• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN UMUM KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH ARRAHMAH

SYARIAH DALAM MENEKAN TINGKAT NPF

B. VISI DAN MISI

Koperasi jasa keuangan syariah Arrahmah sebagai lembaga keuangan mikro syariah yang berada dilingkungan masyarakat menengah kebawah mempunyai visi yaitu Menjadi lembaga keuangan mikro syariah yang amanah, professional, sehat dan kuat, baik dari kualitas dan kuantitas, untuk menggapai kehidupan penuh dengan salam (keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan) dengan ridho Allah SWT.

Selain itu untuk berperan serta meningkatkan perekonomian masyarakat menengah kebawah dengan menjalankan misi yaitu Memberdayakan pengusaha kecil dan lemah dengan konsep tawazun (keseimbangan) antara rukhiyah dan rupiah dengan melalui pola pembinaan dan pembiayaan serta langkah nyata

5

sebagai upaya membebaskan masyarakat dari belenggu rentenir dan jerat kemiskinan.6

C. MANAJEMEN DAN ORGANISASI

Berdasarkan Legalitas hukum KJK Syariah Arrahmah dari Kementrian Koperasi pada tanggal 26 Mei 2005 Akta Pendirian Notaris Betty Supartini, SH No.10 Nomor Badan Hukum 424/BH/MNEG.I/V/2005 NPWP 02.461.444.8-412.000 SITU 503/224/Kpts/HO/IV/Perindag/2006 Domisili 503/18/IV/2005 Tanda Daftar Perusahaan 10.27.2.65.00394, dan keputusan rapat anggota terakhir susunan dewan pengurus adalah sebagai berikut Pengawas Muhammad. Riva'i, SH, Mochammad. Darmawan, SH, Abdul Harris Bobihoe. Ketua pengurus Ratih Puspita, SH, Wakil Ketua Ika Yuliana, S. Kom, Sekretaris Elah Nurlaelah, Bendahara Julaeha, SE.Ak.7

Dalam menjalankan operasional sehari-hari, Pengurus dibantu oleh Manajer KJKS Arrahmah Rudiana, Divisi Simpanan dan Pembiayaan Wardatullaila, Amd.Kom, Divisi Linkage Program Rahmat Hidayat, Amd.Kom, Divisi Baitul Maal Idham Kholid, Amd.Kom. dengan struktur organisasi sebagai berikut :

6

Wawancara pribadi dengan ibu Wardatullaila Cinere, 24 Desember 2009

7

Struktur Organisasi Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah

RAT

Pengawas

Pengurus

Manager

Kabag Operasional Kabag Marketing

Struktur organisasi koperasi jasa keuangan syariah Arrahmah terdiri dari RAT, rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dimana dalam rapat anggota menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, rencana kerja, rencana anggaran pendapatan, dan belanja koperasi serta pengesahan laporan keuangan, pengesahan pertanggung jawaban pengurus dalam pelaksanaan

Marketing /AO

Teller CS / Adm Pembiayaan Marketing / AO

Collector Collector

tugasnya, pembagian sisa hasil usaha. Keputusan rapat anggota di ambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat dimana tiap-tiap anggota mempunyai hak suara yang sama. Kedua pengurus, pengurus dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota dimana untuk pertama kalinya susunan dan nama-nama pengurus dicatat dalam akta pendirian, dan masa jabatannya paling lama 5 tahun, pengurus bertugas mengelola koperasi, mengajukan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi syariah, dan menyelenggarakan rapat anggota.8

Ketiga, pengelola yang terdiri dari manager, kabag operasional, kabag merketing, admin pembiayaan, marketing, collector dan teller. Fungsi dan tugas umum manager yaitu memimpin usaha koperasi syariah sesuai dengan RKATKS (rencana kerja dan anggaran tahunan koperasi syariah), menyelenggarakan rapat evaluasi kinerja koperasi syariah, dan memutuskan penerimaan dan penolakan pembiayaan anggota koperasi.

D. PRODUK

Produk Arrahmah berupa simpanan, pemberian pembiayaan atau pinjaman untuk modal usaha, Pengumpulan dan pendayagunaan ZIS serta Pendampingan/Pembinaan kepada Anggota.9

1. Jenis Simpanan KJKS Arrahmah terdiri :

8

Wawancara pribadi dengan ibu Wardatullaila Cinere, 24 Desember 2009

9

a. Simpanan Amanah Arrahmah Sejahtera (Samara), simpanan dari anggota yang bisa diambil setiap saat.

Persyaratan :

1) Mengisi formulir pembukaan

2) Menyerahkan fotocopy identitas diri yang masih berlaku KTP/SIM/paspor)

3) Setoran awal minimal Rp. 15.000,- Manfaat :

1) Aman, nyaman, dan menentramkan 2) Bagi hasil yang kompetitif

3) Tidak dikenakan biaya administrasi

4) Turut membantu pengembangan usaha kecil dan menengah 5) Insya Allah berkah dan bermanfaat bagi sesama

b. Simpanan Pendidikan (SIDIK), terdiri dari :

1) Tabungan Rencana Biaya Sekolah (TARBIYAH) yang penggunaannya untuk biaya pendidikan sekolah, pengambilannya menjelang semesteran atau kenaikan kelas atau masuk sekolah.

Persyaratan :

b) Menyerahkan fotocopy identitas diri yang masih berlaku (KTP/SIM/paspor)

c) Setoran awal minimal Rp. 20.000,-

2) Tabungan Siswa Beribadah (TASBIH), simpanan siswa/i sekolah yang pengelolaannya oleh guru kelas bekerjasama dengan ARRAHMAH. c. Simpanan Wisata Keluarga (SIAGA), jenis simpanan yang dipersiapkan

untuk kepentingan wisata, wisata ziarah, study wisata, berlaku untuk perorangan maupun kelompok.

Persyaratan

1) Mengisi formulir pembukaan

2) Menyerahkan fotocopy identitas diri yang masih berlaku (KTP/SIM/paspor)

3) Setoran awal minimal Rp. 20.000,-10

d. Simpanan Amanah Berjangka (SIMKA), simpanan anggota dengan jangka waktu pengambilan yang disepakati bersama, sama seperti deposito. atau bisa berbentuk titipan Giro/Wadi'ah. Simpanan berjangka dalam waktu 1 bulan dengan bagi hasil 10% p.a, 3 bulan dengan bagi hasil 13% p.a, 6 bulan dengan bagi hasil 14% p.a, dan 12 bulan dengan bagi hasil 15% p.a.

10

Dengan perhitungan bagi hasil:

Contoh kasus : Bapak Sobri menempatkan Simpanan berjangka (Deposito) di KJKS Arrahmah pada bulan Oktober 2009 sebesar Rp.10.000.000,- dengan jangka waktu 12 bulan.

Maka bagi hasil Simpanan berjangka (Deposito) Bapak Sobri pada bulan November 2009 (30 hari) sebesar Rp.99.000,-

Dengan perhitungan : 30 x 15% x 10.000.000 = Rp.99.000,- 365

Kemudahan bagi hasil simpanan berjangka yaitu bisa di transfer ke bank lain, tambah nominal, bahkan overbook ke rekening yang ada di KJKS Arrahmah.11

Persyaratan :

Jumlah hari dalam tahun

Jumlah hari dalam bulan x persentase x nominal

1) Mengisi formulir pembukaan

2) Menyerahkan fotocopy identitas diri yang masih berlaku (KTP/SIM/paspor)

3) Setoran minimal Rp. 500.000,-

11

Manfaat :

1) Aman, nyaman, dan menentramkan 2) Bagi hasil yang kompetitif

3) Turut membantu pengembangan usaha kecil dan menengah 4) Insya Allah berkah dan bermanfaat bagi sesama

e. Simpanan Hari Raya (SAHARA), simpanan yang diniatkan untuk memenuhi kebutuhan Hari Raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha (Qurban). Jangka waktu pengambilannya dua minggu sebelum hari raya Persyaratan :

1) Mengisi formulir pembukaan

2) Menyerahkan fotocopy identitas diri yang masih berlaku (KTP/SIM/paspor)

3) Setoran awal minimal Rp. 20.000,-

f. Simpanan Qurban dan Aqiqah (SIQUBAH), simpanan yang diniatkan untuk memenuhi ibadah qurban di Hari Raya Idul Adha atau untuk keperluan menunaikan kewajiban aqiqah untuk menyambut kelahiran anak tercinta.

2. Jenis Pembiayaan KJKS Arrahmah terdiri :

Produk pembiayaan KJKS Arrahmah di tujukan untuk membantu memenuhi kebutuhan modal kerja dalam rangka pengembangan usaha, khusus

bagi calon anggota/mitra usaha yang memiliki usaha produktif dan telah berjalan sedikitnya selama satu tahun.12

a. Pembiayaan Produktif dengan jual beli (Murabahah), pembiayaan yang diberikan kepada anggota yang membutuhkan sarana, atau pembelian barang untuk modal maupun pengembangan usaha, yang pengembaliannya pada saat jatuh valuta atau secara angsuran. Pembiayaan ini dapat dilakukan oleh semua anggota sesuai dengan jenis usaha masing-masing anggota seperti perdagangan, pertanian, jasa, peternakan, warung sayur, dll.

b. Pembiayaan untuk biaya pendidikan, pembiayaan yang diberikan kepada anggota yang membutuhkan dana untuk biaya pendidikan.

c. Pembiayaan bagi anggota yang kurang mampu, pembiayaan ini di berikan bagi anggota yang kurang mampu, dengan sistem pengembalian pokoknya saja.

d. Pembiayaan pemilikan kendaraan

Pembiayaan yang ditujukan bagi nasabah yang bermaksud melakukan pembelian kendaraan, baik kendaraan baru maupun bekas. Dengan jumlah angsuran yang ringan, berbeda dengan leasing yang ada.13

12

Wawancara Pribadi dengan bapak Idham Kholid, Cinere 24 Desember 2009

13

Akad pembiayaan yang digunakan oleh Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah yaitu:

a. Jual beli Murabahah 1) Pengertian Murabahah

Bai’ al Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam bai’al murabahah penjual harus memberitahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Misalnya pedagang eceran membeli computer dari grosir dengan harga Rp.10.000.000, kemudian ia menambahkan keuntungan sebesar Rp. 750.000. dan ia menjual kepada sipembeli dengan harga Rp.10.750.000. pada umumnya sipedagang eceran tidak akan memesan dari grosir sebelum ada pesanan dari calon pembeli dan mereka sudah menyepakati tentang lama pembiayaan, besar keuntungan yang akan diambil pedagang eceran, serta besarnya angusran, kalau memang akan dibayar secara angsuran.14

Murabahah didefinisikan oleh para fuqaha sebagai penjualan barang seharga biaya/harga pokok (cost) barang tersebut ditambahkan mark-up atau margin keuntungan yang disepakati. Karakteristik murabahah adalah bahwa penjual harus memberi tahu pembeli

14

Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah bagi Bankir & Praktisi Keuangan. (Jakarta, 1999). h.159

mengenai harga pembelian produk dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya (cost) tersebut.15

Murabahah merupakan bagian terpenting dari jual beli dan prinsip akad ini mendominasi pendapatan bank dari produk-produk yang ada disemua bank Islam. Dalam Islam, jual beli sebagai sarana tolong menolong antara sesama umat manusia yang diridhoi oleh Allah SWT.dalam jual beli juga sangat diharapkan adanya unsure suka sama suka, seperti yang tercantum dalam hadits : “Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan seecara suka sama suka.”(HR. Al-Baihaqi dan Ibnu Majah). Apabila pembeli tidak menyukai barang yang akan dibeli, dan pembeli menyatakan batal sebelum akad di ijabkan, maka jula beli itu tidak sah dan harus diterima dengan lapang dada oleh masing-masing pihak.

2) Landasan Syariah Al-Qur’an

“Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. (Q.S : Al-Baqarah : 275)

“ Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli” (Q.S : Al-Baqarah : 282)

Al-Hadits

15

Dari Suhaib Ar Rumi r.a, Bahwa Rasullullah SAW bersabda “Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkatan : Jual beli secara tangguh, Muqharadhah (Mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual” (H.R. Ibnu Majah)

3) Syarat Murabahah

a) Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah

b) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan c) Kontrak harus bebas dari riba

d) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian

e) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang

4) Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang murabahah16

Sesuai dengan keputusan fatwa MUI tentang murabahah, sesuai dengan pendapatan peserta Rapat Pleno Dewan Syari’ah Nasional pada hari sabtu, tanggal 26 Djulhijjah 1420H/1 April 2000. Menetapkan fatwa Tentang Murabahah pada bagian :

Keempat : Hutang dalam Murabahah

1. Secara prinsip, penyelesaian hutang nasabah dalam transaksi mmurabahah tidak ada kaitannya dengan transaksi lain yang dilakukan nasabah dengan pihak

16

ketiga atau barang tersebut. Jika nasabah menjual kembali barang tersebut dengan keuntungan atau kerugian, ia tetap berkewajiban untuk menyelesaikan hutangnya kepada bank.

2. Jika nasabah menjual barang tersebut sebelum masa angsuran berakhir, ia tidak wajib segera melunasi seluruh angsurannya.

3. Jika penjualan barang tersebut menyebabkan kerugian, nasabah tetap harus menyelesaikan hutangnya sesuai kesepakatan awal. Ia tidak boleh memperlambat pembayaran angsuran atau meminta kerugian itu diperhitungkan.

Kelima : Penundaan Pembayaran dalam Murabahah

1. Nasabah yang memiliki kemampuan tidak dibenarkan menunda penyelesaian hutangnya

2. Jika nasabah menunda-nunda pembayaran dengan sengaja, atau jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya, maka penyelesaian dilakukan melalui Badan Arbitrase Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

Jika nasabah telah dinyatakan pailit dan gagal menyelesaikan hutangnya, bank harus menunda tagihan hutang sampai ia menjadi sanggup kembali, atau berdasarkan kesepakatan.

5) Manfaat Bai’ al Murabahah

Sesuai dengan sifat bisnis/tijarah, transaksi bai’al murabahah memiliki beberapa manfaat, demikian juga resiko yang harus diantisipasi.

Bai’ al murabahah memberi memberi banyak manfaat kepada bank syariah. Salah satunya adalah adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga beli dari penjual dengan harga jual kepada nasabah. Selain itu, system bai’ al murabahah juga sangant sederhana. Hal tersebut memudahkan penanganan administrasinya di bank syariah.17

Diantara kemungkinan resiko yang harus diantisipasi antara lain:

a) Default atau kelalaian; nasabah sengaja tidak membayar angsuran. b) Fluktuasi harga komparatif, ini terjadi bila harga suatu barang di

pasar naik setelah bank membelikannnya untuk nasabah. Bank tidak bias mengubah harga jual beli tersebut.

c) Penolakan nasabah, barang yang dikirim bias saja ditolak oleh nasabah karena berbagai sebab. Bias jadi karena rusak dalam

17

perjalanan sehingga nasabah tidak mau menerimanya, karena itu, sebaiknya dilindungi dengan asuransi. Kemungkinan lain karena nasabah merasa spesifikasi barang tersebut akan menjadi milik bank. Dengan demikian bank mempunyai resiko untuk menjualnya kepada pihak lain.

d) Dijual, karena bai’ al murabahah bersifat jual beli dengan hutang, maka ketika kontrak ditandatangani, barang itu menjadi milik nasabah. Nasabah bebas melakukan apapun terhadap asset miliknya tersebut, termasuk untuk menjualnya, jika terjadi demikian, resiko untuk default akan besar.

Secara umum aplikasi perbankan dari bai’ al murabahah dapat digambarkan dalam skema berikut ini:

Skema bai’ al murabahah

Negosiasi & Persyaratan

Akad jual beli

Bayar

Terima barang & Dokumen

Beli barang Kirim

BANK SUPPLIER PENJUAL NASABAH 1 2 6 5 3 4

b. Ijarah (Operational Lease) 1) Pengertian ijarah

Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa di ikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyyah) atas barang itu sendiri.

2) Landasan syariah

Al-Qur’an: “ Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran

menurut yang patut. Bertaqwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah

bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” (Q.S Al

Baqarah: 233)

Al-Hadits “ Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah SAW bersabda : Berbekamlah kamu, kemudian berikanlah olehmu upahnya

kepada tukang bekam itu.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

c. Al Ijarah Muntahiya Bittamlik (Financial lease with purchase option) 1) Pengertian Ijarah Muntahiya Bittamlik

Transaksi yang disebut dengan Ijarah muntahiya Bittamlik (IMBT) adalah sejenis perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan

barang di tangan si penyewa. Sifat pemindahan kepemilikan ini pula yang membedakan dengan al ijarah biasa.18

Bank-bank yang mengopersikan produk al-ijarah, dapat melakukan leasing, baik dalam bentuk operating lease maupun financial lease. Namun, pada umumnya, bank-bank tersebut lebih banyak menggunakan al ijarah al muntahiya bittamlik lantaran lebih sederhana dari sisi pembukuan. Selain itu, bank pun tidak direpotkan untuk mengurus pembelian asset, baik pada saat leasing maupun sesudahnya.

Manfaat dan resiko yang harus diantisipasi

Manfaat dari transaksi al ijarah untuk bank adalah keuntungan sewa dan kembalinya uang pokok. Adapun resiko yang mungkin terjadi dalam al ijarah adalah sebagai berikut:

a) Default; nasabah tidak membayar cicilan dengan sengaja

b) Rusak; asset al ijarah rusak sehingga menyebabkan biaya pemeliharaan bertambah, terutama bila disebutkan dalam kontrak bahwa pemeliharaan harus dilakukan oleh bank.

c) Berhenti; nasabah berhenti ditengah kontrak dan tidak mau membeli asset tersebut. Akibatnya, bank harus menghitung kembali keuntungan dan mengembalikan sebagian kepada nasabah.

18

Muhammad, Syafii Antonio, Bank Syariah bagi Bankir & Praktisi Keuangan. (Jakarta, 1999). h. 182

Secara umum aplikasi perbankan dari al ijarah dapat digambarkan dalam skema berikut ini:

Skema al Ijarah

Sewa Beli Beli Objek Sewa

.

Pesan Objek Sewa Objek sewa Bank Syariah Nasabah Penjual/ Supplier 1 3 2

2) Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang Pembiayaan Ijarah Sesuai dengan keputusan fatwa MUI tentang Pembiayaan Ijarah, sesuai dengan pendapatan peserta Rapat Pleno Dewan Syari’ah Nasional pada hari kamis, tanggal 8 Muharram 1421H/13 April 2000.19 Menetapkan fatwa Tentang Murabahah pada bagian:

Ketiga : Kewajiban LKS dan nasabah dalam pembiayaan Ijarah 1. Kewajiban LKS sebagai pemberi sewa:

a. Menyediakan asset yang disewakan b. Menanggung biaya pemeliharaan asset

19

c. Menjamin bila terdapat cacat pada asset yang disewakan

2. Kewajiban nasabah sebagai penyewa:

a. Membayar sewa dan bertanggung jawab untuk menjaga keutuhan asset yang disewa serta menggunakannya sesuai kontrak.

b. Menanggung biaya pemeliharaan asset yang sifatnya ringan (tidak materiil)

c. Jika asset yang disewa rusak, bukan karena pelanggaran dari penggunaan yang dibolehkan, juga bukan karena kelalaian pihak penyewa dalam menjaganya, ia tidak bertanggung jawab atas kerusakan tersebut.

Keempat: Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan diantara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

d. Al Qardh (Soft and benevolent loan) 1) Pengertian al Qardh

Al qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali dengan kata lain meminjamkan tanpa

mengharapkan imbalan, dalam literature fiqh klasik al qardh dikategorikan dalam aqd tathawwui atau akad saling Bantu membantu dan bukan transaksi komersil.20

Transaksi qardh dibolehkan oleh para ulama berdasarkan hadits riwayat Ibnu majjah dan Ijma’ ulama. Sungguhpun demikian, Allah mengajarkan kepada kita agar meminjamkan sesuatu bagi agama Allah.

Manfaat akad al qardh diantaranya memungkinkan nasabah yang sedang dalam kesulitan mendesak untuk mendapat talangan jangka pendek, Al qardh al hasan juga merupakan salah satu cirri pembeda antara lembaga keungan syariah dengan konvensional, adanya misi social kemasyarakatan ini akan meningkatkan citra baik dan meningkatkan loyalitas masyarakat terhadap lembaga keuangan syariah.

Resiko dalam al qardh terhitung tinggi karena ia dianggap pembiayaan yang tidak ditutup dengan jaminan.

2) Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang pembiayaan Qardh

Sesuai dengan keputusan fatwa MUI tentang Pembiayaan Al Qardh, sesuai dengan pendapatan peserta Rapat Pleno Dewan Syari’ah

20

Muhammad, Syafii Antonio, Bank Syariah bagi Bankir & Praktisi Keuangan. (Jakarta, 1999). h. 199

Nasional pada hari senin, tanggal 24 Muharram 1422H/18 April 2001 M.21 Menetapkan fatwa Tentang Al Qardh pada bagian

Pertama : Ketentuan umum al qardh

1. Al qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah yang memerlukan

2. Nasabah al qardh wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu yang telah disepakati bersama

3. Biaya administrasi dibebankan kepada nasabah

4. LKS dapat meminta jaminan kepada nasabah bilamana di pandang perlu

5. jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya pada saat yang telah disepakati dan LKS telah memastikan ketidakmampuannya, LKS dapat memperpanjang jangka waktu pengembalian atau menghapus (write off) sebagian atau seluruh kewajibannya.

Keempat : Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihaan diantara para pihak, maka penyelesainnya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

21

CINERE DALAM MENEKAN TINGGINYA TINGKAT NPF (NON

Dokumen terkait