• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari cara memperoleh air minum untuk memasak, sebagian besar diperoleh dengan cara tidak membeli (di pegunungan dan pedataran). Namun di daerah

Dalam dokumen BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 42-47)

pantai, terkait dengan kualitas air tanah yang kurang baik, maka 65,6 persen

keluarga miskin terpaksa membeli dari pengecer.

TABEL 26. PERSENTASE KELUARGA MISKIN

BERDASARKAN CARA MEMPEROLEH AIR MINUM UNTUK MEMASAK

CARA MEMPEROLEH PEGUNUNGAN PEDATARAN PANTAI

[1] [2] [3] [4]

a. Berlangganan 10.5 7.2 14.8

b. Membeli Eceran 6.3 0.9 65.6

c. Lainnya 83.2 91.9 19.7

JUMLAH 100.0 100.0 100.0

Sumber : Hasil Penelitian BPS Tahun 2005

TABEL 27. PERSENTASE KELUARGA MISKIN BERDASARKAN PENGGUNAAN FASILITAS AIR MINUM

FASILITAS AIR MINUM PEGUNUNGAN PEDATARAN PANTAI

[1] [2] [3] [4] a. Sendiri 22.3 61.4 6.6 b. Bersama 31.1 31.3 9.8 c. Umum 26.9 6.0 4.9 d. Tidak Ada 19.7 1.2 78.7 JUMLAH 100.0 100.0 100.0

Di daerah pantai juga terlihat bahwa sarana air untuk minum sangat terbatas, hal ini ditunjukkan oleh 78,7 persen keluarga tidak mempunyai sumber air untuk minum, baik berupa sumur maupun pompa.

3. Sosial Budaya Lainnya

Hal lainnya yang perlu mendapat perhatian serius adalah masih tingginya permasalahan sosial sebagaimana tabel di bawah ini. Permasalahan tersebut walaupun cenderung menurun, tetapi perlu langkah – langkah strategis untuk mempercepat pengurangan tersebut.

Tabel 28.

Permasalahan Sosial Lainnya Tahun 2006-2007

NO PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS) SATUAN TAHUN 2006 2007 2008 1 Fakir Miskin KK 147.554 147.226 146.858 2 WRSE Orang 7.661 7.474 7.444 3 Trafiking Orang 33 33 23

4 Anak Nakal Orang 300 210 190

5 Anak Terlantar Orang 14.700 14.660 14.630

6 Penyandang Cacat Orang 3.558 3.257 3.220

7 Anak Terlanar Di Panti Orang 1.002 975 955

8 Eks Napi Orang 420 378 363

9 WTS/ PSK Orang 573 517 502

10 Pemulung Orang 200 100 100

11 Komunitas Adat Terpencil KK 200 110 110

12 Keluarga Berumah Tidak Layak Huni

KK 9.050 8.936 8.936

13 Penderita HIV Orang 86 182 263

Sumber : Dinas Sosial

Secara umum perkembangan keagamaan dI Kabupaten Subang dapat dilihat pada tabel – tabel berikut ini :

Tabel 29

Perkembangan Sarana Peribadatan di Kabupaten Subang Tahun 2005 – 2007

No Jenis sarana Peribadatan TH. 2005 (Buah) TH. 2006 (Buah) TH. 2007 (Buah) 1 Mesjid/Mushola/langgar/Surau 3.693 3.763 5,518

2 Gereja 21 21 42

3 Vihara - - -

Jumlah 3.714 3.784 5.560

Dari tabel tersebut diatas memperlihatkan bahwa sarana peribadatan seperti Mesjid, Mushola, langgar/Surau pada tahun 2007 mengalami peningkatan menjadi 5.560 buah. Demikian pula jumlah pondok pesantren pada tahun 2007 ini jumlahnya meningkat menjadi 224 buah, jumlah santri menjadi 26.099 orang dan jumlah kyai / ustadz menjadi 2.451 orang, sebagaimana tabel berikut ini :

Tabel 30

Perkembangan Jumlah Pontren, Kiyai/Ustadz dan Santri di Kabupaten Subang tahun 2005 – 2007

No. Uraian Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007

1 Jml Pondok pesantren 201 buah 201 buah 224 buah 2 Jml Kyai/ustadz 1.592 orang 1.603 orang 2.451 orang 3 Jml Santri 22.975 orang 22.654 orang 26.099 orang Sumber : Kantor Depag Kab. Subang 2008

Kemudian mengenai perkembangan kuantitas pendidikan keagamaan Islam pada tahun 2007 ini, juga secara umum mengalami peningkatan dibanding kondisi tahun 2006, yakni jumlah sekolah meningkat menjadi 761 buah, jumlah guru meningkat menjadi 5.105 orang, dan jumlah murid meningkat menjadi 65.775 orang, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 31

Perkembangan Jumlah Madrasah Murid dan Guru di Kabupaten Subang Tahun 2006– 2007 No Pendididkan Jenis Tahun 2006

Tahun 2007 Jml

Sek Murid Jml Guru Jml Jml Sek Murid Jml Guru Jml 1. RA 88 2.122 252 88 2.122 252 2. M.D. 381 25.974 1.602 490 37.336 2.335 3. MI Negeri 3 533 37 3 538 34 4. MI Swata 99 9.673 685 99 9.994 827 5. MTs Negeri 4 2.842 175 4 2.617 154 6. Mts Swasta 55 9.642 909 56 10.402 1.078 7. M A Negeri 2 677 70 2 748 72 8. M A Swasta 16 1.908 368 19 2.018 353 Jumlah 648 53.371 4.098 761 65.775 5.105 Sumber : Kantor Depag Kab. Subang 2008

Perkembangan kuantitas sarana peribadatan dan pendidikan keagamaan Islam yang terjadi pada tahun 2006 sebagaimana diuraikan diatas merupakan salah satu indikasi bahwa secara umum kehidupan keagamaan di Kabupaten Subang kondisinya relatif baik.

Seiring dengan itu pula jumlah tindak kriminal dan gangguan ketentraman lainnya pada tahun 2007 mengalami penurunan di banding dengan tahun 2006 sebagaimana tabel berkut ini :

Tabel 32

Frekuesi gangguan ketentraman dan Ketertiban Masyarakat di Kabupaten Subang Tahun 2006 – 2007

No Jenis Gangguan TH. 2006 (Buah) TH. 2007 (Buah)

1 Pencurian Biasa 38 36

2 Pencurian dengan senjata tajam 2 2

3 Perampokan 4 2

4 Pencurian Kendaraan Roda 2 38 8

5 Pencurian Kendaraan Roda 4 1 0

6 Narkoba 8 5 7 Pembunuhan 4 5 8 Penculikan 0 4 9 Pemerkosaan 4 1 10 Pemalsuan uang 4 0 11 Perkelahian/Pengrusakan 13 4 12 Judi 16 4 13 Bunuh diri 14 3 14 Penganiayaan 10 3 15 Penipuan 8 2 16 Pemerasan 0 1 17 Unjuk rasa 8 7 Jumlah 172 87

Sumber : Kantor Kesbang 2008 2.2.2. Analisa Kondisi Sosial Budaya

Analisa Kekuatan

1) Komitmen yang tinggi stakehoder di Kabupaten Subang terutama pengentasan Wajar Dikdas yang tertuang dalam Keputusan Bupati Nomor 421.2/207-BAP/2002 tentang Wajar Dikdas 9 Tahun di Kabupaten Subang dan Instruksi Bupati Nomor IA/2004 tentang Pembentukan Pokja Wajar Dikdas di tingkat kecamatan dan desa. 2) Komitmen Pemerintah Daerah untuk mengalokasikan Anggaran Belanja untuk

bidang Pendidikan dalam APBD sekitar 20 %.

3) Komitmen Pemerintah Daerah untuk memprioritaskan Urusan Kesehatan, Urusan Sosial dan Urusan Bidang Sosbud lainnya

4) Kehidupan beragama di Kabupaten Subang relatif baik dilihat dari jumlah sarana dan prasarana keagamaan, seperti : Mesjid/Mushola/langgar/Surau menjadi 5.518 buah, Pondok Pesantren menjadi 224 buah, kyai / ustadz menjadi 2.451 orang dan lain-lain.

Analisa Kelemahan

1) Permasalahan Sosial relatif tinggi seperti WTS (502 orang), Wanita Rawan Sosial Ekonomi (7.444 orang) dan lain sebagainya

2) Masih adanya tindak kejahatan serta gangguan ketentraman dan ketertiban lainnya sepeti pencurian 48 kali, pembunuhan 5 kali dan lain sebagainya

3) Masih fluktuatifnya Jumlah DO baik di tingkat SD (2005 :154 orang, 2006 : 223 orang, tahun 2007 : 110 orang), SMP (2005 : 81 orang, 2006 : 81 orang, tahun

2007 : 70 orang) dan SMA (2005 :125 orang, 2006 : 69 orang, tahun 2007 : 86 orang)

4) Tingkat capaian Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun 2006 : 6,77 tahun, 2007 : 6,93 tahun, 2008 : 7,01 tahun) dan Angka Melek Huruf (Tahun 2006 : 90.03 %, 2007 : 91.17 %, 2008 : 91,73%) yang cenderung meningkat tetapi tidak signifikan 5) Cakupan layanan sekolah terhadap murid masih belum merata.

6) Masih kurangnya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan

 Di Kabupaten Subang terdapat 39 Puskesmas, dengan jumlah penduduk sebanyak 1.422.028 jiwa maka ratio rata-rata satu Puskemas melayani 36.462 penduduk. Standar ratio Puskesmas terhadap penduduk adalah 1:30.000 penduduk.

 Ratio untuk setiap 100.000 penduduk adalah 5,27 dokter umum, 1,83 dokter spesialis, dan 2,25 dokter gigi sehingga setiap satu orang dokter spesialis melayani 54.693 penduduk, satu orang dokter umum melayani 18.960 penduduk dan satu orang dokter gigi melayani 44.438 penduduk.  Dan lain-lain

7) Masih tingginya kasus penyakit-penyakit berbasis lingkungan seperti

 Cenderung meningkatnya penderita penyakit HIV / AIDS tahun 2007 : 182 orang dan tahun 2008 menjadi : 263 orang.

 Pada tahun 2008, di Kabupaten Subang ditemukan 3 kasus filariasis di Wilayah Puskesmas Kasomalang, Puskesmas Blanakan dan Puskesmas Tanjungwangi

 Dan lan-lain

8) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada keluarga masih rendah hanya 28,2% keluarga yang dikategorikan sehat

9) Masih ditemukannya gizi buruk pada Balita sebanyak 676 orang (0,62 %) , Bumil KEK sebanyak 1.589 orang.

10) Tingginya kasus kematian bayi (162 orang pertahun atau 3 bayi per minggu) dan kasus kematian ibu (17 orang pertahun atau 1 orang per 3 minggu)

Analisa Peluang

1) Komitmen yang tinggi Pemerintah Pusat dan Propinsi terhadap Pendidikan yang termuat dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pasal 31, Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional serta Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 34 Tahun 1999 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Wajar Dikdas 9 Tahun di Jawa Barat.

2) Komitmen yang tinggi Pemerintah Pusat dan Propinsi terhadap Kesehatan yang termuat dalam Undang - Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan, Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2001 tentang Pokjanal

Posyandu serta Adanya Sistim Kesehatan Nasional (SKN) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM).

3) Urusan Pendidikan, Kesehatan, Sosial dan Budaya menjadi urusan Wajib dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

4) Pangsa Pasar Tenaga Kerja di Dalam dan Luar Negeri menuntut Persyaratan pendidikan lebih tinggi dan terampil.

5) Kemudahan bagi pihak swasta untuk menyelenggarakan layanan pendidikan formal, pendidikan non formal dan pendidikan informal.

6) Terselenggaranya pelayanan kesehatan oleh sektor swasta.

7) Komitmen yang tinggi untuk menjaga ketentraman dan ketertiban Analisa Ancaman

1) Perilaku diskriminatif orang tua/dunia usaha bidang pendidikan terhadap gender (tidak/belum bersekolah di usia 10 tahun ke atas pada perempuan : 98.280 orang dan laki-laki : 52.834 orang)

2) Kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anak rendah terutama di daerah pantura (RRLS Cipunagara : 5.75 tahun, Legonkulon : 6.05 tahun, Compreng : 6,11 tahun) dan lain-lain

Dalam dokumen BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 42-47)

Dokumen terkait