• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menyimpulkan Mengklasifikasikan

F. Mengidentifikasi dan

Membaca atau mendengarkan pembacaan sebuah cerpen tentu menarik, bukan? Namun, dari pembacaan cerpen yang kamu dengar tersebut dapatkah kamu mengidentifikasi? Apa yang akan kamu diidentifikasi? Kegiatan mengidentifikasi cerpen artinya kegiatan menguraikan, menjelaskan, atau menelaah unsur-unsur yang membangun sebuah cerpen.

Impian

Kala senja itu, cucuran keringat mengalir deras pada diri seorang remaja. Yang selalu mengayuh sepeda demi mencapai tujuannya. Seorang remaja dengan semangat juang tinggi. Yang selalu bermimpi menggapai cita yang murni. Ya, ialah Hanur namanya. Ia terlahir dari keluarga yang miskin. Ia bukan seorang remaja yang memiliki otak cemerlang, ia selalu menjauh dari pandangan guru. Dan ia sering sekali mendapatkan nilai jelek. Ya, memang seseorang di dunia ini tidak ada yang sempurna, pada setiap insan pasti mempunyai bakat masing-masing yang sudah di anugerahkan Tuhan kepadanya.

*****

F. Mengidentifikasi dan

Terlihat dari sudut desa Gede itu, sebuah gubuk kecil rumah tempat tinggal Hanur bersama keluarganya. Rumah yang jauh dari kata kemewahan, sangat sederhana. Kecintaannya pada mesin tak pernah padam, mungkin itu warisan dari ayahnya yang kini sudah tiada. Pada usianya 8 tahun, ia sudah mengayuh sepeda sepanjang 10 mil hanya untuk melihat pesawat terbang. Ketika umurnya 12 tahun ia mampu menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki. Namun dalam benaknya, ia tak pernah ingin menjadi usahawan otomotif. Disaat umurnya mencapai 15 tahun, ia memutuskan untuk berhenti sekolah. Dan selanjutnya ia merantau ke kota Jakarta untuk mencari pekerjaan sebagaimana bakat yang ia milikinya.

Tak lama kemudian, ia mendapati pekerjaan itu. Ia bekerja sebagai karyawan di bengkel yang bernama Repair Company milik bos nya Tauka Ucha. Karena kegigihan dan keterampilan yang dimiliki Hanur, bosnya sangat senang dengan cara kerjanya. Ia teliti dan cekatan, setiap suara yang mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja disitu, menambah wawasannya tentang permesinan.

**

Di usia Hanur yang menginjak 21 tahun, Tauka Ucha membuka cabang bengkelnya yang didirikan di pusat kota Bandung. Bengkel tersebut dipercayakan kepada Hanur. Prestasi pekerjaan Hanur tetap membaik walaupun jauh dari pandangan bosnya.

Ia selalu menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya larut malam, dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif. Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik meredam

goncangan. Ia punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya luar biasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia. Di usia 30 tahun, Hanur menandatangani patennya yang pertama.

Pada usia 30 tahun, Hanur sudah mencapai kesuksesan yang diingininya sejak kecil itu. Ia merasa pada saat itu ia sudah mampu untuk membuka bengkel sendiri, akhirnya ia melepaskan diri dari bosnya. Ia mulai berfikir, kira-kira produk apa yang kiranya akan laris di pasaran? Inovasinya tertuju pada Ring Pinston. Ia dan para karyawannya pun memulai hal itu, setelah beberapa hari ia mengajukannya kepada perusahaan otomotif ternama yang membuka cabangnya di Indonesia yaitu Honda.

Sayangnya, karyanya itu ditolak oleh Honda, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalan itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar dari bengkel Tauka Ucha.

***

Karena kegagalan itu, Hanur jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal Ring Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin. Siang hari, setelah pulang kuliah pagi hari, ia langsung ke bengkel, mempraktekan pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang mengikuti kuliah. "Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya.” Kepada Rektornya, ia jelaskan maksudnya kuliah bukan mencari ijasah. Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan.

Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Honda memberikan kontrak, sehingga Hanur berniat mendirikan pabrik. Sayangnya, pabriknya terbakar dua kali. Namun, Hanur tidak patah semangat. Ia bergegas kembali untuk mendirikan pabriknya. Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan menjual pabrik Ring Pinstonnya ke Honda. Setelah itu, Hanur mencoba beberapa usaha lain. Namun semuanya gagal. Untuk membeli makanan bagi keluarganya saja ia sangat kesulitan. Dalam keadaan terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda. Siapa sangka, sepeda motor cikal bakal lahirnya mobil Hanur itu diminati oleh para tetangga. Mereka berbondong-bondong memesan, sehingga Hanur kehabisan stok. Disinilah, Hanur kembali mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya.

*****

Kala senja itu, cucuran keringat mengalir deras pada diri seorang remaja. Yang selalu mengayuh sepeda demi mencapai tujuannya. Seorang remaja dengan semangat juang tinggi. Yang selalu bermimpi menggapai cita yang murni. Ya, ialah Hanur namanya. Ia terlahir dari keluarga yang miskin. Ia bukan seorang remaja yang memiliki otak cemerlang, ia selalu menjauh dari pandangan guru. Dan ia sering sekali mendapatkan nilai jelek. Ya, memang seseorang di dunia ini tidak ada yang sempurna, pada setiap insan pasti mempunyai bakat masing-masing yang sudah di anugerahkan Tuhan kepadanya.

******

Sumber : http://www.ilmanz.com/2014/09/contoh-cerpen-kewirausahaan.html

Dari hasil menyimakmu, coba kamu kerjakan latihan berikut ini! 1) Bagaimana alur atau jalan cerita dalam cerpen tersebut? 2) Tentukan tahapan-tahapan alur ceritanya disertai penjelasan secukupnya!

3) Bagaimana akhir ceritanya? Apakah menimbulkan penasaran? Berikan penjelasanmu!

4) Tentukanlah tokoh-tokoh dalam cerpen di atas dan perwatakannya!

5) Coba kamu jelaskan gambaran karakter tokoh utama cerita di atas.

6) Coba tentukanlah tema yang diangkat dalam cerpen tersebut!

7) Coba tentukan amanat cerita dalam cerpen tersebut! 9. 8) Deskripsikan latar dalam cerpen dengan penjelasan

secukupnya! Tugas 2.

Mengidentifikasi Kekurangan Teks Cerpen

Kamu sudah mempelajari berbagai unsur kebahasaan pada bab sebelumnya. Untuk menerapkan pengetahuan itu, kamu diharapkan dapat mengidentifikasi kekurangan teks cerpen tersebut. Langkah-langkah yang harus kamu lakukan adalah sebagai berikut.

1. Tandai kata, kalimat, atau makna kata yang salah!

2. Perbaiki kata, kalimat, atau makna yang salah sesuai dengan unsur kebahasaan yang sudah kamu pelajari!

3. Tulislah ulang teks itu sehingga menjadi teks yang baik dan benar

Tugas 3. Menyusun Cerita Pendek.

Ide cerita terpisahkan jika seseorang sudah biasa menulis cerpen. Idenya keluar dan mengalir begitu saja. Akan tetapi, jika kamu baru menulis akan mengalami kesulitan untuk memulai menulis. Berikut ini akan diuraikan langkah-langkah menulis cerpen yang praktis.

Langkah –langkah menyusun cerpen sebagai berikut. 1). Siapkan tema

Kamu dapat memilih tema apapun juga sesuai keinginan yang dikehendaki. Tema dalam cerpen bisa diambil dari ide berdasarkan pengalamanmu, pendapatmu, hasil pengamatanmu, atau daya khayalmu yang nantinya dikembangkan menjadi cerita pendek. Contoh tema tersebut yakni tema percintaan, misteri, pendidikan, persahabatan, sosial, dan lain sebagainya.

Nah, sekarang tentukanlah tema cerpen yang akan kamu buat! Tema cerpen yang akan dibuat adalah ....

2). Tentukan jenis cerpen dan sasaran yang membaca. Cerpen seperti apa yang akan kamu tulis? Apa jenis horor, komedi, drama, romantis, misteri, religi, atau drama komedi? Tentukanlah jenis cerpen disesuaikan dengan sasaran yang membaca.

Jenis cerpen yang akan dibuat adalah .... Sasaran yang membaca adalah ....

3). Tentukan tokoh

Siapa yang akan menjadi tokoh utama dalam cerpen mu? Siapkan nama-nama tokoh-tokoh dan beri karakter buat setiap tokoh utama dan tokoh-tokoh lainnya yang ada di dalam cerpen.

Tokoh utama ... ., karakternya .... Tokoh pembantu, ....karakternya .... 5). Menulis garis besar cerita

Garis besar cerita meliputi apa-apa saja yang akan terjadi, konflik yang akan terjadi serta penyelesaian. Buatlah garis besar cerita dengan singkat, padat dan jelas serta harus memperhatikan berbagai kejadian yang akan muncul.

6). Tentukan penyelesaian (ending) cerita

Penyelesaian cerita tergantung pada kamu sendiri (hendak dibawa ke mana interaksi kita). Maksudnya jalan cerita yang akan ditulis penyelesaian menyenangkan atau menyedihkan. 7. Tentukan judul

Judul cerita bisa mempengaruhi pembacanya, karena itu pilih judul yang singkat, namun bisa menggambarkan isi cerpen yang akan ditulis. Tak masalah jika kamu menentukan judul ini belakangan atau bahkan ketika cerpen telah selesai ditulis. Tapi, ingat! Jangan sampai melakukan kesalahan fatal dengan tak

mencantumkan judul cerita. Oke, silahkan berkreasi menulis

cerita, tunjukkan melalui karyamu bahwa kamu bisa.

Tugas 4.

Menyusun Teks Cerita Pendek

Buatlah teks cerita pendek sebagai tempat kamu untuk berkreasi. Bila kamu ingin cerpenmu tampil menarik, buatlah ceritanya hidup. Buatlah gambaran nyata tentang diri pelaku dan keadaan sekitarnya. Jangan jadikan ceritamu gersang seolah mati.

-Tema yang disarankan adalah “pendidikan”. Dalam membuat teks

ada di sekitarmu. Biasanya, sesuatu yang kamu saksikan atau alami sendiri akan lebih mudah kamu ungkapkan daripada sesuatu yang jauh dari kehidupan kamu. Misalnya, kamu dapat membuat cerita pendek tentang sahabatmu di sekolah..

Bacalah cerpen berikut dengan cermat!

KELUAR DARI SUMUR MASALAH

Karya Andhik Prastiarto

Dikisahkan pada suatu hari, seekor keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Keledai itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam. Sementara itu si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya untuk menyelamatkan keledai tersebut. Setelah beberapa jam mencoba berbagai cara, namun petani tersebut gagal mengeluarkan keledai tersebut dari dalam sumur yang cukup dalam. Akhirnya, ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun karena bisa berbahaya untuk orang lain yang lewat di atas sumur tersebut. Petani tersebut berpikir tidak ada gunanya mengerahkan upaya lebih lanjut untuk menolong si keledai.

Lalu petani tersebut mengajak rekan-rekannya untuk datang membantu menimbun sumur tersebut dengan tanah. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.

Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian. Karena tumpukan tanah menimpanya di dalam sumur yang sesak.

Tiba-tiba si keledai tiba-tiba menjadi diam dari tangisnya. Petani dan rekan-rekannya segera melihat ke dalam sumur apa yang terjadi dengan keledai itu. Mereka berpikir, keledai tersebut sudah mati.

Namun, setelah petani dan rekan-rekannya melihat ke dalam sumur, mereka tercengang. Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu.

Sementara para rekan si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus juga menguncangkan badannya dan melangkah naik. Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur.

(Sumber: www.sederhanatapimembantu.blogspot.com)

Jawablah Pertanyaan-pertanyaan Berikut dengan Benar!

1) Jelaskan unsur-unsur intrinsik dalam teks cerita pendek “Keluar dari Sumur Masalah” tersebut!

2) Jelaskan unsur-unsur ekstrinsik dalam teks cerita pendek berjudul “Keluar dari Sumur Masalah” karya Andhik Prastiarto tersebut!

3) Sebutkan majas-majas (gaya bahasa) yang terdapat dalam teks cerita pendek berjudul “Keluar dari Sumur Masalah” tersebut!

4) Jelaskan pesan moral yang ingin disampaikan penulis melalui teks cerita pendek berjudul“Keluar dari Sumur Masalah” tersebut!

5) Bagaimana pendapatmu tentang penggunaan bahasa dalam teks cerita pendek berjudul “Keluar dari Sumur Masalah”, bagus atau tidak.

E. Rangkuman

Teks cerita pendek bersifat fiktif, imajinatif, dan mengupas

satu peristiwa monumental dalam kehidupan para pelakunya.

Teks cerita pendek seharusnya ceritanya sekelumit bagian

kehidupan artinya cerita tidak boleh terlalu panjang.

Teks cerita pendek yang baik harus mengandung pesan

moral di dalamnya, sehingga bermakna dalam kehidupan.

Cerpen yang baik harus mengandung nilai-nilai religius,

humanism, kemanusiaan, keadilan, kejujuran, serta nilai-nilai kebaikan lainnya.

Unsur intrinsik cerpen:

Tema: pokok pembicaraan yang mendasari cerita. Tokoh

Peranan: Tokoh utama dan tokoh tambahan

- Fungsi penampilan tokoh: tokoh protagonis (baik) dan

tokoh antagonis (jahat)

- Penokohan: sifat pada pelaku cerita

Jika pada cerpen disebutkan secara langsung sifat tokoh seperti, baik, penakut, pemarah, dll. Maka dapat dikatakan penokohan (watak) diceritakan langsung oleh pengarang. - Latar: tempat: di rumah, di sekolah, di terminal, dsb.

waktu: pagi, siang, sore, malam, dsb. suasana: terharu, gembira, sedih, dsb.

- Struktur : pengenalan – pemunculan konflik) – Komplikasi

(konflik – peleraian) –penyelesaian)

- Sudut pandang (Point of View): posisi pengarang pada

sebuah cerita

- Sudut pandang orang pertama: “Aku”, “saya”, “kami”

Setelah mengikuti pembelajaran tentang teks cerita pendek, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut sebagai refleksi diri!

1. Manfaat apa yang kalian peroleh dari pembelajaran tentang teks cerita pendek tersebut?

2. Apa saja yang telah yang telah kalian pahami dari serangkaian pembelajaran tentang teks cerita pendek tersebut?

3. Apa saja yang belum yang telah kalian pahami dari serangkaian pembelajaran tentang teks cerita pendek tersebut?

4. Saran apa yang bisa kalian berikan agar pembelajaran berikutnya lebih mudah kalian pahami?

5. Bagaimana pembelajaran yang mudah kalian pahami?

, danMenangkap Makna Teks Esplanasi

PELAJARAN III

BAHASA INDONESIA

Dokumen terkait