• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Perencanaan Anggaran:

Dalam dokumen BUKU SAKU. Warga Menuntut Anggaran (Halaman 41-49)

MEMAHAMI ANGGARAN

F. Proses Perencanaan Anggaran:

1. Siklus anggaran

Apakah yang dimaksud dengan siklus? Siklus adalah tahap-tahap yang berisi berbagai kegiatan dan selalu berulang untuk jangka waktu tertentu. Jadi, siklus anggaran adalah rangkaian kegiatan dalam proses APBN atau APBD yang dimulai pada saat APBN atau APBD mulai disusun sampai dengan APBN atau APBD disahkan dengan Undang-Undang atau Peraturan Daerah.

Bagaimana pelaksanaannya? Pelaksanaan siklus APBN atau APBD saling bersinggungan antar tahun anggaran. Misalnya pada tahun anggaran 2015, terdapat pelaksanaan sebagian siklus APBN atau APBD tahun anggaran 2014 (tahap pemeriksaaan dan pertanggungjawaban APBN atau APBD). Pelaksanaan sebagian siklus APBN atau APBD tahun anggaran 2015 (tahap pelaksanaan) dan pelaksanaan sebagian siklus APBN atau APBD tahun anggaran 2016 (tahap perencanaan dan penganggarannya).

Penyusunan anggaran negara dilakukan dengan cara yang sama setiap tahunnya, sehingga penyusunan anggaran untuk tahun berikutnya akan kembali lagi ke tempat yang sama. Siklus anggaran dimulai dengan penyusunan rancangan anggaran oleh pemerintah pada tanggal 11 Maret-16 Agustus setiap tahunnya. Pengesahan rancangan anggaran (RAPBN atau RAPBD) menjadi APBN/ APBD oleh DPR/DPRD pada tanggal 16 Agustus-31 Desember setiap tahunnya. Sedangkan pelaksanaan anggaran pada tanggal 1 Januari-31 Desember setiap tahunnya. Dan pertanggungjawaban anggaran, pada tanggal 1 Januari-31 Maret setiap tahunnya.

Gambar 2: Alur Siklus Anggaran Negara

2. Tahapan Anggaran

Bagaimana dengan tahapan anggaran? Tahapan atau langkah dalam penyusunan anggaran negara dapat dibedakan dalami 5 (lima) tahap. Dari kelima tahapan itu, tahapan ke-2 (kedua) dan ke-5 (kelima) dilaksanakan bukan oleh pemerintah. Tahapan kedua, penetapannya membutuhkan persetujuan DPR atau DPRD (legislatif ). Sedangkan tahapan kelima, yakni pemeriksaan dan pertanggungjawaban dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Tahapan lainnya dilaksanakan oleh pemerintah.

a) Tahapan Perencanaan (Langkah 1)

Perencanaan dan penganggaran keuangan negara dilakukan pada tahun sebelum anggaran APBN atau APBD dilaksanakan. Misalnya untuk APBN atau APBD

tahun 2015, perencanaannya dilakukan pada tahun 2014, yang meliputi dua kegiatan: perencanaan dan penganggaran.

Tahap perencanaan dimulai dengan kegiatan: (1) Penyusunan arah kebijakan dan prioritas

pem-bangunan;

(2) Kementerian/Lembaga/Dinas melakukan evalu asi pelaksanaan program dan kegiatan pada tahun berjalan, menyusun rencana inisiatif baru dan indikasi kebutuhan anggaran;

(3) Kementerian/Badan Perencanaan (Bappenas/ Bappeda) dan Kementerian Keuangan/Sekretaris Daerah mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan yang sedang berjalan dan mengkaji usulan inisiatif baru berdasarkan prioritas pem-bangunan serta analisa pemenuhan kelayakan dan efisiensi indikasi kebutuhan dananya;

(4) Pagu (patokan tertinggi dari anggaran)indikatif dan rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah/ Pemerintah Daerah ditetapkan;

(5) Kementerian/Lembaga/Dinas menyusun renca na kerja (Renja);

(6) Pertemuan tiga pihak (trilateral meeting) dilak-sanakan antara Kementerian/Lembaga/Dinas, Kementerian Perencanaan/Badan Peren canaan Daerah (Bappenas/Bappeda), dan Ke men terian Keuangan/Sekretaris Daerah;

(7) Rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah/ Pemerintah Daerah (RKP/RKD)

disempurnakan;

(8) RKP/RKD dibahas dalam pembicaraan pen da-huluan antara Pemerintah/Pemda dengan DPR/ DPRD; (9) RKP/RKD ditetapkan.

b) Tahapan Penganggaran (Langkah 2) Tahap penganggaran dimulai dari:

(1) Penyusunan kapasitas fiskal (kemampuan ke-uangan) yang menjadi bahan penetapan pagu (Patokan Anggaran tertinggi) indikatif;

(2) Penetapan pagu indikatif;

(3) Penetapan patokan anggaran Kementerian/Lem-baga/Dinas;

(4) Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kemen-terian/Lembaga/Dinas (RKA-K/L/Dinas);

(5) Penelaahan RKA-K/L/Dinas sebagai bahan penyusunan nota keuangan dan rancangan undang-undang APBN/perda APBD; dan

(6) Penyampaian Nota Keuangan, Rancangan APBN/ APBD serta Rancangan UU tentang APBN/Perda tentang APBD kepada DPR/DPRD.

c) Tahapan Penetapan (Langkah 3)

Kegiatan penetapan/persetujuan ini dilakukan sekitar bulan November setiap tahunnya. Kegiatan dalam tahap ini berupa pembahasan Rancangan Anggaran dan Rancangan Undang-Undang APBN/Perda APBD serta penetapannya oleh DPR/DPRD. Selanjutnya, berdasarkan persetujuan DPR/DPRD, Rancangan UU APBD/Perda APBD ditetapkan menjadi UU APBN/ Perda APBD. Penetapan UU APBN/Perda APBD ini diikuti dengan penetapan Keppres/Keputusan Gub/ Bupati/Walikota mengenai rincian APBN/APBD sebagai lampiran UU APBN/Perda APBD.

d) Tahapan Pelaksanaan (Langkah 4)

Jika tahapan pertama dan kedua dilaksanakan, ke giatan pelaksanaan dilaksanakan mulai 1 Januari-31 Desember pada tahun berjalan. Dengan kata lain, pelaksanaan

tahun anggaran 2015 akan dilaksanakan mulai 1 Januari 2015 - 31 Desember 2015.

Kegiatan pelaksanaan anggaran dilakukan oleh Pemerintah/Pemerintah Daerah, dalam hal ini Ke-men terian/Lembaga/Dinas. Kementerian/Lem baga/ Dinas mengusulkan konsep Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres)/Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota (Per-gub/Perbup/Perwali) mengenai rincian anggaran dan menyampaikannya ke Kementerian Keuangan/Sekretaris Daerah untuk disahkan.

DIPA adalah alat untuk melaksanakan APBN/APBD. Berdasarkan DIPA inilah para pengelola anggaran Kementerian/Lembaga/Dinas (Pengguna Anggaran, Kuasa Pengguna Anggaran, dan Pembantu Pengguna Anggaran) melaksanakan berbagai macam kegiatan sesuai tugas dan fungsi instansinya.

e) Pelaporan dan Pencatatan (Langkah 5)

Tahap pelaporan dan pencatatan anggaran dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan anggaran, pada tanggal 1 Januari-31 Desember setiap tahunnya. Laporan keuangan pemerintah dihasilkan melalui proses akuntansi dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi keuangan pemerintah, yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Arus Kas, dan catatan atas laporan keuangan.

f) Evaluasi dan Audit Anggaran

Tahap terakhir siklus APBN adalah tahap pemeriksaan dan pertanggungjawaban yang dilaksanakan setelah tahap pelaksanaan berakhir, bulan Januari-Juli setiap tahunnya. Contoh, jika APBN/APBD dilaksanakan tahun

2015, tahap pemeriksaan dan pertanggungjawabannya dilakukan pada tahun 2016. Pemeriksaan ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Untuk pertanggungjawaban pengelolaan dan pe lak -sanaan anggaran secara keseluruhan selama satu tahun anggaran, Presiden/Gubernur/Bupati/Walikota menyam paikan Rancangan Undang-Undang/Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan Ang garan kepada Legislatif (DPR/DPRD) berupa laporan keuangan yang telah diperiksa BPK, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir.

ILUSTRASI 4. MEMAHAMI ANGGARAN

A

dvokasi cenderung dikonotasikan sebagai kegiatan untuk menjatuhkan, menggulingkan penguasa, atau memfitnah kelompok tertentu. Atau advokasi sering pula dipahami sebagai kegiatan yang hanya dapat dilakukan oleh pengacara atau pembelaan di meja pengadilan formal semata. Seiring dengan perkembangan dewasa ini, pengertian advokasi mengalami perluasan pula yaitu sebagai kegiatan yang berkaitan dengan berbagai upaya yang terorganisir, sistimatis, dalam bentuk pendampingan, pengorganisasian, pembelaan dan pemberdayaan masya rakat untuk mempengaruhi atau mendesakkan perubahan kebijakan publik, seperti: buruh, reklaiming tanah, petani, dan kaum miskin kota.

Membahas tentang advokasi anggaran dapat dipastikan tidak terdapat rumusan teori yang tunggal dan pasti. Meski demikian, advokasi anggaran praktis merupakan advokasi dalam arena proses penganggaran (APBN/APBD) rutin yang dilakukan setiap tahun oleh pemerintah dan DPR/DPRD yang ditetapkan sebagai kebijakan publik melalui proses politik. Advokasi sendiri secara garis besar terbagi dua: litigasi dan nonlitigasi. Advokasi litigasi berkaitan dengan advokasi masalah anggaran dari pendekatan hukum; sedangkan advokasi nonlitigasi adalah advokasi masalah anggaran tidak melalui pendekatan hukum. Meski demikian, tidak

MEMPERJUANGKAN (ADVOKASI)

Dalam dokumen BUKU SAKU. Warga Menuntut Anggaran (Halaman 41-49)

Dokumen terkait