• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memahami Struktur, Kaidah

Menyimpulkan Mengklasifikasikan

B. Memahami Struktur, Kaidah

Kebahasaan, dan Menginterpretasi Makna Teks Cerita Pendek

dapat menerapkan sikap spiritual dan sikap sosial yang tercermin di dalam pembelajaran ini.

Tugas 1

Membaca atau mendengarkan teks cerpen berikut dengan cermat! Banun

Oleh : Damhuri Muhammad

Bila ada yang bertanya, siapa makhluk paling kikir di perkampungan lereng bukit yang sejak dulu tanahnya subur itu. Tidak akan ada yang menyanggah bahwa perempuan ringkih yang punggungnya telah melengkung serupa sabut kelapa itulah jawabannya. Semula ia hanya dipanggil Banun. Namun, lantaran sifat kikirnya dari tahun ke tahun semakin mengakar, pada sebuah pergunjingan yang penuh dengan kedengkian, seseorang menambahkan kata ”kikir” di belakang nama ringkas itu, hingga ia ternobat sebagai Banun “Kikir”. Konon, hingga riwayat ini disiarkan, belum ada yang sanggup menumbangkan rekor kekikiran Banun.

Disepanjang usianya, Banun Kikir tak pernah membeli minyak tanah untuk mengasapi dapur keluarganya. Perempuan itu menanak nasi dengan cara menyorongkan seikat daun kelapa kering ke dalam tungku, dan setelah api menyala, lekas disorongkannya pula beberapa keping kayu bakar yang selalu tersedia di bawah lumbungnya. Saban petang, selepas bergelimang lumpur sawah, daun-daun kelapa kering itu dipikulnya dari kebun yang sejak lama telah digarapnya. Mungkin sudah tak terhitung berapa jumlah simpanan Banun selama ia menahan diri untuk tidak membeli minyak tanah guna menyalakan tungku. Sebab,

daun-daun kelapa kering di kebunnya tiada bakal pernah berhenti berjatuhan.

”Hasil sawah yang tak seberapa itu hendak dibawa mati, Mak?” tanya Rimah suatu ketika. Kuping anak gadis Banun itu panas karena gunjing perihal Banun Kikir tiada kunjung reda. ”Mak tak hanya kikir pada orang lain, tapi juga kikir pada perut sendiri,” gerutu Nami, anak kedua Banun.

”Tak usah hiraukan gunjingan orang! Kalau benar apa yang mereka tuduhkan, kalian tak bakal mengenyam bangku sekolah, dan seumur-umur akan jadi orang tani,” bentak Banun.”Sebagai anak yang lahir dari rahim orang tani, semestinya kalian paham bagaimana tabiat petani sejati.”

Sejak itulah Banun menyingkapkan rahasia hidupnya pada anak-anaknya, termasuk pada Rimah, anak bungsunya itu. Ia menjelaskan kata ”tani” sebagai penyempitan dari ”tahani”, yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa orang kini berarti: ”menahan diri”. Menahan diri untuk tidak membeli segala sesuatu yang dapat diperoleh dengan cara bercocok tanam. Sebutlah misalnya, sayur-mayur, cabai, bawang, seledri, kunyit, lengkuas, jahe. Di sepanjang riwayatnya dalam menyelenggarakan hidup, orang tani hanya akan membeli garam. Minyak goreng sekalipun, sedapat-dapatnya dibuat sendiri. Begitu ajaran mendiang suami Banun, yang meninggalkan perempuan itu ketika anak-anaknya belum bisa mengelap ingus sendiri. Semakin banyak yang dapat ”ditahani” Banun, semakin kokoh ia berdiri sebagai orang tani.

Setelah bertahun-tahun keluarga Banun menjadi orang tani, hampir separuh dari lahan sawah yang terbentang di wilayah kampung telah jatuh ke tangannya. Orang-orang menyebutnya tuan tanah, yang seolah tidak pernah kehabisan uang guna meladeni mereka yang terdesak untuk keperluan hidup mereka.

Empat orang anak Banun telah disarjanakan dengan kucuran peluhnya selama menjadi orang tani.

***

Sesungguhnya Banun tidak lupa pada orang yang pertama kali menjulukinya Banun Kikir hingga nama buruk itu melekat sampai umurnya hampir berkepala tujuh. Orang itu tidak lain adalah Palar, laki-laki ahli waris tunggal kekayaan ibu-bapaknya. Namun, karena tak terbiasa berkubang lumpur sawah, Palar tak pernah sanggup menjalankan lelaku orang tani.

Untuk keperluan sehari-hari sampai sayur pun, Zubaidah (istri Palar), harus berbelanja ke pasar. Pekarangan rumahnya gersang. Kolamnya kering. Selama masih tersedia di pasar, kenapa harus ditanam? Begitu kira-kira prinsip hidup Palar. Baginya, bercocok tanam aneka tumbuhan untuk kebutuhan makan sehari-hari, hanya akan membuat pekerjaan di sawah jadi terbengkalai.

Prinsip hidup Palar yang tidak mau bekerja keras membuat dia terbelit hutang dari lintah darat. Dua pertiga lahan sawah yang diwarisinya telah berpindah tangan pada lintah darat, lantaran dari musim ke musim hasil panennya merosot.

Palar juga terpaksa melego beberapa petak sawah guna membiayai kuliah Rustam, anak laki-laki satu-satunya, yang kelak bakal menyandang gelar insinyur pertanian. Dalam belitan hutang yang entah kapan bakal terlunasi, Palar mendatangi rumah Banun, hendak meminang Rimah untuk Rustam.

”Karena kita sama-sama orang tani, bagaimana kalau Rimah kita nikahkan dengan Rustam?” bujuk Palar masa itu. Keluargamu beruntung bila menerima Rustam. Ia akan menjadi satu-satunya insinyur pertanian di kampung ini, dan hendak menerapkan cara bertani zaman kini, hingga orang-orang tani tidak lagi terpuruk dalam kesusahan,”

”Maafkan saya, Palar. Pinanganmu terlambat. Rimah sudah punya calon suami,” balas Banun dengan sorot mata sinis.

Rupanya penolakan Banun telah menyinggung perasaan Palar. Lelaki itu merasa terhina. Mentang-mentang sudah kaya, Banun mentah-mentah menolak pinangannya. Dan, yang lebih menyakitkan, ini bukan penolakan yang pertama. Tiga bulan setelah suami Banun meninggal, Palar menyampaikan niatnya hendak mempersunting janda kembang itu. Tapi, Banun bertekad akan membesarkan anak-anaknya tanpa suami baru. Itu sebabnya Palar menggunakan segala siasat dan muslihat agar Banun termaklumatkan sebagai perempuan paling kikir di kampung itu. Palar hendak membuat Banun menanggung malu, bila perlu sampai ajal datang menjemputnya.

***

Meski kini sudah zaman gas elpiji, Banun masih mengasapi dapur dengan daun kelapa kering dan kayu bakar, hingga ia masih menyandang julukan si Banun Kikir. ”Nasi tak terasa sebagai nasi bila dimasak dengan elpiji,” kilah Banun saat menolak tawaran Rimah yang hendak membelikannya kompor gas. Rimah sudah hidup berkecukupan bersama suaminya yang bekerja sebagai guru di ibu kota kabupaten. Begitu pula dengan Nami dan dua anak Banun yang lain. Sejak menikah, mereka tinggal di rumah masing-masing. Setiap Jumat, Banun datang berkunjung, menjenguk cucu, secara bergiliran.

”Kalau Mak menerima pinangan Rustam, tentu julukan buruk itu tak pernah ada,” seloroh Rimah suatu hari. Sesaat Banun diam. Banun menolak pinangan itu bukan karena Palar sedang terbelit hutang, tidak pula karena ia sudah jadi tuan tanah, tapi karena perangai buruk Palar yang dianggapnya sebagai

penghinaan pada jalan hidup orang tani yang telah menjual tanah pertaniannya.

*****

Adaptasi dari sumber http://ilmukubuka.blogspot.co.id/2015/01/

Tugas 1. Memahami Isi Teks Cerpen

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!

1. Jelaskan tema cerita tentang cerita pendek berjudul “Banun” di atas!

2. Jelaskan apa yang dimaksud tokoh utama, dan Siapa sajakah tokoh dalam teks cerita pendek “Banun” tersebut?

3. Bagaimana pandanganmu, tentang tokoh utama pada cerita di atas!

4. Bagaimanakah watak para tokoh dalam teks cerita pendek berjudul “Banun” tersebut?

5. Pelajaran yang dapat diambil dari teks cerita pendek yang berjudul “Banun” tersebut?

Tugas 2. Menjelaskan Struktur Cerpen

Setelah menjawab beberapa pertanyaan yang terkait dengan teks cerita pendek tersebut, kamu akan mendalami struktur teks cerita pendek. Ibarat sebuah bangunan rumah disusun atas berbagai unsur (fondasi, dinding, atap, genting, jendela, pintu, dan sebagainya). Demikian juga untuk cerpen, dibangun atas beberapa strukturnya. Struktur yang ada dalam teks cerpen

tersebut yang saling melengkapi dan saling berhubungan akan mendukung kekuatan cerita.

Petunjuk tugas.

Setelah kamu mencermati cerpen “Banun”, selanjutnya temukan kalimat yang merupakan bagian struktur orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda.

Struktur Teks Cerpen No Struktur Keterangan

1. Orientasi Adalah struktur yang berisi pengenalan latar cerita yang berkaitan dengan waktu, ruang dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerpen.

Kalimat yang menunjukkan orientasi adalah berikut.

Bila ada yang bertanya, siapa makhluk paling kikir di perkampungan lereng bukit yang sejak dulu tanahnya subur itu.

2. Komplikasi Komplikasi berisi urutan kejadian, tetapi setiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab-akibat. Peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan peristiwa lain. Dalam komplikasi berbagai kerumitan bermunculan, kerumitan tersebut bisa lebih dari satu konflik yang mengarah ke klimaks.

Kalimat yang menunjukkan komplikasi ... 3. Resolusi Resolusi adalah tahap dimana pengarang

akan mengungkapkan solusi dari berbagai konflik yang dialami tokoh.

Tugas 3. Memahami Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Pendek

Nah, kamu sudah memahami struktur cerpen. Berikutnya akan diperkenalkan tentang aspek kebahasaan dalam sebuah cerpen, yaitu mendiskusikan ciri umum teks cerita pendek termasuk kaidah kebahasaannya

Buatlah kelompok yang anggotanya terdiri dari dua orang untuk mencermati teks berikut ini!

Bacalah Cerpen Berikut!

Kisah Seorang Gadis Buta

Kisah seorang gadis buta yang sangat membenci dirinya sendiri. Dia tidak hanya membenci dirinya sendiri, tetapi membenci semua orang kecuali kekasihnya.

Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi gadisnya itu kalau gadisnya itu sudah bisa melihat dunia.

Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepada gadisnya itu. Sehingga gadisnya bisa melihat. Alangkah gembiranya si pria kekasihnya itu karena harapannya untuk menikahi si gadis akan terlaksana.

Kekasihnya itu lalu bertanya kepada gadisnya, ”Sayang, sekarang kamu sudah bisa melihat dunia. Apakah engkau mau menikah denganku?”

Betapa hancur hati si pria, karena harapannya sudah kandas. Si gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya itu

ternyata buta. Dia menolak untuk menikahi si pria yang selama ini sudah sangat setia sekali mendampingi hidupnya, selama si gadis itu buta matanya.

Pria kekasihnya itu kemudian menuliskan sepucuk surat singkat kepada gadisnya itu, “Sayangku, Engkau belahan jantung hatiku. Bagiku, cinta begitu agung, aku rela berkorban untukmu. Tolong engkau jaga baik-baik kedua mata yang telah aku berikan untukmu.” Dan akhirnya si Pria kekasihnya pergi dengan meneteskan air mata.

Gadis itu menangis dan menyadari kebodohannya, betapa besar pengorbanan kekasihnya selama ini.Namun kekasihnya telah pergi dengan membawa luka dihati.

Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah. Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya. Banyak yang lupa terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.

Sumber : http://iphincow.com/2012/05/31/kisah-seorang-gadis-buta/

Tugas 2

Memahami Kaidah Kebahasaan Teks Cerpen

Petunjuk Tugas!

1) Berikanlah tanda centang ( V) jika sesuai pernyataan berikut, dan tanda kali (x) jika tidak sesuai teks “ Kisah Seorang Gadis Buta” berikut.

Ciri-ciri Teks Cerita Pendek

No. Ciri-ciri Teks Cerita Pendek Tanda V X 1) Terdiri kurang dari 10.000 (sepuluh ribu)

kata. V

2) Bentuk tulisan yang singkat tentunya lebih

3) Isi dari cerita berasal dari kehidupan sehari-hari.

V 4) Penokohan dalam cerpen sangat sederhana V

5) Bersifat fiktif. V

6) Hanya mempunyai 1 alur. V

7) Habis dibaca sekali duduk. V 8) Penggunaan kata-kata yang mudah

dipahami oleh pembaca.

V 9) Mengangkat beberapa peristiwa saja dalam

hidup tidak seluruhnya.

V 10) Kesan dan pesan atau amanat yang

ditinggalkan sangatlah mendalam sehingga si pembaca ikut merasakan isi dari cerpen tersebut

V

Kesimpulan dari hasil identifikasi diatas, bahwa cerpen “ Kisah Seorang Gadis Buta” adalah sebuah cerpen.

2) Kata Berimbuhan

Tentu kamu sudah mempelajari tentang kata berimbuhan pada pelajaran sebelumnya. Apa saja yang termasuk imbuhan? Imbuhan adalah berupa awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), dan gabungan imbuhan (konfiks).

Fungsi imbuhan adalah untuk menambahkan arti atau maksud dari kata-kata dasar yang diberi imbuhan tersebut. Kata berimbuhan adalah kata-kata dasar yang mendapatkan imbuhan yang berupa awalan, akhiran, sisipan, dan gabungan awalan-akhiran.

Kegiatan selanjutnya adalah mengidentifikasi kata berimbuhan yang ada pada teks cerpen “ Banun” dan Kisah Seorang Gadis Buta” di atas!

Selanjutnya kata berimbuhan tersebut diuraikan (kata dasar + imbuhan) berdasarkan contoh seperti di bawah ini.

Kata Berimbuhan Cerpen “Banun”

Struktur Teks Berimbuhan Kata Uraian imbuhan Makna Orientasi bertanya

.... .... ....

Ber +tanya mengeluarkan

Komplikasi .... .... .... Resolusi .... .... .... Koda .... .... ....

Kata Berimbuhan Cerpen “Kisah Seorang Gadis Buta” Struktur Teks Berimbuhan Kata Uraian imbuhan Makna Orientasi bertanya

.... .... ....

Ber +tanya mengeluarkan

Komplikasi .... .... .... Resolusi .... .... .... Koda .... .... ....

3) Penggunaan Kata Sambung atau Kata Penghubung

Pada umumnya kata penghubung yang banyak dipakai dalam teks cerpen adalah lalu, kemudian, dan akhirnya . Kata lalu dan kemudian memiliki makna yang sama. Kata itu digunakan sebagai penghubung antar kalimat dan intrakalimat. Kata akhirnya biasanya digunakan untuk menyimpulkan dan mengakhiri informasi dalam paragraf atau dalam teks.

Perhatikan kalimat di bawah ini!

(1) Kemudian, pria kekasihnya itu menuliskan sepucuk surat singkat kepada gadisnya itu.

(2) Akhirnya, si pria kekasihnya pergi dengan

meneteskan air mata. Setelah memahami kata penghubung lalu dan kemudian, buatlah tiga kalimat yang menggunakan kata lalu, kemudian, dan akhirnya.

3) . Majas atau Gaya Bahasa

Majas atau gaya bahasa adalah cara pengarang atau seseorang yang mempergunakan bahasa sebagai alat mengekspresikan perasaan dan buah pikiran yang terpendam di dalam jiwanya. Beberapa majas yang sering digunakan dalam cerita fiksi adalah sebagai berikut.

- Majas Litotes

Majas Litotes adalah majas tentang

pengungkapan yang ertujuan merendahkan diri. Contoh. Mampirlah ke gubuk kami

(Padahal rumahnya besar dan mewah) - Majas Hiperbola

Pengungkapan yang melebih- lebihkan dari kenyataan. Contoh. Kita berjuang sampai titik darah penghabisan

- Majas Personifikasi: mengumpamakan benda mati sebagai makhluk hidup

Contoh. Hujan itu menari-nari di atas genting - Majas Simile : pengungkapan dengan

perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti :

bagaikan,umpama,ibarat, bak, layaknya, dll. Contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya,

-Majas metafora adalah majas yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.

Contoh. Cuaca mendung karena sang raja siang enggan menampakkan diri.

- Dengan contoh tersebut, kamu dan teman kelompokmu carilah di internet atau buku masing-masing sebuah majas gaya bahasa litotes, hiperbola, personifikasi, simile, dan majas metafora.

Selanjutnya temukan majas yang ada dalam cerpen ‘Kisah Seorang Gadis Buta “ di atas!

4) Ungkapan

Disamping majas, umumnya pada cerpen digunakan ungkapan atau idiom. Pernahkah kamu mendengar kata-kata seperti “besar kepala”, “kepala batu”, dan masih banyak lagi. Dalam ragam bahasa Indonesia kata – kata tersebut merupakan ungkapan.

Ungkapan sendiri merupakan sebuah frasa idiomatic yang terbentuk dari gabungan kata yang maknanya bukan ditafsirkan berdasarkan kata – kata pembentuknya, tetapi telah membentuk makna baru. Hal ini dikarenakan gabungan kata

tersebut bisa memiliki dua makna yang berbeda yaitu makna sebenarnya (denotasi) dan makna kiasan (konotasi).

Tujuannya agar pendengar atau pembaca merasa lebih tertarik terhadap apa yang didengar atau dibacanya. Selanjutnya artikan ungkapan berikut!

Apa arti ungkapan berikut?

No. Ungkapan Artinya

(1) kecil hati .... (2) kambing hitan .... (3) berat hati .... (4) jantung hati .... (5) lapang hati .... (6) setengah hati .... (7) besar hati .... (8) Panjang akal .... (9) kepala dingin .... (10) Kepala batu .... 5) Peribahasa

Di Indonesia banyak sekali peribahasa yang ada, mungkin sampai mencapai ribuan. Penggunaan peribahasa sudah digunakan sejak lama dalam masyarakat pada saat memberi wejangan dalam mendidik anak. Semua hal yang memuat nilai dan norma kebaikan dituangkan dalam bentuk peribahasa. Beberapa peribahasa yang mengandung makna filosofi hidup sebagai berikut. Carilah arti peribahasa di bawah ini!

Peribahasa Artinya Abu di atas tanggul Jabatan duniawi setinggi

apapun bersifat tidak langgeng Besar pasak daripada tiang ....

Bagai anjing dengan kucing .... Air beriak tanda tak dalam .... Menang jadi arang, kalah jadi abu. .... Rajin pangkal pandai, hemat

pangkal kaya.

....

Ada padang ada belalang, ada air ada pula ikan

....

Adat pasang turun naik. ....

Tugas 4. Menemukan Makna/Informasi Yang Terkandung Dalam Teks Cerita Pendek.

Masih ingatkah kamu tentang makna tersirat dalam cerpen? Kamu dapat memahami itu semua setelah mempelajari penjelasan di bawah ini.

Makna tersirat adalah arti dari sebuah bacaan yang tidak tertulis secara jelas di dalam bacaan. Sekarang, kamu akan mempelajari makna tersirat dalam cerpen. Semua cerpen mempunyai unsur intrinsik

Dari unsur instrinsik tersebut, kamu dapat menemukan makna tersirat dari tokoh, latar, dan amanat. Untuk lebih jelasnya kita bahas bersama apa yang termasuk makna instrinsik.

a) Tokoh

Tokoh protagonis (atau disebut juga sebagai tokoh utama). Tokoh protagonis merupakan tokoh yang biasanya berperilaku baik.

Tokoh antagonis (tokoh yang menentang tokoh utama). Tokoh antagonis merupakan tokoh yang biasanya berperilaku jahat. Tokoh tritagonis (tokoh yang mendukung tokoh utama). Tokoh

tritagonis merupakan tokoh yang biasanya membantu tokoh protagonis dan biasanya berperilaku baik.

b. Latar

Latar dalam sebuah cerita menunjuk pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar memberikan pijakan cerita secara konkret (nyata) dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan nyata kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi

c. Amanat atau Pesan

Melalui amanat, pengarang dapat menyampaikan sesuatu, baik hal yang bersifat positif maupun negatif.

Dengan kata lain, amanat adalah pesan yang ingin

disampaikan pengarang berupa pemecahan masalah atau jalan keluar terhadap persoalan yang ada dalam cerita.

d. Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung memengaruhi bangun cerita sebuah karya. Unsur ekstrinsik karya sastra, antara lain:

Keadaan subjektivitas pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup.

Psikologis pengarang (yang mencakup proses kreatifnya), psikologi pembaca, dan panorama prinsip-prinsip

psikologi dalam sastra.

Keadaan di lingkungan pengarang, seperti ekonomi, politik dan sastra sosial.

Pandangan hidup suatu bangsa dan berbagai karya seni yang lainnya.

Sebagai latihan, cermati teks berikut!

Kasih Ibu Tak Batas Waktu

Seorang anak bertengkar dengan ibunya & meninggalkan rumah. Saat berjalan ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang. Ia melewati sebuah kedai bakmi. Ia ingin sekali memesan semangkok bakmi karena lapar.

Pemilik bakmi melihat anak itu berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu bertanya, ”Nak, apakah engkau ingin memesan bakmi?” Ya, tetapi aku tidak membawa uang,” jawab anak itu dengan malu-malu.”Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu,” jawab si pemilik kedai.

Anak itu segera makan. Kemudian air matanya mulai berlinang. ”Ada apa Nak?” Tanya si pemilik kedai. ”Tidak apa-apa, aku hanya terharu karena seorang yang baru kukenal memberi aku semangkuk bakmi tetapi ibuku sendiri setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah. Kau seorang yang baru kukenal tetapi begitu peduli padaku.”

Pemilik kedai itu berkata, ”Nak, mengapa kau berpikir begitu? Renungkan hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu…. Ibumu telah memasak bakmi, nasi, dan lain-lain sampai kamu dewasa, harusnya kamu berterima kasih kepadanya.”

Anak itu kaget mendengar hal tersebut.”Mengapa aku tidak berpikir tentang hal itu?” Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal aku begitu berterima kasih, tetapi terhadap ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun,aku bahkan tidak peduli.

Anak itu segera menghabiskan bakminya lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih & cemas. Ketika melihat anaknya, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Nak, kau sudah pulang, cepat masuk, aku telah menyiapkan makan malam.”

Mendengar hal itu, si anak tidak dapat menahan tangisnya. Ia menangis di hadapan ibunya.Kadang kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain untuk suatu pertolongan kecil yangg diberikannya pada kita. Namun kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita sering melupakannya begitu saja.

Sumber : https://iphincow.com/2013/12/22/kasih-ibu-tak-batas-waktu

************

Selanjutnya kerjakan tugas berikut bersama teman kelompokmu! Petunjuk Tugas

1) Kamu sudah tahu makna yang terkandung dalam teks cerpen di atas. Selanjutnya buatlah kelompok yang anggotanya terdiri dari dua orang untuk mencari kata-kata sulit yang terdapat dalam cerita pendek berjudul “Kasih Ibu Tak

Batas Waktu”. Bahas makna kata tersebut dengan mencari di internet.

2) Selanjutnya bahaslah gagasan pokok yang terkandung dalam setiap paragraf yang ada dalam cerpen di atas! Tulislah pada lembar kerjamu.

3) Buatlah 5 (lima ) pertanyaan sesuai dengan isi teks berjudul “Kasih Ibu Tak Batas Waktu” tersebut!

4) Bahas dengan kelompokmu apa amanat pada cerpen berjudul “Kasih Ibu Tak Batas Waktu”.

5) Jelaskan tokoh-tokoh yang diceritakan pada cerpen berjudul “Kasih Ibu Tak Batas Waktu”. yang kamu baca tersebut! Apa yang dimaksud dengan tokoh utama, tokoh antagonis, dan tokoh tritagonis.

Kegiatan 2

Tugas 1. Mengidentifikasi Ciri-ciri Teks Cerpen

Bacalah teks berikut ini, kemudian cermati tokoh, bandingkan ke dua tokoh cerpen di bawah ini. Selanjutnya cermati latar cerpen, kemudian bandingkan ke dua latar cerpen. Bandingkan juga amanat dari kedua cerpen di bawah ini!

C. Membedakan dan Menuliskan Perbedaan

Dokumen terkait