• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Media Petak Persegi Satuan

1. Pengertian Media Petak Persegi Satuan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat (2008) media berarti alat (sarana) komunikasi yang terletak diantara dua pihak (orang, golongan, dan sebagainya), perantara, atau penghubung. Menurut Arsyad (1997:4) media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran, maka media itu disebut media pengajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar, sering pula pemakaian kata media pengajaran diganti dengan istilah lain yaitu alat peraga.

Media dapat berfungsi sebagai alat bantu dalam belajar mengajar yakni berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit,serta mudah dipahami. Dengan demikian media dapat berfungsi untuk mempertinggi daya serap dan retensi anak terhadap materi pembelajaran (Asnawir dan Usman, 2002:20).

Menurut Asnawir dan Usman (2002:15-16), ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain; tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa/mahasiswa, ketersediaan perangkat keras (hardware), dan peranngkat lunak (software), mutu teknis dan biaya. Oleh sebab itu, beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan antara lain:

a. Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Masalah tujuan pembelajaran ini merupakan komponen utama yang harus diperhatikan dalam memilih media. Dalam penetapan media harus jelas dan operasional, spesifik, dan benar-benar tergambar dalam bentuk perilaku (behaviour).

b. Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media. Sesuai atau tidaknya antara materi dengan mesia yang digunakan akan berdampak pada hasil pembelajaran siswa.

c. Kondisi audien (siswa) dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi siswa. Faktor umur, intelegensi, latar belakang pendidikan, budaya, dan lingkungan anak menjadi titik perhatian dan pertimbangan dalam memilih media pengajaran.

d. Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru. Seringkali suatu media dianggap tepat untuk digunakan di kelas akan tetapi di sekolah tersebut tidak tersedia media atau peralatan yang diperlukan, sedangkan untuk mendesain atau merancang suatu media yang dikehendaki tersebut tidak mungkin dilakukan oleh guru.

e. Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada audien (siswa) secara tepat dan berhasil guna, dengan kata lain tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara optimal.

f. Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil yangakan dicapai. Pemanfaatan media yang sederhana memungkinkan lebih menguntungkan daripada menggunakan media yang canggih (teknologi tingggi) bilamana hasil yang dicapai tidak sebanding dengan dana yang dikeluarkan.

Menurut Pasaribu dan Simandjuntak (1983:36-38), adapun faktor yang dipakai dalam menentukan alat peraga ialah:

a. Berdayaguna (Effectiveness).

b. Kesederhanaan.

c. Jumlah waktu yang tersedia dalam menyiapkan alat peraga

software.

d. Biaya.

e. Panjangnya masalah. f. Sifat masalah.

g. Fasilitas lingkungan yang mengharuskan digunakannya alat peraga, seperti ruangan, cahaya, listrik, dan lain-lain.

Sedangkan Hidayah dan Sugiarto menyatakan dalam

workshop I, FMIPA UNNES, 2004 yang dimaksud dengan petak persegi satuan ialah alat peraga yang dibuat dari plastik transparan (mika) berbentuk persegi atau persegi panjang digaris menjadi petak-petak persegi. Namun penulis melakukan sedikit modifikasi dengan mengganti mika dengan kertas karton atau white board. Penggunaan media tersebut pada pembelajaran matematika dapat digunakan dengan menggunakan spidol atau mika berwarna-warni untuk membedakan tiap bagian kotak yang telah digunakan untuk menulis. Dengan perkembangan ketersediaan bahan saat ini, kertas bertitik/berpetak ini dapat dibuat menggunakan white board

(dengan titik/petak menggunakan spidol permanen), dan penger- jaannya dengan spidol white board yang dapat dihapus (Muhsetyo.,dkk, 2011:2.30).

Gambar 2.13 Petak Persegi Satuan

2. Langkah Pembuatan Petak Persegi Satuan

a. Menyiapkan kertas karton atau white boardberukuran 33 x 39 cm.

Gambar 2.14 Pembuatan Petak Persegi Satuan

b. Membuat petak-petak persegi dari kertas karton atau white board tersebut dengan ukuran 3 x 3 cm. Sehingga terbentuk 143 petak persegi satuan (Lihat pada Gambar 2.13 Petak Persegi Satuan).

c. Melapisi kertas karton atau white board dengan mika dengan melekatkan dengan double tip dan menebalkannya dengan spidol.

39 cm 33 cm

3. Cara Pemakaian Petak persegi Satuan untuk Menghitung Operasi Penjumlahan Pecahan

Cara menggunakan/memakai media petak persegi satuan pada operasi penjumlahan pecahan, sebagi berikut:

a. Siapkan soal penjumlahan pecahan yang akan dijawab. b. Membuat pecahan dari soal dengan menggunakan dua mika

berbeda (yang satu untuk pembilang dan satunya lagi untuk penyebutnya) dankemudian akan ditempelkan pada petak persegi satuan.

c. Bersama siswa menyusun pecahan dari mika-mika yang telah dibuat. sehingga kedua pecahan memiliki ujung dan akhir yang sama (jumlah seluruh kotak-kotak dipenuhi mika yang sama banyak).

d. Tebalkan dengan spidol setiap bagian pecahan dari mika yang telah dibuat tadi, agar dapat dibedakan jumlah dari pecahan yang disamakan penyebutnya (menunjukkan KPKnya).

e. Hitung banyaknya mika berwarna merah (dapat dengan menggunakan warna lain) yang menunjukkan pembilang dengan mika berwarna lain yang menunjukkan penyebutnya. f. Operasi penjumlahan pecahan dapat dilakukandengan

mengitung seluruh kotak yang berwarna merah sebagai

pembilang dan jumlah kotak yang dipenuhi mika sebagai penyebutnya.

4. Cara Pemakaian Petak Persegi Satuan untuk Menghitung Operasi Pengurangan Pecahan

Cara menggunakan/memakai media petak persegi satuan pada operasi pengurangan pecahan, sebagi berikut:

a. Siapkansoalpengurangan pecahan yang akandijawab.

b. Membuat pecahan dari soal dengan menggunakan dua mika berbeda (yang satu untuk pembilang dan satunya lagi untuk penyebutnya) dan kemudian akan ditempelkan pada petak persegi satuan.

c. Bersama siswa menyusun pecahan dari mika-mika yang telah dibuat. sehingga kedua pecahan memiliki ujung dan akhir yang sama (jumlah seluruh kotak-kotak dipenuhi mika yang sama banyak).

d. Tebalkan dengan spidol setiap bagian pecahan dari mika yang telah dibuat tadi, agar dapat dibedakan jumlah dari pecahan yang disamakan penyebutnya (menunjukkan KPKnya).

e. Hitung banyaknya mika berwarna merah (dapat dengan menggunakan warna lain) yang menunjukkan pembilang dengan mika berwarna lain yang menunjukkan penyebutnya.

f. Operasi pengurangan pecahan dapat dilakukan dengan mengurangkan pembilang pecahan pertama (jumlah seluruh kotak yang berwarna merah pada kotak1) dengan pembilang

pecahan kedua (jumlah seluruh kotak berwarna merah pada kotak2) dengan penyebutnya merupakan jumlah kotak yang

dipenuhi mika.

Dokumen terkait