• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

2.2 Media Permainan Kartu Kata Bergambar

Kegiatan belajar mengajar akan lebih meyenangkan jika dilakukan menggunakan bantuan media pembelajaran sebagai penyampai materi. Media permainan kartu acak kata bergambar adalah salah satu media yang dapat dijadikan alat sebagai penyampai materi untuk pembelajaran bahasa Prancis. 2.2.1 Hakikat Media Pembelajaran

Media pembelajaran mempunyai peranan yang penting dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya media, proses kegiatan belajar mengajar semakn dirasakan manfaatnya. Pemggunaan media diharapkan akan menimbulkan dampak positif, seperti timbulnya proses pembelajaran yang lebih kondusif, terjadi umpan balik dalam proses belajar mengajar, dan mencapai hasil yang optimal. Berbicara mengenai media, tentu memiliki cakupan yang luas. Oleh karena itu, masalah media akan dibatasi ke arah yang relevan dengan pembelajaran yaitu media pembelajaran.

Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber kepada penerima (Hairudin 2008:7). Gagne yang dikutip oleh Wijaya (1991:137) berpendapat bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar. Jadi, media pembelajaran adalah media yang digunakan pada proses pembelajaran sebagai penyalur pesan antara guru dan siswa agar tujuan pengajaran tercapai. Dalam Depdiknas (Hairudin 2008:7) juga menyatakan bahwa

media pembelajaran adalah media pendidikan yang secara khusus digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang sudah dirumuskan.

Kehadiran media pembelajaran dalam proses pengajaran diharapkan dapat menyentuh aspek-aspek psikologis sehingga terjadi proses belajar mengajar dalam diri siswa tersebut. Seperti pendapat Sadiman (2003:102), media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim pesan ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran perasaan, serta perhatian siswa agar proses belajar terjadi.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan suatu bentuk peralatan, metode, atau teknik yang digunakan untuk menyalurkan pesan, membantu mempertegas bahan pelajaran, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses belajar. Dalam hal ini penerima pesan adalah siswa, jadi sebaiknya dalam pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Prancis tidak lepas dari penggunaan media.

2.2.2 Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran sebenarnya alat bantu yang berguna bagi pendidik dalam membantu menyampaikan isi materi. Secara umum, media pembelajaran berfungsi mengarahkan siswa untuk memperoleh berbagai pengalaman belajar. Pengalaman belajar tergantung adanya interaksi siswa dengan media. Dengan penggunaan media yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, tentunya akan mempertinggi hasil belajar.

Menurut Kemp dan Dayton (Indriana, 2011:48), media dalam pembelajaran memiliki manfaat antara lain :

1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih mencapai standar. 2) Pembelajaran menjadi lebih menarik.

3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif.

4) Dengan menerapkan teori belajar, waktu pembelajaran dapat dipersingkat.

5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.

6) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapan dan dimanapun diperlukan.

7) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan.

Dengan demikian media pembelajaran dapat dijadikan sarana untuk menyampaikan isi materi.

2.2.3 Jenis dan Klasifikasi Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan komponen instruksional yang meliputi pesan, teknik latar, dan peralatan. Dengan masuknya berbagai pengaruh kedalam dunia pendidikan ini, laju perkembangan teknologi yang maju, media pembelajaran tampil dalam berbagai jenis. Dari sinilah timbul klasifikasi dan pengelompokkan media pembelajaran.

Menurut Rudy Brezt dalam (Indriana 2011:55), media pengajaran itu mempunyai bentuk informasi yaitu suara, gambar, cetakan, grafik, garis, dan gerakan. menurut Briggs (Arsyad 2002) le média d’apprentissage est la facilité physique pour transmettre les matières soit des livres, des films, des video, et des image.

Menurut Hastuti (Djuanda 2006:103), media pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu media visual yang di yang diproyeksikan. Contoh media visual yang diproyeksikan yaitu :

1) Gambar diam seperti foto, gambar, majalah, lukisan. 2) Gambar seri.

3) Wall cart seperti gambar, denah atau bagan yang biasa digantungkan didinding.

4) Flash chard berisi kata-kata bergambar untuk mengembangkan kosakata.

Klasifikasi media melalui bentuk dan cara penyajiannya, maka format klasifikasi media pengajaran secara umum adalah:

1) Media visual yang meliputi media grafis, bahan cetak, dan gambar diam.

2) Media proyeksi diam yang meliputi OHP/OHT, opaque projector, slide, dan filmstrip.

3) Media audio yang meliputi media radio, media alat perekam pita magnetik.

4) Media audio visual diam yang meliputi media sound slide (slide suara), film strip bersuara, dan halaman bersuara.

5) Media film, televisi, dan multimedia.

Menurut Harjanto (2005:243-244) ada dua alasan media pendidikan dapat berkenaan dengan manfaat media pendidikan, dalam proses belajar siswa, yang pertama yaitu :

1) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.

2) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata konumikasi verba melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga apalagi bila guru mengajar setiap jam pelajaran.

3) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan latihan, mendemonstrasikan, dll. 4) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

Alasan kedua adalah taraf berfikir manusia mengikuti perkembangan, dimulai dan berfikir sederhana menuju berfikir kompleks. Penggunaan media erat kaitannya dengan tahapan berfikir tersebut, sebab melalui media pendidikan hal-hal yang abstrak dapat dikonkretkan, dan hal-hal-hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.

Media pembelajaran dapat dibagi menjadi :

1) Media yang didengar (auditory), misalnya radio dan tape recorder;

2) Media yang dapat dilihat (visual), misalnya kartu dan gambar; 3) Media yang didengar dan dilihat (auditory dan visual), misalnya

film, video, dll;

4) Media permainan (games) misalnya teka-teki, scrabble, acak kata.

Berdasarkan beberapa klasifikasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggabungkan antara media permainan (games) dengan media yang dapat dilihat (visual) yaitu teknik permainan acak kata bergambar .

2.2.4 Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Menentukan dan memilih media yang terbaik dalam proses belajar dan mengajar merupakan sesuatu yang penting. Namun, hal ini kadang

membingungkan bagi para pendidik, tetapi di sisi lain juga merupakan moment untuk penilaian kreatifitas mereka. Connel dalam (Indriana 2011:27) menyatakan dengan tegas agar menggunakan media yang memiliki kesuaian dengan kebutuhan belajar. Dengan demikian, secara sederhana media apa pun dapat digunakan dalam aktivitas belajar mengajar asalkan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan pengajaran itu sendiri.

Sudjana (2009:103) mengemukakan beberapa kriteria dalam memilih media pembelajaran, sebagai berikut :

1) Ketepatan dengan tujuan pembelajaran.

2) Dukungan terhadap isi bahan pembelajaran. Adanya media pembelajaran akan lebih mudah dipahami siswa.

3) Media yang digunakan mudah diperoleh, murah, sederhana dan praktis penggunaannya.

4) Keterampilan guru dalam menggunakan media dalam proses pembelajaran.

5) Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pembelajaran berlangsung. 6) Sesuai dengan taraf berpikir siswa

Hafni (Hairudin 2008:7) mengemukakan bahwa media yang akan dipilih hendaknya memiliki karakteristik yaitu relevan dengan tujuan, sederhana, esensial, menarik dan menantang. Jadi secara umum kriteria pemilihan media pembelajaran dapat dikelompokkan:

1) Kesesuaian dengan tujuan pengajaran. 2) Kesesuaian dengan materi yang diajarkan.

3) Kesesuaian dengan fasilitas pendukung, kondisi lingkungan dan waktu.

4) Kesesuaian dengan karakteristik siswa. 5) Kesesuaian dengan gaya belajar siswa.

Dari beberapa penjelasan mengenai kriteria media pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa permainan acak kata bergambar sesuai untuk pembelajaran berbicara bahasa Prancis. Hal ini dapat dilihat dari kesesuaian dengan tujuan pembelajaran yang didalamnya disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Alat yang digunakan pun sangat sederhana yaitu hanya dengan kartu persegi yang didalamnya terdapat gambar dan kata-kata yang digunakan untuk memperjelas gambar. Teknik permainan yang digunakan juga sangat sederhana yaitu siswa secara berpasangan mengambil kartu kata masing-masing kemudian dilakukan tanya jawab secara bergantian mengenai gambar yang terdapat dalam kartu. 2.2.5 Keunggulan Permainan Sebagai Media Pembelajaran

Permainan sebagai salah satu media pendidikan sangat dianjurkan oleh para ahli psikologi karena sangat bermanfaat bagi perkembangan kognitif dan kreatif anak didik.

Menurut Huizinga dalam Sopiawati (2010:135) menyebutkan bahwa :

“ Le jeu est une action ou une activité volontaire, accomplie dans certaines limites fixées de temps et de lieu, suivant une règle librement consentie mais

complètement impérieuse, pourvue d’une fin de soi, accompagnée d’un sentiment de tension ou de joie, et d’une conscience d’être”.

(Permainan adalah sebuah aksi atau kegiatan sukarela, dilakukan dalam batas waktu dan tempat tertentu, diikuti dengan sebuah aturan yang bebas namun menarik, berakhir pada waktu tersebut, diiringi dengan perasaan senang dan rasa tegang).

http://www.bahasaarabsdit.com/2009/07/inovasi-pembelajaran-dengan-metode.html sebagai media pendidikan, permainan mempunyai beberapa kelebihan, yaitu :

1) Permainan adalah sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan, sesuatu yang menghibur dan menarik.

2) Permainan memungkinkan adanya partisipasi aktif dari siswa untuk belajar.

3) Permainan dapat memberikan umpan balik langsung.

4) Permainan memungkinkan siswa untuk memecahkan masalah-masalah yang nyata.

5) Membantu siswa meningkatkan kemampuan komunikatifnya. 6) Membantu siswa yang sulit belajar dengan metode tradisional. 7) Mainan bersifat luwes, dapat dipakai untuk berbagai tujuan

pendidikan. Permainan dapat dengan mudah dibuat dan diperbanyak.

Sedangkan menurut Ruswandi (2004:7) dalam buku games for islamic mentoring, teknik permainan memiliki beberapa keunggulan:

1) Singkat karena waktu yang digunakan bisa di minimalisasikan. 2) Tidak membutuhkan biaya yang besar.

3) Partisipatif, games melibatkan siswa baik secara fisik (termasuk pergerakan) maupaun fisiologis (seperti perhatian secara mental dan

visual). Games membantu perhatian siswa dan membuat mereka berfikir, bereaksi, dan tertawa.

4) Menggunakan alat bantu (media), games melibatkan penggunaan alat-alat sederhana untuk menambah kesan realistis pada kegiatan. 5) Beresiko rendah, tingkat keberhasilan games cukup tinggi bila

6) Adaptasi yang mudah, games dapat disesuaikan dengan beragam situasi dan penekanan pada poin-poin yang berbeda. Bahkan games juga dapat dimodifikasi tanpa menghilangkan kesan dan karakter aslinya.

Huizinga dalam (Sopiawati 2010:136) juga mengemukakan keunggulan permainan dalam pembelajaran yaitu :

“Le jeu permet de proposer une grande variété de situations motivantes et familières, de modifier le rythme d’un cours et de relancer l’intérêt des apprenants, d’apporter aux apprenants un moment où ils s’approprient l’action,

de faire répéter et réutiliser de façon naturelle des structures, du vocabulaire,

d’améliorer les compétences de prononciation et de compréhension par une mise de situation, d’obtenir une attention et une implication de l’ensemble des

apprenants, et de faire participer les apprenants timides ou anxieux.”

(Permainan memberikan berbagai macam situasi yang memotivasi dan nyaman, mengubah ritme pembelajaran dan memberikan ketertarikan bagi para pembelajar, membawa pembelajar ke dalam situasi di mana mereka beraksi, mengulangi dan mempelajari kembali cara alami bentuk, kosakata, meningkatkan kemampuan pelafalan dan pemahaman dalam sebuah situasi, meraih perhatian dan keterlibatan pembelajar, serta mengikutsertakan pembelajar yang pemalu atau pembelajar yang merasa cemas).

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar mengajar, permainan untuk meningkatkan pembelajaran adalah bersifat positif. Dengan media permainan dalam pembelajaran siswa merasa tertarik dan tertantang untuk lebih mengetahui materi pembelajaran.

Teori-teori tersebut berhubungan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu dengan menggunakan media permainan sebagai penyampai materi. Dari berbagai teori tersebut telah dikemukakan beberapa keunggulan mengenai teknik permainan dalam pembelajaran, hal ini dapat memperkuat argumen mengenai

keefektifan media permainan yang akan peneliti lakukan dalam pembelajaran berbicara bahasa Prancis.

2.2.6 Kartu Kata Bergambar

Kartu yang dalam aplikasinya memiliki berbagai variasi dan ukuran merupakan alat bantu ajar yang praktis, selembar kartu dapat dibuat dari kertas biasa (HVS), karton manila, atau kertas cover Soetopo (2009:25).

Kartu kata bergambar menurut Wibawa dan Mukti dalam (Wahyuningsih 2014:9) adalah kartu yang berisi kata-kata, gambar atau kombinasi dan dapat digunakan untuk mengembangkan perbendaharaan kata-kata dalam mata pelajaran bahasa pada umumnya dan bahasa asing pada khususnya. Begitu pula menurut House dalam (Wahyuningsih 2014:10) juga mengemukakan bahwa kartu kata bergambar adalah kartu yang berukuran 12x8cm, yang berisi kata, gambar atau kombinasinya.

Susanto (2011:108), mengemukakan bahwa kartu kata bergambar adalah kartu-kartu bergambar yang dilengkapi kata-kata. Arsyad (2011:119-120), mengemukakan bahwa kartu kata bergambar adalah kartu kecil yang berisi gambar, teks, atau tanda simbol yang mengingatkan dan menuntun siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar itu.

Adapun kelebihan dalam kartu kata bergambar menurut Indriana (2011:69), yaitu:

1) Mudah dibawa ke mana-mana.

2) Praktis dalam membuat dan menggunakannya, sehingga kapan pun anak didik bisa belajar dengan baik menggunakan media ini.

3) Gampang diingat karena karakteristik media flashcard adalah menyajikan pesan-pesan pendek pada setiap kartu yang disajikan. Sajian pendek ini akan memudahkan siswa untuk mengingat pesan-pesan tersebut. Kombinasi antara gambar dan teks cukup memudahkan siswa untuk mengenali suatu konsep.

4) Menyenangkan sebagai media pembelajaran, bahkan bisa digunakan dalam permainan.

Dalam penelitian ini, kartu kata yang digunakan adalah kartu persegi panjang dengan bahan kertas karton yang didalamnya terdapat gambar dan kata-kata untuk memperjelas gambar.

2. 3 Keterampilan Berbicara

Dalam pembelajaran bahasa, ada empat keterampilan yaitu Berbicara, Menulis, Menyimak, dan Membaca. Salah satu keterampilan yang harus dikuasai adalah keterampilan berbicara.

2.3.1 Definisi Berbicara

Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang lebih sering memilih berbicara untuk berkomunikasi, karena komunikasi lebih efektif jika dilakukan dengan berbicara. Berbicara memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa ahli bahasa telah mendefinisikan pengertian berbicara, diantaranya sebagai berikut.

Tarigan (1986: 3) mengemukakan bahwa berbicara adalah kemampuan seseorang dalam mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata yang

bertujuan untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan orang tersebut.

Bellenger (1996:110) bahwa “l’expression orale est un aiguillon capital de

plusieurs enjeux de la vie : la qualité de nos relations humaines, la mise en valeur de notre compétence professionnelle, notre propre développement personnel

comme notre équilibre psychique, notre ascendant et notre aptitude à persuader”. (Menurut Bellenger, ungkapan lisan adalah suatu yang sangat pokok di dalam kehidupan : mutu hubungan antarmanusia, peningkatan tentang keahlian profesional kita, pengembangan pribadi kita sendiri sebagai pertimbangan kekuatan batin kita, yang mempengaruhi kita dan pancaindera yang kita miliki. Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa berbicara adalah sesuatu yang sangat pokok yang berupa kemampuan seseorang untuk bercakap-cakap dengan mengujarkan bunyi-bunyi bahasa untuk menyampaikan pesan berupa ide, gagasan, maksud, atau perasaan, untuk melahirkan interaksi dengan orang lain.

2.3.2 Tes Keterampilan Berbicara

Tes atau evaluasi tak pernah luput dari kegiatan belajar mengajar. Tes dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa setelah dilakukan pembelajaran. Masing-masing tes yang dilakukan disesuaikan dengan ketentuan dan jenis-jenis tes, termasuk dalam tes berbicara.

Jenis-jenis tes berbicara menurut Nurgiyantoro (2012:401) adalah : 1. Berbicara berdasarkan gambar

Untuk mengungkapkan kemampuan berbicara pembelajar dalam suatu bahasa, gambar dapat dijadikan rangsang pembicaraan yang baik. Rangsang yang berupa gambar sangat baik untuk dipergunakan anak-anak usia sekolah dasar maupun

pembelajar bahasa asing pada tahap awal. Rangsang gambar yang dipakai sebagai rangsang berbicara dikelompokkan kedalam gambar objek dan gambar cerita. Gambar objek merupakan gambar tentang objek tertentu yang berdiri sendiri seperti binatang, kendaraan, pakaian, alam, dan lain-lain. Sedangkan gambar cerita adalah gambar susun yang terdiri dari sejumlah panel gambar yang saling berkaitan yang secara keseluruhan membentuk sebuah cerita.

2. Berbicara berdasarkan rangsangan suara

Tugas berbicara berdasarkan rangsang suara yang lazim dipergunakan adalah suara yang berasal dari siaran radio atau rekaman yang disengaja dibuat untuk maksud itu.

3. Berbicara berdasarkan rangsang suara visual dan suara

Berbicara berdasarkan rangsang visual dan suara merupakan gabungan antara berbicara berdasarkan gabungan gambar dan suara di atas. Namun, wujud visual yang dimaksud sebenarnya lebih dari sekedar gambar. Contoh rangsang yang dimaksud yang paling banyak dikenal adalah siaran televisi, video, dll.

4. Bercerita

Tugas cerita yang dimaksud disini ada kemiripan dengan tugas bercerita berdasarkan rangsang diatas, namun lebih luas cakupannya. Rangsang yang dijadikan bahan untuk bercerita dapat berupa buku yang sudah dibaca, berbagai cerita (fiksi dan cerita lama), berbagai pengalaman dll.

5. Wawancara

Wawancara merupakan teknik yang paling sering dipergunakan untuk menilai kompetensi berbicara seseorang dalam suatu bahasa, khususnya bahasa asing yang

dipelajarinya. Wawancara biasanya dilakukan terhadap seorang pembelajar yang kompetensi bahasa lisannya, bahasa target yang sedang dipelajarinya, sudah cukup memenuhi sehingga memungkinkan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya dalam bahasa itu.

6. Berdiskusi dan debat

Tugas berbicara yang dimasukkan dalam bagian ini adalah berdiskusi, berdebat, berdialog, dan seminar.

7. Berpidato

Dilihat dari segi kebebasan peserta didik memilih bahasa untuk mengungkapkan gagasan, berpidato, mempunyai persamaan tugas dengan bercerita. Dalam kaitannya dengan pembelajaran (dan tes ) bahasa di sekolah, tugas berpidato dapat berwujud permainan simulasi.

Dalam penelitian ini, menggunakan jenis berbicara pada poin yang pertama yaitu Berbicara berdasarkan gambar, karena metode yang digunakan adalah teknik acak kata bergambar. Siswa dapat berbicara menggunakan rangsangan gambar. 2.3.3 Kriteria Penilaian Keterampilan Berbicara

Evaluasi atau penilaian keterampilan berbicara juga tak lepas dari berbagai aspek atau kriteria penilaian.

Menurut tagliante (2005:65-66), ada beberapa aspek yang dapat dinilai dalam keterampilan berbicara, yaitu :

1. Le fond (dasar)

1) Les idées, les informations, l’argumentation (isinya jelas, gagasan-gagasannya menarik)

2) La structure, l’organisation du message (pesan yang disampaikan logis) 3) Le langage (kebenaran atau ketepatan kata)

2.La forme (bentuk)

Bagian inilah yang paling sulit untuk dievaluasi. Penguji harus menghargainya. Bagian ini meliputi :

1) L’attitude générale, la gestuelle

Sikap tidak kaku, tenang atau santai, wajah expressif

2) La voix, le volume, l’articulation, le débit, la fluidité, la spontanité Suara, volume, artikulasi, cara mengucapkan (jelas), kelancaran 3) Le regard, les pauses, les silences

Pandangan mata, jeda, keadaan diam 4) d. La capacité à interagir

Aspek ini menilai kemampuan untuk berinteraksi secara lisan dalam pembentukan makna

3.La prononciation (pengucapan)

Adapun kriteria penilaian keterampilan berbicara (la production orale) berdasarkan tingkatan (niveaux) A1 menurut Tagliante (2005:68), yaitu :

Tabel 2.3.3 Tabel Kriteria Penilaian Keterampilan Berbicara Comprehensi on de la consigne 0 0,5 1 Performance globale (peut présenter les membres de famille. À partir des cartes sur lesquelles figurent des mots et des images. Peut poser des questions et répondre aux questions). 0 0,5 1 1,5 2 Structures simples correctes (peut utiliser de façon limitée des structures très simples 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 Lexique approprié (peut utiliser un répertoire élémentaire de mots et d’expressions isolés relatifs à des situations 0 0,5 1 1,5 2

concrètes). Correction phonetique (peut prononcer de manière comprèhensib le un répertoire limité d’expression mémoirisées. 0 0,5 1 1,5 2

Dari kriteria penilaian keterampilan berbicara diatas, peneliti menggunakan kriteria penilain berdasarkan tingkataan (niveau) A1 karena sebagian besar kriteria penilaian yang terdapat dalam rubrik penilaian A1 juga terdapat dalam kriteria penilaian kterampilan berbicara yang sebelumnya dikemukakan oleh Tagliante. Peneliti menggunakan penilaian berbicara tingkatan A1 karena siswa SMA termasuk dalam kategori pembelajar bahasa asing tingkat pemula yang masuk dalam tingkatan (niveau) A1.

2.3.4 Materi keterampilan berbicara

Pada penelitian ini, teknik permainan dilakukan untuk pembelajaran berbicara. Tema kelas XI semester 1 adalah kehidupan keluarga dengan Kompetensi dasar 4.2 yaitu :

“Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk mengungkapkan cara memberitahu dan menanyakan fakta, dan perasaan serta sikap dalam meminta dan menawarkan barang dan jasa terkait topik kehidupan keluarga (la vie familiale)

dan kehidupan sehari-hari (la vie quotidienne) dengan memperhatikan unsur kebahasaan dan struktur dalam teks secara benar dan sesuai konteks.”

Materi yang digunakan adalah memperkenalkan anggota keluarga (Présenter les membres de famille) yang meliputi :

1. Tâche (tugas/pekerjaan)

Siswa melakukan dialog atau tanya jawab mengenai kehidupan keluarga ( la vie familiale) dengan menggunakan media acak kata bergambar.

2. Alat atau media

Menggunakan permainan acak kata bergambar yaitu kartu kata bergambar yang diacak dipilih dan dijadikan bahan untuk pembelajaran. 3. Kegiatan yang dilakukan

Melakukan dialog atau tanya jawab mengenai gambar yang terdapat dalam kartu yang dilengkapi dengan kata untuk mempertegas gambar. Verba yang digunakan untuk bertanya jawab meliputi :

1) Nom (nama) Menggunakan kata kerja S’appeler 2) Âge (umur) Menggunakan kata kerja Avoir

3) Profession (pekerjaan) Menggunakan kata kerja Être

4) Adresse (alamat) Menggunakan kata kerja Habiter

4. Materi pembelajaran

1) Susunan dalam membuat kalimat

2) Kosakata mengenai pekerjaan (profession), anggota keluarga (les membres de famille)

3) Penggunaan kata ganti orang (pronom sujet) dan adjectiv possesif

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah teknik permainan dengan konsep tanya jawab. Dua orang siswa maju kedepan kelas kemudian memilih kartu yang sudah diacak, kartu tersebut menjadi bahan untuk bertanya jawab. Misalnya seorang siswa mendapat sebuah kartu bergambar

LE PÈRE

Siswa A yang mendapat kartu tersebut dapat bertanya kepada siswa B seputar isi gambar tersebut begitu juga sebaliknya, siswa B mengajukan pertanyaan kepada siswa A seputar gambar yang di dapat. Seperti :

Dokumen terkait