• Tidak ada hasil yang ditemukan

Melalui Kegiatan di Luar Pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORI

B. Implementasi Nilai Demokrasi di Sekolah

2. Melalui Kegiatan di Luar Pembelajaran

2. Melalui kegiatan di Luar Pembelajaran

Implementasi nilai demokrasi selain melalui kegiatan pembelajaran dapat juga dilaksanakan melalui kegiatan di luar pembelajaran. Menurut Sri Narwanti (2011: 67) proses penerapan nilai-nilai karakter yang salah satunya nilai demokrasi dapat dilakukan melelui kegiatan diluar pembelajaran seperti kegiatan pengembangan budaya sekolah yang meliputi kegiatan rutin, kegiatan spontan, kegiatan keteladanan, kegiatan pengkondisian, kegiatan ko-kulikuler atau ekstrakurikuler.

Sri Narwanti (2011: 67) mengungkapkan bahwa kegiatan pengembangan budaya dan pusat kegiatan belajar dilakukan dengan kegiatan pengembangan diri yang di dalamnya terdapat kegiatan rutin, spontan, keteladanan dan pengkondisian.

1) Kegiatan rutin adalah kegiatan yang ajeg dan selalu dilakukan dalam waktu tertentu oleh sekolah contoh kegiatan rutin adalah upacara hari senin, piket kelas, pemeriksaan kebersihan diri dan kelas, sholat berjamaah, berdoa sebelum dan sesudah pelajaran, gerakan 3S (senyum, salam, sapa) serta kegiatan rapat kelas.

2) Kegiatan spontan dapat disebut juga kegiatan insidental yakni kegiatan yang terjadi pada waktu yang tidak direncanakan. Contoh kegiatan spontan ini adalah mengumpulkan sumbangan untuk korban bencana alam, menjenguk atau melayat salah satu warga sekolah yang tertimpa musibah dan lain-lain.

3) Kegiatan keteladanan merupakan sikap menjadi contoh. Bentuk sikap keteladanan yang dapat dilakukan di lingkungan sekolah antara lain, sikap guru dan karyawan sekolah yang menjaga kebersihan, selan itu adanya keteladanan mengenai sikap ramah, sopan santun, cinta damai serta menghargai pendapat antar teman. 4) Pengkondisian merupakan salah satu bentuk penanaman nilai

karakter berupa menata lingkungan fisik dan non fisik untuk mendukung proses penanaman nilai karakter yang salah satu nilainya adalah nilai demokrasi. Contoh dari sikap pengkondisian adalah mengelola konflik antara guru dan siswa maupun antar siswa untuk menghindari terjadinya perpecahan, maupun perselisihan.

Novan Ardy (2013: 97) mengungkapkan dalam mengimplementasikan nilai-nilai karakter yang salah satunya nilai demokrasi dapat dilakukan dengan budaya sekolah. Budaya sekolah adalah suasana kehidupan sekolah tempat peserta didik berinteraksi di dalamnya. Pembentukan budaya sekolah berbasis pendidikan karakter dilakukan melalui kegiatan spontan, kegiatan keteladaan, pengkondisian dan kegiatan rutin.

Novan Ardy (2013: 233) mengungkapkan bahwa kegiatan pengkondisian dapat mendukung keterlaksanan pendidikan karakter, misalnya kondisi ruang kelas yang nyaman, halaman sekolah yang bersih, sarana dan prasarana yang memadai dan kegiatan-kegiatan sekolah yang mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter.

27

Sejalan dengan itu Zubaedi (2011: 17) memaparkan pendapatnya bahwa penanaman nilai karakter proses, contohnya adalah keteladanan, pembiasaan atau pembudayaan dalam lingkungan peserta didik dalam lingkungan sekolah. Sehingga nilai-nilai demokrasi dapat dipahami dan ditanamkan dalam diri peserta didik. Adapun menurut Mulyasa (2002: 168-169) pembiasaan dalam kehidupan keseharian di sekolah dapat dilakukan melalui kegiatan rutin, spontan, dan keteladanan.

Sri Narwanti (2011: 67) juga mengungkapkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu kegiatan di luar jam pembelajaran. Kegiatan ekstrakurikuler juga dapat digunakan sebagai penanaman nilai-nilai karakter yang salah satunya memuat nilai-nilai demokrasi. Nilai-nilai-nilai demokrasi dapat ditanamakan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan karakter yang akan diajarkan kepada siswa.

Sependapat dengan hal tersebut menurut Qiqi Yuliati dan Rusdiana (2014: 169) teknik penanaman pendidikan nilai yang salah satunya memuat nilai demokrasi dapat dilakukan dengan efektif disekolah melalui kegiatan

a. Penataan fisik sekolah dan kelas yang kondusif untuk keberlangsungan pembelajaran

b. Pembinaan keagamaan bagi guru/ pendidik yang terpola dan terprogram, adanya pelatihan bagi guru tentang metode memasukan nilai melalui bidang studi

c. Penataan peningkatan kualitas kegiatan ekstrakurikuler dan keagamaan di sekolah.

d. Peningkatan rasa tanggung jawab, disiplin, kebersamaan, persatuan, kerjasama dalam menjalin hubungan yang harmonis dengan seluruh warga sekolah.

Zamroni (2013: 23) juga menjelaskan bahwa dalam menanamkan nilai-nilai dibutuhkan langkah-langkah yang terkait dengan kegiatan diluar kegiatan pelajaran antara lain.

1. Dilaksanakanya pendidikan ekstrakurikuler yang memiliki tujuan jelas. Ektrakurikuler bertujuan untuk meningkatkan kemampuan yang belum tercakup dalam intrakurikuler seperti kepemimpinan, mengambil keputusan, kemampuan kerjasama dan memecahkan masalah secara damai serta dapat mengembangkan minat dan bakat siswa.

2. Dikembangkanya partisipasi dalam pengelolaan sekolah. Pengambilan keputusan bersama hanya bisa dilakukan apa bila ada partisipasi dari seluruh warga sekolah, terutama siswa dan orangtua siswa. Dalam hal ini peran orang tua selain sebagai sumbangan pemikiran juga dapat berpartisipasi dalam pengelolaan kegiatan sekolah dan mensinkronkan dengan kegiatan di keluarga. Apabila disekolah dikembangkan jadwal kegiatan dan aturan maka sebaiknya saat di rumah orang tua juga membuat jadwal kegiatan dan aturan saat dirumah.

29

3. Dilaksanakanya simulasi proses demokrasi di sekolah. Misalnya apabila di masyarakat dikembangkan sistem pemerintahan dan lembaga pemerintahan maka disekolah juga perlu dikembangkan sistem dan keberadaan pemerintahan siswa. Apabila di masyarakat terdapat perundangan dan peraturan maka di sekolah pun juga harus ada peraturan dan perundangan. Hal ini sekolah dapat memberikan kesempatan belajar kepada siswa dalam kehidupan dan proses politik di masyarakat.

Hal tersebut senada dengan pendapat Muchlas Samani (2013: 147) yang menyebutkan bahwa dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler selalu ada nilai-nilai karakter yang dikembangkan. Dalam kegiatan tim olah raga maka nilai sportivitas, mengikuti aturan, kerja sama, keberanian, kekompakan selalu muncul. Dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka nilai karakter yang dikembangkan keberanian, kerja sama, mengharagai alam, peduli dan empati.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahawa selain melalui kegiatan pembelajaran, implementasi nilai demokrasi dapat dilakukan melalui berbagai macam kegiatan diluar jam pembelajaran, salah satunya adalah dengan pengembangan budaya sekolah atau pembiasaan dalam kehidupan keseharian di sekolah. Pembiasaan dalam kehidupan keseharian disekolah dapat dilakukan dengan cara kegiatan rutin, kegiatan spontan dan keteladanaan. Selain itu bisa juga dilakukan dengan kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan yang belum tercakup dalam intrakulikuler seperti kepemimpinan, mengambil keputusan, kemampuan kerjasama dan memecahkan masalah secara damai serta dapat mengembangkan minat dan bakat siswa.

Contoh kegiatan ekstrakurikuler yang dapat digunakan untuk menanamkan nilai misalnya kegiatan pramuka/ HW, seni rupa, komputer, melukis, dll. Semua kegiatan tersebut akan terlaksana apabila seluruh komponen warga sekolah berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan kedudukannya masing masing. Melalui kegiatan di luar pembelajaran tersebut diharapkan dapat digunakan untuk mengimplentasikan nilai-nilai demokrasi terhadap seluruh warga sekolah.

C. Karakteristik Anak SD

Dokumen terkait