• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN UMUM KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH ARRAHMAH

CINERE DALAM MENEKAN TINGGINYA TINGKAT NPF (NON PERFORMING FINANCING)

A. Mekanisme pembiayaan yang ada pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah

Kegiatan operasional Koperasi jasa keuangan syariah yang paling dominan menghasilkan pendapatan adalah penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan. Selain itu dari sisi lain sektor pembiayaan ini tidak saja bertujuan untuk optimalisasi penghasilan bank semata, bertujuan pula pada tumbuhnya sektor-sektor usaha yang produktif bagi berbagai usaha para nasabah, yang pada akhirnya dapat bermanfaat dan menunjang kepada terwujudnya hasil-hasil pembangunan khususnya pembangunan di sektor riil yang menjadi sasaran dan objek usaha KJKS Arrahmah. Akan tetapi, perlu pula diperhatikan bahwa dana yang ditanamkan pada pembiayaan bersumber dari dana masyarakat dan pemerintah yang merupakan titipan atas kepercayaan kepada bank, maka kepercayaan tersebut sudah semestinya diimbangi pengelolaan pembiayaan yang hati-hati (prudent)1

Sehubungan dengan hal tersebut agar dalam pengelolaan pembiayaan lebih berencana dan terarah pada sasaran yang akan dicapai sesuai dengan misi

1

Malayu Hasibuan, Dasar-dasar perbankan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h.91

yang diemban KJKS Arrahmah maka diperlukan berbagai macam instrument kelengkapan baik yang menyangkut sarana pendukung yang dimilikinya, pengetahuan dan wawasan secara teroritis maupun sarana pendukung yang bersifat teknis, oleh karena itu sebelum koperasi jasa keuangan syariah melakukan pemberian pembiayaan, terlebih dahulu koperasi jasa keuangan syariah harus melakukan studi kelayakan dengan meninjau kegiatan usaha yang dimiliki calon nasabah, dengan maksud untuk mengecek kebenaran data dan informasi yang diterima apakah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan untuk memperoleh data tambahan yang diperlukan, selain itu untuk mengetahui apakah usaha yang dijalankan oleh calon nasabah berjalan dengan baik ataukah sedang mengalami penurunan.2 Koperasi jasa keuangan syariah tidak akan mengambil resiko apabila usaha yang dijalankan oleh calon nasabah tidak berjalan dengan baik karena pada akhirnya akan berpengaruh terhadap tingkat Non Performing Financing (NPF)3

Dalam pengajuan permohonan pembiayaan para calon nasabah harus mengikuti Standar Operating Procedure (SOP) prosedur pengajuan permohonan pembiayaan yang ada di KJKS Arrahmah :

2

Alex S Nitisemito dan M Umar Burhan, Wawasan Studi kelayakan dan evaluasi proyek

(Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 33

3

Dede darmawan, Proses Analisa Pemberian Pembiayaan, (Jakarta: Institut Bankir Indonesia, 2005), h.3

1. Tahap Permohonan Pembiayaan4

Pada tahap ini calon anggota mengajukan pembiayaan kepada marketing (A/O) dengan mengisi formulir dan melengkapinya sessuai ketentuan koperasi, A/O memeriksa kelengkapan pengisian formulir pembiayaan berikut kelengkapan administrasinya, jika belum lengkap kembalikan kepada calon anggota, jika telah lengkap A/O membuat berita acara rapat komite pembiayaan atas pembiayaan yang akan diajukan.

A/O mengajukan pada rapat komite pembiayaan nasabah, Anggota komite akan memberikan persetujuan atau penolakan terhadap pembiayaan yang diajukan oleh A/O pada berita acara rapat komite. Apabila pembiayaan ditolak maka A/O akan membuat surat penolakan yang ditandatangani oleh A/O dan manager. Apabila pembiayaan disetujui, maka A/O akan menyusun berkas pengajuan pembiayaan calon anggota dan melengkapi kekurangan berkas calon nasabah dalam map file, jika map file telah lengkap berikan kepada admin pembiayaan.

Admin pembiayaan menerima file permohonan pembiayaan calon anggota yang telah disetujui oleh komite, admin memeriksa sekali lagi persetujuan komite pembiayaan dan kelengkapan file calon anggota, jika belum lengkap kembalikan pada A/O, jika telah lengkap maka admin pembiayaan akan mengatur jadwal realisasi pembiayaan nasabah, admin pembiayaan akan mengisi data pembiayaan pada system kemudian cetak akta

4

perjanjian pembiayaan, tanda terima uang calon anggota, tanda terima jaminan, promes, kartu angsuran dan buku tabungan, jika hasil cetakan semua benar kemudian diberikan kepada manager.

2. Prosedur akad pembiayaan

Marketing menyerahkan berkas dan proposal pengajuan pembiayaan kepada Administrasi pembiayaan, admin pembiayaan menerima dan memeriksa kelengkapan berkas pembiayaan, jika tidak lengkap maka dikembalikan kepada marketing, jika sudah lengkap maka admin pembiayaan menginput data data realisasi pembiayaan tersebut ke system, membuat jadwal realisai calon anggota sesuai konfirmasi dari marketing, mencetak jadwal realisasi calon anggota, nota realisasi, kartu angsuran calon anggota dan tanda terima jaminan.

Admin pembiayaan meminta perssetujuan kepada manager (nota realisasi dan perjanjian pembiayaan), manager memeriksa berkas pembiayaan, jika tidak benar kembalikan kepada admin pembiayaan untuk diperbaiki, jika benar bubuhi tandatangan pada perjanjian pembiayaan dan nota realisasi dan serahkan berkas kepada admin pembiayaan.

Admin pembiayaan meninta kepada calon anggota KTP dan jaminan asli untuk dicocokan dengan dokumen yang ada, jika meragukan konfirmasi kepada calon anggota, jika benar lakukan akad pembiayaan dengan calon

anggota, admin pembiayaan memberikan copy perjanjian dan tanda terima jaminan kepada calon anggota.5

3. Prosedur Realisasi pembiayaan

Admin pembiayaan menyerahkan nota realisasi pembiayaan kepada teller, teller menerima nota pembayaran realisasi pembiayaan dari administrasi pembiayaan yang telah disetujui oleh manager, teller menginput nota pembayaran realisasi pembiayan, teller menyiapkan sejumlah uang sesuai dengan nota realisasi pembiayaan.

Teller memanggil nasabah dan meminta KTP asli kepada calon anggota dan teller mencocokan nama pada KTP dan nota realisasi, jika benar mintakan tanda tangan calon anggota pada nota realisais pembiayaan dan cocokan dengan KTP, teller menghitung kembali uang yang akan diserahkan kepada calon anggota, calon anggota menerima dan menghitung kembali uang realisasi tersebut.

Tugas bagian pembiayaan belum dikatakan selesai setelah pencairan pembiayaan, selanjutnya harus dapat menjaga agar pembiayaan tersebut lunas pada saatnya. Oleh karena itu petugas pembiayaan perlu melakukan control atau pemantauan berkala kepada anggota yang dibiayai. Langkah-langkah yang dapat diambil misalnya kontak lewat telepon sebulan sekali atau berkunjung ke rumah dan tempat usaha anggota pembiayaan.6

5

Standar Operating Procedure (SOP) pembiayaan pada KJK Syariah Arrahmah

6

……….Mekanisme pemberian modal kredit dari BMT kepada pengusaha kecil, (Bandung…2002) h. 38

B. Perhitungan Tingkat NPF pada KJKS Arrahmah periode 31 Desember 2006,

Dokumen terkait