KOMPENSASI TERHADAP PELANGGARAN HAM BERAT
B. Mekanisme Pemberian Kompensasi
Mekanisme pemberian kompensasi terhadap korban tindak pidana diatur dalam PP No. 44 Tahun 2008 tentang Pemberian Kompensasi, Restitusi, dan Bantuan Kepada Saksi dan Korban yang merupakan pelaksanaan dari UU No.
13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban. Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban yang melaksanakan mekanisme pemberian kompensasi, restitusi dan bantuan terhadap korban akan tetapi dalam pembahasan ini berfokus terhadap Kompensasi. Kompensasi merupakan ganti kerugian yang diberikan oleh negara karena pelaku tidak mampu memberikan ganti kerugian sepenuhnya yang menjadi tanggung jawabnya.
Peraturan pemerintah ini mengatur secara rinci tentang prosedur permohonan kompensasi dan restitusi dari korban kepada LPSK. Beberapa pokok penting mekanisme pemberian kompensasi terhadap korban menurut PP No. 44 Tahun 2008 bahwa Korban pelanggaran hak asasi manusia yang berat berhak memperoleh Kompensasi.65 Permohonan untuk memperoleh Kompensasi sebagaimana dimaksud dapat diajukan oleh Korban, Keluarga,
65 Pasal 2 ayat 1 PP No 44 Tahun 2008 tentang Pemberian Kompensasi, Restitusi, dan Bantuan Kepada Saksi dan Korban
57 atau kuasanya dengan surat kuasa khusus.66 Dalam pengajuan Permohonan untuk memperoleh Kompensasi sebagaimana dimaksud67 diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia di atas kertas bermeterai cukup kepada pengadilan melalui LPSK. Selanjutnya Pengajuan permohonan Kompensasi dapat dilakukan pada saat dilakukan penyelidikan pelanggaran hak asasi manusia yang berat atau sebelum dibacakan tuntutan oleh penuntut umum.68
Setelah diajuakannya permohonan kompensasi oleh korban atau keluarga LPSK memeriksa kelengkapan permohonan Kompensasi dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal permohonan Kompensasi diterima.69 Jika Dalam hal terdapat kekurang lengkapan permohonan yang diajuakan, LPSK memberitahukan secara tertulis kepada pemohon untuk melengkapi permohonan yang di ajukan ke pengadilan.70Pemohon dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal pemohon menerima pemberitahuan dari LPSK, wajib melengkapi berkas permohonan.71
Setelah LPSK memperintahkan untuk melengkapi kekurangan pengajuan permohonan kompensasi atau tidak dilengkapi dalam jangka waktu 30 hari maka pemohon dianggap mencabut permohonannya.72Dalam hal berkas permohonan sudah dinyatakan lengkap, LPSK segera melakukan pemeriksaan
66Ibid Pasal 2 ayat 2 67Ibid Pasal 2 ayat 3 68Ibid Pasal 3 69Ibid Pasal 5 ayat 1 70Ibid Pasal 5 ayat 2 71Ibid Pasal 5 ayat 3 72Ibid Pasal 5 ayat 4
58 substantif73 Untuk keperluan pemeriksaan permohonan Kompensasi. Kemudian LPSK dapat meminta keterangan dari Korban, Keluarga, atau kuasanya dan pihak lain yang terkait.74
Setelah LPSK mendapat keteranagan dari korban atau keluarga maka hasil pemeriksaan permohonan Kompensasi ditetapkan dengan keputusan LPSK, disertai dengan pertimbangannya.75 Dalam pertimbangan LPSK disertai rekomendasi untuk mengabulkan permohonan atau menolak permohonan Kompensasi76 selanjutnya LPSK menyampaikan permohonan Kompensasi beserta keputusan dan pertimbangannya kepada pengadilan hak asasi manusia.77 Dalam ketentuan ini berlaku juga bagi permohonan Kompensasi yang dilakukan setelah putusan pengadilan hak asasi manusia yang berat telah memperoleh kekuatan hukum tetap. 78
Akan tetapi dalam hal LPSK berpendapat bahwa pemeriksaan permohonan Kompensasi perlu dilakukan bersama-sama dengan pokok perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat, permohonan dapat disampaikan kepada Jaksa Agung.79 Kemudian Salinan surat pengantar penyampaian berkas permohonan kompensasi disampaikan kepada Korban, Keluarga, atau kuasanya dan kepada instansi pemerintah terkait.80
73Ibid Pasal 6 74Ibid Pasal 7 75Ibid Pasal 9 ayat 1 76Ibid Pasal 9 ayat 2 77Ibid Pasal 10 ayat 1 78Ibid Pasal 10 ayat 2 79Ibid Pasal 10 ayat 3 80Ibid Pasal 10 ayat 4
59 Dalam hal LPSK mengajukan permohonan Kompensasi, selanjutnya pengadilan hak asasi manusia memeriksa dan menetapkan permohonan Kompensasi dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima.81 Dalam hal ini Penetapan pengadilan hak asasi manusia selanjutnya disampaikan kepada LPSK dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal penetapan.82 Setalah itu LPSK menyampaikan salinan penetapan pengadilan hak asasi manusia kepada Korban, Keluarga, atau kuasanya dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal menerima penetapan.83 Kemudian LPSK melaksanakan penetapan pengadilan hak asasi manusia mengenai pemberian Kompensasi dengan membuat berita acara pelaksanaan penetapan pengadilan hak asasi manusia kepada instansi pemerintah terkait.84
Instansi pemerintah terkait dalam melaksanakan pemberian Kompensasi dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal berita acara diterima.85 Jika Dalam hal Kompensasi menyangkut pembiayaan dan perhitungan keuangan negara, pelaksanaannya dilakukan oleh Departemen Keuangan setelah berkoordinasi dengan instansi pemerintah terkait lainnya.86
Selanjutnya dalam hal pelaksanaan pemberian Kompensasi, dilaporkan oleh instansi pemerintah terkait dan/atau Departemen Keuangan kepada ketua
81Ibid Pasal 11 ayat 1 82Ibid Pasal 11 ayat 2 83Ibid Pasal 11 ayat 3 84Ibid Pasal 15 ayat 1 85Ibid Pasal 15 ayat 2 86Ibid Pasal 15 ayat 3
60 pengadilan hak asasi manusia yang menetapkan permohonan Kompensasi.87Salinan tanda bukti pelaksanaan pemberian Kompensasi, disampaikan kepada Korban, Keluarga, atau kuasanya, dengan tembusan kepada LPSK dan penuntut umum.88 Kemudian Pengadilan hak asasi manusia setelah menerima tanda bukti menyangkut permohonan kompensasi tersebut untuk selanjutnya mengumumkan pelaksanaan pemberian Kompensasi pada papan pengumuman pengadilan yang bersangkutan.89
Berikut skema mekanisme pengajuan permohona kompensasi terhadap pelangaran HAM berat.
Skema Mekanisme Pengajuan Permohonan Kompensasi Terhadap Pelanggaran HAM Berat
Skema No: 1
Sumber: Diolah berdasarkan ketentuan PP No 44 Tahun 2008 tentang Pemberian Kompensasi, Restitusi, dan Bantuan Kepada Saksi dan Korban.
87Ibid Pasal 16 ayat 1
88Ibid Pasal 16 ayat 2
89Ibid Pasal 16 ayat 3
Pelanggaran HAM berat.
LPSK Pengadilan Jaksa
Agung
Putusan pengadilan
Permohonan Kompensasi diterima
Permohonan kompensasi tidak diterima
61 Dengan demikian korban baru akan mendapatkan kompensasi ketika sudah ada putusan pengadilan HAM yang berkekuatan hukum tetap, yaitu ketika tidak ada lagi upaya hukum lain yang dapat ditempuh atau semua upaya hukum sudah ditempuh mulai dari banding, kasasi dan peninjauan kembali.
Dengan demikian, putusan kompensasi tidak bisa segera dieksekusi atau dilaksanakan dan mengakibatkan korban tidak dapat segera melakukan pemulihan serta semakin panjang jalan yang harus ditempuh korban untuk mendapatkan hak- haknya, terutama hak atas kompensasi.90 Seharusnya pengajuan kompensasi ini tidak harus menunggu sampai putusan berkekuatan hukum tetap Karena hal ini bertentangan dengan tujuan kompensasi itu sendiri yaitu memulihkan hak korban ke keadaan semula dan prinsip yang menyatakan bahwa pemberian kompensasi harus dilaksanakan secara tepat, cepat dan layak.
C. Kompensasi Terhadap Korban Pelanggaran HAM Berat di Indonesia