BAB II LANDASAN TEOR
2. Media Pembelajaran
pengetahuan sebagai upaya membantu guru dalam memberikan
pemahaman kepada siswa.
3. Video Pembelajaran merupakan suatu media pembelajaran yang
memadukan antara media audio dan media visual yang membantu proses
pembelajaran.
4. Kurikulum 2013 sebuah kurikulum yang dikembangkan dengan paradigma
keseimbangan soft skills dan hard skills dengan pendekatanscientific dan
11
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini diuraikan (a) kajian pustaka, (b) kajian penelitian yang
relevan, (c) kerangka berpikir, dan (d) hipotesis.
A. Kajian Pustaka 1. Kurikulum 2013
a. Pengertian Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada
tahun 2013/2014. Kurikulum ini adalah pengembangan dari kurikulum yang telah
ada sebelumya (KBK & KTSP). Hanya saja yang menjadi titik tekan pada
kurikulum 2013 ini adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan
hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan.
Dalam konteks ini kurikulum 2013 berusaha untuk lebih menanamkan nilai-nilai
yang tercermin pada sikap dapat berbanding lurus dengan keterampilan yang
diperoleh peserta didik melalui pengetahuan di bangku sekolah (Fadlillah,
2013:16).
b. Tujuan kurikulum 2013
Menurut Fadlilah (2013:25), kurikulum 2013 memiliki tujuan sebagai berikut.
1. Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyeimbangkan hard skill dan soft
skill melalui kemampuan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam rangka
menghadapi tantangan global yang terus berkembang.
2. Membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia yang produktif, kreatif,
3. Meringankan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi dan menyiapkan
administrasi mengajar.
4. Meningkatkan peran serta pemerintah pusat dan daerah serta warga
masyarakat scara seimbang dalam mengendalikan kualitas pelaksanaan
kurikulum di tingkat satuan pendidikan.
5. Meningkatkan persaingan yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas
pendidikan yang akan dicapai.
c. Karakteristik Pembelajaran Kurikulum 2013
Menurut Fadlilah (2013:175-177), dalam pembelajaran kurikulum 2013,
terdapat karakteristik yang menjadi ciri khas pembeda dengan kurikulum yang
telah ada selama ini di Indonesia. Karakteristik kurikulum 2013 adalah sebagai
berikut.
1) Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan yang digunakan dalam pemelajaran Kurikulum 2013 ialah
pendekatan scientific dan tematik-integratif. Pendekatan scientific adalah
pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran tersebut dilakukan melalui
proses ilmiah. Apa yang dipelajari oleh peserta didik dilakukan dengan indra dan
akal pikiran sendiri sehingga mereka mengalami secara langsung dalam proses
mendapatkan ilmu pengetahuan. Pendekatan scientific dilakukan melalui proses
mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting),
2) Kompetensi Lulusan
Dalam konteks ini kompetensi lulusan berhubungan dengan kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Baik kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan harus berjalan dengan seimbang sehingga peserta didik mampu
memiliki ketiga kompetensi tersebut. kemampuan ini akan menjadi dasar dalam
menentukan keberhasilan di mana dan kapanpun peserta didik berada.
3) Penilaian
Pada kurikulum 2013 proses penilaian pembelajaran menggunakan
pendekatan penilaian otentik (authentic assessment)
d. Kerangka Dasar Kurikulum 2013
Menurut Kunandar (2013:31-35), kerangka dasar Kurikulum 2013 dapat
dijabarkan sebagai berikut ini.
1) Landasan Filosofis
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan
dasa bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
2) Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standart-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan
adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
satndar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
3) Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut.
1. UUD 1945
2. UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 3. UU No 17 Tahun 2005
4. Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005.
4) Penilaian Autentik dalam Kurikulum 2013
Salah satu penekanan dalam kurikulum 2013 adalah penilaian autentik
(authentic assessment). Penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didik
yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil
dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan
kompetensi yang ada di standar kompetensi (SK) atau kompetensi inti (KI) dan
kompetensi dasar (KD). Dalam penilaian autentik, peserta didik diminta untuk
menerapkan konsep atau teori pada dunia nyata. Dalam penilaian autentik guru
melakukan penilaian tidak hanya pada penilaian level KD, tetapi juga kompetensi
Inti dan SKL.
5) Ruang Lingkup Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Kunandar (2013:168) mengatakan bahwa dalam ranah kompetensi
pengetahuan atau kognitif itu terdapat enam jenjang proses berpikir sebagai
a) Pengetahuan (knowledge), adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-
ingat kembali atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala,
rumus-rumus, dan sebagainya.
b) Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti
atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.
c) Penerapan (application) adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan
atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsi-
prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya dalam situasi baru dan
konkret.
d) Analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau
menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih
kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian yang satu
dengan bagian yang lainnya.
e) Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan
dari proses analisis.
f) Evaluasi (evaluation) adalah kemampuan seseorang untuk membuat
pertimbangan terhadap suatau situasi, nilai, atau ide.
e. Pembelajaran tematik
1) Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang
berdasarkan tema-tema tertentu (Triyanto, 2011:147). Model pembelajaran
tematik pada hakikatnya merupakan model pembelajaran terpadu. Pada
pembelajaran yang di dalamnya siswa sendiri aktif secara mental
membangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur kognitif yang
telah dimilikinya. Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep, dapat
dikatakan sebagai pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa
bidang studi untuk membrikan pengalaman yang bermakna pada anak
(Majid, 2013:119).
2) Karakteristik Pembelajaran Tematik
Depdiknas (dalam Triyanto 2010:91), mengutarakan bahwa
pembelajaran tematik memiliki beberapa ciri khas antara lain: 1) pengalaman
dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhan anak usia sekolah dasar, 2) kegiatan yang dipilih bertolak dari
minat dan kebutuhan siswa, 3) kegiatan belajar akan lebih bermakna dan
berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar akan bertahan lebih lama, 4)
Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa, 5) menyajikan
pembelajaran yang pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui
siswa dalam lingkungannya, 6) mengembangkan keterampilan sosial siswa,
seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang
lain.
Dari beberapa pengertian di atas terkait kurikulum 2013, maka dapat
disimpulkan bahawa kurikulum 2013 merupakan kurikulum penyempurnaan
dari kurikulum sebelumnya (KTSP) yang lebih menekankan pada soft skills
dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan
Pendekatan pada kurikulum 2013 ini adalah pendekatan scientific, yakni
pendekatan yang mewujudkan sebuah pembelajaran melalui proses ilmiah
karena apa yang dipelajari oleh peserta didik dilakukan dengan indra dan akal
pikiran sendiri sehingga mereka mengalami secara langsung dalam proses
mendapatkan ilmu pengetahuan.
Kurikulum 2013 juga menggunakan metode tematik integratif, yakni
pendekatan yang mewujudkan sebuah pembelajaran terpadu dalam arti
terdapat keterpaduan antara materi pembelajaran dalam berbagai macam mata
pelajaran yang akan disampaikan, pendekatan ini menuntut siswa untuk aktif
membangun pengetahuannya. Penerapan pembelajaran dilaksanakan dengan
tema-tema tertentu yang memadukan beberapa mata pelajaran yang
mempunyai keterkaitan. Pada penerapan kurikulum 2013 ini menuntut guru
untuk dapat menciptakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
Penilaian di dalam kurikulum 2013 ini mengacu pada penilaian autentik
yang merupakan bentuk penilaian yang harus menilai apa yang seharusnya
dinilai. Penilaian autentik mengacu pada penilaian sikap, penilaian
pengetahuan dan penilaian keterampilan.
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Susilana (2009:6), mengatakan bahwa media berasal dari bahasa latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harafiahberarti
perantara yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a
yakni: (1) teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran (Schramm, 1982), (2) sarana fisik untuk menyampaikan
is/materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan selengkapnya, (3)
sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk
teknologi perangkat kerasnya. Sutjipto (2011:8) mengatakan bahwa media
pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan
berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat
mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Munadi (2010:37), menjelaskan fungsi media pembelajaran dapat
dijabarkan sebagai berikut.
1) Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar.
Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar.
Dalam kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, yakni sebagai
penyalur, penyampai, penghubung dan lain-lain. Mudhoffir dalam bukunya
yang berjudul “Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar (1992:1-2) menjelaskan bahwa sumber belajar pada hakikatnya merupakan komponen
sistem instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik dan
lingkungan, yang mana hal itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Dengan demikian sumber belajar dapat dipahami sebagai segala macam
sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan memungkinkan
2) Fungsi semantik
Yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata
(simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipaham anak
didik (tidak verbalistik).
3) Fungsimanipulative
Fungsi manipulativeini didasarkan pada ciri-ciri (karakteristik) umum
yang dimilikinya sebagaimana disebut di atas. Berdasarkan karakteristik
umum ini, media memiliki dua kemampuan, yakni mengatasi batas-batas
ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi.
4) Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terbagi dijabarkan lagi ke dalam 5 fungsi, yakni: (1)
fungsi atensi, media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian(attention)
siswa terhadap materi ajar, (2) fungsi afektif, yakni menggugah perasaan,
emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu, (3)
fungsi kognitif, siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan
memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili
objek-objek yang dihadapi, baik objek itu berupa orang, benda, atau
kejadian/peristiwa, (4) fungsi imajinatif, media pembelajaran dapat
meningkatkan dan mengembangkan imajinasi siswa, (5) fungsi motivasi,
motivasi merupakan seni mendorong siswa untuk terdorong melakukan
5) Fungsi sosio cultural
Fungsi media dilihat dari sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan
sosio-kultural antar peserta komunikasi pembelajaran.
c. Klasifikasi Media Pembelajaran
Susilana (2009:14), mengatakan media pembelajaran dapat dikategorikan ke
dalam 6 kelompok media, yakni sebagai berikut.
1) Kelompok kesatu meliputi: (a) media grafis, adalah media visual yang
menyajikan fakta, idea atau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat,
angka-angka, dan simbol/gambar. (b) media bahan cetak, adalah media visual
yang pembuatannya melalui proses pencetakan/printing atau offset. (c) media
gambar diam, adalah media visual yang berupa gambar yang dihasilkan
melalui proses fotografi.
2) Kelompok kedua (media proyeksi diam) adalah media visual yang
diproyeksikan atau media yang memproyeksikan pesan, dimana hasil
proyeksinya tidak bergerak atau memiliki sedikit unsur gerakan. Jenis media
ini diantaranya; OHP/OHT,Opaque Projektor, Slide, dan Film-strip.
3) Kelompok ketiga (media audio) adalah media yang penyampaian pesannya
hanya dapat diterima oleh indera pendengaran. Pesan atau informasi yang
akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif yang berupa
kata-kata, music, dan sound effect. Jenis media ini diantaranya: media radio,
a) Media audio
Media audio berkaitan dengan indra pendengaran. Pesan yang
disampaikan dituangkan ke dalam lambing-lambang auditif,baik verbal
maupun nonverbal. Terdapat beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan
dalam media audio, antara lain: radio, alat perekam pita magnetik, piringan
hitam, dan laboratorium bahasa (Sutjipto, 2011:57).
(1) Radio
Radio merupakan suatu media yang memiliki kelebihan dibandingkan
dengan media lain, yaitu: harga relatif murah, sifatnya mudah dipindahkan,
bisa mengatasi masalah waktu jika digunakan bersama-sama, dapat
mengembangkan daya imajinasi anak, dapat merangsang partisipasi aktif, dan
dapat memusatkan perhatian siswa. Sedangkan kelemahan yang dimiliki
media audio, antara lain: sifat komunikasinya satu arah, biasanya siaran
disentralisasikan, sehingga guru tidak dapat mengontrol, penjadwalan
pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah (Sutjipto, 2011:58).
(2) Alat perekam pita magnetik (tape recorder)
Kelebihan dari media ini adalah: (a) memiliki fungsi ganda yang efektif
untuk merekam, menampilkan rekaman, dan menghapusnya, (b) pita rekam
dapat diputar berulang-ulang, (c) rekaman dapat dihapus secara otomatis, (d)
pita rekam dapat digunakan sesuai jadwal yang ada, (e) program kaset
memberikan efisiensi dalam pembelajaran bahasa. Selain itu kelemahannya
adalah: daya jangkau terbatas dan dari segi biaya pengadaan,bila untuk sasaran
(3) Rekamanaudio tape
Keuntungan menggunakan rekaman audio tape adalah sebagai berikut:
harga cenderung terjangkau, rekaman dapat digandakan untuk keperluan
perorangan sehingga pesan dan isi pelajaran dapat berada di beberapa tempat
pada waktu yang bersamaan, merekam peristiwa atau isi pelajaran untuk
digunakan untuk merekam pekerjaan siswa sendiri dapat dilakukan dengan
media audio, pengoperasian radio tape/tape recorderrelatif mudah.
4) Kelompok keempat (media audio visual diam) adalah media yang
penyampaian pesannya dapat diterima oleh indera pendengaran dan indera
penglihatan, akan tetapi gambar yang dihasilkan adalah gambar diam atau
sedikit memiliki unsur gerak. Jenis media ini antara lain media sound slide
(slide suara), film strip bersuara dan halaman bersuara.
5) Kelompok kelima (film/motion pictures), yaitu serangkaian gambar diam (still
pictures) yang meuncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga
menimbulkan kesan hidup dan bergerak. Film merupakan media yang
menyajikan pesan audiovisual dan gerak. Oleh karena itu, film memberi kesan
yang impresif bagi pemirsanya.
6) Kelompok keenam (televisi) adalah media yang dapat menampilkan pesan
secara audiovisual dan gerak (sama dengan film). Jenis media ini diantaranya :
televise terbuka (open boardcast television), televisi siaran terbatas/TVST
a) Media visual
Menurut Sutjipto (2011:41-50), media visual dapat dikelompokkan
dalam media sederhana sebagai berikut.
(1) Gambar atau foto
Gambar atau foto adalah media pembelajaran yang sering digunakan. Gambar
atau foto berfungsi untukmenyampaikan pesan melalui gambar yang
menyangkut indra penglihatan.
(2) Sketsa
Sketsa merupakan media visual sederhana sebagai sarana yang paling singkat
dan abstrak untuk menggambarkan suatu objek sehingga dapat menambah
pemahaman visual siswa terhadap suatu objek dan memperlancar penguasaan
objek-objek yang dihayati.
(3) Bagan(chart)
Fungsi dari media ini adalah menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang
sulit bila hanya disampaikan secara tertulis dan lisan.
(4) Grafik
Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau
gambar, sering kali digunakan simbol-simbol verbal untuk melengkapinya.
(5) Poster
Poster adalah media komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pesan
(6) Peta
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala
tertentu melalui suatu sitem proyeksi.
(7) Globe
Globe adalah tiruan bola bumi dalam bentuk kecil.
(8) Bangun ruang
Bangun ruang adalah bangun matematika yang mempunyai isi ataupun
volume.
(9) Diorama
Diorama adalah gambaran kejadian, baik yang mempunyai nilai sejarah atau
tidak, yang disajikan dalam bentuk mini.
b) Media Audio Visual
Menurut Sutjipto (2011:34), media hasil teknologi audio visual merupakan
cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin
mekanis dan elektronik, untuk menyajkan pesan-pesan audio dan visual.
Karakteristik media audio visual menurut Sutjipto adalah sebagai berikut:
Bersifat linear, menyajikan visualisasi yang dinamis, digunakan dengan cara yang
telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang atau pembuatnya, merupakan
representasi fisik dari gagasan riil atau gagasan abstrak, dikembangkan menurut
prinsip psikologi behaviorisme dan kognitif, umumnya berorientasi kepada guru,
(1) Klasifikasi Media Audio Visual
Menurut Munadi (2010:113), media audio visual ini dapat dibagi
menjadi dua jenis. Jenis pertama, dilengkapi fungsi peralatan suara dan
gambar dalam satu unit, dinamakan media audio-visual murni, seperti film
gerak (movie) bersuara, televisi dan video. Jenis kedua adalah media
audiovisual tidak murni yakni apa yang kita kenal dengan slide opaque, OHP
dan peralatan visual lainnya bila diberi unsur suara dari rekaman kaset yang
dimanfaatkan secara bersamaan dalam satu waktu atau satu proses
pembelajaran.
(a) Film
Menurut Munadi (2010:116), dilihat dari indera yang terlibat, film
adalah alat komunikasi yang sangat membantu proses pembelajaran efektif.
Apa yang terpandang oleh mata dan terdengar oleh telinga, lebih cepat dan
lebih mudah diingat daripada apa yang hanya dibaca saja atau hanya didengar
saja.
Manfaat dan karakteristik lainnya dari media film dalam meningkatkan
efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran, diantaranya adalah: mengatasi
keterbatasan jarak dan waktu, mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa
masa lalu secara realistis dalam waktu yang singkat, film dapat membawa
anak dari Negara yang satu ke Negara yang lain dari masa satu ke masa yang
lain, film dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan, pesan yang
disampaikannya cepat dan mudah diingat, mengembangkan pikiran dan
hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistis, sangat
kuat mempengaruhi emosi seseorang, film sangat baik menjelaskan suatu
proses dan dapat menjelaskan suatu keterampilan, dan lain-lain, semua peserta
didik dapat belajar dari film, baik yang pandai maupun yang kurang pandai,
menumbuhkan minat dan motivasi belajar.
Menurut Munadi (2010:119), langkah-langkah pemanfaatan film
hendaknya memperhatikan hal-hal berikut. Pertama, film harus dipilih agar
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kedua, film untuk tujuan kognitif dapat
digunakan untuk mengajarkan pengenalan makna sebuah konsep, seperti
konsep jujur, sabar, demokrasi, dan lain-lain. Di samping itu mengajarkan
aturan dan prinsip. Ketiga, film untuk tujuan psikomotor dapat digunakan
untuk memperlihatkan contoh suatu keterampilan yang harus ditiru. Misalnya,
keterampilan gerak karena media ini mampu memperjelas gerak dan
memperlambat atau mempercepatnya. Keempat, film paling tepat bila
digunakan untuk mempengaruhi sikap dan emosi. Kelima, guru harus
mengenal film yang tersedia dan terlebih dahulu melihatnya untuk mengetahui
manfaatnya bagi pelajaran. Keenam, sesudah film dipertunjukkan, perlu
diadakan diskusi, yang juga perlu dipersiapkan sebelumnya. Di sini siswa
melatih diri untuk mencari pemecahan masalah, membuat dan menjawab
pertanyaan. Ketujuh, adakalanya film tertentu perlu diputar dua kali atau lebih
untuk memperhatikan aspek-aspek tertentu. Kedelapan, agar siswa tidak
untuk memperhatikan bagian-bagian tertentu. Kesembilan, sesudah itu dapat
di test berapa banyakkah yang dapat mereka tangkap dari film itu.
Dalam menilai baik tidaknya sebuah film, Hamalik sebagaimana dikutip
Asnawir (2002:98), mengemukakan bahwa film yang baik memiliki ciri-ciri
sebagai berikut: dapat menarik minat siswa, benar atau autentik, up to datedalam
seting, pakaian, dan lingkungan, sesuai dengan tingkatan kematangan audiens,
perbendaharaan bahasa yang dipergunakan secara benar, kesatuan dan sequence-
nya cukup teratur, teknis yang dipergunakan cukup memenuhi persyaratan dan
cukup memuaskan.
Sudarman (2010:19), menjelaskan film pedidikan dianggap efektif untuk
digunakan sebagai alat bantu pengajaran. Film yang diputar di depan siswa harus
merupakan bagian integral dari kegiatan pengajaran. Film mempunyai nilai
tertentu, seperti dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar, memancing
inspirasi baru, menarik perhatian, penyajian lebih baik karena mengandung nilai-
nilai rekreasi.
(2) Video
Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Prastowo 2013:300-301), video
diartikan sebagai rekaman gambar hidup atau program televisi lewat tayangan
televisi. Video termasuk dalam kategori bahan ajar audiovisual atau bahan ajar
pandang dengar. Bahan ajar audiovisual merupakan bahan ajar yang
kombinasi dua materi ini, pendidik dapat menciptakan proses pembelajaran
yang lebih berkualitas, karena komunikasi berlangsung secara lebih efektif.
(a) Manfaat video
Manfaat program video dalam kegiatan pembelajaran: (1) memberikan
pengalaman yang tak terduga kepada peserta didik misalanya dengan cara
memperagakan sirkulasi arah yang kompleks, (2) memperlihatkan secara nyata
sesuatu yang pada awalnya tidak mungkin dilihat, (3) jika dikombinasikan
dengan animasi dan pengaturan kecepatan, dapat mendemonstrasikan
perubahan dari waktu ke waktu, (4) menampilkan presentasi studi kasus
tentang kehidupan sebenarnya yang dapat memicu diskusi peserta didik, (5)
menunjukan cara penggunaan alat atau perkakas, (6) memperagakan
keterampilan yang akan dipelajari, (7) menunjukkan tahapan prosedur, (8)
menghadirkan penampilan drama atau musik, (9) menganalisis perubahan
dalam periode waktu tertentu (Prastowo, 2013:302)
(b) Kelebihan dan keterbatasan video menurut Anderson dalam Prastowo
(2013:304), adalah sebagai berikut.
Kelebihan video: (1) dengan video (disertai suara atau tidak), kita dapat
menunjukkan kembali gerakan tertentu, (2) dengan video, penampilan peserta
didik dapat segera dilihat kembali untuk dikritik atau dievaluasi, (3) dengan
menggunakan efek tertentu, dapat memperkokoh proses belajar maupun nilai
hiburan dari penyajian tersebut, (4) dengan video, kita mendapatkan isi dan
susunan yang masih utuh dari materi pelajaran atau latihan, yang dapat
informasi dapat disajikan secara serentak pada waktu yang sama di lokasi yang
berbeda dengan jumlah peserta yang tidak terbatas. Caranya yaitu dengan
menempatkan monitor di kelas-kelas, (6) pembelajaran dengan video
merupakan suatu kegiatan pembelajaran mandiri, dimana siswa belajar sesuai
dengan kecepatan masing-masing dapat dirancang.
Pada bidang studi yang banyak mempelajari ketrampilan motorik dapat
mengembangkan kemampuan video. Melatih kemampuan kegiatan dengan
prosedur tertentu akan membantu dengan pemanfaatan video. Dengan
kemampuan untuk menyajikan gerakan lambat (slow motion), media video
membantu pengajar untuk menjelaskan gerakan atau prosedur tertentu dengan
lebih rinci (Lamatenggo, 2013: 135).
Pengajar dapat memilih program-program video yang sesuai dengan materi