• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

3. Mekanisme Efektivitas

Didalam mekanisme efektivitas terdapat beberapa komponen pendukung suatu kerja, ada beberapa pendapat menurut para ahli yaitu:12

Menurut Georgopoulos mekanisme efektivitas terdapat dalam beberapa komponen yaitu :

a. Produkktivitas adalah sama artinya dengan efisien.

b. Luwes artinya mematuhi norma-norma dan memuaskan anggota dan konsep daya suai. Maksudnya adalah kemampuan organisasi dalam menyesuaikan diri pada perubahan, baik perubahan di dalam maupun perubahan diluar organisasi.

c. Ketegangan adalah konflik dan pertentangan diantara anggota-angggota organisasi, yang erat kaitannya dengan peningkatan (kalau terkendali) dan penurunan (kalau dibiarkan berlarut-larut).13

Menurut Paul E. Mott mekanisme dalam pencapaian suatu kerja yang efektif adalah merumuskan dan mengembangkan sarana mengukur efektivitas organisasi yang mempengaruhi tingkat efektivitas itu berkaitan langsung dengan :

a. Produktivitas dikaitkan dengan kuantitas, kualitas dan efisiensi.

b. Daya suai adalah kemampuan untuk menaksir masalah yang akan dihadapi dan persiapan untuk mengatasi masalah yang bersangkutan. Daya suai ini dikaitkan dengan tempo (cepat atau lambat) dan besaran (derajat penyesuaian, apakah seluruhnya, sebagian mendasar ataukah hanya ala kadarnya saja). Dalam faktor ini tercakup konsep kepaduan yaitu kerelaan kerja, atau kegairahan kerja yang tinggi atau kepuasan kerja, lebih mudah menerima perubahan (metode atau prosedur kerja misalnya).

c. Keluwesan menyangkut kemampuan anggota organisasi menanggapi kedaan darurat seperti beban lebih yang tidak terduga atau percepatan jadwal kerja.14

Sedangkan menurut Friedlander dan Pickle menyatakan bahwa dalam merumuskan mekanisme efektivitas harus memperhitungkan kepentingan pemilik, pekerja dan masyarakat diantaranya yaitu :

12

Komariyah, Efektivitas Murabahah di BMT Al-Ikhwan,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan

Hukum, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004), h.14-20. 13

Basil S. Georgopoulus dan Arnold S. Tannembaun, A Study of Organization Effeectiveness,

(America: Sosiological Review, 1957), vol.22, h.534-540. 14

Paul E. Mott, The Characteristics of Effective Organization (New York: Halper and Row, 1972), h.20-24

a. Kemampuan berlaba yang dilihat dari rata-rata laba tahunan selama 10 tahun berturut-turut, dalam kaitannya dengan jam kerja pemilik perusahaan.

b. Kepuasan kerja yang diukur dari tanggapan mereka atas kondisi kerja, pembayaran upah, cara supervisi dan pengembangan.

c. Penghargaan masyarakat yang diukur dari data mengenai hubungan masyarakat, hubungan organisasi dengan unsur-unsur pemerintah, hubungan dengan pelanggan, dan hubungan dengan pensuplai serta kreditor.15

Ketiga telaah yang dikemukakan diatas telah memaparkan masalah-masalah pengenalan dan pengukuran kriteria yang tepat terhadap efektivitas organisasi. Masing-masing telah menunjukan rancangan yang berbeda terhadap pengukuran efektivitas secara keseluruhan, tetapi kriteria-kriteria tersebut memndapatkan tempatnya sendiri dalam rancangan sistem dan telaah teoritis,

Dalam usaha memahami efektivitas yang bersifat abstrak itu, beberapa analisa organisasi berusaha mengidentifikasi segi-segi yang menonjol kaitannya dengan konsep ini. Walaupun ada sederetan panjang kriteria kerja yang dipakai, namun kriteria yang paling banyak dipakai meliputi hal-hal berikut :

a. Kemampuan menyesuaikan diri, keluwesan b. Produktivitas

c. Kepuasan kerja d. Kemampuan berlaba e. Pencarian sumber dana16

15

Frank Frienlander dan Hal Pickle, Components of Effektiviness in Small Organization,

(Administrative Science Quarterly, 1986), Vol.13, h.289-304. 16

B. Modal Kerja

1. Pengertian Modal Kerja

Modal menurut bahasa sebagai uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang dan sebagainya; harta benda (uang, barang, dsb) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang dapat menambah kekayaan.17 Selanjutnya kata kerja berarti kegiatan melakukan sesuatu; yang dilakukan (diperbuat); sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah; mata pencaharian.18 Sedangkan menurut istilah modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari.19

Menurut J. Fred weston dan Eugene F Bringham, modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas (surat-surat berharga), piutang dagang dan persediaan.20 Sedangkan menurut Kasmir dalam bukunya “Kewirausahaan” modal kerja adalah modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan pada saat perusahaan sedang beroperasi. Jenis modalnya bersifat jangka pendek, biasanya hanya digunakan untuk sekali atau beberapa kali proses produksi.

17

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 1990) cet ke-3, h. 113

18

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 1990) cet ke-3, h. 113

19

Agnes Sawir, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan

(Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001) h. 129 20

Modal kerja digunakan untuk keperluan membeli bahan baku, membayar gaji karyawan, dan biaya pemeliharaan serta biaya-biaya lainnya.21

Dari pengertian di atas, modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dan hutang lancar, dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan dikurangi hutang lancar yang digunakan untuk melindungi aktiva lancar.

Menurut Bambang Riyanto dan S. Munawir mengemukakan modal kerja dapat dibagi menurut konsep sebagai berikut :

a. Konsep kwantitatif

Modal kerja menurut konsep kwantitatif menggambarkan keseluruhan atau jumlah dari aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang, persediaan atau keseluruhan daripada jumlah aktiva lancar dimana aktiva lancar ini sekali berputar dan dapat kembali ke bentuk semula atau dana tersebut dapat bebas lagi dalam waktu yang relatif pendek atau singkat. Konsep biasanya disebut modal kerja bruto (gross working capital). b. Konsep kwalitatif

Menurut konsep kwalitatif modal kerja merupakan selisih antara aktiva lancar diatas hutang lancar. Digunakan modal kerja ini merupakan sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasional perusahaan tanpa menunggu likuiditasnya. Konsep ini biasa disebut sebagai modal kerja netto (net working capital).

21

c. Konsep fungsional

Modal kerja menurut konsep ini menitik beratkan pada fungsi dari pada dana dalam menghasilkan pendapatan (income) dari usaha pokok perusahaan. Setiap dana yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Jenis modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada saat ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan.22

Dokumen terkait