• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisi : hasil penelitian dan pembahasan

LANDASAN TEORI A.Kajian Teori

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang reletif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru mentapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan – tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional (Susanto, 2013: 5).

Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sunal (1993: 94), bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi sikap dan juga keterampilan. Dengan demikan, penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang di pelajari disekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

27

berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa. (Susanto , 2013: 6)

Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh. Dalam hal ini, Gagne dan Briggs mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar. Lebih jauh dalam hubungannya dengan hasil belajar Gagne dan Briggs mengemukakan adanya lima kemampuan yang diperoleh seseorang sebagai hasil belajar yaitu keterampilan intelektual, strategi, kognitif, informasi verbal, keterampilan motoric dan sikap. Keterampilan intelektual adalah suatu kemampuan yang membuat seseorang menjadi kompeten terhadap sesuatu sehingga ia dapat mengklasifikasi, mengidentifikasi, mendemonstrasikan dan menggeneralisasikan suatu gejala (Sam‟s, 2010: 33-34).

a. Macam – macam Hasil Belajar

Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan diatas meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Pemahaman Konsep

Pemahaman menurut Bloom (1979: 89) diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar

28

siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.

Menurut Dorothy J. Skeel dalam Nursid Sumaatmadja (2005: 2-3), konsep merupakan sesuatu yang tergambar dalam pikiran suatu pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Jadi, konsep ini merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati seseorang dan tergambar dalam pikiran, gagasan, atau suatu pengertian.

2) Keterampilan Proses

Usman dan Setiyawati (1993: 77) mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan social yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.

3) Sikap

Menurut Lange dalam Azwar (1998: 3), sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek respons fisik.

Sementara menurut Sardiman (1996: 275), sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya berupa individu –

29

individu maupun objek – objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang.

b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara umum faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukkan kualitas hasil belajar (Baharudin dan wahyuni , 2007: 19).

1) Faktor internal

Faktor internal adalah faktor – faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu.

2) Faktor Eksternal

Selain karakteristik siswa atau faktor – faktor endogen, faktor – faktor eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor lingkungan social dan faktor lingkungan nonsosial. 2. IPA

a. Pengertian IPA

IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang factual (factual), baik berupa kenyataan (reality), atau kejadian (event) dan hubungan sebab –

30

akibatnya. Cabang ilmu yang termasuk anggota rumpun IPA saat ini antara lain Biologi, Fisika, IPA, Astronomi / Astrofisika, dan Geologi.

IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya dua hal berkaitan yang tidak terpisahkan dengan IPA, yaitu IPA sebagai produk, pengetahuan IPA yang berupa pengetahuan factual, konseptual, prosedural, dan metakognitif, dan IPA sebagai proses, yaitu kerja ilmiah. ( Wisudawati dan Sulistiyowati, 2014: 22).

Sebenarnya tidaklah mudah mendefinisikan apakah IPA itu. Ada yang mendefinisikan bahwa “IPA” merupakan ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi. Sedangkan Nokes di dalam bukunya “Science in Education” menyatakan bahwa IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus.

Kedua pendapat di atas sebenarnya tidak berbeda. Memamng benar bahwa IPA merupakan suatu ilmu teoritis, tetapi teori tersebut didasarkan atas pengamatan, percobaan-percobaan terhadap gejala-gejala alam. Betapapun indahnya suatu teori dirumuskan tidaklah dapat dipertahankan kalau tidak sesuai dengan hasil-hasil pengamatan atau observasi.

31

Jadi dapatlah disetujui bahwa IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus yaitu melakukan observasi ekperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi, dan demikian seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. Cara untuk memperoleh ilmu secara demikian ini terkenal dengan nama metode ilmiah. Metode ilmiah pada dasarnya merupakan suatu cara yang logis untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Metode ilmiah inilah merupakan dasar metode yang digunakan dalam IPA (Abdullah dan Rahma, 1992: 18).

b. Cara Berpikir IPA

Cara berpikir IPA meliputi : 1)Percaya (Believe)

Kecenderungan para ilmuwan melakukan penilitian terhadap masalah gejala alam dimotivasi oleh kepercayaan bahawa hokum alam dalam dapat di konstruksi dari observasi dan diterangkan dengan pemikiran dan penalaran.

2)Rasa Ingin tahu (curiosity)

Kepercayaan bahwa alam dapat dimengerti didorong oleh rasa ingin tahu untuk menemukannya.

3)Imajinasi (Imagination)

Para ilmuan sangan mengandalkan pada kemampuan imajinasinya dalam memecahkan masalah gejala alam.

32

4) Penalaran (Reasonin)

Penalaran setingkat dengan imajinnasi. Para ilmuan juga mengandalkan penalaran dalam memecahkan masalh gejala alam. 5)Koreksi Diri (Self examination)

Pemikiran ilmiah adalah sesuatu yang lebih tinggi daripada sekedar suatu usaha untuk mengerti tentang alam. Pemikiran ilmiah juga merupakan sarana untuk memahamidirinya,unruk melihat seberapa jauh para ahli sampai pada kesimpulan tentang alam.

c. Kegiatan Manusia yang Dapat Mempengaruhi Permukaan Bumi. Manusia melakukan berbagai kegiatan untuk melangsungkan hidupnya. Berbagai kegiatan manusia tersebut dapat merubah keadaan permukaan bumi. Perubahan dapat bersifat positif. Namun, dapat pula bersifat negative (Maryanto dan Purwanto, 2009: 178).

1) Perubahan Permukaan Bumi Akibat Kegiatan Pertanian

Tanah adalah sumber daya alam yang dapat diolah. Di atas tanah dapat dikembangbiakkan tumbuhan dan hewan. Di atas tanah, manusia melakukan kegiatan pertanian. Kegiatan pertanian bertujuan untuk menghasilkan bahan pangan, sandang, papan, dan lain-lain.

Berkaitan dengan usaha membudidayakan tanah, dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut.

33

a) Pembukaan Hutan

Pembukaan hutan dilakukan untuk memperoleh lahan pertanian. Namun, pembukaan hutan yang berlebihan dan tidak bertanggung jawab dapat menyebabkan:

i. Lahan/tanah gundul

ii. Lahan gersang karena ditinggalkan, dan lain-lain. b) Perkebunan

Jumlah penduduk selalu bertambah sehingga kebutuhannya juga meningkat. Contohnya kebutuhan pangan. Peningkatan kebutuhan pangan tidak diikuti dengan peningkatan lahan pertanian. Lahan pertanian justru makin berkurang. Banyak lahan pertanian yang dibangun perumahan, pabrik maupun gedung perkantoran. Keadaan ini mendorong pembukaan lahan baru untuk pertanian dan perkebunan. Hutan menjadi sasaran dalam pembukaan lahan untuk perkebunan dan pertanian (Priyono dan Martini, 2009: 148).

c) Pengolahan Tanah

Beberapa kegiatan pengolahan tanah yang dapat menyebabkan perubahan permukaan bumi antara lain:

i.Pembajakan lahan dengan mesin traktor.

ii.Pengolahan lahan miring menjadi berteras-teras (terasering).

34

d) Waduk dan Bendungan

Waduk atau bendungan adalah daratan yang dibuat cekungan besar kemudian diisi air. Waduk berfungsi untuk mengaliri lahan-lahan pertanian, PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), dan perikanan. Waduk ini juga berfungsi sebagai penampung air hujan (Winarti dkk, 2009: 106). 2) Perubahan Permukaan Bumi Akibat Kegiatan Pembangunan

Sejak manusia ada, kegiatan pembangunan berlangsung terusmenerus. Mula-mula manusia hanya membangun rumah tempat tinggal. Lama-kelamaan dibangun pula berbagai sarana dan prasarana yang memudahkan kehidupan manusia. Misalnya jalan, jembatan, rel KA, dan lain-lain.

Kegiatan pembangunan dapat merubah permukaan bumi. Di antaranya adalah:

a) Mengubah lahan persawahan menjadi bangunan pabrik, perumahan, dan lain-lain.

b) Mengubah lahan persawahan untuk jalan tol.

c) Mengubah permukiman dan persawahan menjadi waduk;

d) Membabat hutan di lereng bukit untuk lahan pembangunan tempat peristirahatan

35

e) Penimbunan pantai (reklamasi) untuk lahan permukiman.

3) Perubahan Permukaan Bumi Akibat Kegiatan Pertambangan Pertambangan adalah kegiatan pengambilan hasil-hasil tambang atau mineral dari permukaan maupun dari dalam perut bumi.

Penggalian bahan tambang menyebabkan perubahan permukaan bumi. Karena pengambilan bahan tambang ini dengan cara membuka lapisan permukaan bumi. Penggalian bahan tambang harus dilakukan dengan perhitungan yang baik. Daratan yang semula subur dapat menjadi tandus akibat kegiatan penambangan ini (Maryanto dan Purwanto, 2009: 179). Berbagai bentuk kegiatan pertambangan turut mengubah permukaan bumi, misalnya:

a) Kegiatan penggalian yang dilakukan untuk mengambil mineral di dalam perut bumi.

b) Kegiatan pengeboran baik di daratan maupun di lautan untuk mengambil minyak dan gas bumi.

c) Kegiatan pengolahan bahan tambang.

d. Dampak kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi permukaan bumi.

36

Kebutuhan manusia tidak terbatas, manusia selalu berusaha agar kebetuhan tersebut terpenuhi. Di alam tersedia berbagai bahan kebutuhan manusia yang disebut sumber daya alam.

Sumber daya alam dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Namun, sangat disayangkan terkadang manusia inilah yang dapat mengubah permukaan bumi.

1. Pembakaran Hutan

Akhir-akhir ini manusia banyak melakukan pembakaran hutan untuk dijadikan lahan pertanian, pemukiman penduduk, dan untuk industri. Kawasan hutan yang dijadikan lahan pertanian biasanya berubah menjadi tanah tandus dan gersang. Hal ini karena setelah panen biasanya ladang ini akan ditinggalkan. Sistem perladangan seperti ini disebut perladangan berpindah. Akhirnya hutan yang dahulu menghijau menjadi tanah tandus dan gersang.

Selain untuk lahan pertanian, biasanya pembakaran hutan bertujuan untuk membangun pemukiman penduduk dan mendirikan pabrik.

2. Penebangan Hutan secara Liar

Selain pembakaran hutan, manusia juga melakukan penebangan hutan secara liar. Pohon-pohon ini diambil kayunya sebagai bahan bangunan. Penebangan pohon-pohon di hutan secara liar ini juga dapat mengubah permukaan bumi.

37

Penebangan liar di Indonesia dimulai di Kalimantan pada awal tahun 1990-an. Akhirnya penebangan liar ini meluas sampai Sumatra dan Sulawesi. Penebangan liar ini membuat hutan di Indonesia rusak. Proses penebnagn hutan secara liar ini disebut penggundulan hutan.

Pepohonan sangat penting bagi kehidupan di Bumi. Jadi, penebangan pohon harus dilakukan secara hati-hati dan disertai dengan usaha melestarikannya. Penebangan hutan harus disertai dengan penanaman kembali benih-benih pohon yang telah ditebang. Melalui cara ini kelestarian hutan tetap terjaga.

Penggundulan hutan dapat menyebabkan terjadinya perubahan permukaan bumi. Hutan ini akan berubah menjadi lahan tandus dan gersang. Selain itu, penggundulan hutan juga berdampak pada kehidupan makhluk hidup. Penggundulan hutan telah membunuh ratusan spesies tumbuhan dan hewan. Banyaknya pohon yang ditebangi menyebabkan hewan-hewan hutan kehilangan makanan dan tempat berlindung

3. Penambangan

Kegiatan penambangan juga dapat mengubah permukaan bumi. Sebagian besar bahan tambang berada di dalam tanah. Pengambilan bahan tambang dengan cara digali atau ditambang. Ada dua macam jenis penambangan yaitu penambangan terbuka dan penambangan bawah tanah.

38

Penambangan terbuka adalah penambangan yang dilakukan di permukaan bumi. Beberapa bahan tambangn seperti tembaga, besi, batu bara, kapur dan alumunium sering ditemukan di permukaan bumi. Oleh karena itu, untuk mengambilnya tidak perlu menggali. Kegiatan ini mengubah bentuk permukaan bumi menjadi lubang-lubang bekas penambangan.

Bahan tambang lainnya digali dari terowongan yang berada ratusan meter di bawah permukaan tanah. Cara ini disebut penambangan bawah tanah. Penambangan ini lebih sulit daripada penambangan di permukaan. para penambang menggali sebuah lubang menuju kedalam tanah dan mengambil bijih. Pengambilan bijih ini menggunakan bora tau bahan peledak sebelum diangkut ke permukaan. Kegiatan ini menimbulkan tanah berongga. Tanah yang berongga menyebabkan tanah kurang kuat sehingga bisa runtuh.

Selain penambangan terbuka dan penambangan bawah tanah, ada juga cara lainnya yaitu pengerukan. Pengerukan merupakan cara lain yang digunakan untuk mengumpulkan logam-logam yang terendap di dalam batuan di dasar sungai atau sumber air lainnya (Azmiyawaty, 2008: 162-165).

4. Pembangunan jalan

Pepatah mengatakan, dengan ilmu dan teknologi hidup menjadi mudah. Kemajuan teknologi telah berhasil membuat alat yang

Dokumen terkait