kumulatif yang terjadi sama dengan langkah berikutnya jika kesalahan yang terjadi sama dengan langkah 5 jika kesalahan paling tidak sebesar 1 60 Orang 0 1 4 2 96 Orang 1 2 4 3 126 Orang 2 3 4 4 156 Orang 3 4 4
5 Gunakan fixed sample size attribute sampling
Dari Tabel di atas besarnya sampel kumulatif yang digunakan didapat dari rumus Sampel Size = Confidence Level Factor : DUPL (lihat hal 19) sedangkan untuk kolom 3 dan 4 di dapat dari Number Of Occurences dari hal 52 tabel no 7. Untuk kolom 5 di ketahui AUPLnya 4% sehingga AUPL lebih kecil dari DUPL maka pengambilan sampel dapat dihentikan dan disimpulkan bahwa pengendalian intern efektif.
4. Melakukan evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel.
Setelah dilakukan pengujian pada attribute sampel dengan confidence level factor padaR= 95%, tingkat kesalahan yang terjadi sama dengan 0 adalah 3. Oleh karena itu,AUPL = 3 : 60 = 5%. Berdasarkan perhitungan ternyata diketahui yaitu AUPL = DUPL= 5%.Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kesalahan yang ditemukan padapemeriksaan 60 anggota sampel sama dengan 0, maka unsur pengendalian intern PT.Astra International adalah baik, karena AUPL tidak melebihi DUPL yang telahditetapkan.
Penentuan Resiko Pengendalian Siklus Penjualan Tunai dan Penerimaan Kas
Setelah diperoleh pemahaman atas kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern siklus penjualan tunai dan penerimaan kas serta dilakukannya pengujian pengendalian sehingga diketahui tingkat risiko pengendalian yang terjadi, maka perlu dibandingkan antara tingkat risiko pengendalian yang terjadi
dengan tingkat risiko pengendalian yang telah direncanakan sebelumnya. Berdasarkan hal-hal yang telah dijelaskan diatas maka risiko pengendalian yang terjadi pada siklus penjualan tunai dan penerimaan kas di PT. Astra International HSO Kudus dapat ditetapkan pada tingkat minimum dengan alasan sebagai berikut :
1. Berdasarkan pada kuesioner diketahui bahwa pengendalian intern PT. Astra International HSO Kudus adalah baik. Hal ini terlihat dari jawaban“YA” yang terdapat pada kuesioner pengendalian intern yang mencapai 94,285 % (lihat hal 72). Dari kuesioner tersebut, penulis memperoleh informasi melalui wawancara, inspeksi dan pengujian.Dari hasil informasi tersebut penulis memperoleh data yang berasal dari bagian penjualan, bagian akuntansi, bagian administrasi, bagian gudang, dan bagian pengiriman.Dari bagian penjualan membuat Instruksi Barang Keluar (IBK) yang ditujukan kepada bagian gudang agar barang segera di keluarkan dan bagian penjualan membuat faktur penjualan.Sedangkan bagian akuntansi hanya memeriksa laporan keungan perusahaan yang di dapat dari bagian administrasi dan mencocokkannya yang dilakukan pada tiap hari kerja perusahaan.Pada bagian administrasi membuat formulir penerimaan, faktur penjualan, rekap penjualan dan cash register kemudian menyerahkannya kepada bagian akuntansi agar di cocokkan dengan laporan keuangan yang ada.Bagian gudang menerima IBK dari bagian penjualan untuk mengeluarkan barang. Bagian pengiriman menerima barang dan motor untuk dikirimkan kepada customer.
Dilihat dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat pemisahan fungsi,wewenang serta control antar bagian sudah berjalan dengan baik. 2. Juga dilakukan pemeriksaan terhadap bukti-bukti audit yang
digunakan.Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan metode Stop or Go Sampling. (Lihat lampiran hal 19) Dari pemeriksaan tersebut tidak diketemukan adanya kesalahan.
3. Terdapat bukti audit yang kompeten dan cukup untuk mendukung tingkat risiko pengendalian.Bukti audit yang kompeten dan cukup yang digunakan
untuk mendukung penentuan tingkat risiko pengendalian terdiri dari bukti lisan dan bukti dokumenter. Bukti lisan yang digunakan berupa wawancara dengan pihak-pihak yang terlibat dalam siklus penjualan tunai dan penerimaan kas. (Lihat lampiran hal 72) Yaitu : bagian penjualan , bagian akuntansi, bagian administrasi, bagian gudang dan bagian pengiriman. Sedangkan, bukti dokumenter berupa dokumen-dokumen yang digunakan sebagai dasar untuk pemeriksaan sampel. Dokumen-dokumen tersebut terdiri dari bagian penjualan membuat IBK dan faktur penjualan, bagian akuntansi membuat bukti penerimaan kas masuk dan laporan harian maupun laporan bulanan, bagian administrasi menerima uang dari customer dan menyetorkan ke pada bank setiap hari kerja, bagian gudang membuat pembukuan pengeluaran dan penerimaan barang dari pabrik ke kartu stock juga membuat packing list dan surat jalan. Sedangkan bagian pengiriman mengirimkan barang ke customer disertai surat jalan dan packing list.(Lihat lampiran hal 23)
KESIMPULAN
Berdasarakan analisis yang dipaparkan maka secara rinci dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern yang terdapat pada PT. Astra International HSO Kudus ternyata efektif dalam mencegah dan mendeteksi salah saji yang terjadi pada siklus penjualan tunai dan penerimaan kas.Hal ini terlihat dengan rendahnya tingkat risiko pengendalian yang terjadi dan tingginya tingkat keyakinan yang ditetapkan penulis terhadap pengendalian intern yang diteliti. Dibawah ini dapat diketahui kesimpulan dari penelitian tentang penentuan risiko pengendalian siklus penjualan tunai dan penerimaan kas di PT. Astra International HSO Kudus :
1. Secara keseluruhan pengendalian intern siklus penjualan tunai dan penerimaan kas PT. Astra International HSO Kudus sudah memadai. Hal ini terlihat dari besarnya persentase jawaban kuesioner pengendalian intern, yang mencapai 94,285 % (lihat hal 72).
2. Setelah dilakukan pemahaman terhadap pengendalian intern siklus penjualan tunai dan penerimaan kas, penulis dapat menentukan strategi
audit yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu A Lower Assessed Level of Control RiskApproach. Dipilihnya strategi tersebut karena penulis mempunyai tingkat keyakinan tinggi terhadap pengendalian intern sehingga risiko pengendalian dapat ditaksir pada tingkat minimum.
3. Dengan risiko pengendalian ditetapkan pada tingkat minimum maka dapat dilakukan pengujian terhadap siklus penggajian dan pengupahan. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian pengendalian. Untuk dapat dilakukan pengujian pengendalian diperlukan suatu program audit. Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan terhadap sampel-sampel yang digunakan. Dimana, dalam pemeriksaan ini digunakan teknik Stop Or Go Sampling. Dan berdasarkan dari pemeriksaan tersebut dapat diketahui bahwa pengendalian intern PT. Astra International HSO Kudus sudah dipatuhi. 4. Setelah dilakukan pengujian maka tingkat risiko pengendalian siklus
penjualan tunai dan penerimaan kas PT. Astra International HSO Kudus dapat ditetapkan pada tingkat minimum ini dapat dilihat dari tabel 6 hal 51 yaitu DUPL mencapai 5 % dan tingkat keandalan mencapai 95 %. Hal ini terlihat dengan terdapatnya pengendalian khusus untuk asersi tertentu yang dapat menyebabkan terjadinya salah saji material dan dapat dilakukannya pengujian pengendalian terhadap siklus penjualan tunai dan penerimaan kas. Dan berdasarkan pemeriksaan terhadap sampel-sampel yang digunakan juga tidak diketemukan adanya kesalahan, sehingga dapat disimpulkan pengendalian intern yang ada adalah baik. Selain itu, juga terdapatnya bukti yang kompeten dan cukup untuk mendukung tingkat risiko pengendalian taksiran tersebut.