• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

C. Minat Membaca

1. Definisi Minat dan Membaca a. Definisi Minat

Definisi minat dalam kamus bahasa Indonesia kontemporer adalah

kemauan yang terdapat dalam hati atas sesuatu, gairah dan keinginan.22

Minat adalah keinginan dan perhatian yang mengandung unsur-unsur

suatu dorongan untuk berbuat sesuatu (belajar)/suatu perangkat mental

yang terdiri dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka dan rasa

takut; kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu

kepada suatu pilihan tertentu.23 Minat merupakan kata yang paling

sering digunakan untuk menjelaskan alasan keterlibatan seseorang

dalam suatu pekerjaan atau kegiatan dan dengan alasan minat pula

seseorang akan tetap tekun melaksanakan kegiatan tersebut meskipun

ia sibuk sekali dengan kegiatan lain.24

Minat dan kebiasaan membaca merupakan keterampilan yang

21 Perpustakaan Nasional RI, Panduan Penyelenggara Perpustakaan Daerah, h. 40

22

Peter Salim, Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontreporer Ed.1 (Jakarta: English Press, 2002) h.979.

23 Sudarsono, Kamus Filsafat dan Psikolog (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993) h.156

24 Suryo Sumarsono, Perpustakaan dan Peranannya Untuk Meningkatkan Minat Baca (Jakarta: Perpustakaan Yarsi, 2002) h. 18.

diperoleh setelah seseorang dilahirkan. Maka dengan demikian minat

dan kebiasaan membaca dapat dibentuk dan dikembangkan, dengan

minat dan kebiasaan membaca akan diperoleh hasil, naik informasi,

pengertian, pengetahuan dan lainnya yang disajikan oleh bahan

bacaan. Oleh karena itu minat baca perlu dilakukan sejak dini yang

dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.25

Menurut Saleh dan Wahab minat dapat diartikan sebagai suatu

kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap

orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut

dengan disertai perasaan senang. Dalam batasan tersebut terkandung

suatu pengertian bahwa di dalam minat ada pemusatan perhatian,

subyek, ada usaha (untuk: mendekati/mengetahui/memiliki/

menguasai/berhubungan) dari subyek yang dilakukan dengan perasaan

senang, ada daya penarik dari objek.26

Menurut Hurlock minat memiliki dua aspek, yaitu:

1) Aspek Kognitif

Aspek kognitif didasarkan atas konsep yang dikembangkan

individu mengenai bidang yang berkaitan dengan minatnya.

Karena minat masa kanak-kanak cenderung egosentris, aspek

kognitif minat ini berkisar sekitar pertanyaan apa saja keuntungan

dan kepuasan pribadi yang dapat diperoleh dari minat itu. Konsep

yang membangun aspek kognitif minat didasarkan atas

25 Ridwan A. Siregar, Pembinaan Minat Baca Anak (Sumatra: USU e-Repositori, 2008) h.1

26 Saleh, A.R dan Wahab, M.A, Psikologi Suatu Pengantar: Dalam Perspektif Islam (Jakarta: Kencana, 2004) h.262-263

pengalaman pribadi dan apa yang dipelajari di rumah, di sekolah,

dan di masyarakat, serta dari berbagai jenis media masa. Dari

sumber tersebut individu belajar apa saja yang akan

menguntungkan serta memuaskan kebutuhan mereka dan yang

tidak. Bila terbukti ada keuntungan dan kepuasan, minat mereka

tidak saja menetap melainkan juga menjadi lebih kuat tatkala

keuntungan dan kepuasan menjadi nyata. Hal sebaliknya akan

terjadi bila tidak terdapat atau hanya terdapat sedikit keuntungan

atau kepuasan pribadi.

2) Aspek Afektif

Aspek afektif atau bobot emosional, konsep yang membangun

aspek kognitif minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan

yang ditimbulkan minat. Aspek afektif berkembang dari

penngalaman pribadi, dari sikap orang tua, guru dan teman sebaya

terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut, dan dari

sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media

massa terhadap kegiatan itu.27

Menurut Hurlock, walaupun kedua aspek di atas penting perannya

dalam menentukan apa yang akan dan yang tidak dikerjakan oleh

individu, dan jenis penyesuaian pribadi dan sosial mereka, aspek

afektif lebih penting daripada aspek kognitif. Hal ini dikarenakan (1)

aspek afektif mempunyai peran yang lebih besar dalam memberikan

27

motovasi tindakan daripada aspek kognitif, suatu aspek afektif positif

dari minat memperkuat minat itu dalam tindakan. (2) Aspek afektif

minat, sekali terbentuk, cenderung lebih tahan terhadap perubahan

dibandingkan dengan aspek kognitif. Oleh sebab itu, mengingat

pengaruh minat pada perilaku dan pada penyesuaian pribadi dan sosial

dalam perkembangan minat, perhatian yang lebih besar harus

diberikan pada pengembangan aspek afektif positif dari minat ini,

daripada aspek kognitifnya.28

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa minat adalah

kesadaran seseorang pada suatu hal yang dilakukan dengan rasa lebih

suka pada sesuatu hal tersebut.

b. Definisi Membaca

Membaca adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata

dalam kalimat dan struktur bacaan. Hasil akhir dari proses membaca

adalah seseorang mampu membuat intisari dari bacaan.29 Menurut

Farida Rahim membaca merupakan proses yang kompleks. Proses ini

melibatkan sejumlah kegiatan fisik dan mental. Proses membaca

dimulai melalui pengungkapan simbol-simbol atau huruf melalui indra

penglihatan dan kemudian anak-anak belajar membedakan antara

simbol-simbol atau huruf-huruf yang digunakan untuk

28 Hurlock, E.B, Perkembangan Anak Jilid 2 (Jakarta: Erlangga, 1999) h.118

29 Kosam Rimbarawa, Peranan Perpustakaan Dalam Meningkatkan Minat Baca dan Menulis (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora, 2006) h. 23.

merepresentasikan ke dalam bahasa lisan.30

Membaca adalah kunci bagi upaya memajukan bangsa. Dengan

membaca berarti orang memberikan ‘nutrisi’ bagi otak. Berbagai informasi, termasuk ilmu pengetahuan, akan diserap dan diolah

melalui proses membaca. Dari membaca kualitas Sumber Daya

Manusia (SDM) akan meningkat. Oleh karena itu dapat dikatakan

bahwa membaca merupakan kunci bagi kemajuan bangsa.31

Membaca sebagai suatu aktivitas juga yang membutuhkan minat.

Minat baca merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong

seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca. Minat baca ditunjukkan

dengan keinginan yang kuat untuk melakukan kegiatan membaca.

Orang yang memiliki minat membaca yang tinggi senantiasa mengisi

waktu luang dengan membaca, orang demikian senantiasa haus dengan

bahan bacaan. Minat membaca merupakan kebiasaan yang diperoleh

setelah orang dilahirkan. Dengan demikian minat baca bukanlah

kebiasaan bawaan. Oleh karena itu, minat baca dapat dipupuk, dibina,

dan dikembangkan sejak dini oleh orangtua, kakek, taman baca dan

lingkungan sekitar.32 Salah satu upaya untuk merangsang daya minat

baca masyarakat yaitu dengan adanya penyediaan perpustakaan yang

memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Perpustakaan

merupakan pusat terkumpulnya berbagai informasi dan ilmu

30

Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) h.12-13.

31 Titis Nur Widianingsih, Budaya Membaca, Perkembangan Teknologi, dan Tantangannya Bagi Siswa Sekolah Dasar (Yogyakarta: Sangkakala, 2011) h.18.

32

pengetahuan baik yang berupa buku maupun bahan rekaman lainnya

yang diorganisasikan untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.33

Tujuan umum dari kegiatan membaca adalah untuk memdapatkan

informasi baru. Dan kenyataannya terdapat tujuan yang lebih khusus

dari kegiatan membaca, yaitu:

1) Membaca untuk tujuan kesenangan. Termasuk dalam kategori ini

adalah membaca novel, surat kabar, majalah dan komik.

2) Membaca untuk meningkatkan pengetahuan seperti pada membaca

buku-buku pelajaran, buku ilmu pengetahuan.

3) Membaca untuk melakukan suatu pekerjaan, misalnya para

mekanik perlu membaca buku petunjuk, ibu-ibu membaca buku

tentang resep masakan. Dengan membaca anak-anak secara

perlahan telah melengkapi kekurangan yang ada pada diri mereka,

baik dalam bentuk kosa kata, ilmu pengetahuan, dan

lain-lainnya.34

Adapun faedah dari membaca yang dapat mempengaruhi pribadi

pembaca, sebagai berikut:

1) Mengisi waktu terluang.

2) Mengetahui hal-hal aktual yang terjadi di lingkungannya.

3) Memuaskan pribadi yang bersangkutan.

33

Mudjito, Peran Perpustakaan Dalam Membina Minat Baca. Diakses pada 22 Desember 2014 Dari http://massofa.wordpress.com/2008/01/18/peran-perpustakaan-dalam-membina-minat-baca.

34 Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2001) h.183

4) Memenuhi tuntutan praktis kehidupan sehari-hari.

5) Meningkatkan minat terhadap sesuatu lebih lanjut.

6) Meningkatkan pengembangan diri sendiri.

7) Memuaskan tuntutan intelektual.

8) Memuaskan tuntutan spiritual, dan lain-lain.35

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Baca

Faktor yang mempengaruhi minat baca anak dapat berasal dari dalam diri

anak ataupun di luar diri anak. Faktor yang berasal dari dalam diri mereka

bisa berupa usia, jenis kelamin, intelegensi, kemampuan membaca, sikap

dan kebutuhan psikologi, dan faktor yang berasal dari luar yaitu seperti

ketersediaan buku bacaan, jenis buku bacaan, status sosial ekonomi, latar

belakang etnis, orang tua, guru dan teman sebaya. Oleh karena itu faktor

yang menghalangi tersebut harus dikurangi pada diri anak agar minat baca

mereka dapat tumbuh dan menjadikan mereka gemar membaca.36

Ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi minat baca, yaitu:

a. Faktor Sosiologis

Lingkungan rumah tangga dapat menjadi faktor pendorong dan

penghambat timbulnya minat baca seseorang. Dengan tersedianya

beberapa bahan bacaan dan berbagai tulisan dalam lingkugan rumah

35 Mudjito, Pembinaan Minat Baca (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001) h. 62.

36 Ridwan A. Siregar, Pembinaan Minat Baca Anak (Sumatra Utara: USU e-Repositori, 2008).

tangga akan merangsang daya visual dan motoris anak-anak untuk

sekedar mengenali buku, dan untuk taraf selanjutnya akan tertarik

untuk membacanya. Demikian halnya pada lingkungan sekolah dan

suasana lingkungan sekolah yang kondusif akan menciptakan suasana

belajar yang menyenangkan dan akan mendorong timbulnya minat

baca siswa. Lingkungan masyararakat juga dapat mendorong

terciptanya siswa gemar membaca, apabila masyarakat tersebut sudah

merasa terbiasa memanfaatkan kesempatan untuk membaca, misalnya

pada saat menunggu di stasiun, bus, dan sebagainya. Jika siswa berada

pada ligkungan sekelompok masyarakat yang gemar membaca, maka

siswa tersebut juga akan tertarik dan terbiasa untuk selalu membaca.

b. Faktor Psikologis

Siswa dapat menemukan kebutuhan dasarnya melalui bahan bacaan

jika topik, isi, pokok persoalan, tingkat kesulitan dan penyajiannya

sesuai dengan karakter individu mereka. Berdasarkan faktor psikologis

ini, maka setiap siswa memiliki kebutuhan dan kepentingan

individualyang berbeda dengan siswa lain. Perbedaan itu akan

berpengaruhi pilhan dan minat membaca individu, sehingga setiap

individu memiliki bahan bacaan sesuai dengan karakter, minat dan

kepentingan sendiri.

1) Tujuan yang hendak dicapai

meningkatkan minat baca. Salah satu tujuannya adalah untuk

mendapatkan informasi dan pengetahuan dari buku atau

bahan-bahan yang tertulis lainnya untuk memahami suatu mata pelajaran

tertentu, maka siswa dituntut untuk belajar, informasi yang

mendukung dalam belajar adalah berupa bahan-bahan yang tertulis

yang menghapuskan kegiatan membaca sehingga apa yang

dibutuhkan dapat tercapai.

2) Tersedianya sarana perpustakaan

Perpustakaan merupakan sarana yang mengantar siswa ke dunia

yang lebih luas, sebagai media yang dapat menghubungkan segala

peristiwa pada masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang.

Keberadaan perpustakaan sangat diperlukan karena perpustakaan

dapat memberikan segala kebutuhan minat siswa, khususnya minat

siswa dalam membaca koleksi-koleksi perpustakaan tersebut.

3) Bentuk pelayanan

Koleksi perpustakaan harus di tata rapi pada tempatnya agar lebih

mudah dimanfaatkan oleh pembaca. Pelayanan yang baik akan

berimplikasi pada meningkatnya minat baca siswa untuk

melakukan kegiatan membaca. Pelayanan yang dimaksudkan disini

adalah sikap staf perpustakaan yang ramah, berpengetahuan luas,

dan mempunyai sikap informasi dari setiap jenis pustaka.

Pelayanan dapat dikatakan baik jika apa yang ditargetkan dari

baca siswa.

4) Kualitas koleksi perpustakaan

Kualitas koeksi perpustakaan sangat mempengaruhi minat,

kemauan dan kebiasaan siswa untuk selalu masuk perpustakaan.

Jika suatu perpustakaan telah berhasil mengoleksi buku-buku

bacaan berkulitas, membangun opini dan mempengaruhi siswa

untuk masuk perpustakaan maka kemungkinan besar siswa akan

terbiasa membaca dan pengetahuannya akan semakin bertambah.

Dokumen terkait