menutup kemungkinan kedua cara tersebut digunakan secara bersamaan dalam melakukan suatu advokasi.
A. Perencanaan Advokasi Anggaran
Rencana sangat diperlukan dalam memperjuangkan anggaran. Bagaimana rencana yang harus dilakukan untuk memperjuangkan anggaran? Rencana advokasi diperlukan untuk mengetahui kekuatan stakeholder (kelompok) untuk menegosiasikan tujuan dari advokasi anggaran, yaitu adanya perubahan dalam proses pengganggaran pemerintah. Pemetaan kekuatan kelompok merupakan alat untuk mengidentifikasi siapa 'pemain kunci' yang harus diperhitungkan secara serius, sekaligus alat untuk mewujudkan perubahan yang menjadi tujuan advokasi. Negosiasi akan lebih mudah dilakukan ketika kita punya informasi memadai tentang target negosiasi.
Tanpa analisa yang jelas terhadap seluruh kekuatan atau institusi yang mungkin mengharapkan sesuatu dari proses penganggaran, upaya advokasi dapat terhalang oleh seseorang atau sebuah kelompok yang tidak pernah terpikir sebelumnya. Dengan melakukan perencanaan dan analisis, dapat diidentifikasi kelompok-kelompok yang terlibat, sehingga dapat mengembangkan strategi yang akan digunakan untuk menetralisir penentang dan meminimalkan serangan balik yang tidak terduga. Perencanaan semacam ini juga akan membantu kita mengevaluasi tingkat resiko yang dihadapi ketika mencoba menciptakan perubahan yang penting tetapi sering terlewat dalam perencanaan advokasi.
Melakukan pemetaan kelompok juga memberikan kesempatan untuk menguji pandangan-pandangan dari tiap kelompok tentang isu anggaran. Pada kebanyakan kasus, metode ini akan membantu dalam mencari informasi tentang
siapa sebenarnya pengambil keputusan penting, bagaimana posisi mereka, dan strategi apa yang harus dipersiapkan untuk menghadapi mereka. Metode ini merupakan alat untuk memeriksa, sekaligus sebagai alat untuk melakukan perencanaan dan mengumpulkan informasi. Misalnya, jika isunya dirubah menjadi isu penyusunan, maka peta advokasi akan berubah, sehingga masing-masing kelompok dapat bertukar kategori sesuai posisi mereka terhadap isu baru tersebut.
Adapun langkah yang dapat ditempuh dalam mela kukan perencanaan advokasi adalah sebagai berikut:
1) Menentukan sasaran advokasi
Masalah apa yang hendak diadvokasi?
Apa saja kemungkinan dukungan publik terhadap isu yang diadvokasi?
Apa yang dapat diterima oleh pengambil keputusan?
2) Menentukan target advokasi
Lembaga mana yang dapat mengimple men-tasikan perubahan?
Apakah masyarakat memiliki kemampuan untuk mendesakan perubahan?
Siapa yang dapat mempengaruhi penguasa? 3) Mengkategorikan hal-hal yang dapat mem pengaruhi
dan menggerakkan target
Data apa yang paling penting dan bermanfaat? Bagaimana agar kajian/riset dapat membantu
advokasi?
Cerita kasus mana yang paling berguna untuk target advokasi?
Bagaimana menumbuhkan dukungan publik? Tekanan seperti apa yang paling efektif? 4) Menentukan isu pokok atau pesan inti
Pesan yang harus disampaikan kepada kelompok target;
Pesan harus sederhana;
Pesan harus terus menerus diulang;
Pesan harus disampaikan secara rasional dan beretika.
5) Rencana aksi
Lobi dengan cara menyampaikan atau me ngung-kapkan fakta dan persolan pribadi;
Mengembangkan media kampanye;
Membangun koalisi dan melakukan protes dalam berbagai bentuk aksi.
6) Mengidentifikasi sumberdaya organisasi
Menilai pengalaman advokasi yang pernah dilakukan;
Analisis kemampuan suatu organisasi dan kebutuhan membangun jejaring;
Ketersediaan informasi, kajian/riset dan keter-sediaan waktu.
7) Mengindentifikasi media massa sebagai instrumen pesan inti yang diadvokasi
Media cetak apa saja yang memberi ruang atau perhatian atas isu yang diadvokasi;
Media eletronik apa saja yang memberi ruang atau perhatian atas isu yang diadvokasi;
Media alternatif apa yang efektif sebagai pem bawa pesan;
Media apa yang dapat menjadi bacaan atau tontonan masyarakat.
B. Tujuan Advokasi Anggaran
Adapun tujuan dari upaya advokasi (perjuangan) ang-garan secara umum dapat dipilah-pilah menjadi beberapa poin berikut ini:
Perbaikan perencanaan dan penyusunan anggaran; Perbaikan pembahasan dan pelaksanaan anggaran; Perbaikan pertanggungjawaban dan monitoring dan
evaluasi;
Perbaikan peningkatan kinerja;
Perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat atas anggaran;
Peningkatan kesadaran kritis masyarakat atas anggaran; Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas
penge-lolaan anggaran negara; dan
Perbaikan substansi peruntukkan anggaran.
C. Strategi Advokasi Anggaran
Strategi adalah cara yang dapat ditempuh oleh warga masyarakat dalam memperjuangkan anggaran. Menurut para ahli, cara-cara yang digunakan tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) nonlitigasi; dan 2) litigasi. Nonlitigasi merupakan perjuangan anggaran yang tidak melalui jalur hukum, dengan pendekatan-pendekatan yang lebih bersahabat dan ringan. Sedangkan litigasi merupakan upaya yang lebih keras atau oposisi dalam memperjuangkan anggaran, dapat dengan upaya hukum atau demonstrasi.
Tabel 2: Perbandingan Strategi Advokasi
Non Litigasi Litigasi
Hearing ke eksekutif, legislatif,yudikatif,
auditor Melalui kerja-kerja prosedur hukum formal Lobi dan negosiasi Gugatan perdata ke Pengadilan Negeri Eksaminasi publik (penjelasan kasus kepada
publik)
Melaporkan tindak pidana korupsi ke Institusi hukum (Kejaksaan, Kepolisian, KPK)
Menggalang dukungan publik Judicial review ke MA/MK Penggalangan opini (konprensi pers, press
Diskusi publik, seminar Investigasi Kajian/riset anggaran Upaya praperadilan Pembuatan buletin dan pemuatan artikel
Menyebarluaskan APBN/D dengan bahasa populer
Pengorganisasian politik
Penguatan dan mendirikan kesadaran kritis baru pada kelompok-kelompok jaringan Membangun aliansi/koalisi multistakeholders Wacthdog/pengawas
D. Arena Advokasi Anggaran
Kemudian, di mana tempat atau arena advokasi anggaran dapat dilakukan oleh masyarakat? Arena advokasi anggaran dapat dilakukan di setiap tahapan penyusunan anggaran seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Advokasi anggaran dapat dilakukan di tahapan perencanaan anggaran; penyusunan atau penetapan anggaran; pelaksanaan anggaran; dan pertanggungjawaban anggaran.
E. Peluang Korupsi dalam Penganggaran
Agar anggaran yang digunakan tepat sasaran dan bermanfaat bagi peningkatan pelayanan publik, maka anggaran tidak boleh disalahgunakan untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Setiap upaya penyelewenangan anggaran yang dilakukan akan berdampak pada pengurangan hak-hak warga masyarakat terhadap pelayanan pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan pekerjaan. Oleh karena itu, warga masyarakat perlu terus melakukan pengawasan dan bersikap kritis terhadap penggunaan anggaran agar tidak disalahgunakan dengan kata lain “dikorupsi”.
Gambar di bawah menjelaskan kepada kita di mana saja potensi atau celah bagi penyelewengan anggaran dapat dilakukan.
ILUSTRASI 5.
1. Dari penjelasan yang sudah diuraikan, mulai dari Bab I sampai dengan Bab V, terdapat hubungan yang saling menguatkan. Bagi warga masyarakat yang ingin melakukan advokasi anggaran, penjelasan-penjelasan dari setiap bab dapat dijadian dasar sebelum melakukan tindakan advokasi.
2. Cerita sukses yang terdapat di bab I memberikan gambaran tentang bagaimana upaya advokasi anggaran dapat berbuah manis dengan adanya perubahan kebijakan anggaran yang sebelumnya tidak atau kurang berpihak kepada masyarakat menjadi anggaran yang berpihak kepada masyarakat.
3. Upaya advokasi anggaran yang dilakukan tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak yang merasa bahwa haknya juga tidak diberikan. Bermacam-macam bentuk dukungan sangat berguna agar perjuangan anggaran yang dilakukan oleh warga menjadi isu bersama dan semakin kuat.
4. Dukungan yang sangat kuat tidak akan atau kurang berhasil jika tidak dibarengi dengan pemahaman yang baik mengenai anggaran apa yang akan dituntut. Pengetahuan yang baik dan dalam mengenai anggaran sangat mempengaruhi setiap perjuangan anggaran,