4.2. Analisis perancangan
4.2.4. Media Skunder
Dalam perancangan media skunder penulis mempertimbangkan fungsi, penerapannya di Kedai Kinetik dan di Instagram. berdasarkan hasil analisis data yang penulis lakukan sebelumnya penggunaan table brochure, mini x banner, Instagram story ads dan Instagram feeds merupakan media yang dapat digunakan sebagai media skunder dari perancangan promosi Kedai Kinetik.
4.2.4.1. Table Brochure
Penulis menggunakan media table brochure untuk menarik attention pengunjung Kedai Kinetik atau target audiens yang nantinya akan berkunjung ke Kedai Kinetik. Isi konten dari table brochure sendiri untuk menarik interest dan mengajak audiens untuk melakukan share terhadap Kedai Kinetik di media sosial audiens itu sendiri.
1. Fotografi
Pada perancangan media skunder penulis menggunakan rule of thirds kepada keseluruhan foto yang digunakan. Prakle (2010) mengatakan bahwa rule of thirds merupakan suatu komposisi fotografi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam meletakan sebuah objek dalam sebuah foto. Tujuan dari aturan sepertiga ini adalah untuk menciptakan suatu harmoni dan peletakan point of interest dalam sebuah foto, sehingga di dalam sebuah foto dapat memiliki keseimbangan dan dalam membaca makna dalam foto (hlm .18)
Gambar 4.88. Rule of Thirds & Warm Color
Foto yang digunakan berlandaskan big idea yang penulis gunakan yaitu connecting goodvibes yang dimana penulis ingin menyampaikan pesan suasana Kedai Kinetik yang dapat menghubungkan vibes orang – orang yang berkunjung ke Kedai Kinetik terhubung dengan vibes dari Kedai Kinetik itu sendiri.
Penulis juga menggunakan warm color pada keseluruhan foto yang digunakan. Arnston (2010), mengatakan bahwa pada umumnya warm
color dapat dikorelasikan dengan kehangatan, kenyamanan, kebahagiaan,
intimasi, semangat, keceriaan dan lainnya (hlm 135 – 137). 2. Tipografi
Dalam pemilihan jenis tipografi, penulis menggunakan acuan mood board yang penulis gunakan dan juga penulis menggunakan acuan teori dalam pemilihan jenis tipografi itu sendiri.
Gambar 4.89. Tipografi Tagline
Landa (2014), mengatakan bahwa Dalam sebuah desain harus memperhatikan tingkat keterbacaan salah satunya dengan mempertimbangkan jenis typography, typography yang memiliki karakter garis tipis dan terlalu tebal cendrung memiliki tingkat keterbacaan yang rendah (hlm 53). Maka dari itu penulis memilih jenis font yang tebal sebagai tagline dan menggunakan jenis font yang tidak terlalu tebal ataupun tipis untuk body text. Jenis tipografi yang penulis gunakan yaitu
script / hand written untuk tagline dan juga sans serif digunakan untuk
bagian body copy.
3. Copywriting
Penulis menggunakan copywriting yang sudah penulis lakukan berada ditahapan konsep pesan yamg sebelumnya penulis telah lakukan, yaitu teman ceritamu sebagai tagline merupakan pesan yang ingin disampaikan dan dengan menggunakan bahasa sehari hari yang biasa digunakan.
Tagline adalah sebuah slogan yang menyampaikan manfaat atau
semangat sebuah brand atau tema yang diusung dalam sebuah kampanye.
Tagline sendiri dapat memperjelas sebuah pesan atau bahkan bisa menjadi
pesan utama dalam sebuah iklan (hlm. 100). 4. Layout
Gambar 4.91. Table Brochure depan
Penulis menggunakan layout seperti tampilan Instagram tujuannya adalah membuat seolah – olah pengunjung lainnya telah melakukan share dan untuk memberikan contoh terhadap audiens itu sendiri.
Gambar 4.92. Table Brochure Belakang
Pada bagian sisi belakang table brochure, penulis menggunakan modular
grid karena modular grid lebih dinamis dalam penggunaannya menurut
Graver dan Jura.
4.2.4.2. Mini x Banner
Penulis juga menggunakan mini x banner sebagai media skunder, yang rencananya penulis akan meletakkan mini x banner ini di coffee bar milik Kedai Kinetik yang dimana coffee bar itu sendiri menjadi tempat pengunjung memesan dan tempat pengunjung membayar ketika hendak
1. fotografi
Gambar 4.93. Mini x Banner
Pada mini x banner ini penulis menggunakan sebuah foto yang menunjukan dua orang sedang menggenggam kopi dari Kedai Kinetik dengan posisi berhadap – hadapan merepresentasikan kedua orang yang sedang meluangkan waktu untuk berbicara sambil menikmati kopi dari Kedai Kinetik. Kemudian penambahan text Teman Ceritamu digunakan untuk menekankan pesan dan promosi yang sedang dilakukan dan body text yang menggunakan bahasa sehari hari yang dimana telah direncanakan pada tahap sebelumnya. Di dalam foto tersebut terlihat
menggunakan objek produk sebagai objek utama. Arnston (2012) mengatakan bahwa hal utama dalam sebuah foto produk yaitu bagaimana cara menampilkan objek yang akan difoto terlihat menarik baik menampilkan cerita dalam foto maupun tidak menampilkan cerita dalam foto (hlm. 168). Penulis juga tetap menggunakan warm color yang dimana warm color sendiri telah ditentukan dalam video dan menjadi acuan untuk keseluruhan foto.
2. Copywriting
Penulis menggunakan copywriting yang sudah penulis lakukan berada ditahapan konsep pesan yamg sebelumnya penulis telah lakukan, yaitu teman ceritamu sebagai tagline merupakan pesan yang ingin disampaikan dan dengan menggunakan bahasa sehari hari yang biasa digunakan.
Tagline adalah sebuah slogan yang menyampaikan manfaat atau
semangat sebuah brand atau tema yang diusung dalam sebuah kampanye.
Tagline sendiri dapat memperjelas sebuah pesan atau bahkan bisa menjadi
pesan utama dalam sebuah iklan (hlm. 100). 3. Tipografi
Dalam pemilihan jenis tipografi, penulis menggunakan acuan mood board yang penulis gunakan dan juga penulis menggunakan acuan teori dalam pemilihan jenis tipografi itu sendiri.
Landa (2014), mengatakan bahwa Dalam sebuah desain harus memperhatikan tingkat keterbacaan salah satunya dengan mempertimbangkan jenis typography, typography yang memiliki karakter garis tipis dan terlalu tebal cendrung memiliki tingkat keterbacaan yang rendah (hlm 53). Maka dari itu penulis memilih jenis font yang tebal sebagai tagline dan menggunakan jenis font yang tidak terlalu tebal ataupun tipis untuk body text. Jenis tipografi yang penulis gunakan yaitu
script / hand written untuk tagline dan juga sans serif digunakan untuk
bagian body copy.
Gambar 4.95. Tipografi Body Copy
4.2.4.3. Instagram Story Ads
Pada perancangan Instagram story ads penulis menggunakan potongan terakhir dari video yaitu scene 12 – scene 13 yang berdurasi 10 detik karena pada Instagram story ads menyediakan rentan waktu 10 detik.
Tujuan dari penggunaan Instagram story ads ini juga untuk menarik
attention serta mendapatkan interest dari target audiens. Fitur yang ada
pada Instagram story ads yaitu swipe up yang dapat langsung mengarahkan target audiens ke Instagram Kedai Kinetik.
Berdasarakan data yang didapat penggunaan media sosial Instagram sebagai media sosial yang paling sering digunakan dibandingkan dengan media sosial lainnya menjadi salah satu alasan mengapa Instagram story ads digunakan.
Gambar 4.96. Instagram story ads
4.2.4.4. Instagram Feeds Kedai Kinetik
Penulis mempertimbangkan kebiasaan target audiens yang menggunakan media sosial Instagram sebagai pencarian informasi mengenai kedai kopi dibandingkan dengan media lainnya.
Gambar 4.97. Rule of Thirds
Penulis menerapkan komposisi rule of thirds kepada setiap foto yang akan Penulis gunakan ke dalam postingan Instagram Kedai Kinetik. Kemudian menambahkan garis hitam pada foto di sisi atas dan bawah foto agar feeds yang didapatkan memiliki kesamaan dengan video yang penulis buat. Pertimbangan lainnya adalah untuk mendapatkan feeds yang menarik di Instagram, Instagram menggunakan rasio 1 : 1 serta foto yang penulis miliki yaitu rasio 4 : 3. Penambahan garis hitam juga sebagai fungsi penambahan ukuran foto yang tadinya memiliki rasio 4 : 3 menjadi 1 : 1. Penambahan garis sendiri tidak mempengaruhi komposisi rule of thirds yang penulis terapkan kepada komposisi foto.
Gambar 4.98. Penambahan Garis