• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

C. Sumber Pengadaan Bahan Pustaka

3. Membuat sendiri bahan pustaka

Bahan pustaka yang dibuat sendiri untuk dijadikan koleksi perpustakaan adalah berupa kliping yang dibuat oleh pustakawan dan siswa. Pustakawan membuat kliping dalam beberapa subyek yaitu di antaranya: Pendidikan, Sastra, Kesehatan, Masakan, Politik dan Hukum, Olahraga, Agama, Psikologi, Remaja dan Dunia anak, Arsitektur, Hobi dan lain-lain. Sedangkan siswa membuat kliping berdasarkan tugas dari guru.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Seleksi Bahan Pustaka

Penyeleksian bahan pustaka pada Perpustakaan Sekolah An-Nisaa' dilakukan oleh pustakawan, berdasarkan usulan dari para guru dan siswa-siswi yang peduli terhadap perkembangan perpustakaan.

1. Prosedur Penyeleksian Bahan Pustaka

Perpustakaan Sekolah An-Nisaa' mempunyai beberapa prosedur dalam penyeleksian bahan pustaka untuk mendapatkan masukan dari komunitas pemakai di Perpustakaan Sekolah An-Nisaa' mengenai bahan-bahan pustaka yang diperlukan.

Prosedur penyeleksian bahan pustaka pada Perpustakaan Sekolah An-Nisaa' adalah sebagai berikut:

a. Survei langsung

Pustakawan menanyakan secara langsung mengenai buku-buku yang dibutuhkan oleh siswa pada saat mereka melakukan kunjungan ke perpustakaan. Kemudian pustakawan mencatat tema dan judul buku yang diusulkan oleh siswa. Siswa dari kelas bawah (KB/TK, SD) biasanya hanya menyebutkan tema buku yang mereka butuhkan, sedangkan siswa kelas atas (SMP) biasanya menyebutkan judul buku yang mereka butuhkan, karena siswa dari kelas atas biasanya lebih sering mengunjungi toko buku.

b. Membuat formulir usulan

Pustakawan membuat formulir usulan yang diserahkan ke tiap unit, yakni kepala sekolah KB/TK, SD, dan SMP. Kemudian tiap unit tersebut menyebarkan ke guru-guru untuk diisi, dan diberikan waktu satu minggu untuk mengisi formulir tersebut.

Selain itu pustakawan juga membuat formulir usulan dalam bentuk buku yang diberikan untuk siswa-siswi pada saat kunjungan ke perpustakaan. Kemudian formulir tersebut diisi langsung oleh siswa di perpustakaan, dan setelah selesai langsung di kembalikan ke pustakawan.

c. Seleksi dengan menggunakan alat bantu

Pustakawan memilih judul-judul bahan koleksi yang akan dibeli dengan menggunakan alat bantu seleksi, yaitu:

1) Katalog Penerbit

Pustakawan dalam menyeleksi bahan pustaka dapat melihat katalog penerbit yang berisi penjelasan mengenai judul, tema, pengarang, isi, deskripsi fisik buku-buku dari penerbit tersebut dan juga daftar harganya, kemudian pustakawan dapat memilih buku-buku yang sekiranya sesuai dengan kebutuhan komunitas masyarakat pemakai yang dilayani.

2) Internet

Pustakawan dapat melihat katalog buku-buku dengan membuka situs dari penerbit-penerbit yang ada, seperti: Mizan, Dzikrul Kids, Erlangga, Gramedia dan lain-lain.

3) Kurikulum.

Pustakawan memperoleh kurikulum materi pelajaran dari guru-guru sebagai acuan dalam menyeleksi bahan pustaka. Jadi, pustakawan harus menyesuaikan buku-buku yang akan dibeli dengan kurikulum sekolah.

d. Verifikasi daftar usulan

Dari hasil penyeleksian, dapat diperoleh daftar buku-buku yang dibutuhkan. Setelah itu, pustakawan menyeleksi lagi daftar buku-buku tersebut, untuk mengetahui apakah buku-buku tersebut sudah dimiliki atau belum di perpustakaan.

2. Kriteria Seleksi Bahan Pustaka

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk kriteria seleksi bahan pustaka di Perpustakaan Sekolah An-Nisaa' diantaranya:

a. Berdasarkan tema dan kebutuhan.

Dalam menyeleksi bahan pustaka, pustakawan melihat kebutuhan materi di kelas. Misalnya KB/TK membutuhkan tema tentang serangga, kemudian pustakawan melakukan pengecekkan di perpustakaan untuk mengetahui apakah tema tersebut sudah ada dan mencukupi. Apabila buku-buku yang bertema serangga tidak mencukupi untuk 1 level, maka pustakawan harus menambah buku-buku dengan tema tersebut. Tetapi apabila jumlahnya sudah banyak dan mencukupi, maka pustakawan tidak perlu membeli lagi.

b. Berdasarkan isi

1) Ilustrasi pada buku fiksi harus terlihat jelas, menarik, full colour, sedangkan untuk buku non-fiksi ilustrasinya harus terlihat nyata (tidak dalam bentuk kartun) karena nonfiksi bersifat ilmiah.

2) Bahasa dan Huruf. Bahasa harus sopan, tidak ada kata-kata kasar dan bentuk huruf pada buku-buku di perpustakaan kelas bawah harus terlihat besar dan tidak terlalu rapat, sedangkan untuk perpustakaan kelas atas kalimatnya lebih panjang dan huruf-hurufnya terlihat lebih rapat.

3) Kualitas Bahan. Bahan-bahan buku yang berbentuk hardcover

tidak diutamakan karena buku berbahan hardcover rentan rusak. Jadi buku-buku yang ada di Perpustakaan Sekolah An-Nisaa' lebih banyak berbentuksoftcover.

4) Penerbit. Untuk buku-buku fiksi Perpustakaan Sekolah An-Nisaa’ mengutamakan penerbit islam seperti Mizan dan Dzikrul Kids. Penerbit yang non islam biasanya hanya untuk buku-buku yang non-fiksi, hal ini dikarenakan buku-buku fiksi yang berasal dari penerbit yang non islam biasanya isinya mencakup nilai-nilai agama mereka, sedangkan untuk buku-buku non-fiksi tidak, karena buku-buku non-fiksi bersifat ilmiah.

B. Alur Kerja Pengadaan Bahan Pustaka

Alur kerja pengadaan bahan pustaka merupakan jalan atau urutan pekerjaan yang dimulai dari tahap awal sampai dengan selesai, yang dilakukan oleh pustakawan dalam upaya untuk mengumpulkan dan mengembangkan koleksi perpustakaan.

Gambar flowchart

Alur kerja pengadaan bahan pustaka

Tidak Ada

Seleksi

Verifikasi

Ada

Batalkan Selesai

Buat daftar pesanan

Ajukan persetujuan ke kepala YPII An-Nisaa'

Pembelian

Penerimaan

Pengecekkan

Selesai

Survei langsung Buat formulir usulan Menggunakan alat bantu Mulai

Pada gambar flowchart dapat dilihat alur kerja pengadaan bahan pustaka. Alur kerja pengadaan bahan pustaka pada Perpustakaan Sekolah An-Nisaa' adalah sebagai berikut:

1. Mulai.

2. Pustakawan melakukan seleksi dengan cara: menanyakan secara langsung mengenai buku-buku yang ddibutuhkan oleh siswa, membuat formulir usulan untuk siswa, dan membuat formulir usulan untuk diserahkan ke tiap unit, yakni kepala sekolah KB/TK, SD, dan SMP. Kemudian tiap unit tersebut menyebarkan ke guru-guru untuk diisi. Selain itu pustakawan melakukan seleksi dengan menggunakan alat bantu yaitu katalog penerbit, internet, dan kurikulum.

3. Pustakawan membuat daftar usulan pembelian bahan pustaka berdasarkan hasil seleksi.

4. Pustakawan melakukan verifikasi untuk mengetahui apakah buku tersebut sudah dimiliki oleh perpustakaan atau belum agar tidak terjadi duplikasi bahan pustaka di perpustakaan. Jika buku tersebut sudah ada maka pembeliannya dibatalkan. Tapi jika buku tersebut belum dimiliki maka dapat dilakukan pembelian.

5. Pustakawan membuat daftar pesanan buku dengan persetujuan kepala perpustakaan tentang buku yang akan dibeli.

6. Pustakawan membuat daftar anggaran untuk pembelian buku yang diajukan ke kepala YPII An-Nisaa' untuk di setujui.

8. Pustakawan menerima buku yang bersumber dari pembelian.

9. Pustakawan melakukan pengecekan buku yang masuk ke perpustakaan, memberi stempel dan mencatatnya pada buku induk.

10. Proses selesai.

C. Sumber Pengadaan Bahan Pustaka

Pengadaan bahan pustaka adalah proses menghimpun bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi suatu perpustakaan. Koleksi yang diadakan oleh suatu perpustakaan hendaknyarelevan dengan minat dan kebutuhan, lengkap dan terbitan mutakhir, agar tidak mengecewakan masyarakat yang dilayani.44 Koleksi Perpustakaan Sekolah An-Nisaa' berasal dari berbagai sumber yaitu melalui pembelian, sumbangan dan membuat sendiri.

Berikut ini akan diuraikan tentang teknik pengadaan bahan pustaka pada perpustakaan sekolah An-Nisaa'.

1. Pembelian

Pengadaan bahan pustaka pada Perpustakaan Sekolah An-Nisaa' salah satunya dilakukan melalui pembelian. Pembelian bahan pustaka dilakukan berdasarkan usulan dari para guru dan siswa dan petugas perpustakaan, yang anggaran pelaksanaannya berdasarkan persetujuan pengurus yayasan.

44

Soeatminah,Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan, (Yogyakarta : Kanisius, 1992) h. 71

Pembelian bahan pustaka dilakukan melalui 2 cara yaitu pembelian secara langsung ke toko buku dan pembelian melalui perantara atau agen. Pustakawan melakukan pembelian ke toko buku dan juga agen berdasarkan kebutuhan atau acara tertentu. Misalnya apabila agen dari penerbit erlangga sedang mengadakan diskon untuk pembelian buku, maka pustakawan akan membeli buku melalui agen. Tetapi untuk buku-buku fiksi pustakawan di Perpustakaan Sekolah An-Nisaa' lebih senang membeli langsung ke toko buku, karena pustakawan dapat melihat fisik buku tersebut. Sedangkan untuk koleksi referensi pustakawan biasanya membeli melalui agen, hal ini dikarenakan buku-buku referensi jarang dijual di toko-toko buku.

a. Pembelian langsung

Pembelian bahan pustaka secara langsung dilakukan oleh pustakawan, dibantu oleh beberapa orang perwakilan guru. Pada saat pembelian di toko buku guru-guru dapat membantu dalam memilih buku-buku yang sesuai dengan kurikulum. Selain itu pustakawan juga dibantu oleh penjual di toko buku untuk mencarikan buku-buku yang mereka butuhkan. Setelah pustakawan menentukan buku-buku yang akan dibeli kemudian pustakawan langsung melakukan pembayaran. b. Pembelian melalui perantara

Proses pengadaan buku selain dilakukan melalui pembelian juga dilakukan dengan cara pemesanan melalui perantara atau agen. Prosedur pembelian melalui perantara adalah sebagai berikut:

1) Pemesanan

Agen atau perantara yang datang biasanya memberikan katalog penerbit dan contoh buku yang ditawarkan. Kemudian pustakawan melakukan penyeleksian dengan menggunakan katalog penerbit dan berdasarkan hasil usulan para guru dan siswa. Apabila buku-buku yang dibutuhkan ada pada agen tersebut, maka pustakawan akan melakukan pemesanan, tetapi apabila buku-buku yang dibutuhkan tidak ada maka pustakawan tidak akan memesan pada agen tersebut.

Dalam melakukan pemesanan langkah pertama yang dilakukan adalah pustakawan membuat daftar buku yang akan dipesan setelah dilakukan penyeleksian dengan menggunakan katalog penerbit dan berdasarkan usulan dari pustakawan, guru dan siswa, daftar pesanan tersebut dibuat rangkap dua. satu diserahkan ke agen, dan satu lagi untuk arsip perpustakaan.

2) Penerimaan

Apabila buku-buku yang dipesan sudah dikirimkan, pustakawan lalu meneliti buku yang diterima apakah buku-buku yang dikirimkan dalam kondisi baik, kemudian mencocokkan buku-buku yang diterima dengan arsip pemesanan untuk mengetahui apakah buku-buku yang dikirimkan sesuai dengan daftar pesanan. Apabila buku-buku yang dikirimkan dalam keadaan baik dan sesuai dengan pesanan, pustakawan kemudian melakukan

pembayaran secara langsung. Namun jika buku-buku yang dikirimkan ada yang tidak sesuai dengan daftar pesanan (tidak dipesan, cacat fisik buku atau rusak) maka buku-buku tersebut disisihkan dan dikembalikan dengan permintaan untuk diganti. Biasanya buku-buku yang dikirimkan oleh agen selalu sesuai dengan daftar pemesanan, sehingga pustakawan di perpustakaan sekolah An-Nisaa' tidak mengalami kesulitan pada saat menerima buku yang dipesan.

2. Sumbangan

Selain dengan cara membeli, bahan pustaka di Perpustakaan Sekolah An-Nisaa' juga diperoleh dari sumbangan atau hadiah, baik dari guru, siswa-siswi maupun dari orang tua murid. Bahan pustaka yang diperoleh melalui sumbangan atau hadiah sangat penting untuk membangun koleksi perpustakaan. Karena sebuah perpustakaan akan memperoleh keuntungan yang besar dari koleksi sumbangan yang diterima. Tetapi sebelum perpustakaan memutuskan untuk menerima sumbangan yang diberikan, perlu diadakan pertimbangan.

Adapun kriteria buku yang diperoleh melalui sumbangan sukarela maupun sumbangan wajib adalah buku yang disumbangkan kondisinya harus layak (tidak robek, tidak dicoret-coret dan lain-lain), buku yang disumbangkan tidak berupa komik. Hal ini dikarenakan buku yang berupa komik seleksinya membutuhkan waktu yang lama, dan buku yang disumbangkan disarankan buku-buku yang terbaru.

a. Sumbangan tidak atas permintaan

Sumbangan buku diperoleh dari orang tua murid secara sukarela tanpa melalui permintaan. Selain itu ada juga sumbangan dari guru-guru berupa karya tulis yang berbentuk buku.

b. Sumbangan wajib

Perpustakaan Sekolah An-Nisaa' menerima sumbangan wajib berupa buku dari Sahabat Perpustakaan (Friend of library). Sahabat Perpustakaan (Friend of library) merupakan program yang diperuntukkan kepada anggota yang benar-benar peduli terhadap perkembangan koleksi diperpustakaan termasuk siswa dan guru. Untuk menjadi friend of library, diharuskan minimal menyumbang 4 buku/ lebih ke perpustakaan. Selain itu sumbangan wajib juga diperoleh dari siswa-siswi An-Nisaa' berupa karya tulis yang mereka buat sebagai syarat kelulusan.

Apabila buku-buku yang disumbangkan ada beberapa yang sama, maka pustakawan tetap menerima buku tersebut karena jumlah murid yang membaca buku di perpustakaan setiap harinya sangat banyak.

3. Membuat sendiri bahan pustaka

Selain melalui pembelian dan sumbangan, membuat sendiri bahan pustaka juga merupakan salah satu cara dalam pengadaan bahan pustaka di perpustakaan sekolah An-Nisaa'. Bahan pustaka yang dibuat sendiri adalah berupa kliping, yang dibuat oleh pustakawan dan murid. Pustakawan membuat kliping dalam beberapa subyek yaitu diantaranya: Pendidikan,

Sastra, Kesehatan, Masakan, Politik dan Hukum, Olahraga, Agama, Psikologi, Remaja dan Dunia anak, Arsitektur, Hobi dan lain-lain. Sedangkan murid-murid membuat kliping berdasarkan tugas dari guru dan juga atas kemauan mereka sendiri.

D. Kendala Yang Dihadapi Oleh Pihak Perpustakaan Sekolah An-Nisaa' Dalam Pengadaan Bahan Pustaka

Pada dasarnya setiap perpustakaan pasti memiliki kendala dalam pengadaan bahan pustaka, termasuk Perpustakaan Sekolah An-Nisaa'. Ada beberapa kendala yang dihadapi oleh Perpustakaan Sekolah An-Nisaa' diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM)

Suatu perpustakaan membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai untuk dapat menjalankan segala pekerjaan yang ada di perpustakaan, antara lain untuk melakukan pengolahan, pengadaan dan pelayanan di perpustakaan. Pustakawan merupakan roda penggerak yang dituntut untuk dapat bekerja dengan baik dan penuh tanggung jawab agar dapat mengembangkan perpustakaan yang dikelolanya.

Setelah penulis melakukan penelitian dengan cara melakukan wawancara kepada pihak perpustakaan, penulis akhirnya menemukan permasalahan pada Sumber Daya Manusia (SDM). Yakni dari segi kualifikasi dan dari segi kuantitas.

Staf Perpustakaan Sekolah An-Nisaa' berjumlah 3 orang. Dua orang staf perpustakaan ditempatkan di perpustakaan pusat yang berlokasi di gedung TK dan SD, dan satu orang lagi di tempatkan di perpustakaan kelas atas yang bertempat di gedung SMP.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2008 Pasal 1, disebutkan bahwa “Standar tenaga perpustakaan sekolah/madrasah mencakup kepala perpustakaan sekolah/madrasah dan tenaga perpustakaan sekolah/madrasah”.45 Jadi untuk perpustakaan pusat sumber daya yang menanganinya sudah cukup memenuhi standar tenaga perpustakaan, karena ada dua orang staf yang berlatar belakang S1 Ilmu Perpustakaan, sedangkan untuk perpustakaan kelas atas dari segi kualifikasi dan kuantitas kurang memenuhi standar tenaga perpustakaan karena hanya ditangani oleh satu orang staf yang merupakan lulusan SMEA.

Jumlah kelas yang melakukan kunjungan ke perpustakaan setiap harinya berkisar 4 hingga 8 kelas. Dengan jumlah murid 25 orang perkelas. Jadi jumlah pustakawan yang ada masih kurang mencukupi, karena 1 orang pustakawan harus melayani siswa sebanyak 100 hingga 200 orang setiap harinya.

2. Kendala Dalam Proses Pembelian Bahan Pustaka a. Pembelian langsung

Dalam melakukan pembelian ke toko buku, pustakawan mengalami kendala dalam hal waktu. Pembelian ke toko buku memakan banyak waktu dan tenaga karena pustakawan harus memilih buku-buku yang sesuai dengan kriteria dengan cara melihat isi buku tersebut.

b. Pembelian melalui perantara

Dalam melakukan pembelian melalui agen, pustakawan mengalami kendala dalam hal waktu pengiriman. Buku-buku yang dipesan melalui agen dikirimkan setelah 3 atau 4 hari setelah pemesanan. Jadi pustakawan harus menunggu terlalu lama.

3. Koleksi Hadiah Atau Sumbangan Yang Tidak Sesuai Dengan Kebutuhan

Buku-buku atau karya tulis yang diperoleh dari sumbangan guru, murid dan orang tua sangat menguntungkan bagi perpustakaan. Karena buku-buku atau karya tulis yang disumbangkan dapat menambah koleksi perpustakaan sekolah An-Nisaa', selain itu pustakawan dapat menghemat biaya pembelian.

Buku-buku yang disumbangkan kadang ada beberapa yang sama, namun pustakawan tetap menerima buku-buku tersebut karena untuk menambah buku bacaan murid. Buku-buku yang disumbangkan oleh orang

45

Muslikh, ”Standar tenaga perpustakaan sekolah/madrasah” artikel diakses pada 5 Juni 2009 dari

http://www.scribd.com/doc/8695584/STANDAR-TENAGA-PERPUSTAKAAN-tua murid biasanya sudah sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh pustakawan, karena orang tua yang ingin menyumbang buku biasanya menanyakan terlebih dahulu kepada pustakawan buku-buku apa yang dibutuhkan. Sedangkan buku-buku yang disumbangkan oleh murid kadang-kadang ada yang tidak sesuai dengan kriteria, misalnya buku-buku yang disumbangkan terdapat coretan dan kelihatan tidak baru.

E. Solusi Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Kendala Yang Dihadapi Oleh Pihak Perpustakaan Sekolah An-Nisaa' Dalam Pengadaan Bahan Pustaka

1. Solusi Terhadap Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM)

Untuk melakukan segala pekerjaan yang ada di perpustakaan idealnya setiap staf mempunyai tugasnya masing-masing. Tetapi dikarenakan keterbatasan jumlah staf maka solusi yang dilakukan oleh pustakawan untuk mengatasi kendala terhadap kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) di perpustakaan dari segi kualifikasi dan kuantitas yaitu dalam proses pengembangan koleksi dilakukan secara bersama-sama.

Selain itu pustakawan selalu menjalin komunikasi yang baik dengan guru-guru, jika ada waktu luang pustakawan berbincang-bincang dengan guru, misalnya pada saat jam makan siang, karena pada saat jam makan siang pustakawan dan seluruh guru berkumpul di kantin sekolah. Sehingga pustakawan dapat dengan mudah untuk melakukan kerjasama dengan guru. Pustakawan melakukan kerjasama dengan guru-guru secara

informal. Tetapi meskipun demikian kerjasama ini tetap berjalan dengan baik karena guru-guru di sekolah An-Nisaa’ sangat pro-aktif dalam membantu pustakawan untuk mengembangkan perpustakaan. Kerjasama yang dilakukan misalnya dengan cara pustakawan melibatkan guru-guru dalam proses penyeleksian bahan pustaka, pustakawan memberikan formulir usulan yang kemudian diisi oleh guru-guru. Selain itu apabila pustakawan akan melakukan pembelian ke toko buku, maka pustakawan mengikutsertakan beberapa orang perwakilan guru dari level KB/TK, SD atau SMP. Misalnya pustakawan akan membeli buku-buku untuk level SMP, maka pustakawan akan mengajak beberapa orang perwakilan guru dari SMP yang ingin membantu pustakawan melakukan pembelian ke toko buku.

2. Solusi Terhadap Proses Pembelian Bahan Pustaka

Solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala terhadap pembelian bahan pustaka ke toko buku yang memakan banyak waktu yaitu dengan cara pustakawan mengikutsertakan beberapa orang perwakilan guru yang mengerti tentang kurikulum untuk memilih buku-buku yang akan dibeli. Selain itu pustakawan meminta bantuan kepada penjual di toko buku untuk mencari buku-buku yang dibutuhkan.

Sedangkan solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala terhadap pembelian bahan pustaka yang melalui perantara yaitu dengan cara pustakawan memesan buku sejak jauh-jauh hari, atau memesan melalui via telepon.

3. Solusi Terhadap Koleksi Hadiah Atau Sumbangan Yang Tidak Sesuai Dengan Kebutuhan

Solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala terhadap koleksi hadiah atau sumbangan yang tidak sesuai dengan kebutuhan yaitu dengan cara mengembalikan buku-buku yang tidak sesuai dengan kriteria ke murid yang menyumbang dengan permintaan untuk diganti.46

BAB V PENUTUP

Pada bab ini penulis dapat menarik kesimpulan berdasarkan hasil dari wawancara kepada kepala Perpustakaan Sekolah An-Nisaa'. Penulis kemudian memberikan saran-saran yang penulis harapkan dapat membantu mengembangkan Perpustakaan Sekolah An-Nisaa' terutama dalam hal pengadaan bahan pustaka. A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dalam melakukan penelitian mengenai pengadaan bahan pustaka pada Perpustakaan Sekolah An-Nisaa', dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perpustakaan Sekolah An-Nisaa' melakukan seleksi bahan pustaka dengan menggunakan alat bantu seleksi berupa katalog penerbit, internet, dan atas masukkan-masukkan dari guru dan murid.

2. Perpustakaan Sekolah An-Nisaa' memiliki anggaran yang cukup karena pustakawan dapat membeli semua buku-buku yang telah diusulkan oleh pemakai perpustakaan dan berdasarkan hasil seleksi yang telah dilakukan. Anggaran Perpustakaan Sekolah An-Nisaa' berasal dari iuran siswa dan dari YPII An-Nisaa'.

3. Adapun kendala yang dihadapi oleh pihak Perpustakaan Sekolah An-Nisaa' dalam melakukan pengadaan bahan pustaka adalah:

46Wawancara pribadi dengan Vera Yunindra.

a. Kurangnya sumber daya manusia (SDM) di perpustakaan, baik dari segi kualifikasi maupun dari segi kuantitas (jumlah), sehingga solusi yang dilakukan yaitu dalam proses pengembangan koleksi kepala Perpustakaan Sekolah An-Nisaa' melakukannya secara bersama-sama dengan semua staf yang ada di perpustakaan.

b. Kendala dalam proses pembelian bahan pustaka.

Dalam melakukan pembelian ke toko buku memakan banyak waktu karena pustakawan harus memilih buku dengan cara melihat isi buku tersebut sehingga solusi yang dilakukan yaitu pustakawan mengikutsertakan guru untuk memilih buku-buku yang sesuai dengan kurikulum. Selain itu pustakawan juga meminta bantuan ke penjual ditoko buku tersebut untuk mencari buku-buku yang dibutuhkan oleh pustakawan.

Dalam melakukan pembelian melalui agen, buku-buku yang dipesan oleh pustakawan dikirimkan 3 atau 4 hari setelah pemesanan. Sehingga solusi yang dilakukan yaitu pustakawan memesan buku sejak jauh-jauh hari atau memesan melalui via telepon.

c. Koleksi hadiah atau sumbangan yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Buku-buku yang disumbangkan oleh murid kadang-kadang ada yang tidak sesuai dengan kriteria, misalnya buku-buku yang disumbangkan terdapat coretan dan kelihatan tidak baru, sehingga solusi yang dilakukan oleh pustakawan adalah mengembalikan buku-buku tersebut ke murid yang menyumbang dengan permintaan untuk diganti.

Dokumen terkait