• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisi : hasil penelitian dan pembahasan

LANDASAN TEORI A.Kajian Teori

4. Media Visual

b. Langkah – Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.

2) Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.).

3) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, dan pemecahan masalah.

4) Guru membantu siswa dalam merencanakan serta menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.

5) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses – proses yang mereka gunakan (Shoimin, 2014: 131).

4. Media Visual

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar ialah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

44

keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Arsyad, 2011: 91). Secara umum dapat dikatakan media mempunyai kegunaan, antara lain : 1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas.

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.

3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.

4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya.

5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.

6. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikasi), dan tujuan pembelajaran. jadi media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar (Daryanto, 2013: 5-6).

45

Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui observasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.

Bentuk visual berupa (a) gambar representasi seperti gambar, lukisan atau foto yang menunjukkan bagaimana tampaknya sesuatu benda; (b) diagram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan struktur isi material; (c) peta yang menunjukkan hubungan-hubungan ruang antara unsur-unsur dalam isi materi; (d) grafik seperti tabel, grafik, dan chart (bagan) yang menyajikan gambaran atau kecendurungan data atau antar hubungan seperangkat gambar atau angka-angka (Arsyad, 2011: 91).

Pada mulanya pada proses pembelajaran hanya menggunakan pendekatan visual, yakni membaca dan menulis. Baru pada pertengahan tahun 1960-an mulai muncul konsep keterbacaan visual, dalam bentuk grafik seperti sketsa, gambar, foto, diagram, table dan lain-lain. Dalam buku – buku pelajaran mulai ditampilkan pesan – pesan visual melalui berbagai ilustrasi untuk memperjelas keterbacaan visual. Lebih dari itu, pesan – pesan visual disajikan pula dalam berbagai media massa seperti

46

televise, percetakan dan produksi. Pesan – pesan visual sangat efektif dalam memperjelas informasi, bahkan lebih jauh lagi dapat mempengaruhi sikap seseorang, membentuk opini masyarakat dan lain – lain (Sanaky, 2013: 114).

Pada beberapa penelitian, hasilnya menunjukkan bahwa pengajaran akan lebih efektif apabila objek dan kejadian yang menjadi bahan pengajaran dapat divisualisasikan secara realistic menyerupai keadaan yang sebenarnya, namun tidak berarti bahwa media harus selalu mempunyai keadaaan yang sebenarnya. Sebagai contoh adalah model. Artinya, sekalipun model merupakan gambaran nyata dari objek dalam bentuk tiga dimensi tidak dapat dikatakan realistic sepenuhnya. Namun, demikian, model sebagai media pembelajaran dapat memberi makna terhadap isi pesan dari keadaan yang sebenarnya.

a. Pesan Visual dan Proses Pembelajaran

Kemampuan menerima pesan visual mencakup kemampuan “membaca pesan visual” secara tepat, memahami makna yang terkandung didalamnya, menghubungkan unsur – unsur pesan visual dengan pesan verbal atau sebaliknya, serta mampu menghayati nilai keindahan visualisasi tersebut. Sedangkan kemmpuan menyampaikan pesan visual adalah mencakup menvisualisasikan pesan verbal, melukiskan atau menvisualisasikan makna isi pesan dan menyederhanakan makna dalam bentuk visualisasi.

47

b. Belajar dari Pesan Visual

Belajar dari pesan visual memerlukan keterampilan, karena dengan melihat pesan visual tidak dengan sendirinya seseorang akan mampu belajar daripadanya. Itulah sebabnya pembelajaran harus dibimbing agar dapat menerima dan menyimak pesan – pesan visual secara tepat.

c. Menyimak Pesan Visual

Pesan visual yang disajikan dan diterima oleh pembelajar diengaruhi oleh bebrapa faktor. Ada dua faktor yang sangat penting, yaitu perkembangan usia anak dan latar belakan budaya yang dianutnya serta pengalamannya.

5. PTK

a. Hakikat PTK

Secara harfiah, penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris, yaitu Classroom Action Research, yang berarti Action Research (penelitian dengan tindakan) yang dilakukan di kelas

Seorang ahli di bidang ini, yaitu (Arikunto, 2006: ) yang menjelaskan pengertian PTK secara lebih sistematis.

1) Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati.

2) Tindakan adalah gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu.

48

3) Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama.

Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suyadi, 2010: 17-18).

b. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

PTK mempunyai karakter tersendiri jika dibandingkan dengan penelitian-penelitian lain pada umumnya. Beberapa karakter tersebut adalah sebagai berikut:

1) Guru merasa bahwa ada permasalahan yang mendesak untuk segera diselesaikan di dalam kelasnya. Guru menyadari bahwa ada sesuatu dalam praktik pembelajarannya yang harus dibenahi, dan ia dipanggil untuk memperbaiki persoalan tersebut.

2) Refleksi Diri. Refleksi yang dimaksud adalah refleksi dalam pengertian melakukan intropeksi diri, seperti guru mengingat kembali apa saja tindakan yang dilakukan di dalam kelas, apa dampak dari tindakan tersebut, mengapa dampaknya menjadi demikian, dan sebagainya (Suyadi,2010: 25).

49

3) Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di dalam “kelas” sehingga fokus perhatian adalah proses pembelajaran antara guru dan siswa melalui interaksi.

4) PTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilakukan secara berkelanjutan dari siklus yang satu ke siklus yang lain, maka akan ditemukan model pembelajaran yang terbaik (Suyadi, 2010:29).

Dokumen terkait