• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

6) Melaksanakan Manasik Haji

Kegiatan manasik haji merupakan salah satu program tahunan yang dilaksanakan pada bulan dzulhijjah atau setelah pulangnya jama‟ah haji. Pelaksanaan kegiatan ini sudah berlangsung sejak tahun 2012 hingga saat ini. Kegiatan manasik haji tidak hanya diikuti oleh MI Muhammadiyah Braja Asri saja, namun turut mengundang sekolah yang ada di desa Braja Asri dan juga mengundang beberapa TK dan PAUD. Sebagaiman dengan petikan wawancara (W.07/F.01/7) pada lampiran 12

“saat ini manasik haji tidak hanya dilakukan para calon jamaah haji saja, kami pun ikut melakukan kegiatan tersebut. Kegiatan ini bermanfaat bagi peserta didik, sebagai upaya menanamkan atau menerapkan Rukun Isllam yang mana telah dipelajari di kelas.”64

Sebagaimana yang telah disampaikan bahwa manasik haji merupakan kegiatan religius yang dilaksanakan setahun sekali guna untuk menanamkan kepada peserta didik memiliki keinginan dan

63Hasil wawancara Ibu Sit selaku orangtua Fahmi kelas V pada tanggal 29 Juli 2019

64 Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Sakhowi, S.Pd selaku Kepala Sekolah, pada tanggal 10 Juli 2019

niat pada diri untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah, karna sesungguhnya Allah SWT telah memanggil kita untuk menunaikan ibadah haji dan umrah.

b. Peran Sekolah Dalam Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan Sebagai Implementasi Pendidikan Karakter di MI Muhammadiyah Braja Asri

Berdasarkan wawancara dengan Kepala Sekolah MI Muhammadiyah Braja Asri dengan Bapak Sakhowi, peran sekolah dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan di sekolah sangatlah didukung karena peran sekolah sangat penting dibutuhkan dalam proses pelaksanaan. Sekolah sebagai tempat mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang sebagaimana hasil dari usaha sekolah dalam mengimplementasikan pendidikan karakter melalui kegiatan keagamaan yang berbasis pembiasaan. Sebagaimana petikan wawancara (W.03/F.03/7) pada lampiran 14

”Dalam pelaksanaan pembiasaan kegiatan keagamaan ini sekolah sangat memberikan dukungan banyak. Bisa kita lihat bersama mulai dari 5S setiap harinya, sholat berjamaah yang difasilitasi dengan pengeras suara, selain itu juga pendidik yang siap siaga sebagai pengawas dalam pelaksanaan sehingga pendidik dapat mengoreksi secara langsung gerakan yang salah dari peserta didik. Sekolah sebagai wadah kegiatan anak-anak jadi kami memberikan tempat dan fasilitas yang diperlukan sebagai pendukung agar dapat terlaksananya kegiatan dengan baik.”65

(Lampiran 2 foto 3)

Peran sekolah dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan disekolah terlihat dari dukungan fasilitas sekolah yang lengkap sesuai apa yang dibutuhkan

65

c. Kendala dan Solusi Dalam Mengimplementasikan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Keagamaan di MI Muhammadiyah Braja Asri

Dalam mengimplementasikan pendidikan karakter melalui kegiatan keagamaan di MI Muhammadiyah tentu memiliki kendala yang dialami, yaitu:

1) Tidak membawa Juz amma atau Al-Qur‟an. 2) Waktu sholat peserta didik jajan.

3) Kurangnya kesadaran orangtua akan pentingnya dampingan terhadap perkembangan sang anak.

Sebagaimana dengan petikan wawancara (W.04/F.03/7) pada lampiran 14

“kendalanya ya dari anak-anak nya (peserta didik) yang belum bisa dikondisikan. Terutama untuk anak yang agak bandel dalam arti tidak patuh sama guru loh ya mba. Nah biasanya yang susah itu saat sholat dhuha dan dhuhur, anak-anak menuju masjid namun masi ada yang mampir ke kantin untuk jajan dan ada juga yang tidak langsung wudhu tapi malah berlarian di dalam masjid. Ya namanya juga anak kecil, di sekolah dibiasakan selalu sholat dhuha dan dhuhur namun jarang di temukan dari cerita orang tuanya jika anak tersebut sholat dhuha di rumah di saat sekolah libur. Dan lagi untuk hafalan, anak-anak sering sekali tidak membawa juz‟amma atau Al-Qur‟an, itu mungkin yang susah.”66

(Lampiran 2 foto 3)

Pendidik menambahkan dalam wawancara langsung dengan peneliti, berikut hail petikan wawancara (W.04/F.02/7) pada lampiran 13

“Sebenarnya kalau untuk penghambat itu pasti ada aja ya mba, terutama dari anak-anak yang tidak terbiasa berjamaah misalnya. Jadi kami disini membiasakan untuk melakukan, nah

66

ketika di rumah mereka melakukannya sendiri, dan itu jarang terjadi, mungkin ada namun sedikit.”67

(Lampiran 1 Foto 2) Wali kelas menambahkan lagi dalam wawancara langsung dengan peneliti, sebagai mana berikut petikan hasil wawancara (W.05/F.03/7) pada Lampiran 14

“Kelihatan kalau siswa yang di rumah kurang mendapat perhatian dari orangtuanya. Ya di sekolah begitu, perkembangannya tidak terlalu terlihat. Sangat berbeda dengan yang di rumah betul-betul mnedapat dampingan dari orangtuanya. Contohnya, ketika di rumah orangtua memperhatikan waktu sholatnya dan minimal waktu magrib dan isya berjamaah di masjid atau mushola, jadi anak akan terbiasa apa yang telah dibiasakan desekolah dijalankan pula di rumah karna pantauan orangtuanya. Contoh lain, ketika di rumah ayah/ ibu membantu mengulang hafalan anak, insyaallah anak akan lebih mudah menghafal.”68

(Lampiran 2 Foto 3

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa, dampingan orangtua ketika di rumah sangat membantu perkembangan dan keberhasilan peserta didik, baik dari segi kecerdasan intelektual maupun emosional. Sebagaimana dengan petikan wawancara (W.01/F.05/7) pada lampiran 16

“jarang dikasih PR, Cuma sesekali aja. Misalnya kalau ngerjain di sekolah belum selesai baru di buat PR. Kalau di rumah ya ngerjain sendiri, kadang minta bantuin ibu kalo susah, kalau mudah-mudah ya dikerjain sendiri.”69 (Lampiran 3 Foto 6, 7, dan 8)

Saat mengerjakan PR, peserta didik membantu bimbingan orangtuanya. Bukan hanya membantu dalam menyelesaikannya saja, namun komunikasi yang baik, interaksi yang baik atar orang tua dan

67Hasil wawancara dengan Bapak Didi Rahmadi selaku pendidik di MI, pada tanggal 9 Juli 2019

68 Hasil wawancara dengan Ibu Sri Amini selaku wali kelas VI, pada tanggal 24 Juli 2019

69

peserta didik sangat membantu perkembangan emosionalnya, sehingga peserta didik tumbuh menjadi anak yang kuat dan matang secara emosional.

Solusi yang diberikan sekolah untuk Peserta didik terkait kendala yang dialami oleh pendidik di sekolah, sebagaimana dengan petikan wawancara (W.05/F.02/7) pada Lampiran 13

“Jika untuk solusinya kami memberikan solusi efektif mba, jadi semisal anak tidak membawa Juz amma atau Al-Qur‟an anak diberikan sanksi, sanksi nya mendidik ya mba, kami memberikan sanksi biasanya menambah setor hafalan pas di jam tahfiz atau murojaah sendirian di halaman, untuk anak yang jajan dan lari-larian di masjid biasnya kami memberikan sanksi kepada anak biasnaya menyapu dan membersihkan masjid setelah sholat selesai.”70 (Lampiran 1 Foto 2)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dikataan bahwa, MI Muhammadiyah Braja Asri memiliki kendala dari peserta didik yang belum bisa terbiasa menjalankan pembiasaan-pembiasaan yang diterapkan dan diajarkan sekolah. Maka dari itu sekolah memberikan solusi yang digunakan sekolah sebagai sarana keberhasilan menjadi teladan baik bagi peserta didiknya, selalu memberikan motivasi kepada peserta didik supaya bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

70 Hasil wawancara dengan Bapak Didi Rahmadi selaku pendidik di MI, pada tanggal 9 Juli 2019

B. Pembahasan

1. Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Keagamaan di

Dokumen terkait