan

program film maupun video, skrip atau naskah program merupakan daftar

rangkaian peristiwa yang akan dipaparkan. Format penulisan skrip yaitu

dalam bentuk skontro atau halaman berkolom dua; sebelah kiri untuk

menampilkan bentuk visualisasinya dan sebelah kanan untuk segala sesuatu

yang berhubungan dengan suara termasuk dialog, narasi, musik maupun efek

(48)

sutradara dalam mengendalikan penggarapan substansi materi ke dalam suatu

program.

5. Skenario

Skenario adalah petunjuk operasional dalam pelaksanaan produksi atau

pembuatan program. Perbedaan antara skrip dengan skenario adalah bahwa

skrip terutama ditujukan untuk bahan pegangan sutradara, sementara skenario

sangat bermanfaat bagi teknisi dan tim produksi yang akan melaksanakan

dengan tanggung jawab teknis operasional.

2.1.6 Kenampakan Permukaan Bumi di Lingkungan Sekitar

Menurut Suyitno, dkk (2010) hamparan permukaan bumi merupakan suatu

bentang alam yang terdiri dari daratan, dan perairan. Daratan terdiri dari dataran

tinggi, dataran rendah, pegunungan, bukit, dan lembah. Perairan terdiri dari laut,

sungai, danau, dan rawa. Jadi, permukaan bumi memiliki bentuk yang tidak rata.

1. Daratan merupakan permukaan bumi yang tidak tergenang air. Daratan terdiri

atas dataran rendah, dataran tinggi, bukit lembah, gunung dan pegunungan.

a. Dataran Rendah

Dataran rendah merupakan daerah yang relatif rata. Ketinggiannya

antara 0 sampai 200 meter di atas permukaan air laut. Biasanya di wilayah

ini penduduk tinggal dan melakukan kegiatannya. Contoh dataran rendah

adalah pantai utara Pulau Jawa.

b. Dataran Tinggi

Dataran tinggi memiliki ketinggian 200 sampai 1.500 meter di atas

(49)

c. Gunung

Gunung merupakan daerah permukaan yang menjulang ke atas dan

memiliki ketinggian lebih dari 1.500 meter di atas permukaan laut. Contoh

gunung adalah gunung Merapi, gunung Rinjani.

d. Pegunungan

Pegunungan merupakan kelompok gunung yang saling berhubungan

atau bersambungan. Salah satu pegunungan yang terkenal di dunia adalah

pegunungan Alpen.

e. Bukit

Bukit merupakan daerah permukaan yang menjulang, tetapi

ketinggiannya lebih rendah dari gunung. Beberapa bukit yang letaknya

berderet-deret disebut perbukitan.

f. Lembah

Tanah rendah yang terletak di kaki gunung atau sepanjang sungai

disebut lembah. Ada lembah yang landai dan ada lembah yang dalam.

Contoh lembah yaitu lembah Si Anok.

2. Perairan

Selain terdiri dari daratan, muka bumi juga terdiri atas perairan. Perairan

adalah permukaan bumi yang tergenang air. perairan terdiri atas laut, sungai,

(50)

a. Laut

Lautan di Indonesia memiliki luas 2 ½ kali luas daratannya. Laut yang

sangat luas dan dalam disebut samudra.

b. Sungai

Sungai merupakan aliran air yang besar yang terletak di wilayah

daratan. Sungai dapat digunakan sebagai sarana irigasi (pengairan),

pemeliharaan ikan, dan sarana transportasi. Contoh sungai adalah sungai

Musi, sungai Brantas, dan sungai Mahakam.

c. Danau

Danau merupakan suatu cekungan yang tergenang air dan dikelilingi

oleh daratan. Ada danau yang alami dan ada danau buatan. Danau buatan

dibuat oleh manusia disebut juga waduk. Contoh waduk adalah waduk

Jatiluhur. Sedangkan contoh danau adalah danau Sentani.

d. Rawa

Rawa merupakan tanah rendah dan digenangi oleh air, di rawa-rawa

banyak terdapat tumbuhan air.

2.2 Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan

Terdapat tiga penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini.

Pertama, penelitian dengan judul Pengembangan Video Pembelajaran: Integrasi

Teknologi dalam Pembelajaran IPA yang disusun oleh I Gusti Ngurah Agung

Putra, I Made Tegeh, dan I Komang Sudarma (2011). Penelitian ini bertujuan

untuk menghasilkan produk berupa video pembelajaran untuk proses mencangkok

(51)

ajaran 2011/2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa video pembelajaran layak

pakai sesuai dengan karakteristik siswa. Kualitas video pembelajaran yang

dikembangkan sangat baik. Hasil validasi data menunjukkan tingkat pencapaian

video pembelajaran ini adalah: (1) ahli isi mata pelajaran dengan tingkat

pencapaian dalam kategori sangat baik (92%), (2) ahli desain pembelajaran

dengan tingkat pencapaian dalam kategori sangat baik (90%), (3) uji coba

perorangan dengan tingkat pencapaian dalam kategori sangat baik (89%).

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan video pembelajaran dapat

digunakan di SD Negeri 2 Blahbatuh kelas VI semester genap.

Kedua, penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Media Video

Pembelajaran Terhadap Pemahaman Konsep IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri

2 Tamansari dan SD Negeri 2 Karanggude, Karanglewas, Banyumas oleh Evi Nur

Eka Purnamasari (2012). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh

media video pembelajaran terhadap pemahaman konsep IPA pada siswa kelas IV

SD Negeri 2 Tamansari dan SD Negeri 2 Karanggude, Karanglewas, Banyumas.

Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil rata-rata post-test yang berbeda dari 2 KD

yaitu 65 dan 60,27 untuk kelompok kontrol, dan 80,34 dan 67,27 untuk kelompok

eksperimen. Penelitian ini memberikan implikasi bahwa pembelajaran IPA

dengan menggunakan media video pembelajaran berpengaruh terhadap

pemahaman konsep pada kelas IV SD N 2 Tamansari dan SD N 2 Karanggude.

Ketiga, penelitian dengan judul Penggunaan Media Video dalam

Meningkatkan Konsep Peristiwa Alam oleh Saddam Styawan (2013). Hasil

(52)

menjadi 75,69 pada siklus I dan naik menjadi 84,48 pada siklus II. Berdasarkan

hasil penelitian, disimpulkan bahwa penggunaan media video dapat meningkatkan

pemahaman konsep peristiwa alam pada siswa kelas V SD Negeri 03 Bolon tahun

ajaran 2012/2013.

Berdasarkan tinjauan penelitian yang terdahulu, ternyata pengembangan

media video sebagai pembelajaran IPA untuk siswa kelas III SD Negeri

Selomulyo, Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 masih relevan untuk diteliti.

Peneliti berharap media yang dihasilkan dapat digunakan sebagai media

pembelajaran IPA.

Gambar 2.1 Bagan Literature Map Penelitian-Penelitian yang Relevan Pembelajaran IPA

I Gusti Ngurah Agung Putra, I Made Tegeh, dan

I Komang Sudarma (2011)

Pengembangan Video Pembelajaran Evi Nur Eka Purnamasari

(53)

2.3 Kerangka Berpikir

Guru sebagai seorang pengajar bukan hanya bertugas untuk mengajar

siswa-siswanya, namun juga harus menyiapkan perangkat pembelajaran yang

menarik. Perangkat pembelajaran ini diantaranya adalah silabus, RPP, dan media

pembelajaran. Kreativitas guru dalam merancang perangkat pembelajaran tentulah

berpengaruh pada tercapai tidaknya tujuan pembelajaran.

Penelitian ini memilih siswa kelas III sebagai subjek penelitian.

Permasalahan yang diangkat mengenai pembelajaran yang dilakukan guru yaitu

masih banyak menjelaskan materi yang diselingi dengan tanya jawab. Selain itu,

belum banyak media yang digunakan sebagai alat bantu pembelajaran IPA,

terlebih media video. Guru dalam menjelaskan materi bersumber dari buku paket

yang diterbitkan oleh Erlangga sedangkan siswanya menggunakan LKS sebagai

lembar kerja ataupun tugas.

Bermula dari alasan tersebut, perlu adanya pengembangan video yang

dikemas secara menarik. Keberadaan media pembelajaran IPA masih kurang

maka perlu adanya pengembangan media video untuk kelas III SD. Video yang

dikembangkan diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami berbagai

(54)

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan (1) jenis penelitian, (2) setting penelitian, (3)

prosedur pengembangan, (4) uji coba produk, (5) instrumen penelitian, (6) teknik

pengumpulan data, serta (7) teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian R&D (Research and Development).

Research and Development bila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia adalah

metode penelitian dan pengembangan. Sugiyono (2011:297) mengatakan bahwa

metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan

untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.

Penelitian ini mengembangkan sebuah produk yaitu media video untuk mata

pelajaran IPA kelas III semester genap SD Negeri Selomulyo.

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Lokasi

Dalam penelitian ini, peneliti memilih SD Negeri Selomulyo Yogyakarta

yang beralamat di Jalan Besi Jangkang Sembung, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman,

(55)

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri Selomulyo tahun

ajaran 2013/2014 semester genap kelas III yang berjumlah 36 siswa.

3.2.3 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pengembangan media video pada pembelajaran

IPA materi kenampakan permukaan bumi untuk siswa kelas III semester genap

SD Negeri Selomulyo Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 36

siswa.

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 9 bulan, terhitung mulai dari bulan

Oktober sampai dengan bulan Juli 2014. Proses penelitian ini tergambar dalam

jadwal penelitian pada tabel di bawah ini.

No. Kegiatan Bulan

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul 1. Pengumpulan data

awal

√ √

2. Pembuatan proposal √ √

3. Pembuatan video √ √ √ 4. Pengumpulan data

dan validasi

√ √

5. Penyusunan skripsi √ √ √ √

6. Perbaikan skripsi √ √

7. Ujian skripsi √

Gambar

Tabel 4.50 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan Item 8 ...................... 138 Tabel 4.51 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan Item 9 .....................
Gambar 2.1 Bagan Literature Map Penelitian-Penelitian yang Relevan
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan Video Mata Pelajaran IPA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Desparesi (2015) telah melakukan penelitian pembuatan hidroksiapatit meng- gunakan metode hidrotermal suhu rendah untuk menentukan model kinetika reaksi dengan

Fenomena di atas menjelaskan bahwa walaupun Provinsi di Kalimantan Barat memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dan perkembangan tingkat pendidikan yang semakin

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek Nomor :188.45/ 2747.b /406.024/2014 tanggal 22 Juli 2014 tentang Pembentukan Tim Penyusun

2-tailed ROE 0.001 Nilai tersebut menunjukkan angka yang lebih kecil dari 0.05.Dari hasil tersebut dapat dianalisa bahwa setelah diswamitrakan dengan Bank Bukopin

sehat yang mendukung peningkatan kesehatan pada masyarakat.. sehat yang mendukung peningkatan kesehatan

Dari variabel-variabel independen pada penelitian ini, pengaruh yang dominan terhadap variabel dependen adalah kemasan produk, berarti variabel ini adalah paling

Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1949 Tentang Peradilan Agama, selama ini pengadilan agama diminta oleh Menteri Agama untuk memberikan penetapan (itsbat)

Dalam wacana hisab rukyah di Indonesia pada persoalan penetapan awal bulan terdapat fenomena menarik di mana Pemerintah dengan berdasar pada kaidah “hukm al-hakim ilzamun