• Tidak ada hasil yang ditemukan

membangun landasan yang kokoh untuk pertumbuhan d

Dalam dokumen Adira Dinamika Multi Finance Tbk 2013 (Halaman 71-87)

termasuk Indonesia, yang pada akhirnya menekan kurs Rupiah sehingga Rupiah terdepreasi lebih dari 20% tahun lalu. Selain itu, harga komoditas masih tertekan yang antara lainnya disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan perekonomian China dan India sehingga berdampak pada ekspor dan mempengaruhi tingkat cadangan devisa Indonesia.

Untuk mengurangi defisit neraca pembayaran, Pemerintah bersama Bank Indonesia mengambil berbagai kebijakan untuk menjaga stabilitas perekonomian nasional. Di sisi fiskal, Pemerintah menaikkan harga BBM untuk menekan subsidi dan menurunkan tingkat konsumsi BBM mengingat Indonesia masih mengimpor sebagian BBM. Di sisi moneter, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) secara signifikan yakni sebesar 175 basis points sepanjang tahun lalu menjadi 7,50%. Langkah ini mulai memberi dampak di semester II 2013 diantaranya kenaikan inflasi yang mencapai 8,38%, kurs Rupiah yang terdepresiasi sekitar 25,75% serta pertumbuhan ekonomi yang melambat menjadi 5,8% pada tahun 2013.

Perubahan kondisi makro ekonomi di tahun 2013 memberi pengaruh langsung terhadap bisnis otomotif nasional dan perusahaan pembiayaan yang membiayai pembelian otomotif seperti Adira Finance. Kenaikan suku bunga pasar menyebabkan kenaikan suku bunga kredit yang akhirnya menekan penjualan otomotif. Peningkatan inflasi dan suku bunga juga berdampak pada penurunan daya beli konsumen. Pada saat yang sama depresiasi Rupiah memberikan tekanan terhadap harga jual kendaraan mengingat besarnya komponen impor dari kendaraan yang dijual di Indonesia.

Di sisi pembiayaan otomotif, penerapan batasan minimal uang muka untuk pembiayaan berbasis prinsip syariah pada awal tahun menekan pertumbuhan pembiayaan syariah tahun 2013 disamping dampak lanjutan dari penerapan uang muka minimal terhadap pembiayaan konvensional pada bulan Juni 2012. Biaya pendanaan mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan suku bunga pasar dan pada akhirnya menekan marjin bunga bersih perusahaan pembiayaan. Pada sisi lain kenaikan Upah Minimum Regional (UMR) sebesar 18% memberikan tekanan terhadap biaya operasional

Laporan Direksi

Report from the Board of Directors

Moreover, commodity prices remain depressed because of slowing economic growth in China and India, thereby affecting exports and affecting the level of reserves in Indonesia.

To reduce the balance of payments deficit, the government and Bank Indonesia implemented various policies to maintain the stability of the national economy. On the fiscal side, the government raised fuel prices to reduce subsidies and lowering the level of fuel consumption as Indonesia still imports most of the fuel. On the monetary side, Bank Indonesia raised its benchmark interest rate (BI Rate) a significant 175 basis pointss over the past year to 7.50%. This step began to have an impact in the second half of 2013 include an increase in inflation which reached 8.38%, exchange rate of the Rupiah which depreciated approximately 25.75% as well as economic growth which slowed to 5.8% in 2013.

Changes in the macroeconomic conditions in 2013 impacted the national automotive business and finance companies which finances automotive purchases such as Adira Finance. The increase in interest rates caused a rise in lending interest rates which ultimately reduced auto sales. The increase in inflation and interest rates also contributed to the decline in consumer purchasing power. At the same time the depreciation of Rupiah put pressure on the selling price of the vehicle given the amount of imported components of vehicles sold in Indonesia.

Related to automotive financing, the implementation of new policy on minimum down payment for sharia -based financing at the beginning of the year supressed the growth of sharia financing in 2013 in addition to the continuing impacts from the application of the minimum down payment policy on conventional financing in June 2012. Cost of funds experienced an increase in line with the increase of the interest rates which subsequently impacted the net interest margin of finance companies. On the other hand, the increase in the local minimum wage (UMR) by 18% put pressure on the operational

Opening Management Report Corporate Data

Management Discussion & Analysis of the Company’s Performance

Adira Finance •฀Laporan Tahunan 2013

tertutama perusahaan yang pada karya, termasuk perusahaan pembiayaan.

Kondisi diatas telah menyebabkan perlambatan laju penjualan otomotif nasional dalam 2 tahun terakhir, dimana penjualan sepeda motor hanya tumbuh 9% menjadi 7,8 juta unit dibandingkan penjualan tahun 2012 sebesar 7,1 juta unit namun masih dibawah penjualan tahun 2011 yang mencapai 8,1 juta unit. Meskipun penjualan sepeda motor pada tahun 2012 tertahan di angka 7,1 juta unit, Perusahaan melihat adanya pemulihan yang cukup kuat di industri sepeda motor, dimana penjualan sepeda motor kembali pulih setelah 6 bulan penerapan uang muka minimum pada pertengahan tahun 2012. Hal ini menunjukkan bahwa sepeda motor masih merupakan suatu kebutuhan dasar masyarkat Indonesia dalam mendukung aktivitas produktifnya. Secara umum, hampir seluruh anggota AISI mencatat pertumbuhan penjualan pada tahun 2013. Pada tahun 2014, penjualan motor diproyeksikan kembali menyentuh angka 8 juta unit atau sama dengan rekor penjualan pada tahun 2011, mengingat sepeda motor masih merupakan moda transportasi unggulan masyarkat Indonesia karena lebih efisien dan ekonomis.

Sedangkan penjualan nasional mobil baru kembali mencatat pencapaian tertinggi di tahun 2013 yaitu sebanyak 1,2 juta unit, naik 10% dibandingkan denfan 1,1 juta unit pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini memang tidak setinggi di tahun-tahun sebelumnya, namun angka penjualan ini sesuai dengan proyeksi pasar. Tingkat pertumbuhan penjualan mobil ini terutama disebabkan oleh masih rendahnya tingkat penetrasi mobil di pasar yang hanya sekitar 8%, infrastruktur yang kurang memadai, transportasi publik yang masih relatif lemah, tersedianya kredit kendaraan, serta bertumbuhnya golongan kelas menengah. Pada tahun 2014, penjualan mobil baru diperkirakan mencapai sekitar 1,3 juta unit.

Ditengah-tengah kondisi sebagaimana tersebut diatas, kami mengambil berbagai langkah strategis guna menyesuaikan bisnis kami terhadap perubahan kondisi perekonomian nasional dan bisnis otomotif nasional. Berbagai langkah strategis yang telah diambil Perusahaan dalam menghadapi tantangan dan perubahan di pasar

costs, specifically on labour-intensive companies, including finance companies.

The abovestated conditions have led to a slowdown in the pace of the national automotive sales in the last 2 years, where motorcycle sales only grew by 9% to 7.8 million units compared to sales in 2012 which amounted to 7.1 million units, but still below the sales in 2011 which reached 8.1 million units. Although motorcycle sales in 2012 were halted at 7.1 million units, the Company saw a fairly strong recovery in the motorcycle industry, where sales of motorcycles recovered 6 months after the minimum down payment policy implementation in mid-2012. This reflects that motorcycles are still needed by the community to support productive activities. In general, almost all members of the AISI record sales growth in 2013. In 2014, motorcycle sales are projected to reach 8 million units or equal to the record sales in 2011, given that the motorcycle is still the preferred mode of transportation for the people of Indonesia as it is more efficient and economical.

Car sales again recorded a highest sales in 2013, at 1.2 million units, up 10% from 1.1 million units last year. This growth is not as high as in previous years, but the sales figures are consistent with market projections. The growth rate of these cars is mainly caused by the low level of penetration of cars in the market that only stood at about 8%, with contributing factors that public transport infrastructure is inadequate, there is availability of vehicle loans, andthe middle class is growing. In 2014, new car sales are expected to reach about 1.3 million units.

In the midst of the conditions mentioned above, we took strategic measures to adjust our business to these changes. Various steps taken by the Company to strategically address the challenges and changes in the market included to:

Corporate Social

Responsibility Supporting Data Corporate Governance

•฀ Melakukan฀berbagai฀insiatif฀baru฀untuk฀meningkatkan฀

efisiensi operasional melalui optimalisasi infrastruktur serta melakukan beberapa inovasi dan otomatisasi berbagai proses operasional yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas & optimalisasi kapasitas dari jaringan usaha dan sumber daya manusia perusahaan.

•฀ Menerapkan฀praktik฀Manajemen฀Risiko฀yang฀berhati-

hati melalui kebijakan kredit underwriting yang lebih ketat dan peningkatan upaya penagihan agar dapat mempertahankan kualitas aset yang sehat ditengah perubahan pasar.

•฀ Terus฀ menerapkan฀ strategi฀ pemasaran฀ yang฀

berfokus pada komitmen terhadap konsumen dan meningkatkan hubungan baik dengan para dealer sebagai mitra usaha Perusahaan melalui program pemasaran yang kompehensif dan terintegrasi

•฀ Selama฀ tahun฀ 2013,฀ Perusahaan฀ juga฀ melakukan฀

berbagai strategi diversifikasi sumber pendanaan untuk mendapatkan ketersediaan pendanaan yang optimal dan biaya pendanaan yang kompetitif baik melalui penerbitan obligasi, pinjaman bank serta pinjaman sindikasi.

•฀ Ditengah฀ perubahan฀ pasar฀ dan฀ makin฀ ketatnya฀

kompetisi, strategi kami adalah berfokus pada portofolio yang sehat dan profitable sehingga dapat menjaga pertumbuhan profitabilitas yang baik.

Langkah-langkah strategis yang telah diambil Perusahaan untuk tetap dapat menjaga pertumbuhannya pada tahun 2013 sebagai berikut:

•฀ Pembiayaan฀ baru฀ meningkat฀ 4%฀ menjadi฀ Rp33,7฀

triliun dibandingkan dengan Rp32,4 triliun tahun sebelumnya yang didorong oleh peningkatan pembiayaan baru pada semester II 2013 yang meningkat sebesar 18% dibandingkan dengan pencapaian pada semester I 2013. Kami berhasil untuk menyesuaikan bisnis kami dengan perubahan yang terjadi di pasar, antara lain penerapan batasan minimal uang muka untuk pembiayaan syariah pada awal tahun 2013.

Laporan Direksi

Report from the Board of Directors

•฀ Perform a variety of new initiatives to improve operational efficiency by optimizing our infrastructure and conducting innovation and automation of operational processes, aimed at improving productivity and optimization of capacity.

• Apply prudent Risk Management practices through more stringent underwriting credit policies and increased collection efforts in order to maintain a healthy asset quality amid market changes.

• Continue implementing a marketing strategy that focuses on commitment to consumers and improved relations with the dealers as business partners through all marketing programs.

• During 2013, the Company initiated various strategies of diversification of funding sources to acquire optimal funding availability and competitive funding cost through the issuance of local bonds or bank loans, including syndicated bank loans in order to reduce the cost of funds.

• Amid market volatility and tighter competition, our strategy focuses upon a healthy and profitable portfolio so as to maintain good profitability growth.

The strategic results for continued Company growth in 2013 were as follows:

•฀ New฀inancing฀increased฀by฀4%฀to฀Rp33.7฀trillion฀from฀

previously Rp32.4 trillion, driven by the achievement in the second half of 2013, which increased by 18% compared to the achievement in the first semester of 2013. We were able to adjust our business to changes in the market, among others, the application of minimum down payment restrictions for sharia based financing that occurred at the beginning of 2013.

Opening Management Report Corporate Data

Management Discussion & Analysis of the Company’s Performance

Adira Finance •฀Laporan Tahunan 2013

•฀ Jumlah฀ pembiayaan฀ yang฀ dikelola฀ Perusahaan฀

(managed receivables) meningkat 5% menjadi Rp48,3 triliun dari Rp45,8 triliun tahun sebelumnya. Dari pembiayaan yang dikelola perusahaan, Rp18,9 triliun atau 39% adalah pembiayaan bersama (joint financing) dengan Bank Danamon yang merupakan pemegang saham utama Adira Finance. Jumlah pembiayaan bersama ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar Rp22,6 triliun pada akhir tahun 2012. Sedangkan pembiayaan sendiri mengalami peningkatan sebesar 27% menjadi Rp29,4 triliun pada akhir tahun 2013 dan mencakup 61% dari pembiayaan yang dikelola perusahaan. Perubahaan ini terjadi seiring dengan upaya Perusahaan untuk terus melakukan diversifikasi sumber pendanaan guna memperoleh biaya pendanaan yang optimal dan kompetitif. Secara keseluruhan jumlah pendanaan (interest-bearing funding) Perusahaan tumbuh 25% menjadi Rp22,6 Triliun pada akhir tahun 2013 dibandingkan dengan Rp18,1 triliun tahun sebelumnya.

•฀ Laba฀bersih฀meningkat฀sebesar฀20%฀dari฀Rp1,4฀triliun฀

menjadi Rp1,7 triliun. Ini merupakan suatu rekor baru bagi Perusahaan yang didukung oleh pertumbuhan pembiayaan baru serta upaya-upaya efisiensi yang dilakukan sepanjang tahun 2013. Pendapatan usaha meningkat sebesar 12% menjadi Rp5,6 triliun seiring dengan kenaikan marjin bunga bersih dan peningkatan pada pendapatan administrasi. Sedangkan biaya operasional dapat dikelola dengan baik dan hanya meningkat sebesar 5% menjadi Rp2,5 triliun.

•฀ Pembiayaan฀ bermasalah฀ (NPL)฀ Perusahaan,฀ termasuk฀

pembiayaan bersama, relatif stabil pada tingkat 1,3% dari pembiayaan yang dikelola pada akhir tahun 2013 dibandingkan dengan 1,4% pada tahun sebelumnya. Kami terus memperkuat manajemen risiko dan inisiatif penagihan untuk menjaga kualitas aset yang sehat ditengah kondisi pasar dan perekonomian yang penuh tantangan. Selain itu, biaya kredit juga relatif stabil sebesar 3,9% dari pembiayaan yang dikelola ditahun 2013 dibandingkan dengan tahun lalu yang sebesar 4,0%.

•฀ Managed฀ Receivables฀ increased฀ by฀ 5%฀ to฀ Rp48.3฀

trillion from Rp45.8 trillion in the previous year. Of the managed receivables by the Company, Rp18.9 trillion, or 39% is joint financing with Bank Danamon which is the major shareholder of Adira Finance. The amount of joint financing decreased from the previous year which amounted to Rp22.6 trillion at the end of 2012. While self financing experienced an increase of 27% to Rp29.4 trillion at the end of 2013 which included 61% of the managed receivables. This occured due to the change of the Company’s efforts to continuously diversify sources of funding in order to obtain optimal and competitive funding costs. Overall, the interest-bearing funding of the Company grew by 25% to Rp22.6 trillion at the end of 2013 compared to Rp18.1 billion in the previous year.

•฀ Net฀ income฀ increased฀ by฀ 20%฀ from฀ Rp1.4฀ trillion฀

to Rp1.7 trillion, a new record for the Company, supported by the growth of new financing and efficiency efforts undertaken during the year. Operating revenues increased by 12% to Rp5.6 trillion due to higher net interest margins and an increase in revenue administration. While the operating expenses could be contained to 5% increase to Rp2.5 trillion.

•฀ Non-Performing฀ Loans฀ (NPL)฀ with฀ joint฀ inancing฀

receivables was relatively stable at a level of 1.3% by the end of 2013 compared with 1.4% in the previous year. We continued to strengthen our portfolio risk management and billing collection initiatives to maintain healthy asset quality amid challenging market and economic conditions. In addition, the cost of credit including joint financing was also relatively stable at 3.9% in 2013 compared to last year at 4.0%.

Corporate Social

Responsibility Supporting Data Corporate Governance

•฀ Posisi฀ permodalan฀ yang฀ kuat.฀ Per฀ Desember฀ 2013,฀

jumlah ekuitas Perusahaan mencapai Rp6 triliun dimana rasio hutang terhadap ekuitas (leverage) berada pada posisi 3,8 kali, masih jauh dibawah ketentuan yang berlaku yaitu 10 kali.

Keterangan Target Pencapaian / Realization Description

Pembiayaan Baru Rp33 triliun / trillion Rp33,7 triliun / trillion New Financing

Non Perfoming Loans (NPL) Di bawah 2,0% / Under 2.0% 1,3% Non Perfoming Loans (NPL)

Gearing Ratio Di bawah 10x dari Ekuitas /

Under 10x Equity

3,8x dari Ekuitas / Equity Gearing Ratio

Dengan pencapaian seperti yang disebut diatas menunjukkan bahwa strategi maupun bisnis model yang digunakan oleh Adira Finance memang cukup resilience untuk menghadapi kondisi yang penuh tantangan dan perubahaan. Kami pun bersyukur atas kinerja yang baik pada tahun ini dan kami akan terus membangun landasan yang kokoh untuk pertumbuhan di masa yang akan datang. Pencapaian tahun 2013 sesuai juga dengan tema Laporan Tahunan yang kami usung yaitu:

“Memberikan Nilai yang Terbaik untuk Tumbuh Lebih Kuat dan Berkesinambungan”.

Pangsa Pasar Pembiayaan

Ditengah perubahan yang terjadi di pasar otomotif dan makin ketatnya kompetisi, kami telah menerapkan strategi yang berfokus pada profitabilitas dan pembiayaan portofolio yang sehat. Oleh karena itu, pangsa pasar Perusahaan di kuartal I 2013 pada pembiayaan sepeda motor terkoreksi. Namun, setelah kondisi pasar lebih stabil, kami berhasil meningkatkan kembali pangsa pasar kami pada 2 (dua) kuartal terakhir. Selama tahun 2013, kami melakukan pembiayaan 980 ribu unit sepeda motor baru dan 786 ribu unit sepeda motor bekas. Dengan demikian, sekalipun pangsa pasar sepeda motor baru kami tercatat sebesar 12,6% di akhir tahun 2013, turun dari 15,7% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, profitabilitas kami mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Selama tahun 2013, kami melakukan pembiayaan 66 ribu unit mobil baru dan 45 ribu unit mobil bekas. Pangsa pasar mobil baru Perusahaan sedikit mengalami penurunan menjadi 5,4% pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun lalu yang sebesar 5,7%. Di segmen mobil

Laporan Direksi

Report from the Board of Directors

•฀ Strong฀Capitalization฀&฀Low฀Leverage.฀As฀of฀December฀

2013, the Company’s total equity reached Rp6 trillion, where the ratio of debt to equity (leverage) stood at 3.8 times, far below the applicable provisions of 10 times.

The aforesaid key highlights suggest that Adira Finance’s strategy and business model is quite resilient to face the challenging and changing conditions. We are also grateful for the good performance this year and we will continue to build a solid foundation for growth in the future. The achievement in 2013 is also in accordance with the our theme for Annual Report : “Delivering the Best Value for a Stronger and Sustainable Growth”.

Market Share Financing

Amid the changes in the automotive market and tighter competition, we have implemented a strategy that focuses on profitability and a healthy financial portfolio. Therefore, the Company’s market share in the first quarter of 2013 on motorcycle financing was corrected downward. However, following more stable market conditions, we managed to increase our market share back in the last two quarters. During 2013, we provided financing on 980 thousand new motorcycles and 786 thousand used motorcycles. Thus, eventhough our new motorcycle market share was 12.6% as of the end of 2013, or down from 15.7% when compared to the previous year, our profitablity experienced a significant growth.

During 2013, we provided financing for approximately 66 thousand new cars and 45 thousand used cars. The Company’s market share of new cars fell slightly to 5.4% in 2013 compared to last year at 5.7%. In the commercial new vehicle segment, we provided financing

Opening Management Report Corporate Data

Management Discussion & Analysis of the Company’s Performance

Adira Finance •฀Laporan Tahunan 2013

baru komersial, kami melakukan pembiayaan atas 48 ribu unit mobil sehingga pangsa pasar di segmen mobil komersial baru tercatat sebesar 13,4%, meningkat dari tahun lalu sebesar 12,9%. Sedangkan pangsa pasar mobil penumpang baru tercatat sebesar 2,1% di tahun 2013, turun sedikit dari 2,4% pada tahun sebelumnya.

Operasional dan Infrastruktur

Dalam upaya mengoptimalkan kapasitas Perusahaan, kami melakukan beberapa inisiatif pada tahun 2013. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas dengan telah tersedianya sarana dan prasarana untuk melakukan proses otomatisasi yang dapat menyederhanakan proses kerja. Inisiatif ini juga diimbangi dengan penyelenggaraan pelatihan yang memadai untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan karyawan. Hal ini kami lakukan demi mengimbangi peningkatan upah minimum regional (UMR) yang mendorong peningkatan biaya umum dan administrasi.

Pengembangan infrastruktur kami lakukan untuk mendukung optimalisasi kantor-kantor cabang yang ada. Secara berkala, kami melakukan pengakajian atas jaringan kantor cabang kami. Kantor cabang yang memiliki prospek yang lebih baik kami kembangkan lagi dan kami juga melakukan konsolidasi kantor cabang yang kurang optimal untuk meningkatkan efisiensi. Upaya-upaya ini dapat membantu Perusahaan mempertahankan efisiensi operasional yang tercermin dari rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (cost to income ratio) yang terjaga baik. Hingga akhir tahun 2013, Perusahaan memiliki 667 jaringan usaha di seluruh Indonesia dan memiliki lebih dari 28 ribu karyawan untuk melayani sekitar 3,7 juta konsumen serta ribuan mitra usaha.

Kami juga terus memperkuat praktik risiko manajemen dan upaya penagihan guna mempertahankan kualitas aset produktif yang sehat melalui pemantauan yang lebih ketat dan penyesuaian underwriting yang dilakukan berdasarkan kondisi di suatu wilayah, terutama wilayah-wilayah yang dipengaruhi oleh melemahnya harga komoditas.

Investasi untuk masa depan terus kami lakukan demi mengantisipasi perubahan demi perubahan. Kami

for approximately 48 thousand units, so the market share in the new commercial car segment stood at 13.4%, an increase from last year’s 12.9%. While the new passenger car market share stood at 2.1% in 2013, slightly decreased from 2.4% in the previous year.

Operations and Infrastructure

In an effort to optimize operational capacity, we undertook several initiatives in 2013. Increased human resource capacity is intended to increase productivity with the availability of facilities and infrastructure to perform process automation which can simplify our work processes. This initiative was supported by the implementation of adequate training to improve employee knowledge and insight. We did this to cope with the increase in the regional minimum wage (UMR)

Dalam dokumen Adira Dinamika Multi Finance Tbk 2013 (Halaman 71-87)

Dokumen terkait