• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membuat Naskah Drama dalam

Dalam dokumen Buku Siswa Seni Budaya Tunanetra Kelas X (Halaman 104-128)

Judul asli : le Silence Karya : Jean Murriat Saduran : Bakdi Soemanto Para Pelaku :

1. Aleks 2. Irna 3. Dawud

(Pentas menggambarkan sebuah ruangan kamar tamu. Ada beberapa meja dan kursi. Di atas meja ada beberapa buku. Saat itu sore hari, kira-kira pukul 18.00 lampu belum dinyalakan)

Aleks : (Masuk menjatuhkan buku-bukunya di meja, dan duduk dengan kesal). Bing, Bing. (Berhenti) Bing, Bing. (Berhenti) Bong. Bong. (Berhenti) Bong, Booooooong. Huh, Bongkrek.

Irna : He, sudah lama? Aleks : Baru saja. Kau?

Irna : Lebih baru dari kau. Mana Bing? Aleks : Tahu. Keluar’ kali.

Irna : Jadi, nggak jadi?

Aleks : Sejauh info samar-samar, tafsiran masih bebas, kau boleh bilang jadi, boleh bilang tidak jadi. Boleh bilang ditunda, boleh bilang dimulai, tetapi terlambat, dan apa saja.

Irna : Kalau tahu begini, aku mestinya. . . .

Aleks : Nggak kemari, dan ke Rahayu bersama Agus, nonton, dan jajan, dan minum-minum, dan rileks, dan putar-putar kota, dan cuci mata, dan . . . .

Irna : Cukup. Kau tidak usah memperolok-olok Agus begitu. Memang dia tak sehebat kau, tak sebrilyan kau, tak sepopuler kau, tak serajin kau, dan tak sekaya kau. . . .

Aleks : Cukup. Tak usah kau mengejek begitu. Berkata menyanjung-nyanjung, tetapi menjatuhkan, menghina, meremehkan, memandang rendah, mereka. . . .

Irna : Cukup. Tak u . . . . Aleks : Cukup. Kau. . . . Irna : Sudah.

Dawud : (Tiba-tiba masuk) Sudah. Setiap kali bertemu, begini. Di sekolah, di kantin, di sini, di rumah Amroq, di rumah Pak Juweh, di rumah . . . .

Irna : Sudah. Kau juga sama saja. Marah selalu. Disini, di sana, dan. . . . .

Aleks : Kau juga mulai lagi. Masalahnya itu apa? Dipecahkan. Tidak asal ngomong, asal . . . .

Dawu : Diam.

Semuanya diam sejenak dan beberapa jenak. Aleks : Ini jadi . . . .

Irna : Diam, Dawud bilang apa? Masak nggak denger bahwa da. . . Aleks : Diam, Irna, diaaaaam!

Dawud : Kau juga diam dulu, jangan menyuruh melulu, nggak memberi contoh . . . .

Irna : Kau sendiri mesti diam dulu, baru yang lain itu, Wud. Diam semua. Tiba-tiba meledak tawa mereka bersama-sama.

Sumber: Bakdi Sumanto, Majalah Dinding Kumpulan Drama, 2006 halaman 25-27

97

Buku Siswa Seni Budaya Tunanetra Kelas X

MAJALAH DINDING

Para Pelaku : 1. Anton 2. Kardi 3. Rini 4. Trisno 5. Wilar

Pentas menggambarkan sebuah ruangan kelas pada waktu pagi hari. Tampak di sana beberapa meja kursi, kurang begitu teratur rapi. Beberapa papan majalah dinding tersandar di dinding dan meja.

Seorang pemuda pelajar sedang duduk di atas meja. Ia bersilang tangan. Pemuda itu Anton namanya. Ia adalah pemimpin redaksi majalah dinding itu. Sedangkan Rini, sekretaris redaksi duduk di kursi.

Waktu itu hari Minggu Anton tampak kusut. Wajahnya muram. Ia belum mandi, hanya mencuci muka dan menggosok gigi. Ia terburu-buru ke sekolah karena mendengar berita dari Wilar, wakil pemimpin redaksi, bahwa majalah dinding itu dibredel oleh kepala sekolah, gara-gara karikatur Trisno mengejek Pak Kusno, guru karate.

Seorang pelajar lainnya, Kardi, sedang menekuni buku. Ia adalah esais yang mulai dikenal tulisan-tulisannya lewat majalah dinding itu.

Anton : Kardi Kardi : Ya!

Anton : Kau ada waktu nanti sore? Kardi : Ada apa, sih?

Anton : Aku perlu bantuanmu. Menyusun surat protes itu. Rini : Kurasa tak ada gunanya, kita protes. Kita sudah

kalah. Bagi kita, Kepala Sekolah kita bukan guru lagi. Bukan pendidik. Ia berlagak penguasa.

Kardi : Itu tafsiranmu, Rin. Menurut dia, tindakannya mendidik.

Anton : Mendidik, tetapi mendidik pemberontak. Bukan mendidik anak-anaknya sendiri.

Kardi : Masa begitu?

Anton : Kalau mendidik anaknya sendiri, kan tidak begitu caranya.

Kardi : Tentu saja tidak. Ia bertindak, dengan caranya sendiri

Rini : Sudahlah. Kalau kalian menurut aku, sebaiknya kita protes diam. Kita mogok. Nanti kalau sekolah kita tutup tahun, kita semua diam. Mau apa Pak Kepala Sekolah itu, kalau kita diam. Tenaga inti masuk staf redaksi semua.

Anton : Tapi masih ada satu bahaya. Rini : Bahaya?

Kardi : Nasib Trisno, karikaturis kita itu? Anton : Bisa jadi dia akan celaka.

Rini : Lalu?

Anton : Kita harus selesaikan masalah ini. Rini : Caranya?

Anton : Kita harus buka front terbuka. Kardi : Itu tidak taktis, bung!

Anton : Habis kalau kita main gerilya kita kalah. Dia masih bisa main tangan besi lewat wali kelas.

Kardi : Baik. Tapi front terbuka juga berbahaya. Rini : Orang luar bisa tahu. Sekolah cemar. Kardi : Betul.

Anton : Apakah sudah tak ada jalan keluar lagi? Kita mati kutu?

Kardi : Ada. Tapi jangan grasa-grusu. Kita harus ingat, ini bukan perlawanan melawan musuh. Kita berhadapan dengan orang tua kita sendiri, di rumah sendiri. Jadi jangan asal membakar rumah, kalau marah.

Anton : Baik filsuf! Apa rencanamu.

Trisno masuk. Nafasnya terengah-engah peluhnya berleleran. Rini : Engkau dari mana, Tris?

Anton : Dari rumah Pak Kepala Sekolah?

Kardi : Dari rumah Pak Kepala Sekolah dan kau dimarahi? Trisno : Huuuh. Disemprot ludah pagi hari, bacin.

Rini : Ngapain ke sana? Kan tak dipanggil? Anton : Kau aneh, Tris! Masa pagi-pagi ke sana.

Kardi : Sebaiknya kau tidak ke sana sebelum berembug dengan kita.

Rini : Hah! Individualisme itu mbok dikurangi. Anton : Kau selalu begitu setiap kali.

Krisno : Terus disemprot apa?

99

Buku Siswa Seni Budaya Tunanetra Kelas X

Naskah Drama dibuat untuk kemudian dipentaskan sebagai pertunjukkan. Setiap lakon yang berisi cerita akan memiliki pesan moral di dalamnya. Penulis lakon adalah orang yang mampu mengangkat sudut-sudut dramatik dari sebuah ide. Sehingga meskipun tidak enak ketika dibaca, tetapi setelah dipertunjukkan, apa yang ditulisnya baru keluar daya tariknya. Artinya ia mampu melihat apa yang bisa dipertunjukkan. Seorang penulis lakon harus mampu melihat apa yang bisa dinikmati dari sebuah situasi, ia harus dapat membuat situasi biasa menjadi menarik ketika dipentaskan.

Untuk menyusun lakon diperlukan sebuah gagasan, gagasan atau ide dalam menulis lakon, adalah hasil perenungan dan pemikiran.

Langkah-langkah dalam menulis naskah drama antara lain: 1. Menentukan tema

Tema merupakan langkah awal di dalam penyusunan naskah drama. Tema adalah ide dasar dari keseluruhan naskah. Pesan dari pengarang yang ingin disampaikan, akan diketahui melalui tema. Seorang pengarang dapat menentukan berbagai macam tema, misalnya tentang persahabatan, kepahlawanan, pengorbanan, ketulusan, perjuangan dan lain sebagainya.

2. Menentukan Alur Cerita

Alur adalah jalan cerita dari tema yang sudah dipilih. Alur merupakan rangkaian cerita yang disusun dari awal sampai akhir sehingga terbentuk cerita yang jelas dan utuh. Pada tahap penyusunan alur cerita akan terlihat

masalah-masalah yang terjadi, seperti tempat kejadian peristiwa, tokoh-tokoh yang mengisi cerita. Baik tokoh utama maupun tokoh-tokoh penentang juga tokoh-tokoh lain sebagai pendukung cerita..

3. Menyusun Adegan

setelah rangkaian cerita didapat dengan utuh, dilanjutkan dengan menyusun adegan-adegan yang akan ditampilkan dalam setiap babak. Setiap adegan cerita, akan diketahui urutan tokoh-tokoh yang akan tampil. Begitupun dalam adegan dipilih peristiwa atau kejadian mulai tahap pengenalan sampai kejadian paling menarik sebagai puncak.

4. Membuat Dialog-Dialog Tokoh

Drama berbeda dengan karya sastra lain. Perbedaan yang paling mencolok adalah dibangun berupa dialog-dialog antar tokoh. Pada saat membuat dialog-dialog tokoh ini, kamu harus menyesuaikan dengan karakteristik tokoh yang dibuat, misalnya tokoh orangtua tentu tingkah lakunya berbeda dengan anak sekolah. Dialog ini juga ditentukan oleh latar belakang lingkungan masing-masing. Orang dari daerah berbeda gaya bahasanya dengan orang dari perkotaan dan lingkungan lain. Juga dialek atau gaya bahasa tiap tokoh yang berasal dari tiap suku bnagsa akan berbeda dan mempunyaikeunikan masing-masing. Hal yang demikian sebaiknya dapat tergambar pada naskah secar keseluruhan. Sehingga naskah drama menjadi unik dan

101

Buku Siswa Seni Budaya Tunanetra Kelas X

1. Ide Cerita/Gagasan : 2. Tema : 3. Karakter Tokoh : a. b. c. Dst. 4. Sinopsis Cerita : 5. Skenario/Naskah :

Buatlah naskah drama yang menarik!

1) Tentukan tema drama yang akan ditulis! 2) Tentukan tokoh dan penokohannya!

3) Buatlah alur cerita, kemudian kembangkan dalam bentuk dialog!

Ceritakan kepada guru dan teman sekelasmu tentang naskah lakon yang sudah kamu buat dan kemudian

tanyakan pendapat teman sekelas dan gurumu mengenai naskah lakonmu itu!

Teater berasal dari kata Yunani, “Theatron”, yang berarti panggung tempat penonton. Yaitu sebuah bangunan yang dibangun untuk menjadi tempat berlangsungnya sebuah peristiwa tontonan, yang kemudian dinamakan teater

Naskah lakon memiliki memiliki beberapa unsur. Unsur-unsur itu meliputi tema cerita, ide cerita, dan alur cerita. Naskah lakon dibuat untuk kemudian dipentaskan sebagai pertunjukkan.

Sebagai aktor di dalam drama teater dibutuhkan kemampuan teknik dasar akting, yaitu (1) olah tubuh; (2) olah suara; dan (3)olah rasa.

103

Buku Siswa Seni Budaya Tunanetra Kelas X

I. Kompetensi pengetahuan

Pilihan Ganda

Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat dengan memilih a, b, c, d !

1. Cerita dalam teater disebut... a. Teks lagu

b. Puisi c. Naskah d. Sajak

2. Teater berasal dari bahasa... a. Inggris

b. Amerika c. Yunani d. Pakistan 3. Theatron artinya...

a. Panggung tempat penonton b. Tarian

c. Lagu d. Musik

4. Percakapan dalam teater disebut... a. Dialog

b. Puisi c. Sajak d. Karawitan

5. Olah tubuh dapat dilakukan dengan...

e. Berteriak

f. Mengucapkan huruf vokal g. Bergerak

h. Mengucapkan kata-kata

6. Ketika seseorang melakukan tingkah laku yang berbeda dari biasanya disebut...

e. Akting f. Puisi g. Naskah h. Sajak

7. Dalam latihan olah suara terutama dalam membaca naskah perlu diperhatikan...

a. Tekanan kata b. Tekanan tubuh c. Tekanan jiwa d. Tekanan rasa

8. Di bawah ini merupakan unsur-unsur dari naskah, kecuali... a. Tema cerita

b. Bahan baku c. Ide cerita d. Alur cerita

9. Selain enak dibaca naskah lakon harus... a. Panjang cerita

b. Lucu

c. Berliku-liku

d. Mempunyai daya tarik bagi penonton

10. Usaha atau teknik menghidupkan kalimat dengan bantuan emosi suara disebut...

105

Buku Siswa Seni Budaya Tunanetra Kelas X

105

b. Jiwa kalimat c. Ide cerita d. Alur cerita Kompetensi Keterampilan Tes Praktek

Buatlah kelompok dan praktekan naskah drama yang sudah disepakati bersama!

Refleksi

Bermain teater tidak hanya mengembangkan kemampuan dalam

berakting saja tetapi juga harus dapat mengembangkan sikap kerjasama yang baik, disiplin dalam berlatih, menghargai orang lain dan

107

Buku Siswa Seni Budaya Tunanetra Kelas X

GLOSARIUM

Khas : Khusus atau teristimewa

Perajin : Orang yang pekerjaannya (profesinya) membuat barang kerajinan.

Irama : Gerak yang teratur mengalir karena munculnya aksen secara tetap

Komponis : Orang yang telah membuktikan dirinya mampu membuat komposisi yang bermutu pada jenis musik yang ditekuninya.

Artikulasi : Hubungan antara apa yang dikatakan dan bagaimana mengatakannya, dan dipengaruhi oleh penguasaan organ produksi suara.

Improvisasi : Gerakan dan ucapan yang tidak terencana untuk menghidupkan permainan.

Intonasi : Nada suara, irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata sehingga tidak datar atau tidak monoton

Harmonisasi : Upaya mencari keselarasan

Imajinasi : Daya pikir untuk membayangkan (angan-angan) atau menciptakan

gambar (lukisan, karangan, dsb) kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang

Instrumen : Pembuatan (penyediaan) sesuatu berdasarkan bahan yg ada (seadanya); Kreasi : Ciptaan buah pikiran atau kecerdasan

akal manusia.

Musisi : Orang yg mencipta, memimpin, atau menampilkan musik; pencipta atau pemain musik.

Notasi : Seperangkat atau sistem lambang (tanda) yg menggambarkan bilangan (tt aljabar), nada (tt musik), dan ujaran (tt fonetik).

Aktor : Orang berakting di atas panggung Imajinasi : Proses pembentukan

gambaran-gambaran baru dalam pikiran, dimana gambaran tersebut tidak pernah dialami sebelumnya atau mungkin hanya sedikit yang dialaminya

109

Buku Siswa Seni Budaya Tunanetra Kelas X

DAFTAR PUSTAKA

Dahlan,Djazh.2001.Ragam Budaya Daerah.Jakarta: Bahtera Jaya

Juih, Julius, 2000. Kerajinan Tangan dan Kesenian Kelas VIII, Yudhistira, Jakarta.

Purnomo, E dkk. 2013. Buku Siswa Seni Budaya SMP Kelas VIII. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Purnomo, E dkk. 2013. Buku Siswa Seni Budaya SMP Kelas VII. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Raharjo, Slamet.1990.Teori Seni Vokal.Semarang: Media Wiyata.

Surtini, Tini,.2014.Seni Budaya Kelas X Buku Siswa Tunanetra Jakarta.Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Siti,Nenden, 2014. Seni Budaya Kelas X Buku Siswa untuk Tunadaksa Ringan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Suharma,dkk.2010.Bahasa dan Sastra Indonesia.Jakarta.Penerbit: Yudhistira.

Suanda, Endo.2005.TOPENG untuk Kelas X.Buku Pelajaran Kesenian Nusantara, Jakarta.

Sumaryono, Suanda E.2006.Tari Tontonan untuk Kelas VIII.Buku Pelajaran Kesenian Nusantara, Jakarta.

Santoso, Trisno.et all.2010. SENI TEATER Untuk SMP/MTs Kelas VII,VIII,IX.Buku Sekolah BSE.Jakarta

Sumanto Bakdi,2006.Majalah Dinding kumpulan Drama. Jakarta Wijaya, Putu.2007.TEATER Buku Pelajaran Seni Budaya untuk kelas

XII.Edisi Uji Coba PSN, Jakarta

Waluyo, Herman J. 2002. Drama, Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta: Hanindita Widya Graha.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus.2015.Panduan Teknis Pengembangan Kurikulum Pendidikan Khusus 2013.Jakarta.Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus.2015.Panduan Teknis Penilaian dan Pengisian Rapor

Kurikulum Pendidikan Khusus 2013.Jakarta.Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus.2015.Panduan Teknis Pembelajaran Remidial dan

Pengayaan Kurikulum Pendidikan Khusus

2013.Jakarta.Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus.2015.Panduan Praktis Orang Tua dalam Mendampingi Peserta Didik Kurikulum Pendidikan Khusus 2013.Jakarta. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

111

Buku Siswa Seni Budaya Tunanetra Kelas X

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Kerajinan dari bahan tikar daun pandan dan eceng gondok,

dok pribadi syaifulhakim74@gmail.com

5

Gambar 1.2. Kerajinan keranjang tempat pensil,

dokpribadi syaifulhakim74@gmail.com 10 Gambar 3.1. Sekelompok orang sedang memainkan

ansambel music, Dok. Usep Kustiawan

45

Gambar 3.2. Tamborine

Dok. Usep Kustiawan

48 Gambar 3.3. Triangle

http://www.wirausaha-mandiri.com/

49 Gambar 3.4. Bermain Alat Musik Drum

http://drummerterbaikindonesia.com/drumme r-indonesia/gilang-ramadhan/profil-gilang-ramadhan/

50

Gambar 3.5. Simbal, http://vicfirth.com/ 50 Gambar 3.6. Kastayet,twitter.com/mustang88fm 51 Gambar 3.7. Kabassa, http://www.keymusic.com/ 51 Gambar 3.8. Marakas, www.artikelsiana.com 52 Gambar 3.9. Pauken atau Timpani,

www.youtube.com/watch?v=nH60eq_n0JY

52 Gambar 3.10. Tabla,

www.youtube.com/watch?v=KfCYNFgZnVk

53 Gambar 4.1. Tarian Kreasi Modern, Dok. Kemendikbud 65 Gambar 4.2. Gerakan Tari Robot Dance,

Gambar 4.3. Gerakan Tari Blood-Elf Dance,

Dok. Pribadi syaifulhakim74@gmail.com 69 Gambar 4.4. Gerakan Tari Toprocks,

syaifulhakim74@gmail.com 70

Gambar 4.5. Gerakan Tari Moonwalk Michael Jackson,

humanitiesmediaproject.org 71

Gambar 4.6. Gerakan Tari Moonwalk,

syaifulhakim74@gmail.com 71

Gambar 4.7. Gerakan 1 hitungan satu dan tiga, Dok Pribadi syaifulhakim74@gmail.com

72 Gambar 4.8. Gerakan 1 hitungan dua dan empat

Dok Pribadi syaifulhakim74@gmail.com

72 Gambar 4.9. Gerakan 2 hitungan satu dan tiga

Dok Pribadi syaifulhakim74@gmail.com 73

Gambar 4.10. Gerakan 3 hitungan satu dan tiga

Dok Pribadi syaifulhakim74@gmail.com 74

Gambar 4.11. Gerakan 3 hitungan dua dan empat

Dok Pribadi syaifulhakim74@gmail.com 74

Gambar 4.12 Gerakan 4 hitungan satu dan tiga

Dok Pribadi syaifulhakim74@gmail.com 75

Gambar 4.13. Gerakan 4 hitungan dua dan empat

Dok Pribadi syaifulhakim74@gmail.com 75

Gambar 4.14. Gerakan 5 hitungan satu dan tiga

Dok Pribadi syaifulhakim74@gmail.com 76

Gambar 4.15. Gerakan 5 hitungan dua dan empat

113

Buku Siswa Seni Budaya Tunanetra Kelas X

Riwayat Penelaah

Drs. Usep Kustiawan, M.Sn. lahir di Bandung, 10 Mei 1962. Latar belakang pendidikan seni rupa diawali dari Diploma II/DII Tahun 1984, Diploma III/DIII Tahun 1985, dan Sarjana Pendidikan/S1 Tahun 1987 dari Jurusan Pendidikan Seni Rupa IKIP Bandung. Sementara Magister Seni diraihnya dari Program Sudi Seni Murni Institut Teknologi Bandung pada Tahun 1996. Mengajar Seni Rupa sejak tahun 2009 di Universitas Negeri Malang hingga sekarang sebagai Dosen Seni Rupa di Jurusan PLB FIP Universitas Negeri Malang. Buku-buku yang ditulisnya, antara lain: Produksi Media Grafis (1990), Produksi Media Sederhana (1991), Produksi Media Foto (1993), Proses Pembuatan Kain Ikat Tradisional (1994), Media Pembelajaran (2006), KESENIAN Materi Bidang Bidang Studi SLTP (2007), Pengembangan Media Pembelajaran Anak Usia Dini (2011), Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (2011), Sumber dan Media Pembelajaran Anak Usia Dini (2013), Pengembangan Pembelajaran Seni SD (2014), Media Pembelajaran Sekolah Inklusif (2014), Pengembangan Materi Pembelajaran Seni Sekolah Dasar (2015), Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (2015), Media Pembelajaran Sekolah Inklusif (2015), Seni Budaya PAUD Inklusif (2015), Pengembangan Media Pembelajaran Anak Usia Dini (2016).

BIODATA PENULIS

1. Nama Lengkap : UKEU SUKMAYANTI, S.Pd. 2. Tempat, Tanggal Lahir : Subang, 29 Juni 1978

3. Pendidikan Terakhir : S I UPI Bandung

4. Unit Kerja : SLB Al-Ishlah Kabupaten Subang 5. Alamat Unit Kerja : Jl. Purwadadi No.196 Subang 6. Alamat Rumah

a. Jalan : Perumahan Kahuripan Blok. C. no 10

b. Desa/ Kelurahan : Purwadadi Timur c. Kecamatan : Purwadadi d. Kabupaten : Subang e. Provinsi : Jawa Barat 7. No Telp./ Hp. : 085794312589

8. Email : Ukeusukmayanti@yahoo.com

9. Buku yang pernah ditulis : 1. Buku BKPBI kelas I SDLB Penerbit : Indesain, Jakarta 2. Buku BKPBI kelas II SDLB

Penerbit : Indesain, Jakarta 3. Buku BKPBI Kelas III SDLB

115

Buku Siswa Seni Budaya Tunanetra Kelas X

4. Buku BKPBI kelas IV SDLB Penerbit : Indesain, Jakarta 5. Buku BKPBI Kelas VI SDLB

Catatan

______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________

117

Buku Siswa Seni Budaya Tunanetra Kelas X

Catatan

______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________

Dalam dokumen Buku Siswa Seni Budaya Tunanetra Kelas X (Halaman 104-128)

Dokumen terkait