• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah dalam menekan tingkat pembiayaan bermasalah (NPF)

BAB III TINJAUAN UMUM KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH ARRAHMAH

CINERE DALAM MENEKAN TINGGINYA TINGKAT NPF (NON PERFORMING FINANCING)

D. Strategi Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah dalam menekan tingkat pembiayaan bermasalah (NPF)

Pembiayaan bermasalah menjadi masalah utama bagi semua lembaga keuangan, karena itu KJK Syariah Arrahmah sedini mungkin harus mengantisipasi kemungkinan adanya pinjaman/pembiayaan bermasalah. Langkah-langkah untuk meminimalisir pinjaman/pembiayaan bermasalah sebagai berikut :11

1. Harus tajam dalam menganalisa awal.

10

Agustina agung untari, Analisa aspek legal pembiayaan bermasalah, modul pelatihan pada Induk koperasi syariah 23 Januari 2010

11

2. Harus diadakan suvey bagi anggota, apapun usahanya.

3. Diprioritaskan bagi anggota yang berdomisili tetap, usaha sudah berjalan dan perputaran dananya cepat, sehingga angsuran harian dan atau mingguan dapat dijalankan.

4. Adanya jaminan pembiayaan, apapun bentuknya harus menggunakan jaminan, karena hal tersebut akan menjadi ikatan antara KJK Syariah ARRAHMAH dan anggota (seperti ijazah, BPKB, Surat Kepemilikan Kios, Tempat Usaha, dll.)

5. Pemberian penghargaan bagi anggota yang cicilannya bagus, dan sangsi bagi anggota yang bermasalah.

6. Dalam mengangsur, anggota diharuskan untuk menabung, yang akan berfungsi sebagai jaminan apabila anggota tersebut tidak membayar angsuran, sehingga tabungan tersebut dapat diambil sebagai angsuran

7. Melakukan binaan terhadap usaha nasabah, seperti mengadakan pengajian setahun sekali menjelang bulan suci ramadhan sekaaligus penyaluran dana infaq dan shodaqoh yang di titpkan dari anggota.

Penanganan pembiayaan bermasalah merupakan bagian yang tidak dapat dihindari dalam proses pembiayaan, upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi pembiayaan bermasalah yang ada pada KJK Syariah Arrahmah yaitu :

a. Pengalihan portofolio pembiayaan bermasalah

Pengalihan portofolio pembiayaan merupakan pengalihan dari unit bisnis kepada unit kerja penyelesaian pembiayaan, atas pembiayaan-pembiayaan yang memenuhi kriteria khusus, dengan tujuan untuk mempermudah penanganan pembiayaan-pembiayaan bermasalah kriteria pembiayaan yang dialihkan.

b. Penyelamatan dan penyehatan pembiayaan

Penyelamatan dan penyehatan pembiayaan merupakan upaya-upaya yang dilakukan koperasi jasa keuangan syariah dalam rangka mendapatkan kepastian pembayaran kembali/pelunasan pembiayaan dan sekaligus meningkatkan kapasitas nasabah dalam memenuhi kewajibannya. Penyelamatan dan penyehatan dilakukan melalui:12

1) Penjadwalan kembali (Rescheduling)

Syarat-syarat : potensi usaha ada, kemampuan debitur masih ada, plafon tetap.

Perubahan : jangka waktu, jadwal angsuran, grace period, jumlah angsuran

2) Persyaratan kembali (Reconditioing)

Syarat-syarat : potensi usaha ada, sarana usaha memadai, plafon tetap / berubah

12

Agustina agung untari, Analisa aspek legal pembiayaan bermasalah, modul pelatihan pada Induk koperasi syariah 23 Januari 2010

Perubahan : jangka waktu, kepemilikan, jadwal angsuran, agunan. 3) Penataan kembali (Restructuring)

Syarat-syarat : potensi usaha ada, kemampuan debitur masih ada, plafon bisa berubah

Perubahan : jangka waktu, jumlah plafon, jadwal angsuran, grace pariod, jaminan, jumlah angsuran

4) Merupakan usaha yang masih memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang dengan baik dan membutuhkan dukungan

5) Calon anggota menunjukan sikap kerjasama dan memiliki integritas yang baik

6) Usaha tetap layak (feasible) untuk diteruskan c. Penyelesaian pembiayaan dan off set jaminan

Penyelesaian pembiayaan adalah uapaya-upaya yang dilakukan koperasi jasa keuangan syariah dalam rangka memperoleh kembali seluruh piutang pada calon anggota atau setidak-tidaknya meminimalisasi resiko kerugian yang mungkin diderita oleh koperasi jasa keuangan syariah

Penyelesaian pembiayaan bermasalah : penagihan langsung ke debitur / pemilik jaminan, offseting jaminan, kerjasama dengan pihak lain (take over ke bank, debitur, atau investor).

Offset jaminan adalah suatu cara penyelesaian pembiayaan bermasalah melalui pembelian jaminan nasabah oleh bank di luar proses pengadilan, dengan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari pemilik.

Kriteria offset jaminan : pembiayaan yang masuk dalam kategori perhatian khusus samapai dengan macet, semua pembiayaan yang masuk dalam kategori diatas baik yang sudah atau belum dilimpahkan kepada unit kerja penyelesaian pembiayaan, tidak ada sumber penjualan lain kecuali penjualan agunan, kondisi jaminan marketable.13

d. Penghapusan pembiayaan

Penghapusan pembiayaan adalah penghapusan pencatatan pos pembiayaan yang diberikan dalam neraca terhadap pembiayaan bermasalah dengan prioritas untuk pembiayaan yang diberikan yang termasuk dalam kategori kolektibilitas diragukan atau macet, atau yang secara keseluruhan akan mempengaruhi kinerja koperasi syariah dengan menggunakan dana penyisihan penghapusan pembiayaan yang telah di cadangkan koperasi syariah.

Kriteria penghapusan pembiayaan yaitu: tidak mempunyai sumber pengembalian lain, upaya pengembalian hanya dapat dilakukan dengan eksekusi atau penjualan jaminan, jaminan tidak mengcover, pengikatan pembiayaan/ jaminan secara yuridis tidak sempurna/cacat menurut hukum,

13

Andi Pangeran Hamzah, Penanganan pembiayaan bermasalah, Modul pelatihan pada Induk Koperasi Syariah, 23 Januari 2010

pembiayaan minimal telah satu tahun berada dalam kolektibilitas diragukan atau macet, calon anggota tidak kooperatif dan sulit untuk ditemui, usaha yang dibiayai sudah tidak ada dan/atau tidak memiliki prospek.

e. Denda dan ganti rugi

Denda keterlambatan pembayaran kewajiban pembiayaan adalah denda yang dibebankan kepada nasabah pembiayaan yang terlambat membayar kewajibannya kepada bank.

Ganti rugi/ta’widh adalah sejumlah uang yang dikeluarkan oleh nasabah untuk menutup kerugian koperasi syariah yang terjadi akibat pelanggaran atau kekeliruan. Besarnya ganti rugi (ta’wid) adalah sebesar kerugian riil bank.

Strategi yang dilakukan KJKS Arrahmah dalam menekan tingginya tingkat Non Performing Financing (NPF) yang disebutkan di atas sudah cukup efektif, yang dapat dilihat dari penurunan tingkat Non Performing Financing (NPF) dari tahun 2006 sebesar 3,3%, tahun 2007 sebesar 3%, dan tahun 2008 sebesar 2,3%. Namun demikian penekanan tingkat Non Performing Financing (NPF) seharusnya dapat lebih dioptimalkan, yaitu dengan meningkatkan upaya-upaya dalam mengatasi pembiayaan bermasalah yang ada.seperti A/O harus tajam dalam menganalisa awal, tidak mudah percaya dengan calon anggota. Harus

diadakan suvey bagi anggota, apapun usahanya, bertanya dengan tetangganya, diprioritaskan bagi anggota yang berdomisili tetap, usaha sudah berjalan dan perputaran dananya cepat, sehingga angsuran harian dan atau mingguan dapat dijalankan.

Adanya jaminan pembiayaan, apapun bentuknya harus menggunakan jaminan, karena hal tersebut akan menjadi ikatan antara KJK Syariah Arrahmah dan anggota (seperti ijazah, BPKB, Surat Kepemilikan Kios, Tempat Usaha, dll.), pemberian penghargaan bagi anggota yang cicilannya bagus, dan sangsi bagi anggota yang bermasalah. Dalam mengangsur, anggota diharuskan untuk menabung, yang akan berfungsi sebagai jaminan apabila anggota tersebut tidak membayar angsuran, sehingga tabungan tersebut dapat diambil sebagai angsuran dan melakukan binaan terhadap usaha calon anggota.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa apabila A/O dalam mengajukan proposal pembiayaan mematuhi prosedur/SOP pembiayaan yang ada, maka kecil kemungkinan pembiayaan tersebut akan bermasalah. Kunjungan silaturrahmi yang sering dilakukan A/O terhadap calon anggota akan lebih memudahkan A/O dalam mengawasi calon anggotanya, apabila sewaktu-waktu usaha calon anggotanya berhenti.

Ketika pembiayaan calon anggota sudah bermasalah, pihak KJK Syariah Arrahmah dapat melakukan penyelamatan dan penyehatan

terhadap usaha calon anggota melalui Penjadwalan kembali

(Rescheduling), Persyaratan kembali (Reconditioing), Penataan kembali

(Restructuring) dengan terus mengawasi perkembangan usaha calon

A. Kesimpulan

Pada bab kesimpulan ini penulis mencoba untuk menyimpulkan hasil penelitian yang telah di lakukan di Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah mengenai strategi koperasi jasa keuangan syariah dalam menekan tingginya tingkat Non Performing Finencing (NPF).

Strategi koperasi jasa keuangan syariah Arrahmah dalam menekan Tingkat Non Performing Financing (NPF) yaitu selalu mematuhi SOP pengajuan pembiayaan yang telah ditetapkan perusahaan, memberikan hadiah bagi anggota yang pembiayaannya lancar, sering melakukan kunjungan ke anggota, melakukan binaan terhadap usaha anggota, dan sering bersilaturrahmi dengan anggota.

Strategi yang diterapkan Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah sudah cukup efektif berdasarkan laporan keuangan KJKS Arrahmah yaitu dari tahun 2006 tingkat NPF nya sebesar 3,3%, pada tahun 2007 sebesar 3%, dan pada tahun 2008 sebesar 2,3%.walaupun tidak terlalu signifikan tetapi mengalami penurunan setiap tahunnya antara 0,3% hingga 0,7%.

Faktor-faktor yang mendukung atau menghambat upaya Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah dalam menekan tingkat NPF yaitu : factor yang menghambat diantaranya Faktor Intern, seperti Kurang tajamnya analisa, kondisi usaha bermasalah, tidak layak dibiayai, pengikatan jaminan lemah. Kurang

informasi, reputasi calon anggota buruk, rumah atau tempat usaha kontrakan, orang pendatang. Monitoring kurang, tidak ada waktu, terlalu yakin, kredit masih lancar. Karyawan yang ikut bermain dengan nasabah untuk mengejar target delivery sehingga menaikan nilai jaminan, menaikan kebutuhan kredit calon anggota. Faktor Ekstern seperti : Itikad yang kurang baik dari calon anggota, Lemahnya kemampuan berusaha, Penyimpangan penggunaan dana, Usaha yang dijalankan relatif baru, Tidak mampu menanggulangi masalah/kurang kuasai usahanya, Meninggalnya calon anggota, Anggota kelurga sakit.

Sedangkan faktor yang mendukung upaya Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah dalam menekan tingkat NPF yaitu adanya silaturrahmi antara pihak Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah dengan calon anggota, sehingga memudahkan pihak koperasi jasa keuangan syariah Arrahmah dalam memantau perkembangan usaha calon anggota.

Dokumen terkait