• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KARAKTERISTIK TRANSAKSI EMAS DIGITAL DI

C. Mekanisme Perdagangan Emas Digital di Indonesia

47 Kementrian Perdagangan Republik Indonesia,” Kemendag Terbitkan Aturan Baru Perdagangan Emas di Bursa Berjangka”, diakses dari : https://www.kemendag.go.id/id/newsroom/media-corner/kemendag-terbitkan-aturan-baru-perdagangan-emas-di-bursa-berjangka-1. Pada 16 juni 2020

Berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 4 Tahun 2019, terdapat beberapa mekanisme transaksi Pasar Fisik Emas Digital. Mekanisme transaksi sebagaimana yang dimaksud antara lain :48

a. mekanisme transaksi Pasar Fisik dengan penyepadanan (matching) transaksi di Bursa Berjangka; atau

b. mekanisme transaksi Pasar Fisik dengan penyepadanan (matching) transaksi di Pedagang Fisik Emas Digital.

1. Mekanisme transaksi emas digital (matching) di bursa berjangka

Adapun mekanisme transaksi emas digital (matching) di Bursa Berjangka adalah sebagai berikut:

a) Market Maker (Peserta) wajib menempatkan sejumlah emas pada Pengelola Tempat Penyimpanan sebanyak 20.000 gram atau 20 kg dimana 80% berupa emas fisik sedangkan 20% setara kas;

b) Pengelola tempat penyimpan menginformasikan kepada Lembaga Kliring Berjangka (LKB) bahwa terdapat sejumlah emas atas nama Peserta (Market Maker); LKB mencatat volume emas yang dititipkan oleh Peserta (Market Maker);

c) LKB menyampaikan informasi kepada Bursa Berjangka bahwa jumlah Fisik Emas yang disimpan pada Pengelola Tempat Penyimpanan telah dapat dijual;

48 Peraturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 4 Tahun 2019,

d) Peserta telah mulai dapat bertransaksi jual-beli emas dengan menempatkan sejumlah dana pada Lembaga Kliring Berjangka.

Apabila terjadi mutasi dana baik dari Peserta atau Peserta (Market Maker) langsung melalui Lembaga Kliring Berjangka (LKB);

e) LKB menjalankan fungsi sebagai DvP (Delivery versus Payment); LKB melakukan pencatatan perpindahan transaksi jual-beli emas, termasuk catatan keuangan.

f) Apabila emas market maker yang disimpan di tempat penyimpanan karena adanya transaksi sehingga berkurang sebanyak 5 kg maka kewajiban market maker untuk menambah emas yang disimpan dalam tempat penyimpanan sehingga menjadi kembali semula 20 kg.

g) Dalam hal Peserta ingin mendapatkan fisik emas, maka Peserta dapat memberitahukan kepada Perantara Perdagangan Fisik Emas Digital, selanjutnya Perantara Perdagangan Fisik Emas Digital menyampaikan kepada LKB. LKB akan melakukan verifikasi kepemilikan emas dan kemudian menerbitkan perintah pengeluaran emas dari Pengelola Tempat Penyimpanan kepada Peserta yang pengirimannya melalui Jasa Pengiriman yang telah bekerjasama dengan Pengelola Tempat Penyimpanan dan LKB;

h) Tempat penyimpanan emas wajib berada di wilayah RI

i) Emas yang disimpan dilarang berasal dari pinjaman pihak ketiga;

j) Pengelola Tempat Penyimpanan bertanggungjawab atas Emas yang disimpan pada tempat penyimpanan.

2. Mekanisme transaksi emas digital (matching) di pedagang fisik emas digital.

Adapun mekanisme transaksi emas digital (matching) di pedagang fisik emas digital yaitu:

a) Pedagang fisik emas digital wajib menempatkan sejumlah emas pada pengelola tempat penyimpanan sebanyak 10.000 gram atau 10 kg dimana 75% berupa emas fisik sedangkan 25% setara kas;

b) Pengelola tempat penyimpan menginformasikan Lembaga Kliring Berjangka (LKB) bahwa terdapat sejumlah emas atas Pedagang Komoditi Fisik Emas; LKB mencatat volume emas yang dititipkan oleh Pedagang Fisik Emas Digital;

c) LKB menyampaikan informasi kepada Pedagang Komoditi Fisik Emas bahwa jumlah fisik emas yang disimpan pada Pengelola Tempat Penyimpanan telah dapat dijual;

d) Pelanggan telah mulai dapat bertransaksi jual beli emas pedagang fisik emas digital;

e) Dana transaksi jual beli dari pelanggan langsung masuk ke rekening terpisah atas nama pedagang fisik emas digital yang dikuasai oleh LKB; Sekaligus juga LKB menjalankan fungsi sebagai DvP (delivery versus payment); LKB melakukan pencatatan perpindahan transaksi jual beli emas;

f) Pedagang fisik emas digital melaporkan transaksi jual beli kepada bursa berjangka dan sekaligus bursa berjangka melakukan pengawas atas pelaksanaan transaksi tersebut;

g) Apabila emas market maker yang disimpan di tempat penyimpanan karena adanya transaksi sehingga berkurang sebanyak 2,5 kg maka kewajiban market maker untuk menambah emas yang disimpan dalam tempat penyimpanan sehingga menjadi kembali semula menjadi 10.000 gram atau 10 kg emas;

h) Bursa berjangka, pengelola tempat penyimpan dan lembaga kliring saling berkoordinasi dalam pelaksanaan transaksi jual beli emas;

i) Dalam hal pelanggan ingin mendapatkan fisik emas, maka pelanggan dapat memberitahukan kepada pedagang fisik emas, selanjutnya pedagang komoditi fisik emas menyampaikan kepada LKB. LKB akan melakukan verifikasi kepemilikan emas dan kemudian menerbitkan perintah pengeluaran emas dari pengelola tempat penyimpanan kepda pelanggan yang pengirimannya melalui jasa pengiriman yang telah bekerjasama dengan pengelola tempat penyimpanan dan LKB.

j) Tempat penyimpanan emas wajib berada di wilayah RI

k) Emas yang disimpan dilarang berasal dari pinjaman pihak ketiga;

l) Pengelola Tempat Penyimpanan bertanggungjawab atas Emas yang disimpan pada tempat penyimpanan.

BAB III

KETENTUAN PERIZINAN DALAM PENYELENGGARAAN TRANSAKSI EMAS DIGITAL DALAM PERDAGANGAN BERJANGKA

DAN PENGAWASANNYA

A. Perizinan dalam Penyelenggaraan Transaksi Emas Digital

Peran Perizinan dalam era pembangunan yang terus menerus berlangsung ternyata amatlah penting untuk terus ditingkatkan, apalagi dalam era gobalisasi dan industrial. Masalah perizinan dan pemberian kemudahan dalam berusaha harus mampu menciptakan iklim usaha yang bergairah.49

Kebijakan deregulasi dan debirokratisasi yang dilakukan terhadap dunia usaha merupakan salah satu cara untuk menciptakan iklim usaha yang bergairah.

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka menunjang iklim usaha yang bergairah, pemerintah memberlakukan suatu mekanisme izin usaha. Izin usaha tersebut diperoleh melalui mekanisme Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) seperti yang diingatkan dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang wajib daftar perusahaan.50

Perizinan yang dilakukan dalam penyelenggaraan perdagangan emas digital diatur secara lengkap pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi. Dalam

49Richard Burton Simatupang. Aspek Hukum Dalam Bisnis . (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hal. 155

50 Ibid, hal. 156

peraturan pemerintah ini diuraikan secara lengkap apa saja yang menjadi syarat-syarat permohonan untuk memperoleh izin usaha perdagangan berjangka.

Untuk memperoleh izin usaha perdagangan berjangka diajukan kepada Bappebti. Bappebti sebagai lembaga resmi pemerintah yang secara umum fungsinya adalah meregulasi perdagangan berjangka, berwenang untuk mengeluarkan izin usaha.

Pada saat mendaftar untuk mendapatkan regulasi, Bappebti akan memberlakukan uji kelayakan kepada perusahaan-perusahaan tersebut dan berikutnya secara berkala operasi bisnis perusahaan tersebut akan terus dipantau, termasuk proses audit secara berkala. Bila terbukti melakukan pelanggaran atau menyimpang dari aturan Bappebti berhak untuk membekukan perizinan perusahaan tersebut, sampai penarikan izin secara permanen, atau memberlakukan sanksi tertentu.

1. Fungsi Perizinan Dalam Penyelenggaraan Transaksi Emas Digital

Dalam dunia bisnis atau dunia usaha, perizinan jelas sangat memegang peran yang sangat penting, bahkan bisa dikatakan perizinan dan pertumbuhan dunia usaha bisa dikatakan merupakan dua sisi mata uang yang saling berkaitan/berhadapan.

Dunia usaha tidak akan berkembang tanpa adanya izin yang jelas menurut hukum, dan izin berfungsi karena dunia usaha membutuhkannya. Dengan perkataan lain, dunia usaha akan berkembang bila izin yang diberikan mempunyai suatu kekuatan yang pasti, sehingga perizinan dan dunia usaha dapat bekerja dalam kondisi yang nyaman.

Dengan adanya izin, seorang atau badan hukum dapat mempunyai serangkaian hak dan kewajiban yang membuatnya dapat menikmati dan mengambil manfaat untuk keuntungan usahanya, itulah sebabnya perlu dilakukan pendaftaran izin usaha terhadap perdagangan emas digital yang sebagaimana juga disebutkan dalam Peraturan BAPPEBTI Nomor 4 Tahun 2019 bahwasanya penyelenggara perdagangan emas digital wajib memperoleh izin usaha dalam melakukan perdagangan emas digital guna menyelenggarakan transaksi yang teratur, wajar, efisien, dan efektif serta dalam suasana persaingan yang sehat.

Dengan adanya pihak yang memiliki izin usaha, izin orang perseorangan, persetujuan, atau sertifikat pendaftaran dari Bappebti maka Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi akan melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari kegiatan perdagangan berjangka guna mewujudkan kegiatan perdagangan berjangka yang teratur, wajar, efisien, dan efektif serta dalam suasana persaingan yang sehat, dan melindungi kepentingan semua pihak dalam perdagangan berjangka emas digital.

2. Permohonan Untuk Memperoleh Izin Usaha

Untuk memperoleh izin usaha Pialang Berjangka diajukan kepada Bappebti dengan menyerahkan dokumen-dokumen yang harus disertai, antara laian sebagai berikut :51

51 Pasal 40 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1999 tentang Tata Cara

a. akta pendirian Perseroan Terbatas yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman;

b. daftar nama pemegang saham;

c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

d. rencana kegiatan usaha yang meliputi organisasi, sistem penerimaan dan pendidikan serta pelatihan pegawai, penyiapan sarana telekomunikasi dan sistem informasi, sistem pengawasan dan pelaksanaan peraturan, rencana operasi dan pengelolaan transaksi, serta proyeksi keuangan untuk 3 (tiga) tahun;

e. neraca pembukaan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik;

f. daftar nama komisaris dan direksi;

g. tanda bukti pembukaan rekening terpisah untuk dana Nasabah;

h. bukti keanggotaan pada Bursa Berjangka dan setoran Dana Kompensasi;

i. daftar nama supervisor; dan

j. daftar nama tenaga ahli yang memiliki izin sebagai Wakil Pialang Berjangka dari Bappebti.

Izin usaha Pialang Berjangka diberikan setelah memperhatikan semua persyaratan dan berita acara pemeriksaan sarana fisik yang dilakukan oleh Bappebti. Pelaksanaan kegiatan sebagai Pialang Berjangka hanya dapat dilakukan setelah memperoleh izin usaha dari Bappebti.

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk mendapat izin usaha dari Bappebti terkait Perdagangan Emas Digital di Pasar Fisik Bursa Berjangka, antara lain sebagai berikut:

1. BURSA BERJANGKA

a. Modal awal sebesar 100 Milyar

b. Memimiliki Peraturan dan Tata Tertib Perdagangan Emas Digital c. Membentuk Komite Pasar Fisik

d. Memiliki Fasilitas Perdagangan untuk penyelenggaraan perdagangan Emas digital

e. Memiliki system Pengawasan dan pelaporan f. Mendapat persetujuan Bappebti

2. LEMBAGA KLIRING BERJANGKA a. Modal disetor sebesar 100 Milyar

b. Memimiliki Peraturan dan Tata Tertib Perdagangan Emas Digital Fasilitas penyelesaian transaksi dan keuangan

c. Mendapat persetujuan Bappebti 3. PEDAGANG FISIK EMAS DIGITAL

a. Berbentuk Badan Usaha (PT)

b. Modal 20 Milyar (saat persetujuan s.d 8 Februari 2022, dan mempertahankan salod modal akhir 16 milyar atau 2/3 dari total pengelolaan emas (AuM)

c. Modal mencapai 100 Milyar paling lama 9 Feb 2022 dan mempertahankan saldo modal akhir 80 Milyar atau 2/3 dari total pengelolaan emas (AuM) 4. PERANTARA PEDAGANG FISIK EMAS DIGITAL

a. Berbentuk PT

b. Memiliki sarana dan prasarana yang memadai c. Menjadi anggota Bursa Berjangka

d. Memiliki perjanjian kerjasama dengan Bursa e. Menjadi Anggota lembaga kliring berjangka f. Mendapat rekomendasi dari Bursa Berjangka

g. Memiliki rekening terpisah khusus dipergunakan untuk memfasilitasi perdagangan emas fisik dan

h. Persetujuan dari Bappebti

5. DEPOSITORY (TEMPAT PENYIMPANAN EMAS) a. Membentuk PT

b. Memiliki sarana dan prasarana Tempat Penyimpanan Emas (aman, handal dan dapat dipertanggung jawabkan)

c. Rekomendasi dari Lembaga Kliring d. Berada di wilayah NKRI

e. Persetujuan dari Bappebti

6. PELANGGAN EMAS DIGITAL (PESERTA EMAS DIGITAL ) a. Cakap hukum

b. Lulus Know Your Customer (KYC)

c. Membuka Account pada Pedagang Fisik Emas Digital d. Menyetorkan sejumlah dana untuk transaksi

e. Memiliki rekening bank.

Pedagang Fisik Emas Digital wajib memenuhi persyaratan permodalan dengan modal disetor paling sedikit Rp 20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah) pada saat diberikannya persetujuan sebagai Pedagang Fisik Emas Digital.

Tentang penyimpanan emas antara lain disebutkan bahwa:

1. Peserta Emas Digital penjual yang memperdagangkan Emas Digital wajib terlebih dahulu menyimpan Emas di tempat penyimpanan yang dikelola oleh Pengelola Tempat Penyimpanan.

2. Tempat peyimpanan Emas Digital wajib berada di wilayah Republik Indonesia.

3. Emas yang disimpan oleh Peserta Emas Digital penjual dilarang berasal dari pinjaman pihak ketiga.

Untuk transaksi yang dilakukan melalui mekanisme dengan penyepadanan di Pedagang Fisik Emas Digital antara lain disebutkan bahwa:

1. Pedagang fisik emas digital wajib menempatkan sejumlah emas pada pengelola tempat penyimpanan sebanyak 10.000 gram atau 10 kg dimana 75 persen berupa emas fisik sedangkan 25 persen setara kas 2. Pedagang fisik emas digital melaporkan transaksi jual beli kepada bursa

berjangka dan sekaligus bursa berjangka melakukan pengawas atas pelaksanaan transaksi tersebut.

Untuk transaksi yang dilakukan melalui mekanisme dengan penyepadanan di Bursa Berjangka antara lain disebutkan bahwa:

1. Market Maker (Peserta) wajib menempatkan sejumlah emas pada Pengelola Tempat Penyimpanan sebanyak 20.000 gram atau 20 kg dimana 80 persen berupa emas fisik sedangkan 20 persen setara kas.

2. Tempat penyimpanan emas wajib berada di wilayah RI.

3. Emas yang disimpan dilarang berasal dari pinjaman pihak ketiga.

Mengenai penarikan dana oleh Peserta Emas Digital atau Pelanggan Emas Digital, disebutkan bahwa:

1. Penarikan dana oleh Peserta Emas Digital atau Pelanggan Emas Digital hanya dapat dilakukan apabila berdasarkan hasil verifikasi oleh Lembaga Kliring Berjangka terdapat kesesuaian antara permintaan penarikan dana dengan catatan dana Peserta Emas Digital atau Pelanggan Emas Digital.

2. Penarikan dana oleh Peserta Emas Digital atau Pelanggan Emas Digital hanya dapat dilakukan melalui pemindahbukuan ke rekening bank atas nama Peserta Emas Digital atau Pelanggan Emas Digital yang tercantum dalam aplikasi pembukaan rekening transaksi.

Perusahaan yang menebar promosi itu banyak yang tidak memenuhi perizinan yang diperlukan agar bisa beroperasi sebagai perusahaan perdagangan berjangka di Indonesia. Maka tindakan tegas sebagai langkah awal yang dilakukan oleh Bappebti adalah melakukan pemblokiran website melalui koordinasi dengan Kementerian Kominfo.

Pemblokiran ini merupakan langkah pencegahan dalam melindungi masyarakat terhadap pelanggaran perundangundangan di bidang perdagangan berjangka. Bappebti memiliki wewenang untuk mewajibkan setiap pihak menghentikan kegiatan usaha yang tidak memiliki izin usaha dari Bappebti.

Pemblokiran terhadap domain situs perusahaan berjangka komoditi ilegal rutin dilakukan Bappebti bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika, penyedia jasa situs internet, dan tempat pendaftaran domain yang ada di Indonesia.

Mekanisme transaksi Pasar Fisik Emas Digital yang mendapat persetujuan dari Bappebti berupa:

1. Mekanisme transaksi Pasar Fisik dengan penyepadanan (matching) transaksi di Bursa Berjangka (On-Exchange); atau

2. Mekanisme transaksi Pasar Fisik dengan penyepadanan (matching) transaksi di Pedagangan Fisik Emas Digital yang sarana dan prasarana sistem perdagangannya wajib terhubung langsung dengan Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka (Off-Exchange).

Penyimpanan Emas diatur sebagai berikut:

a) Emas yang disimpan wajib memenuhi spesifikasi minimum yang ditetapkan.

b) Tempat penyimpanan wajib berada di wilayah Republik Indonesia.

c) Emas yang disimpan dilarang berasal dari pinjaman pihak ketiga.

d) Pengelola Tempat Penyimpanan bertanggung jawab atas Emas yang disimpan pada tempat penyimpanan yang dikelolanya.

e) Lembaga Kliring Berjangka mencatat jumlah kepemilikan Emas Peserta Emas Digital atau Pedagang Fisik Emas Digital pada Tempat Penyimpanan.

f) Catatan jumlah kepemilikan Emas merupakan saldo atau catatan kepemilikan Emas milik Peserta/ Pelanggan Emas Digital.

g) Pengelola Tempat Penyimpanan dan Lembaga Kliring Berjangka wajib melakukan pertukaran informasi terkait saldo atau catatan kepemilikan Emas secara real time.

h) Dana dari Peserta Emas Digital terkait dengan transaksi Pasar Fisik disimpan pada Rekening Terpisah.

i) Rekening yang terpisah hanya dapat dipergunakan setelah mendapat persetujuan.

j) Rekening yang terpisah dibuat pada Bank penyimpan yang telah mendapat persetujuan Bappebti.

3. Pengawasan Terhadap Izin Usaha Penyelenggaraan Transaksi Emas Digital

Bappebti sebagai lembaga pemerintah dibawah Menteri Perdagangan Republik Indonesia yang bertugas mengawasi dan mengatur perdagangan berjangka dalam menjalankan tugasnya, Bappebti berwenang untuk mengeluarkan izin usaha dan peraturan terkait perdagangan berjangka, memeriksa pemegang izin perdagangan berjangka yang diduga melakukan pelanggaran, mengawasi promosi para pemegang izin, serta membantu penyelesaian masalah yang terkait dengan perdagangan berjangka.52

Bappebti telah mengeluarkan kebijakan yang meminta seluruh perusahaan emas digital mendaftar ke entitasnya untuk memperoleh izin usaha. Perusahaan emas yang tidak mengantongi izin usaha dari Bappebti terancam bakal dikenakan sanksi administrasi dan dinyatakan ilegal.

B. Pengawasan terhadap Penyelenggaraan Transaksi Emas Digital

Undang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi,

52https://tradingforex.id/, Apa itu Bappebti dan Apa Fungsinya ? diakses pada 10 Juli 2020

menentukan Bappebti adalah lembaga pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pembinaan, pengaturan, pengembangan, dan pengawasan Perdagangan Berjangka.

Pembentukan dari Bappebti sendiri tentunya memiliki tujuan yaitu melindungi semua pihak yang melakukan perdagangan berjangka sehingga pelaksanaan yang teratur, wajar, efektif, dan efisien harus diwujudkan.53

Seluruh kegiatan perdagangan emas digital yang dilakukan oleh perusahaan pialang perdagangan berjangka dibawah izin dan pengawasan Bappebti.

Pengaturan dan pengawasan yang ada tersebut sebenarnya semata-mata merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita negara yaitu dengan cara meningkatkan kegiatan di sektor perdagangan. Kegiatan perdagangan ini semata-mata dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk menunjang pembangunan suatu negara.

Dikarenakan perdagangan komoditi yang merupakan kekayaan alam ini ada keterkaitan dengan hajat hidup orang banyak dan adanya tuntutan publik terhadap dunia investasi dalam era globalisasi yang semakin tinggi pada aspek transparansi, diperlukannya proses penegakan hukum. Dalam proses penegakan hukum ini, aspek pengawasan akan menjadi bagian penting dari penegakan hukum yang efektif.54

53 Anggarani, S. P. Analisis Pengendalian Internal terhadap Investasi Emas (Gold) pada PT. Central Capital Future Cabang Malang, Universitas Muhammadiyah Malang. 2018, hal. 11

54 Jusuf Anwar, Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi. PT. Alumni.

1. Pentingnya Pengawasan Dalam Penyelenggaraan Transaksi Emas Digital

Kegiatan pengawasan merupakan bagian penting dari proses penegakan hukum. Penegakan hukum itu sendiri merupakan salah satu tindakan yang harus dilaksanakan dalam kaidah-kaidah atau peraturan-peraturan hukum yang telah ada.55

Penegakan hukum merupakan hal yang sangat esensial dan substansial dalam negara hukum sebab sebagaimana yang dikemukakan oleh Sudikno Mertokusumo bahwa salah satu unsur untuk menciptakan atau memulihkan keseimbangan tatanan di dalam masyarakat adalah penegakan hukum.56

Tanpa adanya pengawasan, regulasi yang dilahirkan akan begitu sia-sia.

Oleh karena itu, perlulah adanya pengawasan terhadap seluruh kegiatan perdagangan berjangka komoditi yang dilakukan oleh lembaga pengawas tersendiri yaitu BAPPEBTI (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi).

2. Pengawasan Secara Internal Oleh Perusahaan Penyelenggara Transaksi Emas Digital

Pengawasan yang dilakukan oleh internal perusahaan yang menyelenggarakan transaksi jual beli emas digital tidak banyak karena setiap

55 Satjipto Rahardjo, Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis, Genta Publishing, Yogyakarta, 2009, hal 1.

56 Sudikno Mertokusumo, Sistem Peradilan di Indonesia, http://sudiknoartikel.blogspot.com/ Serial Online 24 Maret 2008, diakses tanggal 10 Juli 2020 pukul 16.39 WIB

perdagangan berjangka komoditi akan selalu diawasi langsung oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) sebagaimana kewenangannya terkait pengawasan terhadap pialang berjangka khususnya terhadap emas digital.

Perusahaan yang menyelenggarakan perdagangan berjangka emas digital melakukan pengawasan tehadap transaksi emas digital yaitu dengan :

1. Menyampaikan pemahaman dan pembentukan peraturan teknis pelaksanaan perdagangan berjangka emas digital.

2. Melangsungkan pengamatan setiap hari, pengecekan dan penyidikan terhadap aktivitas perdagangan berjangka emas digital.

3. Pengawasan oleh BAPPEBTI

Pengawasan yang harus dilakukan oleh BAPPEBTI ini sendiri tercantum di dalam Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi yang menyatakan, “Pengaturan, pengembangan, pembinaan, dan pengawasan sehari-hari kegiatan Perdagangan Berjangka dilakukan oleh BAPPEBTI” Makna dari “pengaturan” dalam pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi adalah pengaturan teknis yang dilakukan oleh BAPPEBTI dalam membuat peraturan pelaksanaan teknis sebagai penjabaran lebih lanjut dari Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden dan Peraturan Menteri. BAPPEBTI juga memberikan petunjuk sesuai dengan perkembangan kegiatan sehari-hari di pasar agar kegiatan jual beli komoditi berdasarkan kontrak berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya di Bursa Berjangka ataupun Kontrak

Derivatif lainnya dalam Sistem Perdagangan Alternatif dapat terlaksana secara teratur, wajar, efisien, efektif, dan transparan. Di samping itu, para pelakunya perlu dibina melalui berbagai pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian yang cukup, baik yang dilaksanakan sendiri maupun bekerja sama dengan berbagai institusi lain. Semua pelaku di pasar diharapkan telah lulus tes pengetahuan tentang Komoditi dan Perdagangan Berjangka.

Untuk menjamin bahwa semua kegiatan dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, diperlukan pengawasan yang dilakukan setiap hari terhadap kegiatan di Bursa Berjangka ataupun dalam Sistem Perdagangan Alternatif. Pengawasan sehari-hari dapat dilakukan secara langsung di lapangan dan/atau melalui berbagai laporan yang wajib disampaikan kepada BAPPEBTI. Kegiatan pengawasan itu dapat pula dilakukan secara preventif, seperti pembuatan tata tertib, pedoman pelaksanaan, arahan, dan bimbingan serta secara represif seperti pemeriksaan, penyidikan, dan pengenaan sanksi.

Pengawasan dapat dilakukan dari berbagai segi, baik dari segi kedudukan badan/organ yang melaksanakan pengawasan atau pun segi saat/waktu dilaksanakannya. Pengawasan yang dilakukan BAPPEBTI dalam rangka mengawasi perdagangan emas digital yang dalam hal ini dilakukan dari segi waktu dilaksanakannya, yaitu pengawasan secara preventif yang merupakan pengawasan terhadap keputusan-keputusan dari aparat pemerintah yang lebih rendah yang dilakukan sebelumnya, dan juga pengawasan secara represif dimana keputusan-keputusan badan-badan yang bertingkat lebih rendah akan dicabut kemudian apabila bertentangan dengan undang-undang atau kepentingan umum. Dari uraian

tersebut, dapat dilihat pengawasan apa saja yang dilakukan oleh BAPPEBTI dalam rangka mengawasi pialang berjangka. Pengawasan tersebut diantaranya:

1. Pengawasan Preventif

Pengawasan preventif dilakukan dengan cara diantaranya : 57

a) Pelatihan Teknis b) Kepatuhan Keuangan

c) Evaluasi Laporan Direktur Kepatuhan d) Audit Pelaku Usaha

e) Pengawasan Dan Evaluasi Transaksi Pelaku Usaha f) Evaluasi Peraturan Tata Tertib Bursa Berjangka

2. Pengawasan Represif

Pengawasan yang dilakukan BAPPEBTI tidak hanya secara pereventif, namun juga secara represif seperti pemeriksaan, penyidikan, dan pengenaan sanksi.

Pengawasan represif yang dilakukan dalam pemeriksaan dilakukan dengan Standard Operating Procedure. Sebagai salah satu cara untuk lebih meningkatkan kepercayaan dunia usaha terhadap PBK, secara konsisten

Pengawasan represif yang dilakukan dalam pemeriksaan dilakukan dengan Standard Operating Procedure. Sebagai salah satu cara untuk lebih meningkatkan kepercayaan dunia usaha terhadap PBK, secara konsisten

Dokumen terkait