PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN MEDIA VIDEO
DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS III
SD NEGERI SELOMULYO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Adesta Tri Nur Pratiwi
NIM : 101134043
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN MEDIA VIDEO
DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS III
SD NEGERI SELOMULYO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Adesta Tri Nur Pratiwi
NIM : 101134043
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Suyarto dan Ibu Rusminah yang
membimbing dan memberikan kasih sayang yang tulus
2. Kedua kakakku dan adikku yang selalu memberikan motivasi
3. Sahabat-sahabatku satu angkatan 2010 kelas E
v
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(QS. Alam Nasyrah: 6)
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”
(QS.Ar-Ra’du:11)
“Insya Allah orang yang bersabar akan dicukupkan nikmatnya
dengan tiada henti-hentinya”
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS III SD NEGERI SELOMULYO
Adesta Tri Nur Pratiwi Universitas Sanata Dharma
2014
Penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D), yang bertujuan untuk mengetahui: (1) kualitas pengembangan media video dalam pembelajaran IPA di kelas III SD Negeri Selomulyo, (2) dampak pemanfaatan media video dalam pembelajaran IPA di kelas III SD Negeri Selomulyo.
Pengembangan media ini melalui langkah-langkah yaitu sebagai berikut: (1) analisis kebutuhan produk, (2) mengidentifikasi kompetensi dan materi, (3) memproduksi media pembelajaran, dan (4) uji coba dan revisi produk sampai menghasilkan video untuk mata pelajaran IPA kelas III.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk video yang dikembangkan peneliti layak sebagai media pembelajaran IPA di kelas III SD. Hal ini ditunjukkan oleh: (1) penilaian dari pakar media dalam kriteria baik dengan perolehan rata-rata skor 3,9. (2) Penilaian dari pakar materi termasuk dalam kriteria sangat baik dengan rata-rata skor sebesar 4,5. (3) Uji coba perorangan termasuk dalam kategori sangat baik dengan skor 4,7. (4) Uji coba kelompok kecil termasuk dalam kategori sangat baik dengan skor 4,7, dan (5) hasil uji coba lapangan menunjukkan bahwa media yang dikembangkan termasuk dalam kriteria
sangat baik dengan rata-rata skor sebesar 4,3.
Dampak pemanfaatan video pada pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang materi. Hal ini dapat dibuktikkan dari hasil nilai pre-test dan post-test dari nilai 45 menjadi 72. Selain itu, pada saat pembelajaran dengan menggunakan media video dapat menumbuhkan sikap ketertarikan serta perasaan senang ketika melihat video.
ix
ABSTRACT
DEVELOPMENT AND UTILIZATION OF VIDEO IN LEARNING SCIENCE OF THIRD GRADE STUDENTS IN SELOMULYO
ELEMENTARY SCHOOL
Adesta Tri Nur Pratiwi Sanata Dharma University
2014
The type of this research is Research and Development (R&D), the purposes of this research were to identify: 1) the quality of video development in science learning of 3rd grade students in Selomulyo Elementary School.(2) the impact of video utilization in science learning of 3rd grade students in Selomulyo Elementary School.
The development of this media works through stages such as: (1) product need analysis, (2) identification of competence and that of material, (3) production of learning media and, (4) trial and revision of product to produce the video in science learning for 3rd grade students.
The results showed that the production of learning video which had been developed by researcher was adequate to be implemented in the learning science for 3rd grade students. The results were identified by: (1) the judgment from media expert on the criteria of good with the average score of 3,9. (2) The assessment from the material expert included in the category of very good
with an average score of 4,5. (3) The results of individual trial included in the criteria of very good with an average score of 4,7. (4) The results of small group trial included in the criteria of very good with an average score of 4,7 and (5) the results of field trial showed that the developed media was included in the criteria of very good with an average score of 4,3.
The impact of utilizing video in learning can enhance the comprehension of students on matter. It can be showed from the results of pre-test and post-test scores that was from 45 to 72. Besides, video aided learning can increase the interest of students and raise a feeling of delight when they see it.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tujan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga pada kesempatan ini
penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi yang berjudul
“Pengembangan dan Pemanfaatan Media Video dalam Pembelajaran IPA di Kelas III SD Negeri Selomulyo” ini dengan baik.
Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis mendapat
bimbingan dan bantuan yang sangat berarti dari berbagai pihak dalam
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Romo G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M. A. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D. dan Ibu Wahyu Wido Sari, S. Si., M.
Biotech. selaku dosen pembimbing I dan II yang telah memberikan saran,
kritik, dorongan, semangat, tenaga, dan pikiran untuk membimbing dan
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi.
4. Ibu Elisabeth Desiana Mayasari, S. Psi., M. A. selaku dosen penguji skripsi.
Terima kasih atas kritik dan saran yang telah diberikan.
5. Segenap staff sekretariat PGSD USD yang telah bersedia memberikan
pelayanan kepada penulis serta selalu tetap tersenyum apabila penulis
merepotkan mereka.
6. Ibu Supriyati Basuki Rahayu, S. Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri
Selomulyo yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xxii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
1.5 Spesifikasi Produk ... 6
1.6 Definisi Operasional ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
xiii
2.1.1 Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development .. 8
2.1.2 Hakikat Belajar dan Pembelajaran ... 10
2.1.3 Pembelajaran IPA ... 12
2.1.4 Media Pembelajaran ... 15
2.1.5 Video ... 21
2.1.6 Kenampakan Permukaan Bumi di Lingkungan Sekitar ... 24
2.2 Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 26
2.3 Kerangka Berpikir ... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30
3.1 Jenis Penelitian ... 30
3.2 Setting Penelitian ... 30
3.3 Prosedur Pengembangan ... 32
3.4 Uji Coba Produk ... 37
3.5 Instrumen Penelitian ... 39
3.6 Teknik Analisis Data ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45
4.1 Data Analisis Kebutuhan... 45
4.1.1 Data Analisis Kebutuhan Siswa ... 46
4.1.2 Data Analisis Kebutuhan Guru ... 47
4.2 Deskripsi Produk Awal ... 47
4.2.1 Konsep Produk ... 48
4.2.2 Sketsa Produk ... 48
4.2.3 Pengumpulan Bahan ... 49
4.2.4 Pembuatan atau Pemrograman ... 49
xiv
4.3.1 Data Validasi Pakar Media Pembelajaran ... 51
4.3.2 Data Validasi Pakar Materi ... 62
4.3.3 Data Uji Coba Perorangan ... 73
4.3.4 Data Uji Coba Kelompok Kecil ... 76
4.3.5 Data Uji Coba Lapangan ... 80
4.4 Analisis Data ... 103
4.4.1 Analisis Data Penilaian Pakar Media Pembelajaran ... 103
4.4.2 Analisis Data Penilaian Pakar Materi ... 104
4.4.3 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan ... 108
4.4.4 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil ... 119
4.4.5 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan ... 131
4.5 Kajian Produk Akhir ... 144
BAB V PENUTUP ... 146
5.1 Kesimpulan ... 146
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 147
5.3 Saran ... 148
DAFTAR PUSTAKA ... 149
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 31
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa ... 40
Tabel 3.3 Kisi-kisi Penilaian untuk Pakar Media Pembelajaran ... 40
Tabel 3.4 Kisi-kisi Penilaian untuk Pakar Materi ... 40
Tabel 3.5 Kisi-kisi Penilaian untuk Siswa ... 41
Tabel 3.6 Kisi-kisi Pertanyaan Wawancara untuk Guru Kelas ... 41
Tabel 3.7 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima ... 43
Tabel 4.1 Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran ... 52
Tabel 4.2 Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif ... 53
Tabel 4.3 Konversi Nilai Skala Lima ... 55
Tabel 4.4 Saran Perbaikan Pakar Media Pembelajaran ... 55
Tabel 4.5 Hasil Validasi Pakar Materi I ... 63
Tabel 4.11 Contoh Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil ... 77
Tabel 4.12 Hasil Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil ... 78
Tabel 4.13 Saran Perbaikan Uji Coba Kelompok Kecil ... 79
Tabel 4.14 Rekapitulasi Nilai Pre-test dan Post-test Siswa ... 96
Tabel 4.15 Contoh Penilaian Uji Coba Lapangan ... 99
Tabel 4.16 Hasil Penilaian Uji Coba Lapangan tentang Kualitas Video ... 99
Tabel 4.17 Analisis Data Penilaian Pakar Media Pembelajaran ... 103
Tabel 4.18 Analisis Data Penilaian Pakar Materi I ... 105
Tabel 4.19 Analisis Data Penilaian Pakar Materi II ... 106
xvi
Tabel 4.21 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan Item 1 ... 108
Tabel 4.22 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan Item 2 ... 109
Tabel 4.23 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan Item 3 ... 110
Tabel 4.24 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan Item 4 ... 111
Tabel 4.25 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan Item 5 ... 112
Tabel 4.26 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan Item 6 ... 113
Tabel 4.27 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan Item 7 ... 114
Tabel 4.28 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan Item 8 ... 115
Tabel 4.29 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan Item 9 ... 116
Tabel 4.30 Analisis Data Penilaian Uji Coba Perorangan Item 10 ... 117
Tabel 4.31 Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Perorangan ... 118
Tabel 4.32 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 1 ... 120
Tabel 4.33 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 2 ... 121
Tabel 4.34 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 3 ... 122
Tabel 4.35 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 4 ... 123
Tabel 4.36 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 5 ... 124
Tabel 4.37 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 6 ... 125
Tabel 4.38 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 7 ... 126
Tabel 4.39 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 8 ... 127
Tabel 4.40 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 9 ... 128
Tabel 4.41 Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 10 ... 129
Tabel 4.42 Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil ... 130
Tabel 4.43 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan Item 1 ... 131
Tabel 4.44 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan Item 2 ... 132
Tabel 4.45 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan Item 3 ... 133
Tabel 4.46 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan Item 4 ... 134
Tabel 4.47 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan Item 5 ... 135
Tabel 4.48 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan Item 6 ... 136
xvii
Tabel 4.50 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan Item 8 ... 138
Tabel 4.51 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan Item 9 ... 139
Tabel 4.52 Analisis Data Penilaian Uji Coba Lapangan Item 10 ... 140
Tabel 4.53 Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Lapangan ... 141
Tabel 4.54 Rekapitulasi Uji Coba Secara Keseluruhan ... 143
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagan Literatur Map Penelitian-Penelitian yang Relevan ... 28
Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan Video ... 36
Gambar 4.1 Sketsa Produk Pembelajaran ... 48
Gambar 4.2 Tampilan Sasaran Produk ... 50
Gambar 4.3 Tampilan Judul Video Pembelajaran ... 50
Gambar 4.4 Tampilan Gambar Running Text Sebelum Revisi ... 56
Gambar 4.5 Tampilan Gambar Running Text Setelah Revisi ... 57
Gambar 4.6 Tampilan Rekaman Video yang Goyang Sebelum Revisi ... 57
Gambar 4.7 Tampilan Rekaman Video yang Goyang Setelah Revisi ... 58
Gambar 4.8 Tampilan Rekaman Video yang Goyang Sebelum Revisi ... 58
Gambar 4.9 Tampilan Rekaman Video yang Goyang Setelah Revisi ... 58
Gambar 4.10 Tampilan Rekaman Video yang Goyang Sebelum Revisi ... 59
Gambar 4.11 Tampilan Rekaman Video yang Goyang Setelah Revisi ... 59
Gambar 4.12 Tampilan Gambar Dataran Rendah ... ... 60
Gambar 4.13 Tampilan Gambar Dataran Tinggi Setelah Revisi ... 60
Gambar 4.14 Tampilan Gambar Pasar Terapung Sebelum Revisi ... 61
Gambar 4.15 Tampilan Gambar Pasar Terapung Setelah Revisi ... 61
Gambar 4.16 Tampilan Gambar Ucapan Terima Kasih Sebelum Revisi ... 62
Gambar 4.17 Tampilan Gambar Ucapan Terima Kasih Setelah Revisi ... 62
Gambar 4.18 Tampilan Kesimpulan Sebelum Revisi ... 67
Gambar 4.19 Tampilan Kesimpulan Setelah Revisi ... 68
Gambar 4.20 Tampilan Refleksi Sebelum Revisi ... 68
Gambar 4.21 Tampilan Refleksi Setelah Revisi ... 68
Gambar 4.22 Tampilan Petunjuk Pengerjaan Sebelum Revisi ... 69
Gambar 4.23 Tampilan Petunjuk Pengerjaan Sesudah Revisi ... 69
Gambar 4.24 Tampilan Kegiatan Belajar 1 Sebelum Revisi ... 70
xix
Gambar 4.26 Tampilan Kegiatan Belajar 2 Sebelum Revisi ... 72
Gambar 4.27 Tampilan Kegiatan Belajar 2 Setelah Revisi ... 72
Gambar 4.28 Tampilan Transition Laut Sebelum Revisi ... 76
Gambar 4.29 Tampilan Transition Laut Setelah Revisi ... 76
Gambar 4.30 Tampilan Sungai Sebelum Revisi ... 79
Gambar 4.31 Tampilan Sungai Setelah Revisi ... 80
Gambar 4.32 Hasil Pekerjaan Siswa LKS Kegiatan 1 ... 83
Gambar 4.33 Hasil Pekerjaan Siswa LKS Kegiatan 1 ... 83
Gambar 4.34 Hasil Pekerjaan Siswa LKS Kegiatan 1 ... 83
Gambar 4.35 Hasil Pekerjaan Siswa LKS Kegiatan 2 ... 85
Gambar 4.36 Hasil Pekerjaan Siswa LKS Kegiatan 2 ... 86
Gambar 4.37 Hasil Pekerjaan Siswa LKS Kegiatan 2 ... 87
Gambar 4.38 Siswa Menyusun Puzzle ... 88
Gambar 4.45 Tampilan Hasil Pekerjaan Siswa LKS Kegiatan 3 ... 91
Gambar 4.46 Tampilan Hasil pekerjaan siswa LKS Kegiatan 3 ... 91
Gambar 4.47 Tampilan Hasil Pekerjaan Siswa LKS Kegiatan 3 ... 91
Gambar 4.48 Kesimpulan Pembelajaran ... 92
Gambar 4.49 Kesimpulan Pembelajaran ... 92
Gambar 4.50 Kesimpulan Pembelajaran ... 93
Gambar 4.51 Refleksi ... 93
Gambar 4.52 Refleksi ... 94
Gambar 4.53 Refleksi ... 94
xx
Gambar 4.55 Siswa Menceritakan Tempat yang Pernah Mereka Kunjungi .. 98
Gambar 4.56 Hasil Komentar Siswa Uji Coba Lapangan ... 100
Gambar 4.57 Hasil Komentar Siswa Uji Coba Lapangan ... 100
Gambar 4.58 Hasil Komentar Siswa Uji Coba Lapangan ... 101
Gambar 4.59 Diagram Penilaian oleh Pakar Media Pembelajaran ... 104
Gambar 4.60 Diagram Penilaian Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Pakar Materi I ... 105
Gambar 4.61 Diagram Penilaian Perangkat Pembelajaran oleh Pakar Materi II ... 106
Gambar 4.62 Diagram Penilaian oleh Pakar Materi ... 107
Gambar 4.63 Diagram Penilaian Uji Coba Perorangan Item 1 ... 109
Gambar 4.64 Diagram Penilaian Uji Coba Perorangan Item 2 ... 110
Gambar 4.65 Diagram Penilaian Uji Coba Perorangan Item 3 ... 111
Gambar 4.66 Diagram Penilaian Uji Coba Perorangan Item 4 ... 112
Gambar 4.67 Diagram Penilaian Uji Coba Perorangan Item 5 ... 113
Gambar 4.68 Diagram Penilaian Uji Coba Perorangan Item 6 ... 114
Gambar 4.69 Diagram Penilaian Uji Coba Perorangan Item 7 ... 115
Gambar 4.70 Diagram Penilaian Uji Coba Perorangan Item 8 ... 116
Gambar 4.71 Diagram Penilaian Uji Coba Perorangan Item 9 ... 117
Gambar 4.72 Diagram Penilaian Uji Coba Perorangan Item 10 ... 118
Gambar 4.73 Diagram Penilaian Uji Coba Perorangan ... 119
Gambar 4.74 Diagram Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 1 ... 120
Gambar 4.75 Diagram Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 2 ... 121
Gambar 4.76 Diagram Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 3 ... 122
Gambar 4.77 Diagram Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 4 ... 123
Gambar 4.78 Diagram Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 5 ... 124
Gambar 4.79 Diagram Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 6 ... 125
Gambar 4.80 Diagram Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 7 ... 126
Gambar 4.81 Diagram Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 8 ... 127
xxi
Gambar 4.83 Diagram Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Item 10 ... 129
Gambar 4.84 Diagram Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil ... 131
Gambar 4.85 Diagram Penilaian Uji Coba Lapangan Item 1 ... 132
Gambar 4.86 Diagram Penilaian Uji Coba Lapangan Item 2 ... 133
Gambar 4.87 Diagram Penilaian Uji Coba Lapangan Item 3 ... 134
Gambar 4.88 Diagram Penilaian Uji Coba Lapangan Item 4 ... 135
Gambar 4.89 Diagram Penilaian Uji Coba Lapangan Item 5 ... 136
Gambar 4.90 Diagram Penilaian Uji Coba Lapangan Item 6 ... 137
Gambar 4.91 Diagram Penilaian Uji Coba Lapangan Item 7 ... 138
Gambar 4.92 Diagram Penilaian Uji Coba Lapangan Item 8 ... 139
Gambar 4.93 Diagram Penilaian Uji Coba Lapangan Item 9 ... 140
Gambar 4.94 Diagram Penilaian Uji Coba Lapangan Item 10 ... 141
Gambar 4.95 Diagram Penilaian Uji Coba Lapangan ... 142
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Instrumen Analisis Kebutuhan Guru ... 152
Lampiran 2. Instrumen Analisis Kebutuhan Siswa ... 153
Lampiran 3. Flowchart ... 154
Lampiran 4. Gambar Story board ... 155
Lampiran 5. Lembar Penilaian Untuk Pakar Materi I ... 161
Lampiran 6. Lembar Penilaian Untuk Pakar Materi II ... 164
Lampiran 7. Lembar Penilaian Untuk Siswa ... 167
Lampiran 8. Instrumen Kualitas Media Video untuk Pakar Media ... 169
Lampiran 9. Silabus Pembelajaran Tematik ... 170
Lampiran 10. Jaringan Indikator Pencapaian Kompetensi ... 176
Lampiran 11. RPP ... 177
Lampiran 12. Kisi-Kisi Soal ... 185
Lampiran 13. Lembar Kerja Siswa ... 186
Lampiran 14. Gambar Puzzle ... 191
Lampiran 15. Hasil Penilaian Pakar Media Pembelajaran ... 196
Lampiran 16. Hasil Penilaian Pakar Materi I ... 197
Lampiran 17. Hasil Penilaian Pakar Materi II ... 199
Lampiran 18. Contoh Penilaian Siswa Uji Coba Perorangan ... 201
Lampiran 19. Contoh Penilaian Siswa Uji Coba Kelompok Kecil ... 203
Lampiran 20. Contoh Penilaian Siswa Uji Coba Lapangan ... 205
Lampiran 21. Hasil Wawancara Pendidik ... 207
Lampiran 22. Hasil Kuesioner Siswa ... 208
xxiii
Lampiran 24. Hasil Uji Coba Kelompok Kecil ... 210
Lampiran 25. Hasil Uji Coba Lapangan ... 211
Lampiran 26. Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 213
Lampiran 27. Pre-test ... 217
Lampiran 28. Post-test ... 218
Lampiran 29. Pekerjaan Rumah ... 219
Lampiran 30. Surat Izin Melakukan Penelitian ... 220
Lampiran 31. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 221
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3)
tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) spesifikasi produk, serta (6) definisi
operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peranan penting guna meningkatkan kualitas sumber
daya manusia. Bagi manusia, pendidikan berfungsi sebagai sarana dan fasilitas
yang memudahkan, mampu mengarahkan, mengembangkan dan membimbing ke
arah kehidupan yang lebih baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi
manusia lainnya (Ayuningrum:2012). Dunia pendidikan saat ini semakin
berkembang, berbagai macam pembaharuan dilakukan agar dapat meningkatkan
kualitas dan kuantitas pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan
diperlukan berbagai terobosan baik dalam pengembangan kurikulum, inovasi
pembelajaran, dan pemenuhan sarana serta prasarana pendidikan.
Hadirnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai panduan
penyelenggaraan pendidikan secara otomatis telah membawa perubahan dalam
pembelajaran di sekolah. Hal ini terjadi karena kurikulum ini memberi peluang
dan kewenangan kepada sekolah khususnya guru untuk lebih mandiri dan kreatif
dalam menyelenggarakan pembelajaran di kelas (Kurniawan:2011). Akan tetapi,
penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak selamanya
Berdasarkan Kompas tanggal 26 November 2012 (Suwignyo:2012),
sejumlah survei menunjukkan bahwa penerapan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) berdampak pada menguatnya sikap intoleran dikalangan
murid-murid sekolah. Oleh karena itu, penerapan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) akan digantikan dengan kurikulum baru yaitu kurikulum
2013. Penerapan kurikulum 2013 menekankan guru wajib mengetahui teknologi
sebagai media pembelajaran. Dengan pengembangan media yang diberikan, guru
dapat lebih kreatif lagi dalam memberikan pembelajaran dan pemahaman dari apa
yang diajarkan kepada peserta didik.
Munadi (2010:1) berpendapat bahwa guru yang berkualitas adalah guru
yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni
memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional (UU RI No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).
Contohnya dalam melaksanakan kompetensi pedagogik, guru dituntut memiliki
kemampuan secara metodologis dalam hal perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran. Termasuk di dalamnya penguasaan dalam penggunaan media
pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran tersebut guru bukan satu-satunya sebagai
sumber belajar. Akan tetapi dengan posisinya sebagai motivator, ia pun harus
mampu merencana dan mencipta sumber-sumber belajar lainnya sehingga tercipta
lingkungan belajar yang kondusif. Sumber-sumber belajar selain guru itulah yang
disebut sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan dan atau
sebagai “media pembelajaran”. Dengan demikian komponen-komponen
komunikasi pembelajaran menjadi komunikator, komunikan, pesan, dan media.
Proses kreatif guru dapat diwujudkan dalam pembuatan media belajar,
salah satunya adalah media audio visual. Menurut Rohani (1997: 97-98) media
audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan
perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi), meliputi
media yang dapat dilihat dan didengar. Media audio visual ini dapat dibagi
menjadi dua jenis. Pertama, dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam
satu unit, dinamakan media audio visual murni, seperti video, film gerak (movie)
bersuara, televisi dan radio. Kedua, media audio visual tidak murni yakni slide,
OHP, dan peralatan visual lainnya (Munadi, 2010:113).
Dilihat dari indera yang terlibat, video adalah alat komunikasi yang sangat
membantu proses pembelajaran yang efektif. Apa yang terpandang oleh mata dan
hanya dapat dibaca saja atau hanya didengar saja. Manfaat dan karakteristik
lainnya dari video dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses
pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada guru kelas III pada tanggal
18 Oktober 2013, pukul 07.00 WIB di SDN Selomulyo diperoleh informasi
bahwa dalam mengajarkan IPA, guru masih banyak menjelaskan materi yang
diselingi dengan tanya jawab. Memang belum banyak media yang digunakan
sebagai alat bantu pembelajaran IPA, terlebih media video. Guru dalam
menjelaskan materi hanya bersumber dari buku paket yang diterbitkan oleh
tugas. Selain itu, di SD Negeri Selomulyo juga tersedia perlengkapan yang
memadai seperti laptop, viewer, dan LCD.
Keberhasilan belajar yang dicapai oleh siswa merupakan suatu yang
didambakan, diharapkan baik oleh siswa itu sendiri maupun oleh orang tua, guru
dan masyarakat. Pada hakikatnya, pembelajaran adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga siswa berubah ke arah yang lebih
baik (Darsono, 2000:24-25). Hal ini mengandung pengertian bahwa pembelajaran
yang dilakukan guru menghadirkan proses belajar pada siswa yang berwujud
perubahan tingkah laku, perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan,
pemahaman, dan apresiasi.
Berdasarkan data hasil analisis kebutuhan siswa yang dilaksanakan oleh
peneliti terkait dengan pembelajaran kelas III SD Negeri Selomulyo yang
dilakukan oleh guru menunjukkan bahwa sebanyak 52,8% media pembelajaran
yang dipakai oleh guru belum seperti yang siswa inginkan. Sebanyak 72,2%
mereka menginginkan media pembelajaran yang dapat dilihat dan dapat didengar
seperti video pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar, terlihat bahwa guru
belum pernah menggunakan media pembelajaran elektronik yang berupa laptop
untuk mata pelajaran IPA. Mereka juga mengatakan bahwa perlunya media
pembelajaran yang berupa video untuk mata pelajaran IPA yaitu sebanyak 83,3%.
Melihat masalah tersebut, peneliti mencoba memberikan alternatif solusi
untuk mengatasi masalah tersebut dengan mengembangkan media pembelajaran
yang berupa video. Materi yang akan dikembangkan peneliti adalah kenampakan
tahun ajaran 2013/2014. Materi tersebut dipilih karena disesuaikan dengan waktu
penelitian dan juga merupakan materi yang masih minim medianya. Berdasarkan
uraian di atas, maka peneliti terdorong untuk mengambil penelitian yang berjudul:
“Pengembangan dan Pemanfaatan Media Video dalam Pembelajaran IPA di Kelas
III SD Negeri Selomulyo”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dirumuskan masalah sebagai
berikut.
1.2.1 Bagaimana kualitas pengembangan media video dalam pembelajaran IPA
di kelas III SD Negeri Selomulyo?
1.2.2 Bagaimana dampak pemanfaatan media video dalam pembelajaran IPA di
kelas III SD Negeri Selomulyo?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pengembangan ini adalah sebagai
berikut.
1.3.1 Mengetahui kualitas pengembangan media video dalam pembelajaran IPA
di kelas III SD Negeri Selomulyo.
1.3.2 Mengetahui dampak pemanfaatan media video dalam pembelajaran IPA di
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut.
1.4.1 Bagi penulis
Penelitian pengembangan ini memberikan pengalaman dan pengetahuan
baru yang dapat menjadi bekal ketika kelak menjadi guru.
1.4.2 Bagi guru
Penelitian pengembangan ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam.
1.4.3 Bagi sekolah
Memberi masukan pada pihak sekolah dalam penggunaan media video
untuk digunakan dalam proses pembelajaran.
1.4.4 Bagi siswa
Penggunaan video yang dikembangkan peneliti mampu menambah
ketertarikan dan menumbuhkan semangat siswa untuk belajar IPA.
1.5 Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk yang akan dihasilkan dalam penelitian ini adalah media
pembelajaran yang berupa video. Dalam pembuatan video, peneliti mengambil
tema tentang kenampakan permukaan bumi di lingkungan sekitar. Bentuk
permukaan bumi terdiri dari wilayah daratan dan lautan. Wilayah daratan bumi
terdiri atas pegunungan, daratan, lembah, dan perbukitan.
Sedangkan wilayah lautan bumi terdiri atas lautan, sungai, rawa, dan
bumi baik di daratan maupun di lautan. Pengoperasian video yang dikembangkan
ini membutuhkan perangkat peralatan sebagai berikut: (1) Laptop, (2) Viewer, (3)
LCD, (4) Speaker. Video ini akan dikembangkan menjadi media pembelajaran
IPA untuk siswa kelas III SD Negeri Selomulyo Yogyakarta tahun ajaran
2013/2014.
1.6 Definisi Operasional
Berikut ini definisi operasional yang digunakan agar terdapat kesatuan
pemahaman yang mempermudah memahami penelitian ini.
1.6.1 Siswa SD adalah siswa kelas III semester genap tahun ajaran 2013/2014
yang sedang menempuh pendidikan di SD Negeri Selomulyo Yogyakarta.
1.6.2 Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
1.6.3 Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan
menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta
lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan
proses belajar secara efektif dan efisien.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Di dalam bab ini, diuraikan landasan teori yang akan digunakan untuk
memecahkan masalah dalam penelitian. Pembahasan tentang teori terdiri dari tiga
bagian, yaitu (1) kajian pustaka, (2) penelitian-penelitian terdahulu, dan (3)
kerangka berpikir.
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D)
2.1.1.1 Pengertian Penelitian dan Pengembangan
Menurut Sukmadinata (2011) penelitian diartikan sebagai suatu proses
pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk
mencapai tujuan tertentu. Penelitian merupakan upaya untuk mengembangkan
pengetahuan, mengembangkan, dan menguji teori.
Penelitian dan pengembangan (R&D) merupakan metode penelitian yang
digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang
digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran (Borg dan Gall, 1988 dalam
Sugiyono:2010). Penelitian dan perkembangan atau Research and Development
(R&D) adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu
produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat
dipertanggungjawabkan (Sukmadinata:2011). Sedangkan menurut Sugiyono
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk
yang dibuat. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras
(hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di
laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program
komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan, atau
laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan,
bimbingan, evaluasi, manajemen, dll.
Langkah-langkah proses penelitian dan pengembangan menunjukkan suatu
siklus, yang diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan
pemecahan dengan menggunakan suatu produk tertentu (Sukmadinata, 2011:165).
2.1.1.2 Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan (R&D)
Menurut Borg dan Gall (1989) menyebutkan langkah-langkah pelaksanaan
penelitian dan pengembangan yaitu sebagai berikut: (1) Penelitian dan
pengumpulan data, (2) perencanaan, (3) pengembangan draf produk, (4) uji coba
lapangan awal, (5) merevisi hasil uji coba, (6) uji coba lapangan, (7)
penyempurnaan produk hasil uji lapangan, (8) uji pelaksanaan lapangan, (9)
penyempurnaan produk akhir, dan (10) diseminasi dan implementasi. Selain itu,
Sugiyono (2010) juga menyebutkan langkah-langkah penelitian dan
pengembangan yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) mengumpulkan informasi, (3)
desain produksi, (4) validasi desain, (5) perbaikan desain, (6) uji coba produk, (7)
revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, dan (10) pembuatan
2.1.2 Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau
potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan (Slavin, 2000).
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) belajar merupakan hal yang kompleks.
Kompleksitas belajar dapat dipandang dari dua subjek, yaitu dari siswa dan dari
guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa mengalami
proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Bahan belajar tersebut berupa
keadaan alam, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, dan bahan yang telah
terhimpun dalam buku-buku pelajaran. Sedangkan dari segi guru, proses belajar
tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang sesuatu hal.
Selain itu, belajar juga didefinisikan sebagai proses internal yang
kompleks artinya bahwa yang terlibat dalam proses internal adalah seluruh mental
yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Proses belajar yang
mengaktualisasikan ketiga ranah tersebut tertuju pada bahan belajar tertentu.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.
Dalam hal ini, yang menjadi kunci adalah input yang berupa stimulus dan output
yang berupa respon (Slavin, 2000).
Menurut Slavin (2000) stimulus adalah apa yang diberikan guru kepada
siswa, sedangkan respon berupa aksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang
diberikan oleh guru tersebut. proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak
yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan
oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respon) harus dapat
diamati dan diukur.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta
dapat berlaku di manapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran,
walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru
mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga
mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat
mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek
psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai
pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga
2.1.3 Pembelajaran IPA
2.1.3.1 Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sering disebut dengan singkat sebagai sains.
Sains berasal dari kata latin “scientia” yang berarti pengetahuan tentang, atau
tahu tentang; pengetahuan, pengertian, faham yang benar dan mendalam
(Wonorahardjo:2010). Ilmu Pengetahuan Alam merupakan kumpulan
pengetahuan yang terstruktur dan sistematik, yang terbentuk karena adanya objek,
ada subjek, dan ada sarana membangun struktur kumpulan pengetahuan tersebut,
misalnya bahasa dan logika. Ilmu pengetahuan berada dalam lingkaran
metode-aktivitas-pengetahuan yang merupakan siklus yang tak akan berhenti dieksplorasi
manusia.
Menurut Darmodjo dkk (1992) IPA merupakan pengetahuan yang berisi
tentang alam semesta dan segala isinya. Sedangkan menurut Nash
(Darmodjo:1992) IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Cara
atau metode tersebut harus bersifat analitis, lengkap, cermat, serta
menghubungkan antara fenomena dengan fenomena yang lain. Metode tersebut
dapat membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya
itu. Metode tersebut adalah metode berpikir ilmiah.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA (sains) merupakan
salah satu kumpulan ilmu pengetahuan yang mempelajari alam semesta, baik ilmu
pengetahuan yang mempelajari alam semesta yang bernyawa ataupun yang tak
bernyawa dengan jalan mengamati berbagai jenis dan perangkat lingkungan alam
2.1.3.2 Pembelajaran IPA SD
Menurut Marten dkk (dalam Iskandar:1997) IPA untuk anak-anak
didefinisikan mengamati apa yang terjadi, mencoba memahami apa yang diamati,
menggunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi, dan
menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah
ramalan tersebut benar. IPA berguna untuk menuntun anak berpikir secara ilmiah
dari kejadian-kejadian alam yang terjadi di sekitarnya.
IPA adalah pelajaran yang penting karena ilmunya dapat diterapkan secara
langsung dalam masyarakat. Menurut Iskandar (1997) IPA perlu diajarkan bagi
anak-anak sesuai dengan struktur kognitif anak. Pembelajaran IPA di SD
diharapkan dapat melatih keterampilan proses dan sikap ilmiah siswa, maka
hendaknya dimodifikasi sesuai dengan tahap perkembangan kognitif anak SD.
Selama siswa melakukan kegiatan ilmiah, dalam pembelajaran IPA
diharapkan dapat menemukan suatu pengetahuan baru yang disebut dengan
produk ilmiah. Melalui proses ilmiah, siswa diharapkan dapat mempelajari
pengetahuan-pengetahuan tentang IPA. Produk ilmiah yang berupa konsep,
hukum, dan teori untuk anak usia SD sudah disusun dalam kurikulum. Di dalam
kurikulum sudah dijelaskan mengenai Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,
dan Indikator yang harus dicapai oleh siswa. Jadi, pembelajaran yang menerapkan
proses ilmiah akan membentuk suatu sikap yang disebut sikap ilmiah. Agar
pengetahuan IPA yang didapat adalah pengetahuan yang benar, maka siswa harus
menerapkan sikap ilmiah. Sikap ilmiah tersebut meliputi rasa ingin tahu,
2.1.3.3Karakteristik IPA
IPA tersusun atas beberapa karakteristik menurut Djojosoediro (2010:5)
yaitu: (1) IPA mempunyai nilai ilmiah, artinya kebenaran dalam IPA dapat
dibuktikan lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan
prosedur seperti yang dilakukan terdahulu oleh penemunya; (2) IPA merupakan
suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam
penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam; (3) IPA
merupakan pengetahuan teoritis. Teori IPA diperoleh atau disusun dengan cara
yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi,
penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian
seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain; (4) IPA
merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan. Bagan-bagan konsep
yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan observasi, yang
bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut; (5) IPA meliputi
empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap.
Unsur IPA yaitu produk dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum.
Proses merupakan prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode
ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen,
percobaan atau penyelidikan, pengujian hipotesis melalui eksperimentasi;
evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan. Aplikasi merupakan penerapan
metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.
makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru
yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar.
2.1.4 Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach &
Ely (dalam Arsyad:2007) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis
besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung
diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education
and Communication Technology/AECT dalam Arsyad:2007) membatasi media
sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan
atau informasi. Di samping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang
sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming (dalam Arsyad, 2007:3)
adalah alat yang turut ikut campur tangan dalam dua pihak dan dapat
mendamaikannya. Sementara itu, Gagne dan Briggs (dalam Arsyad, 2007:4)
berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat digunakan untuk
Education Association/ NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah
bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya.
Dari berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat siswa. Media juga merupakan segala sesuatu yang dapat menyalurkan dan
menyampaikan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan
belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar
secara efektif dan efisien.
Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2007:12) mengemukakan tiga ciri media
yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang dapat
dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu melakukannya. Ciri-ciri
dari media pembelajaran yaitu.
1. Ciri Fiksatif
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu objek yang
telah diambil gambarnya dengan video atau video kamera dengan mudah kapan
saja diperlukan. Misalnya yaitu disket komputer, video tape, audio tape, dan film.
2. Ciri Manipulatif
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki
ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan
gambar. Misalnya bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi
kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Selain
proses dipercepat, suatu kejadian juga dapat diperlambat. Misalnya yaitu proses
tsunami atau reaksi kimia dapat diamati melalui kemampuan manipulatif dari
media.
3. Ciri Distributif
Media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui
ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar
siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.
Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, maka ia dapat
direproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara berulang-ulang di suatu
tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam akan menjamin sama atau
hampir sama dengan aslinya.
Sadiman dkk (2008:9) mengemukakan bahwa pada akhir tahun 1950 teori
komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu audiovisual, sehingga
selain sebagai alat bantu media juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau
informasi belajar. Alat audio bukan hanya dipandang sebagai alat bantu guru saja,
melainkan juga sebagai alat penyalur pesan. Sebagai pembawa pesan, media tidak
hanya digunakan oleh guru tetapi dapat pula digunakan oleh siswa. Oleh karena
itu, sebagai penyalur pesan dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili guru
menyampaikan informasi secara lebih teliti, jelas dan menarik.
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis.
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera. Misalnya: (a) objek
yang terlalu besar dapat digantikan dengan realita gambar, film bingkai, atau
model; (b) objek yang kecil dapat dibantu dengan proyektor mikro, film
bingkai, atau gambar; (c) gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat
dibantu dengan timelapse atau high-speed photography; (d) kejadian yang
terjadi di masa lampau bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, dilm
bingkai; (e) objek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model atau
diagram, dan (f) konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim)
dapat dibantu dengan film, gambar, film bingkai.
3. Mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan dapat
berfungsi untuk: (a) menimbulkan kegairahan belajar; (b) menciptakan
interaksi yang langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan;
(c) memungkinkan anak didik untuk belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuan dan minatnya.
4. Mengatasi kemampuan siswa yang berbeda-beda. Masalah ini dapat diatasi
dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam: (a)
memberikan perangsang yang sama; (b) mempersamakan pengalaman; dan (c)
menimbulkan persepsi yang sama.
Sedangkan manfaat media dalam proses pembelajaran menurut Sudjana
dan Rivai (dalam Arsyad, 2007:24-25) yaitu: (1) pembelajaran akan lebih menarik
perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, (2) bahan
siswa dan memungkinnya menguasai serta mencapai tujuan pembelajaran, (3)
metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru. Hal ini menjadikan siswa tidak bosan dan
guru tidak kehabisan tenaga apalagi guru yang setiap jam harus mengajar, (4)
siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Sedangkan menurut Encyclopedia of Educational Research dalam
Hamalik (dikutip dari Arsyad, 2007:25) merincikan manfaat media pembelajaran,
sebagai berikut : (1) meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir sehingga
mengurangi verbalisme, (2) memperbesar perhatian siswa, (3) meletakkan
dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar sehingga membuat pelajaran
lebih mantap, (4) memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan
kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa, (5) menumbuhkan pemikiran yang
teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup, dan (6) membantu
tumbuhnya pengertian yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan
membantu efisiensi serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
Adanya media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil
belajar.
2.1.4.1Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Menurut Sadiman dkk (1993:84), dalam memilih media pembelajaran
1. Ketepatan dengan tujuan pembelajaran
Media pembelajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang
telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur
pemahaman, aplikasi, sintesis, lebih menggunakan media pembelajaran.
2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran
Bahan pembelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi
sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.
3. Kemudahan memperoleh media
Media yang diperlukan mudah diperoleh, setidaknya mudah dibuat oleh
guru pada waktu mengajar.
4. Keterampilan guru dalam menggunakannya
Apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat
menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat yang
diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari penggunaan oleh guru
pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya.
5. Tersedianya waktu untuk menggunakannya
Tersedianya waktu yang cukup dalam menggunakan media dapat
bermanfaat bagi siswa selama pembelajaran berlangsung.
6. Sesuai dengan taraf berpikir siswa
Memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf
berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami
2.1.5 Video
Video merupakan media audio visual yang menampilkan gerak. Dilihat
dari indera yang terlibat, video adalah alat komunikasi yang sangat membantu
proses pembelajaran yang efektif. Apa yang dilihat oleh mata dan didengar oleh
telinga lebih cepat dan lebih mudah diingat daripada apa yang hanya dapat dibaca
saja atau didengar saja.
Manfaat dan karakteristik media audio visual menurut Munadi (2010:116)
dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran diantaranya
adalah sebagai berikut: (a) mengatasi keterbatasan jarak dan waktu; (b) mampu
menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang
singkat; (c) mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa; (c)
mengembangkan imajinasi peserta didik; (d) memperjelas hal-hal yang abstrak
dan memberikan gambaran yang lebih realistik; (e) sangat kuat mempengaruhi
emosi seseorang; (f) menumbuhkan minat dan motivasi belajar.
Video semakin lama semakin populer di dalam masyarakat. Pesan yang
disajikan bisa bersifat fakta (kejadian/ peristiwa penting, berita) maupun fiktif
(seperti misalnya cerita), bisa bersifat informatif, edukatif, maupun instruksional.
Menurut Sadiman dkk (2008) menyebutkan bahwa video mempunyai kelebihan
dan keterbatasan. Kelebihan video antara lain: (1) menarik perhatian untuk
periode-periode yang singkat dari rangsangan luar lainnya; (2) melalui alat
perekam pita video dapat memperoleh informasi dari ahli-ahli atau spesialis; (3)
dan rekaman dapat diputar berulang-ulang; (5) mengamati lebih dekat dengan
objek yang sedang bergerak atau objek yang berbahaya seperti harimau; (6) keras
lemah suara dapat diatur dan disesuaikan apabila akan disisipi komentar yang
akan didengar; (7) mengatur gambar yang akan dihentikan untuk diamati dengan
seksama; (8) ruangan tidak perlu digelapkan pada waktu menyajikannya.
Sedangkan keterbatasan dari media video adalah sebagai berikut: (1)
perhatian penonton sulit untuk dikuasai sedangkan partisipasi dari penonton
jarang untuk dipraktekkan; (2) komunikasi satu arah dan dapat diimbangi dengan
pencarian bentuk umpan balik yang lain; (3) kurang mampu menampilkan detail
dari objek yang disajikan dengan sempurna, dan (4) memerlukan peralatan yang
mahal dan kompleks.
Dalam praktiknya, rangkaian kegiatan untuk mewujudkan gagasan
menjadi sebuah program video ini secara bertahap. Menurut Sadiman, dkk
(2008:156) menguraikan langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya
adalah melakukan pembuatan sinopsis, treatment, storyboard atau perangkat
gambar cerita, skrip atau naskah program, dan skenario atau naskah produksi.
1. Sinopsis
Sinopsis berguna untuk memberikan gambaran secara ringkas dan padat
tentang tema atau pokok materi yang akan dikerjakan. Tujuan utama
pembuatan sinopsis adalah mempermudah proses perumusan konsep,
2. Treatment
Treatment memberikan uraian ringkas secara deskriptif tentang bagaimana
suatu episode cerita atau rangkaian peristiwa yang nantinya akan dikerjakan
sebagai ilustrasi pembanding.
3. Storyboard (perangkat gambar cerita)
Storyboard adalah rangkaian kejadian yang akan divisualisasikan dalam
bentuk gambar atau sketsa sederhana pada kartu berukuran lebih kurang 8 x
12 cm. Tujuan pembuatan storyboard adalah untuk melihat apakah tata
urutan peristiwa yang akan divisualisasikan telah sesuai dengan garis cerita.
Selain itu juga untuk melihat kesinambungan alur ceritanya sudah lancar.
Storyboard juga dapat dipergunakan sebagai moment-moment pengambilan
gambar (shots) menggantikan apa yang biasa disebut shooting breakdown.
4. Skrip atau naskah program
Naskah program adalah keterangan-keterangan yang diperoleh dari
eksperimen dengan storyboard yang kemudian yang dituangkan dalam bentk
skrip atau naskah program yang sudah benar urutannya. Dalam pembuatan
program film maupun video, skrip atau naskah program merupakan daftar
rangkaian peristiwa yang akan dipaparkan. Format penulisan skrip yaitu
dalam bentuk skontro atau halaman berkolom dua; sebelah kiri untuk
menampilkan bentuk visualisasinya dan sebelah kanan untuk segala sesuatu
yang berhubungan dengan suara termasuk dialog, narasi, musik maupun efek
sutradara dalam mengendalikan penggarapan substansi materi ke dalam suatu
program.
5. Skenario
Skenario adalah petunjuk operasional dalam pelaksanaan produksi atau
pembuatan program. Perbedaan antara skrip dengan skenario adalah bahwa
skrip terutama ditujukan untuk bahan pegangan sutradara, sementara skenario
sangat bermanfaat bagi teknisi dan tim produksi yang akan melaksanakan
dengan tanggung jawab teknis operasional.
2.1.6 Kenampakan Permukaan Bumi di Lingkungan Sekitar
Menurut Suyitno, dkk (2010) hamparan permukaan bumi merupakan suatu
bentang alam yang terdiri dari daratan, dan perairan. Daratan terdiri dari dataran
tinggi, dataran rendah, pegunungan, bukit, dan lembah. Perairan terdiri dari laut,
sungai, danau, dan rawa. Jadi, permukaan bumi memiliki bentuk yang tidak rata.
1. Daratan merupakan permukaan bumi yang tidak tergenang air. Daratan terdiri
atas dataran rendah, dataran tinggi, bukit lembah, gunung dan pegunungan.
a. Dataran Rendah
Dataran rendah merupakan daerah yang relatif rata. Ketinggiannya
antara 0 sampai 200 meter di atas permukaan air laut. Biasanya di wilayah
ini penduduk tinggal dan melakukan kegiatannya. Contoh dataran rendah
adalah pantai utara Pulau Jawa.
b. Dataran Tinggi
Dataran tinggi memiliki ketinggian 200 sampai 1.500 meter di atas
c. Gunung
Gunung merupakan daerah permukaan yang menjulang ke atas dan
memiliki ketinggian lebih dari 1.500 meter di atas permukaan laut. Contoh
gunung adalah gunung Merapi, gunung Rinjani.
d. Pegunungan
Pegunungan merupakan kelompok gunung yang saling berhubungan
atau bersambungan. Salah satu pegunungan yang terkenal di dunia adalah
pegunungan Alpen.
e. Bukit
Bukit merupakan daerah permukaan yang menjulang, tetapi
ketinggiannya lebih rendah dari gunung. Beberapa bukit yang letaknya
berderet-deret disebut perbukitan.
f. Lembah
Tanah rendah yang terletak di kaki gunung atau sepanjang sungai
disebut lembah. Ada lembah yang landai dan ada lembah yang dalam.
Contoh lembah yaitu lembah Si Anok.
2. Perairan
Selain terdiri dari daratan, muka bumi juga terdiri atas perairan. Perairan
adalah permukaan bumi yang tergenang air. perairan terdiri atas laut, sungai,
a. Laut
Lautan di Indonesia memiliki luas 2 ½ kali luas daratannya. Laut yang
sangat luas dan dalam disebut samudra.
b. Sungai
Sungai merupakan aliran air yang besar yang terletak di wilayah
daratan. Sungai dapat digunakan sebagai sarana irigasi (pengairan),
pemeliharaan ikan, dan sarana transportasi. Contoh sungai adalah sungai
Musi, sungai Brantas, dan sungai Mahakam.
c. Danau
Danau merupakan suatu cekungan yang tergenang air dan dikelilingi
oleh daratan. Ada danau yang alami dan ada danau buatan. Danau buatan
dibuat oleh manusia disebut juga waduk. Contoh waduk adalah waduk
Jatiluhur. Sedangkan contoh danau adalah danau Sentani.
d. Rawa
Rawa merupakan tanah rendah dan digenangi oleh air, di rawa-rawa
banyak terdapat tumbuhan air.
2.2 Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan
Terdapat tiga penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini.
Pertama, penelitian dengan judul Pengembangan Video Pembelajaran: Integrasi
Teknologi dalam Pembelajaran IPA yang disusun oleh I Gusti Ngurah Agung
Putra, I Made Tegeh, dan I Komang Sudarma (2011). Penelitian ini bertujuan
untuk menghasilkan produk berupa video pembelajaran untuk proses mencangkok
ajaran 2011/2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa video pembelajaran layak
pakai sesuai dengan karakteristik siswa. Kualitas video pembelajaran yang
dikembangkan sangat baik. Hasil validasi data menunjukkan tingkat pencapaian
video pembelajaran ini adalah: (1) ahli isi mata pelajaran dengan tingkat
pencapaian dalam kategori sangat baik (92%), (2) ahli desain pembelajaran
dengan tingkat pencapaian dalam kategori sangat baik (90%), (3) uji coba
perorangan dengan tingkat pencapaian dalam kategori sangat baik (89%).
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan video pembelajaran dapat
digunakan di SD Negeri 2 Blahbatuh kelas VI semester genap.
Kedua, penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Media Video
Pembelajaran Terhadap Pemahaman Konsep IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri
2 Tamansari dan SD Negeri 2 Karanggude, Karanglewas, Banyumas oleh Evi Nur
Eka Purnamasari (2012). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh
media video pembelajaran terhadap pemahaman konsep IPA pada siswa kelas IV
SD Negeri 2 Tamansari dan SD Negeri 2 Karanggude, Karanglewas, Banyumas.
Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil rata-rata post-test yang berbeda dari 2 KD
yaitu 65 dan 60,27 untuk kelompok kontrol, dan 80,34 dan 67,27 untuk kelompok
eksperimen. Penelitian ini memberikan implikasi bahwa pembelajaran IPA
dengan menggunakan media video pembelajaran berpengaruh terhadap
pemahaman konsep pada kelas IV SD N 2 Tamansari dan SD N 2 Karanggude.
Ketiga, penelitian dengan judul Penggunaan Media Video dalam
Meningkatkan Konsep Peristiwa Alam oleh Saddam Styawan (2013). Hasil
menjadi 75,69 pada siklus I dan naik menjadi 84,48 pada siklus II. Berdasarkan
hasil penelitian, disimpulkan bahwa penggunaan media video dapat meningkatkan
pemahaman konsep peristiwa alam pada siswa kelas V SD Negeri 03 Bolon tahun
ajaran 2012/2013.
Berdasarkan tinjauan penelitian yang terdahulu, ternyata pengembangan
media video sebagai pembelajaran IPA untuk siswa kelas III SD Negeri
Selomulyo, Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 masih relevan untuk diteliti.
Peneliti berharap media yang dihasilkan dapat digunakan sebagai media
pembelajaran IPA.
Gambar 2.1 Bagan Literature Map Penelitian-Penelitian yang Relevan Pembelajaran IPA
I Gusti Ngurah Agung Putra, I Made Tegeh, dan
I Komang Sudarma (2011)
Pengembangan Video Pembelajaran Evi Nur Eka Purnamasari
2.3 Kerangka Berpikir
Guru sebagai seorang pengajar bukan hanya bertugas untuk mengajar
siswa-siswanya, namun juga harus menyiapkan perangkat pembelajaran yang
menarik. Perangkat pembelajaran ini diantaranya adalah silabus, RPP, dan media
pembelajaran. Kreativitas guru dalam merancang perangkat pembelajaran tentulah
berpengaruh pada tercapai tidaknya tujuan pembelajaran.
Penelitian ini memilih siswa kelas III sebagai subjek penelitian.
Permasalahan yang diangkat mengenai pembelajaran yang dilakukan guru yaitu
masih banyak menjelaskan materi yang diselingi dengan tanya jawab. Selain itu,
belum banyak media yang digunakan sebagai alat bantu pembelajaran IPA,
terlebih media video. Guru dalam menjelaskan materi bersumber dari buku paket
yang diterbitkan oleh Erlangga sedangkan siswanya menggunakan LKS sebagai
lembar kerja ataupun tugas.
Bermula dari alasan tersebut, perlu adanya pengembangan video yang
dikemas secara menarik. Keberadaan media pembelajaran IPA masih kurang
maka perlu adanya pengembangan media video untuk kelas III SD. Video yang
dikembangkan diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami berbagai
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan (1) jenis penelitian, (2) setting penelitian, (3)
prosedur pengembangan, (4) uji coba produk, (5) instrumen penelitian, (6) teknik
pengumpulan data, serta (7) teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian R&D (Research and Development).
Research and Development bila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia adalah
metode penelitian dan pengembangan. Sugiyono (2011:297) mengatakan bahwa
metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
Penelitian ini mengembangkan sebuah produk yaitu media video untuk mata
pelajaran IPA kelas III semester genap SD Negeri Selomulyo.
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Lokasi
Dalam penelitian ini, peneliti memilih SD Negeri Selomulyo Yogyakarta
yang beralamat di Jalan Besi Jangkang Sembung, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman,
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri Selomulyo tahun
ajaran 2013/2014 semester genap kelas III yang berjumlah 36 siswa.
3.2.3 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pengembangan media video pada pembelajaran
IPA materi kenampakan permukaan bumi untuk siswa kelas III semester genap
SD Negeri Selomulyo Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 36
siswa.
3.2.4 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 9 bulan, terhitung mulai dari bulan
Oktober sampai dengan bulan Juli 2014. Proses penelitian ini tergambar dalam
jadwal penelitian pada tabel di bawah ini.
No. Kegiatan Bulan
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul 1. Pengumpulan data
awal
√ √
2. Pembuatan proposal √ √
3. Pembuatan video √ √ √ 4. Pengumpulan data
dan validasi
√ √
5. Penyusunan skripsi √ √ √ √
6. Perbaikan skripsi √ √
7. Ujian skripsi √