PENGARUH MEDIA PEMBALAJARAN
FILM DOKUMENTER TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 BATANG
TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah
oleh
Zulkham Fatturrakhman 3101409055
JURUSAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
ii Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Unnes pada:
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Wasino, M. Hum. Insan Fahmi Siregar, S.Ag.,M. Hum NIP. 19640805 198901 001 NIP. 19730127 200604 1 001
Mengetahui, Ketua Jurusan Sejarah
iii Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari :
Tanggal :
Penguji Utama
Drs. Abdul Mutholib, M. Hum
NIP.19541012 198901 1 001
Penguji I Penguji II
Prof. Dr. Wasino, M. Hum. Insan Fahmi Siregar, S.Ag.,M. Hum
NIP. 19640805 198901 1 001 NIP. 19730127 200604 1 001
Mengetahui, Dekan FIS
Dr. Subagyo. M.Pd
iv
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip
atau dirujuk berdasarkn kode etik ilmiah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Semarang, September 2013
v
tempuh terus maju ke depan, jangan takut, jangan mundur, jangan pernah bersembunyi. Ketika suatu waktu nanti tersadar, kita akan melihat „jalan‟ terbaik yang sudah kita lalui.
PERSEMBAHAN
Allah SWT yang telah telah melimpahkan rahmat Nya dalam kelancaran
penyusunan skripsi.
Bapak dan Ibu tercinta (Bapak Rochman dan Ibu Sri Warniati) yang telah
memberikan doa restu dalam kelancaran penyusunan skripsi.
Istri dan anak tercinta, Annafi Solekha dan Khusna Fathiyyaturrakhma yang
selalu menemani dalam suka maupun duka selama penyusunan skripsi. Adik - adik ( Nurul dan Fifi) tersayang yang telah memberikan motivasi. Istri dan aak tercinta, Annafi Solekha dan Khusna Fathiyyaturrakhma yang
selalu menemani dalam suka maupun duka selama penyusunan skripsi. Bapak dan Ibu Dosen jurusan sejarah yang telah memberikan ilmu yang
bermanfaat kepada saya.
Teman seperjuangan dalam penyusunan skripsi Luki Cangaan, Agus
Soebondho, Azriel Mukminin, Lutfi Amiq Ar Rahman dan Riski Rian Azan Teman-teman kos Ijo, Iim Nursyihab, Aam Nursyihab dan Ridho Angga
Nugroho ( RAN ).
vi
“Pengaruh Media Pembelajaran Film Dokumenter Terhadap Hasil Belajar Siswa Di
Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Batang Tahun Pelajaran 2012/2013” dapat
diselesaikan baik dan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa dalam melakuakan penulisan ini, banyak pihak
yang ikut membanntu. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam menuntut ilmu
dengan segala kebijakannya.
2. Dr. Subagyo, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang dengan
kebijaksanaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dan studi
dengan baik.
3. Arif Purnomo, S.Pd., S.S., M.Pd., ketua Jurusan Sejarah yang telah
memotivasi dan mengarahkan penulis selama menempuh studi.
4. Prof. Dr. Wasino, M. Hum., selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan motivasi dan saran dalam bimbingan penulisan skripsi.
5. Insan Fahmi Siregar, S.Ag., M.Hum., selaku dosen pembimbing II yang
telah memberikan motivasi dan saran dalam bimbingan penulisan skripsi.
6. Ibu Siti Ismuzaroh, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1
vii
8. Seluruh peserta didik kelas XI IPS 2 dan XI IPS 3 SMA Negeri 1 Batang
yang bersedia membantu dalam kelancaran penelitian.
9. Guru, staf karyawan dan seluruh peserta didik SMA Negeri 1 Batang yang
telah membantu selama penelitian.
Semarang, September 2013
viii
Pembimbing I: Prof. Dr. Wasino, M. Hum., Pembimbing II: Insan Fahmi Siregar, S.Ag., M.Hum.
Kata kunci: Pengaruh, Media Pembelajaran, Film Dokumenter.
Pembelajaran sejarah di SMA N 1 Batang, sumber belajarnya sangat minim. Hanya sebatas menggunakan buku paket dan LKS. Film merupakan media tiga dimensi yang tergolong ke dalam media berbasis audio visual, yaitu media yang dalam penyampaian pesannya mengandalkan penglihatan dan pendengaran. Kelebihan film sebagai media pembelajaran adalah sangat banyak tersedia dan mudah untuk mendapatkannya. Lewat perkembangan zaman seperti sekarang ini, kita bisa mendapatkan berbagai film yang kita inginkan, semisal lewat situs
Youtube. Pada penelitian ini media pembelajarannya memakai film dokumenter.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media pemeblajaran film dokumenter terhadap hasil belajar siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Batang Tahun Pelajaran 2012/2013. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan desain eksperimen pola Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPS yang berjumlah 128 siswa, terdiri dari 4 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Simple Random Sampling. Cara ini dilakukan setelah menganalisis hasil Nilai Ulangan Sejarah Semester 1 yang hasilnya homogen dan berdistribusi normal. Dalam pengambilan sampel diperoleh 2 kelas yaitu kelas XI IPS 3 sebagai kelas kontrol dan kelas XI IPS 2 sebagai kelas eksperimen.
Uji regresi sederhana diperoleh nilai rxy = 0,833, dengan = 5 % dan N =
32, diperoleh nilai rtabel = 0,349. Karena rhitung > rtabel maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan sebesar 0,828 antara media pembelajaran film dokumenter terhadap hasil belajar sejarah siswa. Koefisien determinasinya r2 = 0,8332 = 0,694. Hal ini berarti 69,4% hasil belajar sejarah siswa ditentukan oleh media pembelajaran film dokumenter, melalui persamaan regresi sisanya 30,6% ditentukan oleh faktor lain. Media pembelajaran film dokumenter pada pembelajaran sejarah lebih berpengaruh.
ix
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ………. ... ..ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
PRAKATA ... vi
SARI ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Penegasan Istilah………... ... 6
x
E. Kerangka Berpikir dan Hipotesis ... 22
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitiaan ... 25
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27
C. Populasi dan Sampel ... 28
1. Populasi ... 28
2. Sampel... 29
D. Variabel Penelitian ... 29
E. Teknik Pengumpulan Data ... 30
F. Teknik Analisis Instrumen ... 32
G. Metode Analisis Data ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 44
B. Pembahasan ... 55
BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 61
B. Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 63
ix
2. Hasil Pre Tes………...……….49
3. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Pre Tes………...……...50
4. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Pre Tes……….. 50
5. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata- Rata Pre tes………51
6. Hasil Post Tes………...………...51
7. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Post Tes……… 52
8. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Post Tes……….52
xii
xiii
2. Uji Normalitas Populasi 68
3. Uji Homogenitas Populasi 69
4. Kisi-Kisi Soal Uji Coba 70
5. Soal Uji Coba 72
6. Kunci Jawaban Soal Uji Coba 83
7. Analisis Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran dan Reliabilitas Soal 84
8. Perhitungan Validitas Butir 86
9. Perhitungan Reliabilitas Instrumen 87
10.Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 88
11.Perhitungan Daya Pembeda Soal 89
12.Kisi-Kisi Soal Penelitian 90
13.Soal Penelitian 92
14.Kunci Jawaban Soal Penelitian 101
15.Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol 102
16.Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen 103
17.Data Nilai Pre Test dan Post Test 104
18.Uji Normalitas Nilai Pre Test Kelas Kontrol 105
19.Uji Normalitas Pre Test Kelas Eksperimen 106
20.Uji Homogenitas Data Pre Test 107
21.Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Pre Test 108
22.Uji Normalitas Nilai Post Test Kelas Kontrol 109 23.Uji Normalitas Nilai Post Test Kelas Eksperimen 110
24.Uji Homogenitas Data Post Test 111
25.Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Post Test 112
xiv
31.Rencana Pembelajaran Kelas Eksperimen 140
32.Foto-Foto Penelitian 155
33.Surat Ijin Penelitian 156
1 A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menuntut
kualitas pendidikan yang lebih baik, agar menghasilkan produk pendidikan
yang siap menghadapi era gobalisasi.Setiap individu yang terlibat dalam
pendidikan dituntut berperan secara maksimal guna meningkatkan mutu
pendidikan.Salah satu inti pendidikan yang bermutu terletak pada proses
pembelajaran dalam kelas.
Profesionalisme guru bukan terletak pada kemampuan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki, tetapi lebih pada
kemampuan untuk melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna
bagi siswa. Menurut Sugiyanto (2005: 5), daya tarik mata pelajaran ditentukan
oleh dua hal, (1) mata pelajaran itu sendiri, (2) cara mengajar guru. Oleh
karena itu, tugas seorang guru adalah menjadikan pelajaran yang sebelumnya
tidak menarik menjadi menarik, yang dirasakan sulit menjadi mudah, yang
tidak berarti menjadi bermakna.Agar pembelajaran di kelas dapat berjalan
sesuai dengan keinginan guru, maka diperlukan suatu model dan media
pembelajaran yang inovatif yang menekankan siswa lebih aktif.
Hal ini mungkin bisa diatasi dengan penggunaan media pembelajaran
yang semakin banyak macamnya, diantaranya menggunakan gambar, video,
komunikasi dalam interaksi pengajar dan pembelajar pada saat pembelajaran
berlangsung. Dari komunikasi yang tepat maka informasi yang ingin
disampaikan juga akan tepat sasaran, sehingga diharapkan terjalin suatu
pemahaman yang sama antara guru dan peserta didik.
Media pembelajaran sebagai pengantar pesan antara guru dan murid
dalam sebuah pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting. Kemp &
Dayton dalam Daryanto (2010: 6), kontribusi media dalam pembelajaran
antara lain : pembelajaran menjadi lebih menarik, pembelajaran menjadi lebih
interaktif, waktu pembelajaran dapat diperpendek, kualitas pembelajaran dapat
ditingkatkan, proses pembelajaran dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun
diperlukan, penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih berstandar.
Hasil belajar yang rendah di sekolah sering diindikasikan dengan
permasalahan belajar dari siswa tersebut dalam memahami materi.Indikasi ini
terjadi karena faktor belajar siswa yang kurang efektif, bahkan terkadang
siswa sendiri kurang termotivasi di dalam mengikuti pembelajaran di kelas
sehingga menyebabkan siswa kurang mengerti atau memahami materi
pelajaran yang diberikan.Pembelajaran yang baik dapat ditunjang dari suasana
pembelajaran yang kondusif serta hubungan antara guru dan siswa dapat
berjalan dengan baik (Daryanto, 2010: 1).
Kurang tertariknya siswa terhadap mata pelajaran sejarah dikarenakan
ada beberapa latar belakang, salah satunya banyak yang menganggap
pelajaran sejarah itu sulit karena sudah terdoktrin dari kecil untuk mengahafal
kurang termotivasi ketika pembelajaran sejarah berlangsung, sehingga
terkadang banyak siswa yang meremehkan dan menyebabkan nilai pelajaran
sejarah mereka rendah.
Mata pelajaran sejarah mempunyai kajian yang sangat luas. Kajian
yang seluas itu dengan jam pelajaran sejarah yang ada dirasa kurang
mencukupi. Siswa hanya mendapat jatah sebanyak 3 jam dalam 1 minggu.
Menurut salah satu guru di sekolah penelitian, jurusan IPA sebenarnya sejarah
hanya mendapat jatah 1 jam pelajaran. Hanya saja sekolah tersebut membuat
kebijakan sendiri dengan menambah jam pelajaran sejarah menjadi 2 jam,
itupun karena desakan dari salah satu guru sejarah di sekolah tersebut.Dari
hasil pengamatan, pembelajaran sejarah di sekolah penelitian cenderung
monoton.Para siswa hanya terpaku pada penjelasan guru dan mengandalkan
LKS sebagai bahan belajar utama.Padahal LKS dibuat sebagai buku
penunjang, bukan sumber utama belajar siswa.
Film merupakan media tiga dimensi yang tergolong ke dalam media
berbasis audio visual, yaitu media yang dalam penyampaian pesannya
mengandalkan penglihatan dan pendengaran.Kelebihan film sebagai media
pembelajaran adalah sangat banyak tersedia dan mudah untuk
mendapatkannya.Lewat perkembangan zaman seperti sekarang ini, kita bisa
mendapatkan berbagai film yang kita inginkan, semisal lewat situs Youtube.
Penelitian mengenai media film dokumenter memang sudah ada,
tetapi membahas tentang nasionalisme ataupun motivasi belajar. Misalnya
Sejarah Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 12 Semarang Melalui Penggunaan
Film Dokumenter”.Sedangkan mengenai hasil belajar, penelitian penggunaan
media film dokumenter jarang dilakukan. Waktu pembelajaran yang relatif
singkat dan materi yang luas, maka hasil belajar yang akan diperoleh siswa
juga tidak terlepas dari bagaimana pembelajaran yang dilakukan oleh guru
sejarah dalam mengadakan variasi agar dapat membantu siswa menjadi lebih
mudah dalam memahami pelajaran sejarah. Dari pemikiran di atas maka
peneliti terdorong untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh
Media Pembelajaran Film Dokumenter Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas
XI IPS Di SMA Negeri 1 Batang Tahun Ajaran 2012/2013”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat
dirumuskan masalah yang akan diteliti, yaitu apakah dengan menggunakan
media film dokumenter pada pembelajaran sejarah mempunyai pengaruh
terhadap peningkatan hasil belajar sejarah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1
Batang?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan film dokumenter sebagai
media pembelajaran sejarah mempunyai pengaruh terhadap peningkatan hasil
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun secara praktis, yaitu:
1. Manfaat secara teoretis
a) Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah informasi
tentang solusi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang
tergambar pada menigkatnya hasil belajar siswa.
b) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi pada
penelitian selanjutnya.
2. Manfaat secara praktis
a. Bagi siswa
1) Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran.
2) Memberikan suasana belajar yang menyenangkan serta
menumbuhkan keaktifan belajar sehingga siswa termotivasi
untuk belajar serta memahami konsep-konsep pada mata
pelajaran sejarah.
3) Meningkatkan rasa percaya diri siswa terhadap kemampuan
memahami materi dalam pembelajaran.
b. Bagi guru
Hasil penelitian ini diharakan dapat memberikan informasi
kepada guru dalam rangka memperbaiki proses kegiatan
pembelajaran Sejarah yang menjadi tanggung jawabnya demi
c. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan
kepada sekolah sebagai bahan kajian untuk meningkatkan mutu
sekolah.
E. Penegasan Istilah
Penegasan istilah dimaksudkan agar terjadi kesatuan pandangan dan
kesamaan penafsiran. Istilah yang digunakan sebagai berikut :
1. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar mengajar ( Ibrahim& Nana
Syaodih, 2003: 112). Media pembelajaran dalam penelitian ini yaitu
film dokumenter sebagai media pembelajaran sejarah.
Pengaplikasiannya yaitu pada saat pembelajaran berlangsung, guru
akan memutarkan sebuah film dokumenter tentang sejarah yang
sesuai dengan materi yang diajarkan, yaitu pendudukan pada masa
Jepang. Diharapkan dengan film tersebut siswa juga dapat
merasakan dan melihat apa yang terjadi di masa lalu, sehingga siswa
menjadi paham dengan materi yang diajarkan.
2. Film Dokumenter
Film dokumenter adalah film yang mengisahkan pengalaman
lain agar siswa bisa secara langsung melihat jalannya sebuah
peistiwa sejarah, sehingga siswa dapat memahami secara langsung
peristiwa sejarah tersebut sesuai konsep pemahamannya sendiri. Hal
ini menjadikan siswa menjadi lebih kritis dalam menyikapi sebuah
peristiwa sejarah karena telah melihat secara langsung jalannya
peristiwa tersebut lewat film dokumenter.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
pembelajar setalah mengalami aktivitas belajar (Rifa‟i & Catharina,
2009: 85). Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil
belajar. Masalah yang dihadapi adalah seberapa jauh atau sampai
ditingkat mana prestasi (hasil) belajar yang telah dicapai oleh siswa
(Djamarah & Zain, 2002: 121). Hasil tes didapat melalui post tes
pada masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk
kemudian dilihat pengaruh media pembelajaran film dokumenter
8
Menurut Slameto (2003: 2), belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.Pengertian belajar menitikberatkan pada 3 unsur
pokok, yaitu perubahan tingkah laku, pengalaman, lamanya waktu perubahan
perilaku yang dimiliki oleh pembelajar atau dengan kata lain perubahan
tersebut relatif menetap (Winataputra, 2007:8). Perubahan tingkah laku yang
dimaksud dapat berbentuk perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Unsur-unsur yang terdapat dalam belajar meliputi: pembelajar,
stimulus, memori, dan respon. Belajar yang efektif dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal belajar.Faktor internal meliputi aspek fisik, psikis, dan
sosial.Oleh karena itu, agar belajar dapat berlangsusng efektif pada siswa,
guru harus menguasai bahan belajar, keterampilan pembelajaran, dan evaluasi
pembelajaran secara terpadu.
Teori yang berkaitan dengan belajar dinamakan dengan dengan teori
belajar.Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai
bagaimana informasi diproses dalam pikiran siswa.Berdasarkan suatu teori
belajar, suatu pembelajaran diharapkan dapat lebih meningkatkan perolehan
siswa sebagai hasil belajar.Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan
Menurut teori konstruktivisme, pengetahuan bukanlah kumpulan fakta
dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagi konstruksi
kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun lingkungannya
(Rifa‟i & Catharina, 2009: 225).Paradigma konstruktivisk memandang siswa
sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari
sesuatu. Kemampuan awal tersebut akan menjadi dasar dalam
mengkonstruksi pengetahuan yang baru. Guru memiliki peran membantu agar
proses pengonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar.
Teori belajar konstruktivisme ini sesuai untuk pembelajaran sekarang,
karena dalam perkembangannya pembelajaran tidak hanya didominasi oleh
guru saja tetapi lebih dari itu. Siswa mempunyai peran dalam belajar sehingga
terjadilah interaksi dalam proses belajar. Selain itu menurut teori ini, satu
prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah guru tidak
hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa.Siswa harus
membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya.
Pembelajaran menurut aliran behavioristik merupakan perubahan
perilaku, karena terjadi interaksi atau hubungan antara linkungan dengan
pembelajar (Rifa‟i & Catharina, 2009: 205). Perubahan perilaku manusia
sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang akan memberikan beragam
pengalaman kepada seseorang. Lingkungan merupakan stimulus yang dapat
mempengaruhi dan atau mengubah kapasitas untuk merespon (Winataputra,
Pembelajaran berdasarkan teori kontemporer adalah pembelajaran
yang didasarkan pada teori konstruktivisme. Pembelajaran konstruktivisme
mengkritisi konsep pembelajaran yang selama ini belajar-mengajar dalam arti
cenderung berpusat pada guru di pihak lain cenderung berpusat pada subyek
belajar (Rifa‟i & Catharina, 2009: 220). Konstruktivisme berpegang kepada
pandangan keaktifan siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan
interaksinya dalam pengalaman belajar yang diperoleh. Dalam hal ini,
pengajar dan siswa sama-sama aktif, siswa aktif mengkonstruksi
pengetahuan pengajar dan pengajar sebagai fasilitator.
Berdasarkan teori-teori pembelajaran tadi, dapat ditarik sejumlah
prinsip belajar mengajar sebagi berikut (Hamalik, 2009: 54-55).
a. Belajar senantiasa bertujuan yang berkenaan dengan
perkembangan perilaku siswa.
b. Belajar didasarkan atas kebutuhan dan motivasi tertentu.
c. Belajar dilaksanakan dengan latihan daya-daya, membentuk
hubungan asosiasi, dan melalui penguatan.
d. Belajar bersifat keseluruhan yang menitikberatkan pemahaman,
berpikir kritis, dan reorganisasi pengalaman.
e. Belajar membutuhkan bimbingan, baik secara langsung oleh
guru maupun secara tak langsung melalui bantuan pengalaman
sebagai pengganti.
f. Belajar dipengaruhi oleh faktor internal individu dan faktor
g. Belajar sering dihadapkan kepada masalah dana kesulitan yang
perlu dipecahkan.
h. Hasil belajar dapat ditransferkan ke dalam situasi lain.
B. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media
Media dalah alat, sarana; perantara atau penghubung (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 2007: 726). Media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi
pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan
siswa, sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar
(Ibrahim &Nana Syaodih, 2003: 112).
Kehadiran media mempunyai arti yang sangat penting dalam
proses belajar mengajar. Lewat media, ketidakjelasan materi yang
disampaikan kepada peserta didik dapat disederhanakan. Media dapat
mewakili apa yang kurang mampu guru jelaskan, bahkan materi yang
masih abstrak dapat dikonkritkan dengan menggunakan media. Hal ini
dapat menjadikan peserta didik lebih mudah memahami materi
pelajaran apabila menggunakan media.
Dalam penggunaan media, seorang guru juga harus melihat
apa isi dan tujuan dari sebuah pembelajaran yang telah dirumuskan.
Hal ini dikarenakan tidak semua materi cocok dengan penggunaan
media yang sama. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran harus
Jika hal itu diabaikan, maka media bukan lagi alat bantu pembelajaran,
melainkan akan menjadi penghambat dalam tujuan pembelajaran
secara efektif dan efisien.
2. Ciri-Ciri Media
Arsyad (2011: 12), menyatakan tiga ciri media pembelajaran
yang menjadi petunjuk mengapa media digunakan :
a. Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,
menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau
objek seperti fotografi, film tape, audio tape, disket, komputer, dan
film.Dengan ciri fiksatif itu, media memungkinkan suatu rekaman
kejadian atau objek yang terjadi pada suatu waktu tertentu tanpa
mengenal waktu.
b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena
media mempunyai ciri ini.
c. Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau
kejadian ditransformasikan melalui ruang.
Nana Sudjana (dalam Fathurrohman & Sutikno, 2009: 68),
mengemukakan sejumlah prinsip-prinsip dalam pemilihan media sebagai
berikut:
a. Menentukan jenis media dengan tepat. Artinya, sebaiknya guru
memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan
tujuan dan bahan pelajaran yang akan diajarkan.
b. Menetapkan atau mempertimbangkan subyek dengan tepat.
Artinya perlu diperhatikan apakah penggunaan media tersebut
sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang diajarkan.
c. Menyajikan dengan tepat. Artinya teknik dan metode
penggunaan media dalam pengajaran harus disesuaikan dengan
tujuan, bahan, metode, waktu dan saran.
d. Menempatkan atau memparlihatkan media pada waktu, tempat
dan situasi yang tepat. Artinya, kapan dan dalam situasi seperti
apa media dapat digunakan dalam pembelajaran. Tentu tidak
setiap saat menggunakan media dengan tujuan yang tidak jelas.
Yulaelawati (2004: 133), media berfungsi untuk memudahkan
terjadinya proses pembelajaran. Oleh karena itu hendaknya dipilih
media yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Menarik perhatian dan minat peserta didik.
b. Meletakkan dasar-dasar untuk memahami sesuatu hal secara
c. Merangsang tumbuhnya pengertian dan atau usaha
pengembangan nilai-nilai.
d. Berguna dan berfungsi ganda.
e. Sederhana, mudah digunakan dan dirawat, dapat dibuat sendiri
oleh guru atau diambil dari lingkungan sekitar.
4. Manfaat Media
Arsyad (2011: 25) menyatakan beberapa manfaat praktis dari
penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar, yaitu :
a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat memperlancar meningkatkan proses
dan hasil belajar.
b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan
perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,
interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan
lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri
sesuai dengan kemampuan dan motivasinya.
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang
dan waktu.
d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman
kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka.
5. Penggunaan Media Pembelajaran
Salah satu ciri media pembelajaran adalah media mengandung
dirancang dan dikembangkan lingkungan pembelajaran yang interaktif
yang dapat menjawab dan memenuhi kebutuhan belajar perorangan
dengan menyiapkan kegiatan pembelajaran dengan medianya yang
efektif guna menjamin terjadinya pembelajaran (Arsyad, 2011: 82).
a. Media Berbasis Manusia
Media berbasis manusia mengajukan dua teknik yang
efektif, yaitu rancangan yang berpusat pada masalah. Arsyad
(2011: 82), menyatakan langkah-langkah rancangan jenis
pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
1) Merumuskan masalah yang relevan,
2) Mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang
terkait untuk memecahkan masalah,
3) Mengajarkan mengapa pengetahuan itu penting dan
bagaimana pengetahuan itu dapat diterapkan untuk
pemecahan masalah.
4) Tuntun eksplorasi siswa,
5) Kembangkan masalah dalam konteks yang beragam
dengan tahapan tingkat kerumitan,
6) Nilai pengetahuan siswa dengan memberikan masalah
baru untuk dipecahkan.
b. Media Berbasis Cetakan
Materi pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum
lembaran lepas. Beberapa cara yang digunakan untuk menarik
perhatian pada media berbasis teks adalah warna, huruf, dan
kotak. Informasi penting dapat pula diberi tekanan dengan
menggunakan kotak (Arsyad, 2011: 91).
c. Media Berbasis Visual
Media visual dapat memperlancar pemahaman dan
memperkuat ingatan. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya
ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus
berinteraksi dengan visual untuk meyakinkan terjadinya proses
informasi. Arsyad (2011: 92), menyatakan beberapa prinsip
umum yang perlu diketahui untuk penggunaan media berbasis
visual sebagai berikut :
1) Usahakan visual itu sesederhana mungkin dengan
menggunakan gambaran garis, karton, bagan, dan
diagram.
2) Visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran
sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
3) Gunakan grafik untuk menggambarkan ikhtisar
keseluruh materi sebelum menyajikan unit pelajaran.
4) Ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk
meningkatkan daya ingat.
5) Gunakan visual untuk melukiskan perbedaan
6) Hindari visual yang tak berimbang.
7) Tekankan kejelasan dan ketepatan semua visual.
8) Visual yang dproyeksikan harus mudah terbaca.
9) Visual, khususnya diagram, amat membantu untuk
mempelajari materi yang agak kompleks.
d. Media Berbasis Audio-Visual
Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media
audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang
memerlukan persiapan banyak, rancangan, dan penelitian.
e. Media Berbasis Komputer
Komputer berperan sebagai manajer dalam proses
pembelajaran yang dikenal dengan namaComputer-Managed
Instruction (CMI). Arsyad (2011: 96), menyatakan bahwa
komputer dapat menyajikan informasi dan tahap
pembelajaran.Penggunaan komputer sebagai media
pembelajaran secara umum mengikuti proses instruksional
sebagai berikut :
1) Merencanakan, mengatur dan mengorganisasikan, serta
menjadwalkan pelajaran.
2) Mengevaluasi siswa (tes).
3) Mengumpulkan data mengenai siswa.
4) Melakukan analisis statistik mengenai data
5) Membuat catatan perkembangan pembelajaran
(kelompok atau perseorangan).
C. Film Dokumenter
1. Pengertian Film Dokumenter
Film dokumenter adalah film yang mengangkat kenyataan dan
fakta di masyarakat yang mempunyia nilai esensi bagi masyarakat
luas.Film dokumenter berbeda dengan dokumentasi yang sama-sama
merekam kenyataan dan fakta yang benar-benar terjadi, hal yang
membedakan adalah esensinya. (
http://kupukupubiru-1401.blogspot.com/2009/04/pengertian-film-dokumenter-dan-film.html,
diunduh tanggal 4 September 2013).
Film dokumenter membentuk ingatan populer, menawarkan cara
pandang dan penafsiran atas isu-isu, proses dan peristiwa-peristiwa
kesejarahan. Pengertian dokumenter ini menampilkan bentuk kenyataan
yang bukan suatu kebenaran untuk ditelaah, melainkan hanya sebagai
suatu kenyataan sosial historis. Film dokumenter dibuat berdasarkan
asas sinematografi dengan menampilkan rekaman realita suatu peristiwa
yang pernah terjadi.
Tahapan dalam pembuatan film dokumenter adalah sebagai
berikut:
a. Menentukan ide
b. Menuliskan film statement
d. Mencatat shooting
e. Editing script
(
http://ganjarrahayu.blogspot.com/2009/04/resensi-buku-cara-pinter-bikin-film.html, diunduh tanggal 18 April 2013)
Film dokumenter memberikan pengaruh yang baik dalam proses
pembelajaran sejarah, dimana pembelajaran sejarah bisa menjadi lebih
menarik, realistis, dan menyeluruh, karena materi yang diberikan atau
disajikan dalam film dokumenter diberikan dalam bentuk unit-unit kecil
yang memungkinkan untuk diingat dengan baik oleh siswa.
Film dokumenter dapat menyajikan realita melalui berbagai cara
dan dibuat untuk berbagai macam tujuan, namun demikian tidak pernah
lepas dari tujuan penyebaran informasi. Kegunaan lain dari film
dokumenter mampu mengajak siswa untuk mendapatkan pengalaman
pribadi secara langsung dari sebuah proses sejarah.
Dalam pembelajaran sejarah, film dokumenter berusaha
memberikan inovasi dalam pembelajaran sejarah.Kemampuannya dalam
melengkapi pengalaman-pengalaman dasar bagi kelas untuk memahami,
diskusi, konstruksi, dan kegiatan belajar lainnya.Bisa juga sebagai alat
pengganti pembelajaran dengan siswa merasa turut serta di dalamnya,
karena mereka mengidentifikasikan dirinya kedalam film tersebut.
2. Keunggulan Film Dokumenter
Sebagai film yang menceritakan kisah nyata, film dokumenter
peristiwa di masa lampau ke dalam media yang lebih sederhana dan
mudah.Siswa yang menonton pun mendapatkan pengalaman secara
langsung, sehingga dapat memahami cerita yang ada dalam materi
sehingga terjadi suatu kesamaan persepsi terhadap materi
tersebut.Beberapa keunggulan film dokumenter sebagai media, antara
lain:
a. Merupakan media pembelajaran yang cukup terjangkau. Harga
VCD dan DVD dokumenter semakin terjangkau dan dapat
digunakan berulang kali (sebagai inventaris sekolah).
b. Dapat digunakan oleh hampir semua mata pelajaran (bidang
studi), baik IPA maupun IPS, Bahasa, Kesenian, PKn, dll.
c. Mampu mengahadirkan suasana dan kejadian seperti yang
sebenarnya tanpa membahayakan nyawa manusia, atau dapat
menghemat pembiayaan di dalam pembelajaran, misalnya
akanmempelajari tentang Afrika Selatan. Kita tidak perlu kesana
dan hanya perlu menyaksikan lewat tayangan dokumenter.
d. Peserta didik dapat mengingat materi pelajaran dengan lebih
baik, karena dalam film terkadung unsur gerak, audio dan visual
serta dramatik (menggugah perasaan). Dalam pemilihan film
dipilih secara seksama dan jika film tersebut cukup panjang
maka dapat diambil potongan klipnya agar lebih efektif.
(
D. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa
yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap
dan keterampilan.Perubahan tersebut diartikan terjadinya peningkatan yang
lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu
menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan.Kemampuan siswa dalam
mempelajari sesuatu tercermin dalam hasil belajar.Hasil belajar adalah
pola-pola perubahan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan (Suprijono, 2009: 5).
Menurut Gagne dalam Suprijono (2009: 5-6), hasil belajar
berupa:
1. Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan
merespon secara spesifik terhadap rangsangan. Kemampuan
tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah
maupun penerapan aturan.
2. Keterampilan intelektual, kemampuan memastikan konsep dan
lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari kemampuan
mengkategorisasikan, kemampuan analitis-sintesis, fakta-konsep,
dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Kemampuan
intelektual merupakan kemampuan kemampuan melakukan
3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
kognitif aktivitasnya sendiri. kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan koordinasi, sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani.
5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek
berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut. Sikap berupa
kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap
merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar
perilaku.
E. Kerangka Berpikir dan Hipotesis 1. Kerangka Berpikir
Keberadaan media pembelajaran dalam meningkatkan mutu
pendidikan khususnya dalam meningkatkan hasil belajar siswa tentunya
mempunyai peran yang sangat penting. Pemanfaatan media dalam proses
pembelajaran dapat mempengaruhi pencapaian tujuan instruksional, hasil
belajar, sekaligus berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pemilihan
media juga harus disesuaikan dengan kurikulum yang diterapkan di sekolah.
Berikut adalah skema kerangka berpikir dari penelitian yang akan
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir 2. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian (Sugiyono, 2009: 96).Dikatakan sementara karena jawaban yang
diberikan baru sebatas berdasarkan teori yang relevan, belum berdasarkan
pada fakta-fakta yang empiris. Adapun hipotesis yang akan diuji dalam
penelitian ini adalah :
1. Hipotesis Nol (Ho)
Tidak ada pengaruh media film dokumenter terhadap peningkatan
hasil belajar mata pelajaran sejarah pada siswa kelas XI IPS SMA
Negeri 1 Batang.
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
Pembelajaran
Kelas Eksperimen ( dengan media film dokumenter)
Tes Hasil Belajar
Ada pengaruh media film dokumenter terhadap peningkatan hasil
belajar mata pelajaran sejarah pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1
25
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.Penelitian
kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel yang biasanya
ditentukan secara acak untuk diambil data-datanya, dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2010: 14). Data tersebut
nantinya akan diuji dengan teknik analisis yang telah ditentukan dan
digunakan untuk menentukan sampel mana yang paling baik.
Dari pendekatan tersebut, maka yang paling cocok adalah dengan
menggunakan metode penelitian eksperimen. Penelitian ini
menggunakanTrue Experimental Design, yaitu mengambil data dari dua
kelompok (kelas eksperimen dan kelas kontrol) yang diambil secara acak
setelah sebelumnya dilihat nilai pelajaran sejarah yang tidak terlalu jauh
perbedaannya. Sampel akan diambil dari kelas XI IPS SMA Negeri 1 Batang.
Desain yang dikembangkan adalah Pretest-Posttest Control Group Design.
Kedua kelompok tersebut diberi perlakuan yang berbeda, kelas
eksperimen diajar dengan menggunakan media film dokumenter, sedangkan
kelas kontrol diajar tanpa media film dokumenter. Selama pembelajaran,
kedua kelompok tersebut diberi materi yang sama yaitu masa pendudukan
Jepang di Indonesia. Setelah pembelajaran dilakukan evaluasi terhadap kedua
kelompok tersebut untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran terhadap
diujicobakan pada kelas yang lain di luar kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui taraf kesukaran, daya pembeda, validitas
dan reliabilitas soal.Kemudian data-data yang diperoleh dari soal evaluasi
yang telah diujicobakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis
sesuai dengan statistik yang sesuai.
Tahap-tahap dalam pelaksanaan penelitian meliputi:
1. Tahap pra lapangan
Meliputi : menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan
penelitian, mengurus surat ijin, observasi awal ke lapangan, mendata
informan dan menyiapkan perlengkapan penelitian seperti silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran, kisi-kisi test dan test.
2. Tahap Uji coba instrumen
Meliputi: uji coba instrumendilakukan untuk mengetahui apakah
instrumen yang dibuat sudah baik dan bisa digunakan dalam penelitian.
3. Tahap pelaksanaan pretest dan analisis pretest
Dilakukan sebelum kedua kelompok diberi perlakuan. Tujuannya
adalah untuk memperoleh data awal kemampuan siswa yang kemudian
akan di ujicoba dengan uji homogenitas dan normalitasnya. Hal ini
berguna untuk mengetahui apakah kelas eksperimen maupun kontrol
berangkat pada tingkatan yang sama.
4. Tahap evaluasi dan analisis datapost test
Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis apakah terdapat
pembelajaran sejarah terhadap hasil belajarsiswa dalam pembelajaran
sejarah.
5. Membuat kesimpulan
Tahapan yang menyimpulkan hasil penelitian dan analisis data yang
telah dilakukan.Simpulan hasil penelitian merupakan jawaban dari
rumusan masalah dan tujuan dari penelitian yang telah dilakukan.
Gambar 2.Bagan Desain Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian inidi SMA Negeri 1 Batang, yang
beralamat di jalan Ki Mangunsarkoro 8 Batang dengan mengambil sampel
dari kelas XI IPS.
2. Waktu Penelitian
Penelitian di SMA N 1 Batangdilaksanakan pada kelas XI IPS
semester dua tahun ajaran 2012/1013 yaitu pada bulan Mei. Tahap Pre Test
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Pembelajaran Menggunakan Media Film Dokumenter
Pembelajaran Tanpa Media
pelaksanaan penelitian antara lain: penerapan pembelajaran dengan
pemanfaatan media film dokumenter dalam materi sejarah masa
pendudukan Jepang di Indonesia pada kelas eksperimen, pembelajaran
tanpa menggunakan media pembelajaran pada kelas kontrol dengan materi
yang sama.
C. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Menurut Sugiyono (2010: 117), populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Dari pengertian di atas, populasi merupakan
keseluruhan objek data penelitian.Dilihat dari sifatnya, populasi dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu:
1. Populasi homogen, yaitu populasi yang unsur-unsurnya memiliki
sifat yang sama sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara
kuantitatif.
2. Populasi heterogen, yaitu populasi yang unsur-unsurnya memiliki
sifat atau keadaan yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan
batas-batasnya baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
Dalam penelitian ini, diambil kelas XI IPS dengan jumlah siswa 128
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2010: 118).Sampel digunakan untuk mempermudah
peneliti dalam pengambilan data karena jumlah objek penelitian yang
terlalu banyak.Peneliti menggunakan teknik Probability Sampling, yaitu
dengan Simple Random Sampling.
Peneliti akan mengambil sampel secara acak dengan melihat nilai
pelajaran sejarah dari tes yang terdahulu tanpa memperhatikan tingkatan
yang ada pada populasi. Sampel yang diambil adalah sampel yang
representatif, yaitu kelas yang mempunyai nilai dengan perbedaan yang
tidak terlalu jauh.
Dari hasil perhitungan lewat uji normalitas kelas dan homogenitas
populasi dari hasil ulangan semester 1, didapat kelas XI IPS 2 dan kelas XI
IPS 3 dengan rata-rata nilai kelas XI IPS 2 yaitu 72,50 dan kelas XI IPS 3
yaitu 74,59. Ditetapkan kelas XI IPS 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas
XI IPS 3 sebagai kelas kontrol.Hasil perhitungan dapat dilihat dalam
lampiran.
D. Variabel Penelitian
Kidder dalam Sugiyono (2010: 61), menyatakan bahwa variabel
adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan
1. Variabel Independen
Variabel Independen disebut variabel bebas.Variabel
Independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.
Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah media film
dokumenter.
2. Variabel Dependen
Kebalikan dari variabel bebas, variabel dependen disebut juga
variabel terikat.Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.Dalam penelitian ini,
variabel terikatnya adalah hasil belajar sejarah.
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini akan menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu
dokumentasi dan tes :
1. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mencari tahu tentang data-data
awal yang berkenaan dengan penelitian. Seperti jumlah populasi,
nilai ulangan semester 1 sejarah yang lalu dan nama-nama sampel
yang akan digunakan sebagai kelas eksperimen dan kontrol.Dalam
penelitian ini ditetapkan kelas XI IPS dengan jumlah siswa 128
sebagai populasi.Kelas XI IPS 2 menjadi kelas eksperimen dan XI
2. Tes
Metode tes digunakan untuk memperoleh data mengenai tingkat
penguasaan siswa terhadap materi dengan melihat hasil akhir belajar
antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes ini merupakan
tes akhir yang diadakan secara terpisah terhadap masing-masing
kelas dalam bentuk tes yang sama. Kemudian data yang diperoleh
digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian.
Soal tes berbentuk pilihan ganda dan sebelum diadakan tes,
terlebih dahulu soal diujikan pada kelas lain selain kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Hal ini bertujuan untuk mengetahui validitas,
tingkat kesukaran soal, reliabilitas soal, dan daya pembeda soal.
Apabila ada soal yang tidak valid, maka soal tersebut tidak akan
dipakai dalam penelitian.
3. Angket
Angket digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh
penggunaan media film dokumenter pada materi masa pendudukan
Jepang di Indonesia. Hasil dari angket akan diujikan dalam uji
regresi sederhana untuk melihat besarnya pengaruh media film
dokumenter.
Tes pada penelitan ini dilakukan dua kali yaitu:
Merupakan uji awal sebelum dilakukan eksperimen pada sampel
penelitian dan menjadi langkah awal dalam penyamanan kondisi
antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.
b. Post test
Merupakan uji akhir eksperiman, yaitu setelah dilaksanakannya
eksperimen.Post test dilaksanakan dengan tujuan untuk
mendapatkan nilai sampel kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen setelah diberi perlakuan berupa pembelajaran yang
tidak memakai film dokumenter untuk kelas kontrol dengan
pembelajaran yang memakai film dokumenter untuk kelas
eksperimen.
Soal diujikan pada kelas XI IPS 4 dengan mengambil sampel 20
siswa.Perhitungan hasil soal uji coba dapat dilihat di lampiran. Data
nilai Pre test dan Post test sendiri juga dapat dilihat dalam lampiran
F. Teknik Analisis Instrumen 1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006: 168).Suatu
instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari
variabel yang diteliti secara tepat.Tinggi rendahnya validitas instrumen
menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari
gambaran tentang variabel yang dimaksud. Untuk validitas butir soal,
(Arikunto, 2009: 72)
Keterangan :
: koefisien korelasi antara X dan Y
X : skor tiap butir soal
Y : skor total yang benar dari tiap subjek
N : jumlah peserta tes
Kemudian harga yang diperoleh dibadingkan dengan rtabel
product-moment dengan taraf signifikan 5%.Jika harga rhitung> rtabel, maka
butir soal yang diuji valid.Dalam penelitian ini, validitas instrumen
penelitian dibuat dengan menggunakan validitas isi. Menurut Sugiyono
(2010: 182), validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara
isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.
Dari hasil perhitungan, dengan menggunakan Microsoft Office
Excel dan SPSS, untuk soal no 1 didapat nilai rhitung adalah 0,6287. Dari
taraf signifikan 5%, nilai rtabel = 0,444. Hasil perhitungan menunjukkan
rhitung > rtabel, jadi soal no 1 valid.Perhitungan soal lainnya dapat dilihat
dalam lampiran.
2. Reliabilitas
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang
tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap (Arikunto,
r
11= (
) (
)
(Arikunto, 2009:100)
Keterangan:
r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan
p : proporsi subjek yang menjawab item benar
q : proporsi subjek yang menjawab item salah (q = p-1)
∑ pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q
n : banyaknya item
S : standar deviasi dari tes (akar dari varians)
Harga r11 tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga rtabel
dengan taraf signifikansi 5%, jika harga rhitung> rtabel maka dapat
disimpulkan bahwa soal tersebut adalah soal yang reliabel.
Hasil perhitungan dengan menggunakan Microsoft Office Excel,
untuk soal no 1 menunjukkan, rhitung = 0,935. Dari n = 20, diperoleh rtabel
= 0,444, karena rhitung>rtabel dapat dismpulkan soal no 1 reliabel.
Perhitungan soal lainnya dapat dilihat pada lampiran.
3. Analisis Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan juga
tidak terlalu sulit, karena soal yang terlalu mudah tidak
merangsang siswa untuk lebih berpikir dalam pemecahannya. Soal
tidak bersemangat untuk memecahkannya. Tingkat kesukaran soal
ditentukan dengan rumus :
P =
(Arikunto, 2009: 208)
Keterangan :
P: Indeks kesukaran
B: banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS: jumlah seluruh siswa tes
Kriteria yang menunjukkan tingkat kesukaran soal adalah :
0,00< P ≤ 0,10 maka dikategorikan soal sukar
0,11< P ≤ 0,30 maka dikategorikan soal sukar
0,31< P ≤ 0,70 maka dikategorikan soal sedang
0,71< P ≤ 0,90 maka dikategorikan soal mudah
P > 0,90 maka dikategorikan soal sangat mudah.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Microsoft
Office Excel, untuk soal no 1 didapat nilai 0,600.Berdasarkan
kriteria, maka soal no 1 mempunyai tingkat kesukaran sedang.
4. Analisis Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. rumus untuk
menentukan Dadalah :
D = - = PA– PB
(Arikunto, 2009: 213)
Keterangan :
J : jumlah peserta tes
JA : jumlah peserta tes kelompok atas
JB : jumlah peserta tes kelompok bawah
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu
dengan benar
BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
itu dengan benar
PA= : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB= : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Microsoft Office
Excel, untuk soal no 1 didapat nilai 0,600.Berdasarkan kriteria,
maka soal no 1 mempunyai daya pembeda baik.Hasil perhitungan
lainnya dapat dilihat dalam lampiran.
G. Metode Analisis Data
1. Metode Analisis Tahap Awal
Analisis tahap awal dilakukan untuk mengetahui kondisi antara
perlakuan pada kelompok eksperimen, perlu diadakan persamaan
kondisi dengan kelompok kontrol.Hal ini dilakukan supaya kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol tidak terjadi perbedaan secara
signifikan.
a. Uji Normalitas
Sebelum menganalisis data dari lapangan, terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas. Tujuan dari uji normalitas adalah untuk
mengetahui apakah data pre test dan post test kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen berdistribusi normal atau tidak.
Rumus yang digunakan adalah chi kuadrat:
k
: Frekuensi yang diharapkan
Kriterianya, jika harga X2hitung < X2tabel dengan derajat kebebasan dk
= k-1dan taraf signifikansi 5% adalah X2hitung< X2tabel, maka data
berdistribusi normal.
b. Uji homogenitas
Uji homogenitas adalah uji kesamaan dua varians data pretest
dan posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Tujuan
pretest dan posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Uji ini menggunakan uji-F. Rumus yang digunakan:
F =
(Sugiyono, 2007: 140)
Kriteria pengujiannya adalah Ho diterima jika Fhitung < F1/2
(nb-1) : (nk-1) dengan taraf nyata 5%.
2. Metode Analisis Tahap Akhir
a. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata
Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menguji adanya
perbedaan hasil belajar sejarah antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen setelah diadakannya penelitian. Hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut:
Analisis data dengan uji t fihak kanan digunakan untuk menguji
hipotesis tersebut. Rumus yang digunakan adalah :
(Sugiyono, 2007: 96)
Keterangan:
t = t hitung
= rata-rata xi
2 1 n
1 n
1 s
x x
s = simpangan baku
n = jumlah anggota sampel
Untuk mencari S digunakan rumus :
Keterangan:
=Nilai rata-rata kelompok eksperimen
=Nilai rata-rata kelompok kontrol
=Banyaknya subyek kelompok eksperimen
=Banyaknya subyek kelompok kontrol
= varians kelompok eksperimen
= varians kelompok kontrol
s2 = varians gabungan
Kriteria pengujiannya adalah jika harga t hitung lebih kecil atau
sama dengan (≤) harga t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Sebaliknya jika t hitung lebih besar daripada harga t tabel, maka Ha
diterima dan Ho ditolak.
b. Uji Regresi
Untuk menguji adanya pengaruh media pembelajaran film
dokumenter terhadap hasil belajarsejarah digunakan rumus sebagai
berikut:
Persamaan regresi: = a+bx
= subyek dalam variable dependen yang diprediksikan
a = harga Y ketika harga x = 0 (harga konstan)
b = angka arah koefisien regresi
x = subyek pada variable independen yang mempunyai nilai tertentu
harga a dan b dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
Tabel 1. Daftar Anava Untuk Regresi Linear
JK (G) =
JK (TC) = JK (s)- JK (G) (Sugiyono, 2010: 266).
c. Uji Keberartian
Hipotesis
H0 : koefisien arah regresi tidak berarti (b = 0)
H1 : koefisien arah regresi berarti (b 0)
Jika Fhitung> Ftabel dengan dk pembilang = 1 dan dk
penyebut = (n-2) dengan taraf signifikansi = 5%, maka H0
ditolak. Jadi koefisien arah regresi berarti.
Sedangkan jika Fhitung< Ftabel dengan dk pembilang = 1
dan dk penyebut = (n-2) dengan taraf signifikansi = 5%, maka
H0 diterima. Jadi koefisien arah regresi tidak berarti (Sugiyono,
2010: 273).
d. Uji Linearitas Regresi
Uji linear ini digunakan untuk mengetahui apakah garis regresi
antara X dan Y membentuk garis linear atau tidak.Kalau tidak linear
maka regresi tidak dapat dilanjutkan.
H0 : = 0 (persamaan garis regresi membentuk linear)
Jika Fhitung> Ftabel dengan dk pembilang = (k-2) dan dk
penyebut = (n-k) dengan taraf signifikansi = 5%, maka H0
ditolak. Jadi regresi non linear.
Sedangkan Jika Fhitung< Ftabel dengan dk pembilang = (k-2)
dan dk penyebut = (n-k) dengan taraf signifikansi = 5%, maka
H0 diterima. Jadi persamaan regresi linear (Sugiyono, 2010:274).
e. Koefisien Korelasi Pada Regresi Linear Sederhana
Untuk mengetahui koefisien korelasi antara variable bebas X dan
variable terikat Y dengan banyaknya kumpulan data (X1, Y1) adalah
n digunakan rumus:
(Sugiyono: 2010, 274).
Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
tidak ada pengaruh yang signifikan, media pembelajaran film
dokumenter terhadap hasil belajar sejarah siswa
ada pengaruh yang signifikan, media pembelajaran
pembelajaran terhadap hasil belajar sejarah siswa
Jika dengan N=32 dan taraf signifikansi = 5%,
maka diterima, dengan kata lain ada hubungan yang
signifikan media pembelajaran film dokumenter terhadap
Koefisien determinasinya digunakan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh media pembelajaran film
43 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
1. Gambaran umum daerah penelitian
SMA Negeri 1 Batang terletak di jalan Ki Mangunsarkoro 8 Batang,
Desa Dracik, Kabupaten Batang.SMA Negeri 1 Batang dalam pembelajaran
sehari-hari menerapkan moving class, hal ini ditunjang dengan sarana yang
cukup memadai.Jumlah gedung yang memang sudah mencukupi untuk
menerapkan moving class dan kualitas pembelajaran yang terhitung
bagus.Fasilitas yang ada cukup lengkap dengan sarana area hotspot yang
bisa menunjang pembelajaran menjadikan sekolah ini sebagai favorit para
siswa di daerah sekitar untuk meneruskan ke jenjang SMA, selain juga
karena prestasi yang sudah dicapai SMA ini.
Guru Sejarah di SMA Negeri 1 Batang sebenarnya berjumlah 3
orang, tetapi 1 orang difungsikan sebagai guru Sosiologi pada tahun ajaran
2012/2013. Dua orang yang mengampu mapel Sejarah adalah Bapak
Bambang Indriyanto, S.Pd sebagai guru kelas XI IPS dan XII IPS serta Ibu
Sri Umi Adiati, S.Pd sebagai guru kelas X, XI IPA dan XII IPA. SMA
Negeri 1 Batang sendiri sekarang dikepalai oleh Ibu Siti Ismuzaroh, S.Pd.,
M.Pd.
2. Gambaran Umum Kelas XI IPS 2 dan XI IPS 3
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua kelas yaitu kelas XI
dengan menggunakan populasi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Batang
sebanyak 128 siswa, yang terbagi dalam 4 kelas. Selain itu peneliti juga
menggunakan data dari nilai ulangan semester 1 sebagai uji homogenitas.
Dari hasil perhitungan diketahui bahwa populasi mempunyai homogenitas
yang sama. Peneliti mengambil secara acak dari populasi sebagai sampel.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random
sampling, kemudian diperoleh kelas XI IPS 2 sebagai kelas eksperimen
dengan media dan kelas XI IPS 3 sebagai kelas kontrol dengan film
dokumenter.
1) Kelas Eksperimen
Kelas eksperimen pada penelitian ini adalah kelas XI IPS 2
dengan jumlah murid sebanyak 32 siswa.Kegiatan pembelajaran di kelas
ini dilakukan dengan pemberian treatment yaitu dengan menggunakan
media pembelajaran film dokumenter.Pada kelas eksperimen, guru
terlebih dahulu memberikan pengetahuan awal tentang materi yang
dalam penelitian ini tentang masa pendudukan Jepang di Indonesia.Kelas
dibagi menjadi 6 kelompok dan diberikan tugas untuk mereview film
selain film dokumenter yang berkaitan dengan materi ini. Tujuan dari
pemberian tugas ini adalah untuk memberikan pengetahuan awal tentang
materi yang akan diberikan.
Setelah diberikan tugas oleh guru, siswa diharuskan aktif dalam
positif dari pemberian tugas ini yaitu siswa lebih aktif dalam mencari
sumber yang relevan tentang kaitan film dengan materi.
Pada pertemuan selanjutnya, masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Pada saat presentasi
di depan kelas, kelompok yang lain memperhatikan dan bertanya kepada
kelompok yang presentasi didepan kelas. Pembelajaran menjadi lebih
aktif ketika masing-masing kelompok bertanya, mengemukaan pendapat,
dan menyanggah jawaban kepada kelompok yang sedang presentasi di
depan kelas.
Peran guru dalam pembelajaran ini adalah sebagai fasilitator dan
mengarahkan siswa dalam pembelajaran.Selain itu, guru juga sebagai
penengah ketika ada jawaban yang dianggap kurang tepat. Diakhir
pembelajaran, guru menyimpulkan hasil pembelajaran agar siswa
mempunyai pemahaman yang sama tentang hasil diskusi yang baru saja
dilaksanakan.
2) Kelas Kontrol
Kelas kontrol pada penelitian ini adalah kelas XI IPS 3 dengan
jumlah murid sebanyak 32 siswa.Kegiatan pembelajaran di kelas ini
dilakukan dilakukan tanpa menggunakan media pembelajaran film
dokumenter. Guru dalam hal ini adalah peneliti menyampaikan materi
pembelajaran di depan kelas. Sementara itu siswa memperhatikan dan
Setelah guru selesai menyampaikan materi, guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum
dipahami. Sebagian siswa bertanya kepada guru dan yang lainnya hanya
pasif dalam pembelajaran.
Selama pelaksanaan pembelajaran di kelas kontrol, terdapat
beberapa kendala yang dihadapi guru.Beberapa siswa terlihat kurang
antusias dalam mengikuti pembelajaran sejarah.Kegiatan pembelajaran
menjadi kurang menyenangkan karena siswa hanya mendengarkan
penjelasan materi yang disampaikan guru.
3. Jalannya Penelitian
Langkah penelitian dilakukan dengan beberapa tahap, diantaranya:
a. Tahap 1: Peneliti memberikan pre test kepada siswa-siswa yang masuk
dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan item-item
soal yang sama atau seragam. Siswa diberikan kesempatan untuk
mengerjakan selama 45 menit. Hasil dari pre tes kemudian diuji dengan
menggunakan rumus yang telah ditentukan untuk mengetahui
homogenits dan normalitas kelas serta uji perbedaan dua rata-rata.
b. Tahap 2: Setelah diadakan pre test pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, guru mengajar pada kedua kelompok tersebut
dengan materi yang sama yaitu masa pendudukan Jepang di Indonesia,
namun dengan perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen diajar
dengan menggunakan media film dokumenter, sedangkan kelas kontrol
c. Tahap 3: Setelah empat kali pertemuan, siswa dikenakan post test untuk
mengetahui hasil belajar siswa terhadap materi masa pendudukan
Jepang di Indonesi yang telah diberikan dengan menggunakan media
film dokumenter untuk kelas eksperimen dan tanpa media film
dokumenter untuk kelas kontrol. Setelah diberikan post test, siswa
disuruh mengisi angket yang telah disiapkan untuk mengetahui repon
siswa terhadap pemakaian film dokumenter pada materi masa
pendudukan Jepang di Indonesia saat pembelajaran.
d. Tahap 4: Tabulasi dan pengolahan data hasil post test ke dalam tabel
hasil penelitian dalam dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Produk dari tabulasi dan pengolahan data adalah
berupa uji normalitas, uji homogenitas, dan uji perbedaan dua rata-rata.
Serta hasil angket digunakan dalam uni regresi sederhana untuk
mengukur pengaruh media film dokumenter.
e. Tahap 5: penerjemahan hasil tabulasi dengan uraian diskriptif.
4. Deskripsi Proses Penerapan Media Film Dokumenter
Pembelajaran pada kelompok eksperimen dengan menggunakan
media pembelajaran film dokumentertentang masa pendudukan Jepang di
Indonesia mendorong siswa untuk lebih aktif dalam bertanya maupun
mengungkapkan pendapatnya dan kreatif dalam mengembangkan ide-ide
yang dimilikinya.Para siswa menjadi lebih paham karena dengan film
dokumenter tersebut mereka dapat melihat langsung sebuah peristiwa yang