• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MEDIA PEMBALAJARAN FILM DOKUMENTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 BATANG TAHUN AJARAN 2012 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MEDIA PEMBALAJARAN FILM DOKUMENTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 BATANG TAHUN AJARAN 2012 2013"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MEDIA PEMBALAJARAN

FILM DOKUMENTER TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 BATANG

TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah

oleh

Zulkham Fatturrakhman 3101409055

JURUSAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Unnes pada:

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Wasino, M. Hum. Insan Fahmi Siregar, S.Ag.,M. Hum NIP. 19640805 198901 001 NIP. 19730127 200604 1 001

Mengetahui, Ketua Jurusan Sejarah

(3)

iii Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari :

Tanggal :

Penguji Utama

Drs. Abdul Mutholib, M. Hum

NIP.19541012 198901 1 001

Penguji I Penguji II

Prof. Dr. Wasino, M. Hum. Insan Fahmi Siregar, S.Ag.,M. Hum

NIP. 19640805 198901 1 001 NIP. 19730127 200604 1 001

Mengetahui, Dekan FIS

Dr. Subagyo. M.Pd

(4)

iv

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip

atau dirujuk berdasarkn kode etik ilmiah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Semarang, September 2013

(5)

v

tempuh terus maju ke depan, jangan takut, jangan mundur, jangan pernah bersembunyi. Ketika suatu waktu nanti tersadar, kita akan melihat „jalan‟ terbaik yang sudah kita lalui.

PERSEMBAHAN

 Allah SWT yang telah telah melimpahkan rahmat Nya dalam kelancaran

penyusunan skripsi.

 Bapak dan Ibu tercinta (Bapak Rochman dan Ibu Sri Warniati) yang telah

memberikan doa restu dalam kelancaran penyusunan skripsi.

 Istri dan anak tercinta, Annafi Solekha dan Khusna Fathiyyaturrakhma yang

selalu menemani dalam suka maupun duka selama penyusunan skripsi.  Adik - adik ( Nurul dan Fifi) tersayang yang telah memberikan motivasi.  Istri dan aak tercinta, Annafi Solekha dan Khusna Fathiyyaturrakhma yang

selalu menemani dalam suka maupun duka selama penyusunan skripsi.  Bapak dan Ibu Dosen jurusan sejarah yang telah memberikan ilmu yang

bermanfaat kepada saya.

 Teman seperjuangan dalam penyusunan skripsi Luki Cangaan, Agus

Soebondho, Azriel Mukminin, Lutfi Amiq Ar Rahman dan Riski Rian Azan  Teman-teman kos Ijo, Iim Nursyihab, Aam Nursyihab dan Ridho Angga

Nugroho ( RAN ).

(6)

vi

“Pengaruh Media Pembelajaran Film Dokumenter Terhadap Hasil Belajar Siswa Di

Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Batang Tahun Pelajaran 2012/2013” dapat

diselesaikan baik dan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa dalam melakuakan penulisan ini, banyak pihak

yang ikut membanntu. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam menuntut ilmu

dengan segala kebijakannya.

2. Dr. Subagyo, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang dengan

kebijaksanaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dan studi

dengan baik.

3. Arif Purnomo, S.Pd., S.S., M.Pd., ketua Jurusan Sejarah yang telah

memotivasi dan mengarahkan penulis selama menempuh studi.

4. Prof. Dr. Wasino, M. Hum., selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan motivasi dan saran dalam bimbingan penulisan skripsi.

5. Insan Fahmi Siregar, S.Ag., M.Hum., selaku dosen pembimbing II yang

telah memberikan motivasi dan saran dalam bimbingan penulisan skripsi.

6. Ibu Siti Ismuzaroh, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1

(7)

vii

8. Seluruh peserta didik kelas XI IPS 2 dan XI IPS 3 SMA Negeri 1 Batang

yang bersedia membantu dalam kelancaran penelitian.

9. Guru, staf karyawan dan seluruh peserta didik SMA Negeri 1 Batang yang

telah membantu selama penelitian.

Semarang, September 2013

(8)

viii

Pembimbing I: Prof. Dr. Wasino, M. Hum., Pembimbing II: Insan Fahmi Siregar, S.Ag., M.Hum.

Kata kunci: Pengaruh, Media Pembelajaran, Film Dokumenter.

Pembelajaran sejarah di SMA N 1 Batang, sumber belajarnya sangat minim. Hanya sebatas menggunakan buku paket dan LKS. Film merupakan media tiga dimensi yang tergolong ke dalam media berbasis audio visual, yaitu media yang dalam penyampaian pesannya mengandalkan penglihatan dan pendengaran. Kelebihan film sebagai media pembelajaran adalah sangat banyak tersedia dan mudah untuk mendapatkannya. Lewat perkembangan zaman seperti sekarang ini, kita bisa mendapatkan berbagai film yang kita inginkan, semisal lewat situs

Youtube. Pada penelitian ini media pembelajarannya memakai film dokumenter.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media pemeblajaran film dokumenter terhadap hasil belajar siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Batang Tahun Pelajaran 2012/2013. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan desain eksperimen pola Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPS yang berjumlah 128 siswa, terdiri dari 4 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Simple Random Sampling. Cara ini dilakukan setelah menganalisis hasil Nilai Ulangan Sejarah Semester 1 yang hasilnya homogen dan berdistribusi normal. Dalam pengambilan sampel diperoleh 2 kelas yaitu kelas XI IPS 3 sebagai kelas kontrol dan kelas XI IPS 2 sebagai kelas eksperimen.

Uji regresi sederhana diperoleh nilai rxy = 0,833, dengan = 5 % dan N =

32, diperoleh nilai rtabel = 0,349. Karena rhitung > rtabel maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan sebesar 0,828 antara media pembelajaran film dokumenter terhadap hasil belajar sejarah siswa. Koefisien determinasinya r2 = 0,8332 = 0,694. Hal ini berarti 69,4% hasil belajar sejarah siswa ditentukan oleh media pembelajaran film dokumenter, melalui persamaan regresi sisanya 30,6% ditentukan oleh faktor lain. Media pembelajaran film dokumenter pada pembelajaran sejarah lebih berpengaruh.

(9)

ix

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ………. ... ..ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Penegasan Istilah………... ... 6

(10)

x

E. Kerangka Berpikir dan Hipotesis ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitiaan ... 25

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

C. Populasi dan Sampel ... 28

1. Populasi ... 28

2. Sampel... 29

D. Variabel Penelitian ... 29

E. Teknik Pengumpulan Data ... 30

F. Teknik Analisis Instrumen ... 32

G. Metode Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 44

B. Pembahasan ... 55

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 61

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(11)

ix

2. Hasil Pre Tes………...……….49

3. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Pre Tes………...……...50

4. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Pre Tes……….. 50

5. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata- Rata Pre tes………51

6. Hasil Post Tes………...………...51

7. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Post Tes……… 52

8. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Post Tes……….52

(12)

xii

(13)

xiii

2. Uji Normalitas Populasi 68

3. Uji Homogenitas Populasi 69

4. Kisi-Kisi Soal Uji Coba 70

5. Soal Uji Coba 72

6. Kunci Jawaban Soal Uji Coba 83

7. Analisis Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran dan Reliabilitas Soal 84

8. Perhitungan Validitas Butir 86

9. Perhitungan Reliabilitas Instrumen 87

10.Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 88

11.Perhitungan Daya Pembeda Soal 89

12.Kisi-Kisi Soal Penelitian 90

13.Soal Penelitian 92

14.Kunci Jawaban Soal Penelitian 101

15.Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol 102

16.Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen 103

17.Data Nilai Pre Test dan Post Test 104

18.Uji Normalitas Nilai Pre Test Kelas Kontrol 105

19.Uji Normalitas Pre Test Kelas Eksperimen 106

20.Uji Homogenitas Data Pre Test 107

21.Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Pre Test 108

22.Uji Normalitas Nilai Post Test Kelas Kontrol 109 23.Uji Normalitas Nilai Post Test Kelas Eksperimen 110

24.Uji Homogenitas Data Post Test 111

25.Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Post Test 112

(14)

xiv

31.Rencana Pembelajaran Kelas Eksperimen 140

32.Foto-Foto Penelitian 155

33.Surat Ijin Penelitian 156

(15)

1 A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menuntut

kualitas pendidikan yang lebih baik, agar menghasilkan produk pendidikan

yang siap menghadapi era gobalisasi.Setiap individu yang terlibat dalam

pendidikan dituntut berperan secara maksimal guna meningkatkan mutu

pendidikan.Salah satu inti pendidikan yang bermutu terletak pada proses

pembelajaran dalam kelas.

Profesionalisme guru bukan terletak pada kemampuan untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki, tetapi lebih pada

kemampuan untuk melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna

bagi siswa. Menurut Sugiyanto (2005: 5), daya tarik mata pelajaran ditentukan

oleh dua hal, (1) mata pelajaran itu sendiri, (2) cara mengajar guru. Oleh

karena itu, tugas seorang guru adalah menjadikan pelajaran yang sebelumnya

tidak menarik menjadi menarik, yang dirasakan sulit menjadi mudah, yang

tidak berarti menjadi bermakna.Agar pembelajaran di kelas dapat berjalan

sesuai dengan keinginan guru, maka diperlukan suatu model dan media

pembelajaran yang inovatif yang menekankan siswa lebih aktif.

Hal ini mungkin bisa diatasi dengan penggunaan media pembelajaran

yang semakin banyak macamnya, diantaranya menggunakan gambar, video,

(16)

komunikasi dalam interaksi pengajar dan pembelajar pada saat pembelajaran

berlangsung. Dari komunikasi yang tepat maka informasi yang ingin

disampaikan juga akan tepat sasaran, sehingga diharapkan terjalin suatu

pemahaman yang sama antara guru dan peserta didik.

Media pembelajaran sebagai pengantar pesan antara guru dan murid

dalam sebuah pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting. Kemp &

Dayton dalam Daryanto (2010: 6), kontribusi media dalam pembelajaran

antara lain : pembelajaran menjadi lebih menarik, pembelajaran menjadi lebih

interaktif, waktu pembelajaran dapat diperpendek, kualitas pembelajaran dapat

ditingkatkan, proses pembelajaran dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun

diperlukan, penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih berstandar.

Hasil belajar yang rendah di sekolah sering diindikasikan dengan

permasalahan belajar dari siswa tersebut dalam memahami materi.Indikasi ini

terjadi karena faktor belajar siswa yang kurang efektif, bahkan terkadang

siswa sendiri kurang termotivasi di dalam mengikuti pembelajaran di kelas

sehingga menyebabkan siswa kurang mengerti atau memahami materi

pelajaran yang diberikan.Pembelajaran yang baik dapat ditunjang dari suasana

pembelajaran yang kondusif serta hubungan antara guru dan siswa dapat

berjalan dengan baik (Daryanto, 2010: 1).

Kurang tertariknya siswa terhadap mata pelajaran sejarah dikarenakan

ada beberapa latar belakang, salah satunya banyak yang menganggap

pelajaran sejarah itu sulit karena sudah terdoktrin dari kecil untuk mengahafal

(17)

kurang termotivasi ketika pembelajaran sejarah berlangsung, sehingga

terkadang banyak siswa yang meremehkan dan menyebabkan nilai pelajaran

sejarah mereka rendah.

Mata pelajaran sejarah mempunyai kajian yang sangat luas. Kajian

yang seluas itu dengan jam pelajaran sejarah yang ada dirasa kurang

mencukupi. Siswa hanya mendapat jatah sebanyak 3 jam dalam 1 minggu.

Menurut salah satu guru di sekolah penelitian, jurusan IPA sebenarnya sejarah

hanya mendapat jatah 1 jam pelajaran. Hanya saja sekolah tersebut membuat

kebijakan sendiri dengan menambah jam pelajaran sejarah menjadi 2 jam,

itupun karena desakan dari salah satu guru sejarah di sekolah tersebut.Dari

hasil pengamatan, pembelajaran sejarah di sekolah penelitian cenderung

monoton.Para siswa hanya terpaku pada penjelasan guru dan mengandalkan

LKS sebagai bahan belajar utama.Padahal LKS dibuat sebagai buku

penunjang, bukan sumber utama belajar siswa.

Film merupakan media tiga dimensi yang tergolong ke dalam media

berbasis audio visual, yaitu media yang dalam penyampaian pesannya

mengandalkan penglihatan dan pendengaran.Kelebihan film sebagai media

pembelajaran adalah sangat banyak tersedia dan mudah untuk

mendapatkannya.Lewat perkembangan zaman seperti sekarang ini, kita bisa

mendapatkan berbagai film yang kita inginkan, semisal lewat situs Youtube.

Penelitian mengenai media film dokumenter memang sudah ada,

tetapi membahas tentang nasionalisme ataupun motivasi belajar. Misalnya

(18)

Sejarah Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 12 Semarang Melalui Penggunaan

Film Dokumenter”.Sedangkan mengenai hasil belajar, penelitian penggunaan

media film dokumenter jarang dilakukan. Waktu pembelajaran yang relatif

singkat dan materi yang luas, maka hasil belajar yang akan diperoleh siswa

juga tidak terlepas dari bagaimana pembelajaran yang dilakukan oleh guru

sejarah dalam mengadakan variasi agar dapat membantu siswa menjadi lebih

mudah dalam memahami pelajaran sejarah. Dari pemikiran di atas maka

peneliti terdorong untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh

Media Pembelajaran Film Dokumenter Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas

XI IPS Di SMA Negeri 1 Batang Tahun Ajaran 2012/2013”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat

dirumuskan masalah yang akan diteliti, yaitu apakah dengan menggunakan

media film dokumenter pada pembelajaran sejarah mempunyai pengaruh

terhadap peningkatan hasil belajar sejarah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1

Batang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan, penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan film dokumenter sebagai

media pembelajaran sejarah mempunyai pengaruh terhadap peningkatan hasil

(19)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun secara praktis, yaitu:

1. Manfaat secara teoretis

a) Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah informasi

tentang solusi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang

tergambar pada menigkatnya hasil belajar siswa.

b) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi pada

penelitian selanjutnya.

2. Manfaat secara praktis

a. Bagi siswa

1) Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran.

2) Memberikan suasana belajar yang menyenangkan serta

menumbuhkan keaktifan belajar sehingga siswa termotivasi

untuk belajar serta memahami konsep-konsep pada mata

pelajaran sejarah.

3) Meningkatkan rasa percaya diri siswa terhadap kemampuan

memahami materi dalam pembelajaran.

b. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharakan dapat memberikan informasi

kepada guru dalam rangka memperbaiki proses kegiatan

pembelajaran Sejarah yang menjadi tanggung jawabnya demi

(20)

c. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan

kepada sekolah sebagai bahan kajian untuk meningkatkan mutu

sekolah.

E. Penegasan Istilah

Penegasan istilah dimaksudkan agar terjadi kesatuan pandangan dan

kesamaan penafsiran. Istilah yang digunakan sebagai berikut :

1. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang

pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat

mendorong terjadinya proses belajar mengajar ( Ibrahim& Nana

Syaodih, 2003: 112). Media pembelajaran dalam penelitian ini yaitu

film dokumenter sebagai media pembelajaran sejarah.

Pengaplikasiannya yaitu pada saat pembelajaran berlangsung, guru

akan memutarkan sebuah film dokumenter tentang sejarah yang

sesuai dengan materi yang diajarkan, yaitu pendudukan pada masa

Jepang. Diharapkan dengan film tersebut siswa juga dapat

merasakan dan melihat apa yang terjadi di masa lalu, sehingga siswa

menjadi paham dengan materi yang diajarkan.

2. Film Dokumenter

Film dokumenter adalah film yang mengisahkan pengalaman

(21)

lain agar siswa bisa secara langsung melihat jalannya sebuah

peistiwa sejarah, sehingga siswa dapat memahami secara langsung

peristiwa sejarah tersebut sesuai konsep pemahamannya sendiri. Hal

ini menjadikan siswa menjadi lebih kritis dalam menyikapi sebuah

peristiwa sejarah karena telah melihat secara langsung jalannya

peristiwa tersebut lewat film dokumenter.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh

pembelajar setalah mengalami aktivitas belajar (Rifa‟i & Catharina,

2009: 85). Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil

belajar. Masalah yang dihadapi adalah seberapa jauh atau sampai

ditingkat mana prestasi (hasil) belajar yang telah dicapai oleh siswa

(Djamarah & Zain, 2002: 121). Hasil tes didapat melalui post tes

pada masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk

kemudian dilihat pengaruh media pembelajaran film dokumenter

(22)

8

Menurut Slameto (2003: 2), belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.Pengertian belajar menitikberatkan pada 3 unsur

pokok, yaitu perubahan tingkah laku, pengalaman, lamanya waktu perubahan

perilaku yang dimiliki oleh pembelajar atau dengan kata lain perubahan

tersebut relatif menetap (Winataputra, 2007:8). Perubahan tingkah laku yang

dimaksud dapat berbentuk perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Unsur-unsur yang terdapat dalam belajar meliputi: pembelajar,

stimulus, memori, dan respon. Belajar yang efektif dipengaruhi oleh faktor

internal dan eksternal belajar.Faktor internal meliputi aspek fisik, psikis, dan

sosial.Oleh karena itu, agar belajar dapat berlangsusng efektif pada siswa,

guru harus menguasai bahan belajar, keterampilan pembelajaran, dan evaluasi

pembelajaran secara terpadu.

Teori yang berkaitan dengan belajar dinamakan dengan dengan teori

belajar.Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai

bagaimana informasi diproses dalam pikiran siswa.Berdasarkan suatu teori

belajar, suatu pembelajaran diharapkan dapat lebih meningkatkan perolehan

siswa sebagai hasil belajar.Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan

(23)

Menurut teori konstruktivisme, pengetahuan bukanlah kumpulan fakta

dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagi konstruksi

kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun lingkungannya

(Rifa‟i & Catharina, 2009: 225).Paradigma konstruktivisk memandang siswa

sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari

sesuatu. Kemampuan awal tersebut akan menjadi dasar dalam

mengkonstruksi pengetahuan yang baru. Guru memiliki peran membantu agar

proses pengonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar.

Teori belajar konstruktivisme ini sesuai untuk pembelajaran sekarang,

karena dalam perkembangannya pembelajaran tidak hanya didominasi oleh

guru saja tetapi lebih dari itu. Siswa mempunyai peran dalam belajar sehingga

terjadilah interaksi dalam proses belajar. Selain itu menurut teori ini, satu

prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah guru tidak

hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa.Siswa harus

membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya.

Pembelajaran menurut aliran behavioristik merupakan perubahan

perilaku, karena terjadi interaksi atau hubungan antara linkungan dengan

pembelajar (Rifa‟i & Catharina, 2009: 205). Perubahan perilaku manusia

sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang akan memberikan beragam

pengalaman kepada seseorang. Lingkungan merupakan stimulus yang dapat

mempengaruhi dan atau mengubah kapasitas untuk merespon (Winataputra,

(24)

Pembelajaran berdasarkan teori kontemporer adalah pembelajaran

yang didasarkan pada teori konstruktivisme. Pembelajaran konstruktivisme

mengkritisi konsep pembelajaran yang selama ini belajar-mengajar dalam arti

cenderung berpusat pada guru di pihak lain cenderung berpusat pada subyek

belajar (Rifa‟i & Catharina, 2009: 220). Konstruktivisme berpegang kepada

pandangan keaktifan siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan

interaksinya dalam pengalaman belajar yang diperoleh. Dalam hal ini,

pengajar dan siswa sama-sama aktif, siswa aktif mengkonstruksi

pengetahuan pengajar dan pengajar sebagai fasilitator.

Berdasarkan teori-teori pembelajaran tadi, dapat ditarik sejumlah

prinsip belajar mengajar sebagi berikut (Hamalik, 2009: 54-55).

a. Belajar senantiasa bertujuan yang berkenaan dengan

perkembangan perilaku siswa.

b. Belajar didasarkan atas kebutuhan dan motivasi tertentu.

c. Belajar dilaksanakan dengan latihan daya-daya, membentuk

hubungan asosiasi, dan melalui penguatan.

d. Belajar bersifat keseluruhan yang menitikberatkan pemahaman,

berpikir kritis, dan reorganisasi pengalaman.

e. Belajar membutuhkan bimbingan, baik secara langsung oleh

guru maupun secara tak langsung melalui bantuan pengalaman

sebagai pengganti.

f. Belajar dipengaruhi oleh faktor internal individu dan faktor

(25)

g. Belajar sering dihadapkan kepada masalah dana kesulitan yang

perlu dipecahkan.

h. Hasil belajar dapat ditransferkan ke dalam situasi lain.

B. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media

Media dalah alat, sarana; perantara atau penghubung (Kamus

Besar Bahasa Indonesia, 2007: 726). Media pembelajaran adalah

segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi

pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan

siswa, sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar

(Ibrahim &Nana Syaodih, 2003: 112).

Kehadiran media mempunyai arti yang sangat penting dalam

proses belajar mengajar. Lewat media, ketidakjelasan materi yang

disampaikan kepada peserta didik dapat disederhanakan. Media dapat

mewakili apa yang kurang mampu guru jelaskan, bahkan materi yang

masih abstrak dapat dikonkritkan dengan menggunakan media. Hal ini

dapat menjadikan peserta didik lebih mudah memahami materi

pelajaran apabila menggunakan media.

Dalam penggunaan media, seorang guru juga harus melihat

apa isi dan tujuan dari sebuah pembelajaran yang telah dirumuskan.

Hal ini dikarenakan tidak semua materi cocok dengan penggunaan

media yang sama. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran harus

(26)

Jika hal itu diabaikan, maka media bukan lagi alat bantu pembelajaran,

melainkan akan menjadi penghambat dalam tujuan pembelajaran

secara efektif dan efisien.

2. Ciri-Ciri Media

Arsyad (2011: 12), menyatakan tiga ciri media pembelajaran

yang menjadi petunjuk mengapa media digunakan :

a. Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,

menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau

objek seperti fotografi, film tape, audio tape, disket, komputer, dan

film.Dengan ciri fiksatif itu, media memungkinkan suatu rekaman

kejadian atau objek yang terjadi pada suatu waktu tertentu tanpa

mengenal waktu.

b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena

media mempunyai ciri ini.

c. Ciri Distributif (Distributive Property)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau

kejadian ditransformasikan melalui ruang.

(27)

Nana Sudjana (dalam Fathurrohman & Sutikno, 2009: 68),

mengemukakan sejumlah prinsip-prinsip dalam pemilihan media sebagai

berikut:

a. Menentukan jenis media dengan tepat. Artinya, sebaiknya guru

memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan

tujuan dan bahan pelajaran yang akan diajarkan.

b. Menetapkan atau mempertimbangkan subyek dengan tepat.

Artinya perlu diperhatikan apakah penggunaan media tersebut

sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang diajarkan.

c. Menyajikan dengan tepat. Artinya teknik dan metode

penggunaan media dalam pengajaran harus disesuaikan dengan

tujuan, bahan, metode, waktu dan saran.

d. Menempatkan atau memparlihatkan media pada waktu, tempat

dan situasi yang tepat. Artinya, kapan dan dalam situasi seperti

apa media dapat digunakan dalam pembelajaran. Tentu tidak

setiap saat menggunakan media dengan tujuan yang tidak jelas.

Yulaelawati (2004: 133), media berfungsi untuk memudahkan

terjadinya proses pembelajaran. Oleh karena itu hendaknya dipilih

media yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Menarik perhatian dan minat peserta didik.

b. Meletakkan dasar-dasar untuk memahami sesuatu hal secara

(28)

c. Merangsang tumbuhnya pengertian dan atau usaha

pengembangan nilai-nilai.

d. Berguna dan berfungsi ganda.

e. Sederhana, mudah digunakan dan dirawat, dapat dibuat sendiri

oleh guru atau diambil dari lingkungan sekitar.

4. Manfaat Media

Arsyad (2011: 25) menyatakan beberapa manfaat praktis dari

penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar, yaitu :

a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan

informasi sehingga dapat memperlancar meningkatkan proses

dan hasil belajar.

b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan

perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,

interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan

lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri

sesuai dengan kemampuan dan motivasinya.

c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang

dan waktu.

d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman

kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka.

5. Penggunaan Media Pembelajaran

Salah satu ciri media pembelajaran adalah media mengandung

(29)

dirancang dan dikembangkan lingkungan pembelajaran yang interaktif

yang dapat menjawab dan memenuhi kebutuhan belajar perorangan

dengan menyiapkan kegiatan pembelajaran dengan medianya yang

efektif guna menjamin terjadinya pembelajaran (Arsyad, 2011: 82).

a. Media Berbasis Manusia

Media berbasis manusia mengajukan dua teknik yang

efektif, yaitu rancangan yang berpusat pada masalah. Arsyad

(2011: 82), menyatakan langkah-langkah rancangan jenis

pembelajaran ini adalah sebagai berikut :

1) Merumuskan masalah yang relevan,

2) Mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang

terkait untuk memecahkan masalah,

3) Mengajarkan mengapa pengetahuan itu penting dan

bagaimana pengetahuan itu dapat diterapkan untuk

pemecahan masalah.

4) Tuntun eksplorasi siswa,

5) Kembangkan masalah dalam konteks yang beragam

dengan tahapan tingkat kerumitan,

6) Nilai pengetahuan siswa dengan memberikan masalah

baru untuk dipecahkan.

b. Media Berbasis Cetakan

Materi pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum

(30)

lembaran lepas. Beberapa cara yang digunakan untuk menarik

perhatian pada media berbasis teks adalah warna, huruf, dan

kotak. Informasi penting dapat pula diberi tekanan dengan

menggunakan kotak (Arsyad, 2011: 91).

c. Media Berbasis Visual

Media visual dapat memperlancar pemahaman dan

memperkuat ingatan. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya

ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus

berinteraksi dengan visual untuk meyakinkan terjadinya proses

informasi. Arsyad (2011: 92), menyatakan beberapa prinsip

umum yang perlu diketahui untuk penggunaan media berbasis

visual sebagai berikut :

1) Usahakan visual itu sesederhana mungkin dengan

menggunakan gambaran garis, karton, bagan, dan

diagram.

2) Visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran

sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

3) Gunakan grafik untuk menggambarkan ikhtisar

keseluruh materi sebelum menyajikan unit pelajaran.

4) Ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk

meningkatkan daya ingat.

5) Gunakan visual untuk melukiskan perbedaan

(31)

6) Hindari visual yang tak berimbang.

7) Tekankan kejelasan dan ketepatan semua visual.

8) Visual yang dproyeksikan harus mudah terbaca.

9) Visual, khususnya diagram, amat membantu untuk

mempelajari materi yang agak kompleks.

d. Media Berbasis Audio-Visual

Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media

audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang

memerlukan persiapan banyak, rancangan, dan penelitian.

e. Media Berbasis Komputer

Komputer berperan sebagai manajer dalam proses

pembelajaran yang dikenal dengan namaComputer-Managed

Instruction (CMI). Arsyad (2011: 96), menyatakan bahwa

komputer dapat menyajikan informasi dan tahap

pembelajaran.Penggunaan komputer sebagai media

pembelajaran secara umum mengikuti proses instruksional

sebagai berikut :

1) Merencanakan, mengatur dan mengorganisasikan, serta

menjadwalkan pelajaran.

2) Mengevaluasi siswa (tes).

3) Mengumpulkan data mengenai siswa.

4) Melakukan analisis statistik mengenai data

(32)

5) Membuat catatan perkembangan pembelajaran

(kelompok atau perseorangan).

C. Film Dokumenter

1. Pengertian Film Dokumenter

Film dokumenter adalah film yang mengangkat kenyataan dan

fakta di masyarakat yang mempunyia nilai esensi bagi masyarakat

luas.Film dokumenter berbeda dengan dokumentasi yang sama-sama

merekam kenyataan dan fakta yang benar-benar terjadi, hal yang

membedakan adalah esensinya. (

http://kupukupubiru-1401.blogspot.com/2009/04/pengertian-film-dokumenter-dan-film.html,

diunduh tanggal 4 September 2013).

Film dokumenter membentuk ingatan populer, menawarkan cara

pandang dan penafsiran atas isu-isu, proses dan peristiwa-peristiwa

kesejarahan. Pengertian dokumenter ini menampilkan bentuk kenyataan

yang bukan suatu kebenaran untuk ditelaah, melainkan hanya sebagai

suatu kenyataan sosial historis. Film dokumenter dibuat berdasarkan

asas sinematografi dengan menampilkan rekaman realita suatu peristiwa

yang pernah terjadi.

Tahapan dalam pembuatan film dokumenter adalah sebagai

berikut:

a. Menentukan ide

b. Menuliskan film statement

(33)

d. Mencatat shooting

e. Editing script

(

http://ganjarrahayu.blogspot.com/2009/04/resensi-buku-cara-pinter-bikin-film.html, diunduh tanggal 18 April 2013)

Film dokumenter memberikan pengaruh yang baik dalam proses

pembelajaran sejarah, dimana pembelajaran sejarah bisa menjadi lebih

menarik, realistis, dan menyeluruh, karena materi yang diberikan atau

disajikan dalam film dokumenter diberikan dalam bentuk unit-unit kecil

yang memungkinkan untuk diingat dengan baik oleh siswa.

Film dokumenter dapat menyajikan realita melalui berbagai cara

dan dibuat untuk berbagai macam tujuan, namun demikian tidak pernah

lepas dari tujuan penyebaran informasi. Kegunaan lain dari film

dokumenter mampu mengajak siswa untuk mendapatkan pengalaman

pribadi secara langsung dari sebuah proses sejarah.

Dalam pembelajaran sejarah, film dokumenter berusaha

memberikan inovasi dalam pembelajaran sejarah.Kemampuannya dalam

melengkapi pengalaman-pengalaman dasar bagi kelas untuk memahami,

diskusi, konstruksi, dan kegiatan belajar lainnya.Bisa juga sebagai alat

pengganti pembelajaran dengan siswa merasa turut serta di dalamnya,

karena mereka mengidentifikasikan dirinya kedalam film tersebut.

2. Keunggulan Film Dokumenter

Sebagai film yang menceritakan kisah nyata, film dokumenter

(34)

peristiwa di masa lampau ke dalam media yang lebih sederhana dan

mudah.Siswa yang menonton pun mendapatkan pengalaman secara

langsung, sehingga dapat memahami cerita yang ada dalam materi

sehingga terjadi suatu kesamaan persepsi terhadap materi

tersebut.Beberapa keunggulan film dokumenter sebagai media, antara

lain:

a. Merupakan media pembelajaran yang cukup terjangkau. Harga

VCD dan DVD dokumenter semakin terjangkau dan dapat

digunakan berulang kali (sebagai inventaris sekolah).

b. Dapat digunakan oleh hampir semua mata pelajaran (bidang

studi), baik IPA maupun IPS, Bahasa, Kesenian, PKn, dll.

c. Mampu mengahadirkan suasana dan kejadian seperti yang

sebenarnya tanpa membahayakan nyawa manusia, atau dapat

menghemat pembiayaan di dalam pembelajaran, misalnya

akanmempelajari tentang Afrika Selatan. Kita tidak perlu kesana

dan hanya perlu menyaksikan lewat tayangan dokumenter.

d. Peserta didik dapat mengingat materi pelajaran dengan lebih

baik, karena dalam film terkadung unsur gerak, audio dan visual

serta dramatik (menggugah perasaan). Dalam pemilihan film

dipilih secara seksama dan jika film tersebut cukup panjang

maka dapat diambil potongan klipnya agar lebih efektif.

(

(35)

D. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa

yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap

dan keterampilan.Perubahan tersebut diartikan terjadinya peningkatan yang

lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu

menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan.Kemampuan siswa dalam

mempelajari sesuatu tercermin dalam hasil belajar.Hasil belajar adalah

pola-pola perubahan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan

keterampilan (Suprijono, 2009: 5).

Menurut Gagne dalam Suprijono (2009: 5-6), hasil belajar

berupa:

1. Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan

dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan

merespon secara spesifik terhadap rangsangan. Kemampuan

tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah

maupun penerapan aturan.

2. Keterampilan intelektual, kemampuan memastikan konsep dan

lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari kemampuan

mengkategorisasikan, kemampuan analitis-sintesis, fakta-konsep,

dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Kemampuan

intelektual merupakan kemampuan kemampuan melakukan

(36)

3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

kognitif aktivitasnya sendiri. kemampuan ini meliputi penggunaan

konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

4. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian

gerak jasmani dalam urusan koordinasi, sehingga terwujud

otomatisme gerak jasmani.

5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek

berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut. Sikap berupa

kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap

merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

perilaku.

E. Kerangka Berpikir dan Hipotesis 1. Kerangka Berpikir

Keberadaan media pembelajaran dalam meningkatkan mutu

pendidikan khususnya dalam meningkatkan hasil belajar siswa tentunya

mempunyai peran yang sangat penting. Pemanfaatan media dalam proses

pembelajaran dapat mempengaruhi pencapaian tujuan instruksional, hasil

belajar, sekaligus berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pemilihan

media juga harus disesuaikan dengan kurikulum yang diterapkan di sekolah.

Berikut adalah skema kerangka berpikir dari penelitian yang akan

(37)

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir 2. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian (Sugiyono, 2009: 96).Dikatakan sementara karena jawaban yang

diberikan baru sebatas berdasarkan teori yang relevan, belum berdasarkan

pada fakta-fakta yang empiris. Adapun hipotesis yang akan diuji dalam

penelitian ini adalah :

1. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada pengaruh media film dokumenter terhadap peningkatan

hasil belajar mata pelajaran sejarah pada siswa kelas XI IPS SMA

Negeri 1 Batang.

2. Hipotesis Alternatif (Ha)

Pembelajaran

Kelas Eksperimen ( dengan media film dokumenter)

Tes Hasil Belajar

(38)

Ada pengaruh media film dokumenter terhadap peningkatan hasil

belajar mata pelajaran sejarah pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1

(39)

25

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.Penelitian

kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel yang biasanya

ditentukan secara acak untuk diambil data-datanya, dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2010: 14). Data tersebut

nantinya akan diuji dengan teknik analisis yang telah ditentukan dan

digunakan untuk menentukan sampel mana yang paling baik.

Dari pendekatan tersebut, maka yang paling cocok adalah dengan

menggunakan metode penelitian eksperimen. Penelitian ini

menggunakanTrue Experimental Design, yaitu mengambil data dari dua

kelompok (kelas eksperimen dan kelas kontrol) yang diambil secara acak

setelah sebelumnya dilihat nilai pelajaran sejarah yang tidak terlalu jauh

perbedaannya. Sampel akan diambil dari kelas XI IPS SMA Negeri 1 Batang.

Desain yang dikembangkan adalah Pretest-Posttest Control Group Design.

Kedua kelompok tersebut diberi perlakuan yang berbeda, kelas

eksperimen diajar dengan menggunakan media film dokumenter, sedangkan

kelas kontrol diajar tanpa media film dokumenter. Selama pembelajaran,

kedua kelompok tersebut diberi materi yang sama yaitu masa pendudukan

Jepang di Indonesia. Setelah pembelajaran dilakukan evaluasi terhadap kedua

kelompok tersebut untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran terhadap

(40)

diujicobakan pada kelas yang lain di luar kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Hal ini bertujuan untuk mengetahui taraf kesukaran, daya pembeda, validitas

dan reliabilitas soal.Kemudian data-data yang diperoleh dari soal evaluasi

yang telah diujicobakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis

sesuai dengan statistik yang sesuai.

Tahap-tahap dalam pelaksanaan penelitian meliputi:

1. Tahap pra lapangan

Meliputi : menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan

penelitian, mengurus surat ijin, observasi awal ke lapangan, mendata

informan dan menyiapkan perlengkapan penelitian seperti silabus, rencana

pelaksanaan pembelajaran, kisi-kisi test dan test.

2. Tahap Uji coba instrumen

Meliputi: uji coba instrumendilakukan untuk mengetahui apakah

instrumen yang dibuat sudah baik dan bisa digunakan dalam penelitian.

3. Tahap pelaksanaan pretest dan analisis pretest

Dilakukan sebelum kedua kelompok diberi perlakuan. Tujuannya

adalah untuk memperoleh data awal kemampuan siswa yang kemudian

akan di ujicoba dengan uji homogenitas dan normalitasnya. Hal ini

berguna untuk mengetahui apakah kelas eksperimen maupun kontrol

berangkat pada tingkatan yang sama.

4. Tahap evaluasi dan analisis datapost test

Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis apakah terdapat

(41)

pembelajaran sejarah terhadap hasil belajarsiswa dalam pembelajaran

sejarah.

5. Membuat kesimpulan

Tahapan yang menyimpulkan hasil penelitian dan analisis data yang

telah dilakukan.Simpulan hasil penelitian merupakan jawaban dari

rumusan masalah dan tujuan dari penelitian yang telah dilakukan.

Gambar 2.Bagan Desain Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian inidi SMA Negeri 1 Batang, yang

beralamat di jalan Ki Mangunsarkoro 8 Batang dengan mengambil sampel

dari kelas XI IPS.

2. Waktu Penelitian

Penelitian di SMA N 1 Batangdilaksanakan pada kelas XI IPS

semester dua tahun ajaran 2012/1013 yaitu pada bulan Mei. Tahap Pre Test

Kelompok Eksperimen

Kelompok Kontrol

Pembelajaran Menggunakan Media Film Dokumenter

Pembelajaran Tanpa Media

(42)

pelaksanaan penelitian antara lain: penerapan pembelajaran dengan

pemanfaatan media film dokumenter dalam materi sejarah masa

pendudukan Jepang di Indonesia pada kelas eksperimen, pembelajaran

tanpa menggunakan media pembelajaran pada kelas kontrol dengan materi

yang sama.

C. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Sugiyono (2010: 117), populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Dari pengertian di atas, populasi merupakan

keseluruhan objek data penelitian.Dilihat dari sifatnya, populasi dapat

dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu:

1. Populasi homogen, yaitu populasi yang unsur-unsurnya memiliki

sifat yang sama sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara

kuantitatif.

2. Populasi heterogen, yaitu populasi yang unsur-unsurnya memiliki

sifat atau keadaan yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan

batas-batasnya baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.

Dalam penelitian ini, diambil kelas XI IPS dengan jumlah siswa 128

(43)

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2010: 118).Sampel digunakan untuk mempermudah

peneliti dalam pengambilan data karena jumlah objek penelitian yang

terlalu banyak.Peneliti menggunakan teknik Probability Sampling, yaitu

dengan Simple Random Sampling.

Peneliti akan mengambil sampel secara acak dengan melihat nilai

pelajaran sejarah dari tes yang terdahulu tanpa memperhatikan tingkatan

yang ada pada populasi. Sampel yang diambil adalah sampel yang

representatif, yaitu kelas yang mempunyai nilai dengan perbedaan yang

tidak terlalu jauh.

Dari hasil perhitungan lewat uji normalitas kelas dan homogenitas

populasi dari hasil ulangan semester 1, didapat kelas XI IPS 2 dan kelas XI

IPS 3 dengan rata-rata nilai kelas XI IPS 2 yaitu 72,50 dan kelas XI IPS 3

yaitu 74,59. Ditetapkan kelas XI IPS 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas

XI IPS 3 sebagai kelas kontrol.Hasil perhitungan dapat dilihat dalam

lampiran.

D. Variabel Penelitian

Kidder dalam Sugiyono (2010: 61), menyatakan bahwa variabel

adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan

(44)

1. Variabel Independen

Variabel Independen disebut variabel bebas.Variabel

Independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.

Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah media film

dokumenter.

2. Variabel Dependen

Kebalikan dari variabel bebas, variabel dependen disebut juga

variabel terikat.Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.Dalam penelitian ini,

variabel terikatnya adalah hasil belajar sejarah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini akan menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu

dokumentasi dan tes :

1. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mencari tahu tentang data-data

awal yang berkenaan dengan penelitian. Seperti jumlah populasi,

nilai ulangan semester 1 sejarah yang lalu dan nama-nama sampel

yang akan digunakan sebagai kelas eksperimen dan kontrol.Dalam

penelitian ini ditetapkan kelas XI IPS dengan jumlah siswa 128

sebagai populasi.Kelas XI IPS 2 menjadi kelas eksperimen dan XI

(45)

2. Tes

Metode tes digunakan untuk memperoleh data mengenai tingkat

penguasaan siswa terhadap materi dengan melihat hasil akhir belajar

antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes ini merupakan

tes akhir yang diadakan secara terpisah terhadap masing-masing

kelas dalam bentuk tes yang sama. Kemudian data yang diperoleh

digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian.

Soal tes berbentuk pilihan ganda dan sebelum diadakan tes,

terlebih dahulu soal diujikan pada kelas lain selain kelas kontrol dan

kelas eksperimen. Hal ini bertujuan untuk mengetahui validitas,

tingkat kesukaran soal, reliabilitas soal, dan daya pembeda soal.

Apabila ada soal yang tidak valid, maka soal tersebut tidak akan

dipakai dalam penelitian.

3. Angket

Angket digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh

penggunaan media film dokumenter pada materi masa pendudukan

Jepang di Indonesia. Hasil dari angket akan diujikan dalam uji

regresi sederhana untuk melihat besarnya pengaruh media film

dokumenter.

Tes pada penelitan ini dilakukan dua kali yaitu:

(46)

Merupakan uji awal sebelum dilakukan eksperimen pada sampel

penelitian dan menjadi langkah awal dalam penyamanan kondisi

antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.

b. Post test

Merupakan uji akhir eksperiman, yaitu setelah dilaksanakannya

eksperimen.Post test dilaksanakan dengan tujuan untuk

mendapatkan nilai sampel kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen setelah diberi perlakuan berupa pembelajaran yang

tidak memakai film dokumenter untuk kelas kontrol dengan

pembelajaran yang memakai film dokumenter untuk kelas

eksperimen.

Soal diujikan pada kelas XI IPS 4 dengan mengambil sampel 20

siswa.Perhitungan hasil soal uji coba dapat dilihat di lampiran. Data

nilai Pre test dan Post test sendiri juga dapat dilihat dalam lampiran

F. Teknik Analisis Instrumen 1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006: 168).Suatu

instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari

variabel yang diteliti secara tepat.Tinggi rendahnya validitas instrumen

menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari

gambaran tentang variabel yang dimaksud. Untuk validitas butir soal,

(47)

(Arikunto, 2009: 72)

Keterangan :

: koefisien korelasi antara X dan Y

X : skor tiap butir soal

Y : skor total yang benar dari tiap subjek

N : jumlah peserta tes

Kemudian harga yang diperoleh dibadingkan dengan rtabel

product-moment dengan taraf signifikan 5%.Jika harga rhitung> rtabel, maka

butir soal yang diuji valid.Dalam penelitian ini, validitas instrumen

penelitian dibuat dengan menggunakan validitas isi. Menurut Sugiyono

(2010: 182), validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara

isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.

Dari hasil perhitungan, dengan menggunakan Microsoft Office

Excel dan SPSS, untuk soal no 1 didapat nilai rhitung adalah 0,6287. Dari

taraf signifikan 5%, nilai rtabel = 0,444. Hasil perhitungan menunjukkan

rhitung > rtabel, jadi soal no 1 valid.Perhitungan soal lainnya dapat dilihat

dalam lampiran.

2. Reliabilitas

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang

tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap (Arikunto,

(48)

r

11

= (

) (

)

(Arikunto, 2009:100)

Keterangan:

r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan

p : proporsi subjek yang menjawab item benar

q : proporsi subjek yang menjawab item salah (q = p-1)

∑ pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q

n : banyaknya item

S : standar deviasi dari tes (akar dari varians)

Harga r11 tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga rtabel

dengan taraf signifikansi 5%, jika harga rhitung> rtabel maka dapat

disimpulkan bahwa soal tersebut adalah soal yang reliabel.

Hasil perhitungan dengan menggunakan Microsoft Office Excel,

untuk soal no 1 menunjukkan, rhitung = 0,935. Dari n = 20, diperoleh rtabel

= 0,444, karena rhitung>rtabel dapat dismpulkan soal no 1 reliabel.

Perhitungan soal lainnya dapat dilihat pada lampiran.

3. Analisis Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan juga

tidak terlalu sulit, karena soal yang terlalu mudah tidak

merangsang siswa untuk lebih berpikir dalam pemecahannya. Soal

(49)

tidak bersemangat untuk memecahkannya. Tingkat kesukaran soal

ditentukan dengan rumus :

P =

(Arikunto, 2009: 208)

Keterangan :

P: Indeks kesukaran

B: banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS: jumlah seluruh siswa tes

Kriteria yang menunjukkan tingkat kesukaran soal adalah :

0,00< P ≤ 0,10 maka dikategorikan soal sukar

0,11< P ≤ 0,30 maka dikategorikan soal sukar

0,31< P ≤ 0,70 maka dikategorikan soal sedang

0,71< P ≤ 0,90 maka dikategorikan soal mudah

P > 0,90 maka dikategorikan soal sangat mudah.

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Microsoft

Office Excel, untuk soal no 1 didapat nilai 0,600.Berdasarkan

kriteria, maka soal no 1 mempunyai tingkat kesukaran sedang.

4. Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang

(50)

pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. rumus untuk

menentukan Dadalah :

D = - = PA– PB

(Arikunto, 2009: 213)

Keterangan :

J : jumlah peserta tes

JA : jumlah peserta tes kelompok atas

JB : jumlah peserta tes kelompok bawah

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu

dengan benar

BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal

itu dengan benar

PA= : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB= : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Microsoft Office

Excel, untuk soal no 1 didapat nilai 0,600.Berdasarkan kriteria,

maka soal no 1 mempunyai daya pembeda baik.Hasil perhitungan

lainnya dapat dilihat dalam lampiran.

G. Metode Analisis Data

1. Metode Analisis Tahap Awal

Analisis tahap awal dilakukan untuk mengetahui kondisi antara

(51)

perlakuan pada kelompok eksperimen, perlu diadakan persamaan

kondisi dengan kelompok kontrol.Hal ini dilakukan supaya kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol tidak terjadi perbedaan secara

signifikan.

a. Uji Normalitas

Sebelum menganalisis data dari lapangan, terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas. Tujuan dari uji normalitas adalah untuk

mengetahui apakah data pre test dan post test kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen berdistribusi normal atau tidak.

Rumus yang digunakan adalah chi kuadrat:

k

: Frekuensi yang diharapkan

Kriterianya, jika harga X2hitung < X2tabel dengan derajat kebebasan dk

= k-1dan taraf signifikansi 5% adalah X2hitung< X2tabel, maka data

berdistribusi normal.

b. Uji homogenitas

Uji homogenitas adalah uji kesamaan dua varians data pretest

dan posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Tujuan

(52)

pretest dan posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Uji ini menggunakan uji-F. Rumus yang digunakan:

F =

(Sugiyono, 2007: 140)

Kriteria pengujiannya adalah Ho diterima jika Fhitung < F1/2

(nb-1) : (nk-1) dengan taraf nyata 5%.

2. Metode Analisis Tahap Akhir

a. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menguji adanya

perbedaan hasil belajar sejarah antara kelas kontrol dan kelas

eksperimen setelah diadakannya penelitian. Hipotesis yang diajukan

adalah sebagai berikut:

Analisis data dengan uji t fihak kanan digunakan untuk menguji

hipotesis tersebut. Rumus yang digunakan adalah :

(Sugiyono, 2007: 96)

Keterangan:

t = t hitung

= rata-rata xi

2 1 n

1 n

1 s

x x

(53)

s = simpangan baku

n = jumlah anggota sampel

Untuk mencari S digunakan rumus :

Keterangan:

=Nilai rata-rata kelompok eksperimen

=Nilai rata-rata kelompok kontrol

=Banyaknya subyek kelompok eksperimen

=Banyaknya subyek kelompok kontrol

= varians kelompok eksperimen

= varians kelompok kontrol

s2 = varians gabungan

Kriteria pengujiannya adalah jika harga t hitung lebih kecil atau

sama dengan (≤) harga t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Sebaliknya jika t hitung lebih besar daripada harga t tabel, maka Ha

diterima dan Ho ditolak.

b. Uji Regresi

Untuk menguji adanya pengaruh media pembelajaran film

dokumenter terhadap hasil belajarsejarah digunakan rumus sebagai

berikut:

Persamaan regresi: = a+bx

(54)

= subyek dalam variable dependen yang diprediksikan

a = harga Y ketika harga x = 0 (harga konstan)

b = angka arah koefisien regresi

x = subyek pada variable independen yang mempunyai nilai tertentu

harga a dan b dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

Tabel 1. Daftar Anava Untuk Regresi Linear

(55)

JK (G) =

JK (TC) = JK (s)- JK (G) (Sugiyono, 2010: 266).

c. Uji Keberartian

Hipotesis

H0 : koefisien arah regresi tidak berarti (b = 0)

H1 : koefisien arah regresi berarti (b 0)

Jika Fhitung> Ftabel dengan dk pembilang = 1 dan dk

penyebut = (n-2) dengan taraf signifikansi = 5%, maka H0

ditolak. Jadi koefisien arah regresi berarti.

Sedangkan jika Fhitung< Ftabel dengan dk pembilang = 1

dan dk penyebut = (n-2) dengan taraf signifikansi = 5%, maka

H0 diterima. Jadi koefisien arah regresi tidak berarti (Sugiyono,

2010: 273).

d. Uji Linearitas Regresi

Uji linear ini digunakan untuk mengetahui apakah garis regresi

antara X dan Y membentuk garis linear atau tidak.Kalau tidak linear

maka regresi tidak dapat dilanjutkan.

H0 : = 0 (persamaan garis regresi membentuk linear)

(56)

Jika Fhitung> Ftabel dengan dk pembilang = (k-2) dan dk

penyebut = (n-k) dengan taraf signifikansi = 5%, maka H0

ditolak. Jadi regresi non linear.

Sedangkan Jika Fhitung< Ftabel dengan dk pembilang = (k-2)

dan dk penyebut = (n-k) dengan taraf signifikansi = 5%, maka

H0 diterima. Jadi persamaan regresi linear (Sugiyono, 2010:274).

e. Koefisien Korelasi Pada Regresi Linear Sederhana

Untuk mengetahui koefisien korelasi antara variable bebas X dan

variable terikat Y dengan banyaknya kumpulan data (X1, Y1) adalah

n digunakan rumus:

(Sugiyono: 2010, 274).

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

tidak ada pengaruh yang signifikan, media pembelajaran film

dokumenter terhadap hasil belajar sejarah siswa

ada pengaruh yang signifikan, media pembelajaran

pembelajaran terhadap hasil belajar sejarah siswa

Jika dengan N=32 dan taraf signifikansi = 5%,

maka diterima, dengan kata lain ada hubungan yang

signifikan media pembelajaran film dokumenter terhadap

(57)

Koefisien determinasinya digunakan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh media pembelajaran film

(58)

43 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Gambaran umum daerah penelitian

SMA Negeri 1 Batang terletak di jalan Ki Mangunsarkoro 8 Batang,

Desa Dracik, Kabupaten Batang.SMA Negeri 1 Batang dalam pembelajaran

sehari-hari menerapkan moving class, hal ini ditunjang dengan sarana yang

cukup memadai.Jumlah gedung yang memang sudah mencukupi untuk

menerapkan moving class dan kualitas pembelajaran yang terhitung

bagus.Fasilitas yang ada cukup lengkap dengan sarana area hotspot yang

bisa menunjang pembelajaran menjadikan sekolah ini sebagai favorit para

siswa di daerah sekitar untuk meneruskan ke jenjang SMA, selain juga

karena prestasi yang sudah dicapai SMA ini.

Guru Sejarah di SMA Negeri 1 Batang sebenarnya berjumlah 3

orang, tetapi 1 orang difungsikan sebagai guru Sosiologi pada tahun ajaran

2012/2013. Dua orang yang mengampu mapel Sejarah adalah Bapak

Bambang Indriyanto, S.Pd sebagai guru kelas XI IPS dan XII IPS serta Ibu

Sri Umi Adiati, S.Pd sebagai guru kelas X, XI IPA dan XII IPA. SMA

Negeri 1 Batang sendiri sekarang dikepalai oleh Ibu Siti Ismuzaroh, S.Pd.,

M.Pd.

2. Gambaran Umum Kelas XI IPS 2 dan XI IPS 3

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua kelas yaitu kelas XI

(59)

dengan menggunakan populasi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Batang

sebanyak 128 siswa, yang terbagi dalam 4 kelas. Selain itu peneliti juga

menggunakan data dari nilai ulangan semester 1 sebagai uji homogenitas.

Dari hasil perhitungan diketahui bahwa populasi mempunyai homogenitas

yang sama. Peneliti mengambil secara acak dari populasi sebagai sampel.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random

sampling, kemudian diperoleh kelas XI IPS 2 sebagai kelas eksperimen

dengan media dan kelas XI IPS 3 sebagai kelas kontrol dengan film

dokumenter.

1) Kelas Eksperimen

Kelas eksperimen pada penelitian ini adalah kelas XI IPS 2

dengan jumlah murid sebanyak 32 siswa.Kegiatan pembelajaran di kelas

ini dilakukan dengan pemberian treatment yaitu dengan menggunakan

media pembelajaran film dokumenter.Pada kelas eksperimen, guru

terlebih dahulu memberikan pengetahuan awal tentang materi yang

dalam penelitian ini tentang masa pendudukan Jepang di Indonesia.Kelas

dibagi menjadi 6 kelompok dan diberikan tugas untuk mereview film

selain film dokumenter yang berkaitan dengan materi ini. Tujuan dari

pemberian tugas ini adalah untuk memberikan pengetahuan awal tentang

materi yang akan diberikan.

Setelah diberikan tugas oleh guru, siswa diharuskan aktif dalam

(60)

positif dari pemberian tugas ini yaitu siswa lebih aktif dalam mencari

sumber yang relevan tentang kaitan film dengan materi.

Pada pertemuan selanjutnya, masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Pada saat presentasi

di depan kelas, kelompok yang lain memperhatikan dan bertanya kepada

kelompok yang presentasi didepan kelas. Pembelajaran menjadi lebih

aktif ketika masing-masing kelompok bertanya, mengemukaan pendapat,

dan menyanggah jawaban kepada kelompok yang sedang presentasi di

depan kelas.

Peran guru dalam pembelajaran ini adalah sebagai fasilitator dan

mengarahkan siswa dalam pembelajaran.Selain itu, guru juga sebagai

penengah ketika ada jawaban yang dianggap kurang tepat. Diakhir

pembelajaran, guru menyimpulkan hasil pembelajaran agar siswa

mempunyai pemahaman yang sama tentang hasil diskusi yang baru saja

dilaksanakan.

2) Kelas Kontrol

Kelas kontrol pada penelitian ini adalah kelas XI IPS 3 dengan

jumlah murid sebanyak 32 siswa.Kegiatan pembelajaran di kelas ini

dilakukan dilakukan tanpa menggunakan media pembelajaran film

dokumenter. Guru dalam hal ini adalah peneliti menyampaikan materi

pembelajaran di depan kelas. Sementara itu siswa memperhatikan dan

(61)

Setelah guru selesai menyampaikan materi, guru memberi

kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum

dipahami. Sebagian siswa bertanya kepada guru dan yang lainnya hanya

pasif dalam pembelajaran.

Selama pelaksanaan pembelajaran di kelas kontrol, terdapat

beberapa kendala yang dihadapi guru.Beberapa siswa terlihat kurang

antusias dalam mengikuti pembelajaran sejarah.Kegiatan pembelajaran

menjadi kurang menyenangkan karena siswa hanya mendengarkan

penjelasan materi yang disampaikan guru.

3. Jalannya Penelitian

Langkah penelitian dilakukan dengan beberapa tahap, diantaranya:

a. Tahap 1: Peneliti memberikan pre test kepada siswa-siswa yang masuk

dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan item-item

soal yang sama atau seragam. Siswa diberikan kesempatan untuk

mengerjakan selama 45 menit. Hasil dari pre tes kemudian diuji dengan

menggunakan rumus yang telah ditentukan untuk mengetahui

homogenits dan normalitas kelas serta uji perbedaan dua rata-rata.

b. Tahap 2: Setelah diadakan pre test pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol, guru mengajar pada kedua kelompok tersebut

dengan materi yang sama yaitu masa pendudukan Jepang di Indonesia,

namun dengan perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen diajar

dengan menggunakan media film dokumenter, sedangkan kelas kontrol

(62)

c. Tahap 3: Setelah empat kali pertemuan, siswa dikenakan post test untuk

mengetahui hasil belajar siswa terhadap materi masa pendudukan

Jepang di Indonesi yang telah diberikan dengan menggunakan media

film dokumenter untuk kelas eksperimen dan tanpa media film

dokumenter untuk kelas kontrol. Setelah diberikan post test, siswa

disuruh mengisi angket yang telah disiapkan untuk mengetahui repon

siswa terhadap pemakaian film dokumenter pada materi masa

pendudukan Jepang di Indonesia saat pembelajaran.

d. Tahap 4: Tabulasi dan pengolahan data hasil post test ke dalam tabel

hasil penelitian dalam dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Produk dari tabulasi dan pengolahan data adalah

berupa uji normalitas, uji homogenitas, dan uji perbedaan dua rata-rata.

Serta hasil angket digunakan dalam uni regresi sederhana untuk

mengukur pengaruh media film dokumenter.

e. Tahap 5: penerjemahan hasil tabulasi dengan uraian diskriptif.

4. Deskripsi Proses Penerapan Media Film Dokumenter

Pembelajaran pada kelompok eksperimen dengan menggunakan

media pembelajaran film dokumentertentang masa pendudukan Jepang di

Indonesia mendorong siswa untuk lebih aktif dalam bertanya maupun

mengungkapkan pendapatnya dan kreatif dalam mengembangkan ide-ide

yang dimilikinya.Para siswa menjadi lebih paham karena dengan film

dokumenter tersebut mereka dapat melihat langsung sebuah peristiwa yang

Gambar

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir
Gambar 2.Bagan Desain Penelitian
Tabel 1. Daftar Anava Untuk Regresi Linear
Tabel 2. Gambaran Umum Hasil  Pre Test
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berbeda dengan pendeklarasian variabel di bahasa pemrograman lain, dalam C++ sebelum mendeklarasikan variabel, hal pertama yang harus dideklarasikan adalah tipe

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Proses pirolisis sangat banyak digunakan di industri kimia, misalnya, untuk menghasilkan arang, karbon aktif, metanol, dan bahan kimia lainnya dari kayu, untuk

Sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi pihak pengelola Dinas Kehutanan Kabupaten Tapanuli Utara dalam memelihara vegetasi hutan yang berfungsi sebagai

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan. © Anisa Suciati Wardhani 2015 Universitas

Nilai signifikansi Beban kerja dan lingkungan kerja kurang dari 0,05, dapat disimpulkan bahwa beban kerja dan lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

USAHA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN ISLAM DI MTS AL-INAYAH BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pemberian Insentif Pemungutan Retribusi Daerah