• Tidak ada hasil yang ditemukan

(RPP) Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Batang

F. Media Pembelajaran Laptop

LCD Proyektor

Whiteboard dan spidol G.Penilaian 1. Teknik : Tes tertulis Tes lisan Portofolio 2. Bentuk penilaian :

Tes pilihan ganda (terlampir) 3. Contoh soal :

1. Panglima militer Belanda yang menandatangani penyerahan Belanda tanpa syarat kepada Jepang pada tanggal 8 Maret 1942 adalah ….

f. Ter Poorten

g. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer h. Immamura

i. Wavell j. Tannaka

2. Landasan ideologi kekuasaan Jepang di Indonesia adalah …. f. Hakko Ichiu g. Kimigayo h. Nippon Seisyini i. Gunseiken j. Seikerei H. Ringkasan Materi

Menganalisis Proses Interaksi Indonesia-Jepang dan Dampak Pendudukan Militer Jepang terhadap Kehidupan Masyarakat di Indonesia

Sebagai negara besar di Asia, Jepang menginginkan seluruh negara di Asia Pasifik berada di bawah kekuasaannya. Lewat kemenangan atas Rusia dalam pertempuran tahun 1905, Jepang semakin yakin dengan kekuatan militernya. Sebagai negara industri, Jepang tidak mempunyai sumber daya yang mencukupi. Indonesia dijadikan Jepang sebagai daerah jajahan sekaligus penyuplai sumber daya bagi keperluan industri Jepang dan keperluan perang menghadapi sekutu.  Awal pendudukan Jepang di Indonesia

a. Penyerangan Pearl Harbour

Pearl Harbour adalah pangkalan Amerika Serikat di wilayah kepulauan Hawaii yang bertugas untuk mengawasi kawasan Asia Pasifik. Demi kelancaran untuk menguasai kawasan Asia Pasifik, maka Jepang menyerang pangkalan tersebut dengan semangat kamikaze. Pangkalan tersebut pun berhasil dihancurkan, dan banyak pasukan Amerika yang tewas terbunuh.

b. Penyerahan tanpa syarat Belanda kepada Jepang

Setelah menyerang Pearl Harbour, Jepang bergerak dengan cepat menguasai kawasan disekitarnya. Hingga akhirnya samapai di kawasan Asia Tenggara, dan pada tanggal 10 Januari 1942 Jepang menguasai Tarakan. Tanggal 1 Maret 1942, Jepang mendarat di Banten, Indramayu, dan Rembang. Batavia dapat dikuasai pada tanggal 5 Maret 1942. Hingga akhirnya tanggal 8 Maret 1942, lewat Panglima Militer Ter Poorten dan Gubernur Jenderal van Starkenborgh Stachouwer, Belanda menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati, Subang. c. Propaganda Jepang di Indonesia

Jepang segera melancarkan propaganda kepada rakyat Indonesia agar mau bekerjasama. Diantaranya adalah Gerakan 3A, yaitu Jepang Cahaya Asia, Jepang Pelindung Asia, Jepang Pemimpin Asia.

d. Reaksi dari masyarakat Indonesia kepada militer Jepang

Gerakan 3A tersebut tidak bertahan lama karena tidak mendapat respon yang banyak dari rakyat. Sebagai gantinya, Jepang membebaskan

pemimpin-pemimpin Indonesia yang ditawan Belanda, diantaranya adalah ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta. Untuk memfasilitasi para pemimpin tersebut, maka Jepang mendirikan Putera (Pusat Tenaga Rakyat).

 Perlawanan terhadap militer Jepang a. Pasukan PETA di Blitar dan Aceh b. Tengku Abdul Jalil di Aceh

c. K.H. Zaenal Mustafa di Tasikmalaya d. Haji Madriyas di Indramayu

 Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia Bidang Politik

Sejak masuknya kekuasaan Jepang di Indonesia, organisasi-organisasi politik tidak dapat berkembang lagi. Bahkan pemerintah pendudukan Jepang menghapuskan segala bentuk kegiatan organisasi-organisasi, baik yang bersifat politik maupun yang bersifat sosial, ekonomi, dan agama. Organisasi-organisasi itu dihapuskan dan diganti dengan organisasi buatan Jepang, sehingga kehidupan politik pada masa itu diatur oleh pemerintah Jepang, walaupun masih terdapat beberapa organisasi politik

yang terus berjuang menentang pendudukan Jepang di Indonesia.

Bidang Ekonomi

Pendudukan bangsa Jepang atas wilayah Indonesia sebagai negara imperialis, tidak jauh berbeda dengan negara-negara imperialisme lainnya. Kedatangan bangsa Jepang ke Indonesia berlatar belakang masalah ekonomi, yaitu mencari daerah-daerah sebagai penghasil bahan mentah dan bahan baku untuk memenuhi kebutuhan industrinya dan mencari tempat pemasaran untuk hasil-hasil industrinya, sehingga aktivitas perekonomian bangsa Indonesia pada zaman Jepang sepenuhnya dipegang oleh pemerintah Jepang. Diantaranya adalah pemberlakuan sistem autarki, yaitu mewajibkan rakyat untuk menyetor

kepada pemerintah sebesar 30% dari hasil panen, 30% untuk lumbung, dan hanya 40% yang menjadi hak sendiri. Sistem ini mirip dengan otonomi daerah yang mengharuskan setiap daerah dapat mencukupi kebutuhannya sendiri. Namun tidak semua daerah diberlakukan sistem autarki ini.

Bidang Pendidikan

Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, kehidupan pendidikan berkembang pesat dibandingkan dengan pendudukan Hindia Belanda. Pemerintah pendudukan Jepang memberikan kesempatan kepada bangsa Indonesia untuk mengikuti pendidikan pada sekolah-sekolah yang dibangun oleh pemerintah. Di samping itu, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa perantara pada sekolah-sekolah serta penggunaan nama-nama yang diindonesiakan. Padahal tujuan Jepang mengembangkan pendidikan yang luas pada bangsa Indonesia adalah untuk menarik simpati dan mendapatkan bantuan dari rakyat Indonesia dalam menghadapi lawan-lawannya pada Perang Pasifik.

Bidang Kebudayaan

Jepang sebagai negara fasis selalu berusaha untuk menanamkan kebudayaannya. Salah satu cara Jepang adalah kebiasaan menghormat ke arah matahari terbit. Cara menghormat seperti itu merupakan salah satu tradisi Jepang untuk menghormati kaisarnya yang dianggap keturunan Dewa Matahari. Pengaruh Jepang di bidang kebudayaan lebih banyak dalam lagu-lagu, film, drama yang seringkali dipakai untuk propaganda. Banyak lagu Indonesia diangkat dari lagu Jepang yang populer pada jaman Jepang. Iwa Kusuma Sumantri dari buku "Sang Pejuang dalam Gejolak Sejarah" menulis "kebiasaan-kebiasaan dan kepercayaan-kepercayaan yang sangat merintangi kemajuan kita, mulai berkurang. Bangsa kita yang telah bertahun-tahun digembleng oleh penjajah Belanda untuk selalu 'nun inggih' kini telah berbalik menjadi pribadi

yang berkeyakinan tinggi, sadar akan harga diri dan kekuatannya. Juga cara-cara menangkap ikan, bertani, dan lain-lain telah mengalami pembaharuan-pembaharuan berkat didikan yang diberikan Jepang kepada bangsa Indonesia, walaupun bangsa Indonesia pada waktu itu tidak secara sadar menginsafinya. Untuk anak-anak sekolah diberikan latihan-latihan olahraga yang dinamai Taiso, sangat baik untuk kesehatan mereka itu. Saya kira untuk kebiasaan sehari-hari yang tertentu (misalnya Senin) bagi anak-anak sekolah maupun untuk para pegawai atau buruh untuk menghormati bendera kita (merah putih) serta pula menyanyikan lagu kebangsaan atau lagu-lagu nasional merupakan kebiasaaan yang

diwariskan Jepang kepada bangsa Indonesia.

Bidang Sosial

Selama masa pendudukan Jepang kehidupan sosial masyarakat sangat memprihatinkan. Penderitaan rakyat semakin bertambah, karena segala kegiatan rakyat dicurahkan untuk memenuhi kebutuhan perang Jepang dalam menghadapi musuh-musuhnya. Terlebih lagi rakyat dijadikan

romusha (kerja paksa). Sehingga banyak jatuh korban akibat kelaparan

dan penyakit. Pada masa pendudukan Jepang juga dikenal adanya Jugu

Ianfu, sebutan ini diperuntukkan kepada wanita-wanita sebagai pemuas nafsu para tentara Jepang.

Bidang Birokrasi

Kekuasaan Jepang atas wilayah Indonesia dipegang oleh kalangan

militer, yaitu dari angkatan darat (rikugun) dan angkatan laut (kaigun).

Sistem pemerintahan atas wilayah diatur berdasarkan aturan militer. Dengan hilangnya orang Belanda di pemerintahan, maka orang Indonesia mendapat kesempatan untuk menduduki jabatan yang lebih penting yang sebelumnya hanya bisa dipegang oleh orang Belanda. Termasuk jabatan gubernur dan walikota di beberapa tempat, tapi pelaksanaannya masih di bawah pengawasan Militer Jepang. Pengalaman penerapan birokrasi di

Jawa dan Sumatera lebih banyak daripada di tempat-tempat lain. Namun, penerapan birokrasi di daerah penguasaan Angkatan Laut Jepang agak buruk.

Bidang Militer

Kekuasaan Jepang atas wilayah Indonesia memiliki arti penting, khususnya dalam bidang militer. Para pemuda bangsa Indonesia diberikan pendidikan militer melalui organisasi PETA. Pemuda-pemuda yang tergabung dalam PETA inilah yang nantinya menjadi inti kekuatan

dan penggerak perjuangan rakyat Indonesia mencapai kemerdekaannya.

Selain PETA juga masih ada Keibondan, Seinendan, dan Jawa Hokokai

yang dijadikan Jepang untuk mendidik pemuda-pemuda Indonesia. Tujuan sebenarnya dari pendidikan militer tersebut adalah menyiapkan pasukan dari daerah jajahan untuk dipakai dalam perang.

 Akhir pendudukan Jepang di Indonesia

Jepang semakin terdesak karena mengalami kekalahan di beberapa pertempuran dengan sekutu. Agar mendapat dukungan dari rakyat Indonesia, Jepang mengeluarkan Janji Kemerdekaan bagi negara-negara jajahannya oleh Perdana Menteri Koiso di Tokyo pada tanggal 7 September 1944. Sebagai bukti dari janji tersebut, Letnan Jenderal Kumakichi Harada (pemimpin militer Jepang di Jawa) mengumumkan dibentuknya Dokuritsu Junbi Cosakai (BPUPKI). Badan ini bertugas menyelidiki hal-hal yang berkaitan dari segi politik dan ekonomi yang bagi pembentukan negara Indonesia merdeka.

 Tidak berapa lama, Jepang membubarkan BPUPKI dan membentuk PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Inkai. Pada tanggal 7 Agustus 1945, badan ini diresmikan. Namun karena di bom atomnya kota Nagasaki dan Hiroshima pada tanggal 6 dan 8 Agustus 1945 oleh USA, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Maka berakhirlah pendudukan Jepang di Indonesia.

LAMPIRAN 31

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Dokumen terkait