• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mempunyai daya lekat rendah dengan beton sehingga mudah dipindahkan

C. Lingkup Pekerjaan Arsitektur 1. Bahan/material

5) Mempunyai daya lekat rendah dengan beton sehingga mudah dipindahkan

g. Bata ringan

Bata ringan adalah material yang menyerupai beton dan memiliki sifat kedap suara.

Gambar IV. 82 Bekisting (Denta, 2020) Gambar IV. 80 Baja tulangan

(Denta, 2020)

Gambar IV. 81 Bekisting (Denta, 2020)

67 h. Kawat bendrat

Kawat bendrat digunakan dalam pemasangan tulangan untuk mengikat antar besi tulangan agar bisa membentuk suatu bentuk struktur yang dikehendaki.

i. Paku

Paku adalah batang logam berujung runcing yang digunakan untuk melekatkan bahan-bahan bangunan dalam pembuatan bekisting dinding bata ringan.

j. Besi hollow

Besi hollow adalah besi batangan berongga berbentuk kotak yang digunakan dalam konstruksi, baik sebagai rangka plafon maupun rangka dinding partisi.

2. Peralatan

Gambar IV. 85 Paku (Denta, 2020) Gambar IV. 84 Kawat bendrat

(Denta, 2020)

Gambar IV. 86 Besi hollow (Denta, 2020)

68 a. Peralatan angkutan vertikal

Peralatan angkutan vertikal sangat penting adanya dalam sebuah proyek bangunan tingkat tinggi. Hal ini dimaksudkan untuk percepatan proses pekerjaan agar menghemat waktu mengantar barang dan para pekerja. Tower crane digunakan sebagai alat bantu pemindahan material secara vertikal dan horizontal. Passanger hoist merupakan alat yang membantu pekerja naik ke lantai atas dan untuk mengangkut material kebutuhan lapangan. Tangga naik digunakan pekerja untuk mengerjakan pekerjaan di tiap lantai.

b. Concrete mixer

Concrete mixer adalah alat pengaduk material beton dengan volume kecil.

c. Scaffolding

Fungsi scaffolding adalah sebagai penyangga bekisting agar balok dan pelat lantai diatasnya tetap pada posisi dan tidak melendut serta menahan berat balok, pelat lantai serta beban sementara pada waktu pengecoran.

Gambar IV. 88 Tower crane (Denta, 2020)

Gambar IV. 87 Tangga naik (Denta, 2020) Gambar IV. 89 Passanger hoist

(Denta, 2020)

Gambar IV. 91 Scaffolding (Denta, 2020)

Gambar IV. 90 Concrete mixer (Denta, 2020)

69 d. Kereta dorong

Kereta dorong digunakan untuk mengangkut adukan beton ke lokasi pengecoran.

e. Hand pallet manual

Hand pallet manual merupakan alat untuk memindahkan beban material.

f. Theodolite

Theodolite merupakan alat ukur tanah untuk untuk menentukan ketegakan kolom, untuk menentukan as kolom sebelum pengecoran, mengetahui kontur tanah pada lokasi bangunan dan menghitung volume galian dan urugan apabila tanah lokasi ingin diratakan.

g. Bar cutter

Bar cutter adalah alat untuk memotong baja tulangan.

Gambar IV. 95 Bar cutter (Denta, 2020) Gambar IV. 92 Kereta dorong

(Denta, 2020)

Gambar IV. 93 Hand pallet manual (Denta, 2020)

Gambar IV. 94 Theodolite (Denta, 2020)

70 h. Bar bender

Bar bender adalah alat untuk membengkokkan baja tulangan dalam berbagai sudut.

i. Mesin bor beton

Mesin bor beton berfungsi untuk melubangi beton atau tembok.

j. Mesin gerinda

Mesin gerinda adalah perkakas dengan mata potong jamak untuk memotong besi.

k. Mesin las

Mesin las digunakan untuk menyambungkan logam atau besi-besi.

l. Cangkul dan sekup

Sekup dan cangkul digunakan untuk meratakan dan mengangkat adukan pengecoran.

Gambar IV. 96 Bar bender (Denta, 2020)

Gambar IV. 99 Mesin las (Denta, 2020) Gambar IV. 97 Mesin bor beton

(Denta, 2020)

Gambar IV. 100 Cangkul dan sekup (Denta, 2020)

Gambar IV. 98 Mesin gerinda (Denta, 2020)

71 m. Lampu penerangan

Lampu penerangan digunakan untuk menerangi di lokasi pekerjaan suatu proyek ketika malam hari atau saat gelap.

n. Roskam

Alat untuk meratakan adukan plesteran yang terbuat dari kayu atau aluminium.

o. Perkakas

Perkakas adalah alat-alat untuk memudahkan pemotongan, pembengkokan atau pembelahan, seperti: meteran, waterpass, tang, gergaji, palu, unting-unting, dan gerinda.

p. Alat-alat lain seperti: tie road, ember, terpal plastik, timbangan paku, dan lain-lain.

3. Pelaksanaan

a. Pekerjaan dinding bata ringan semi basement, lantai dasar, 2, 3, 4, 5, dan 6

Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi suatu area. Dinding berfungsi untuk menyokong atap dan langit-langit, membagi ruangan, serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca. Berikut tahapan pekerjaan dinding bata ringan:

1) Pekerjaan persiapan

Pekerjaan persiapan diawali dengan pekerjaan shopdrawing serta pengadaan seluruh material dan bahan. Setelah semua siap, dilakukan marking lokasi yang akan dipasangi bata lalu pasang acuan dan tarikan benang dengan lurus.

Gambar IV. 101 Lampu penerangan (Denta, 2020)

Gambar IV. 102 Roskam (Denta, 2020)

Gambar IV. 103 Perkakas (Denta, 2020)

72 2) Pemasangan bata ringan

a) Bata ringan terlebih dahulu dipotong menggunakan gergaji mesin sehingga menghasilkan sisi-sisi ujung yang rata, tajam dan bersih.

b) Pemasangan bata ringan diawali dengan bata awal sebagai acuan lalu dilanjutkan pemasangannya keatas hingga ketinggian 1 meter.

c) Setelah itu pasang kolom praktis sebagai pengikat dinding bata ringan. Kolom praktis perlu dipasang sebagai penguat pasangan bata ringan agar tetap tegak.

Pada lokasi yang akan dibuat kolom dipasang baja tulangan yang sudah dirangkai.

Gambar IV. 105 Pemotongan bata ringan (Denta, 2020)

Gambar IV. 106 Pemasangan awal bata ringan (Denta, 2020)

73 d) Membuat bekisting atau cetakan dari kayu, kemudian dipasang di sisi-sisi kolom

untuk menahan saat proses pengecoran.

'

e) Dilakukan pengecoran kolom praktis secara manual dengan menggunakan sekop.

f) Setelah kolom praktis dirasa cukup kuat maka bekisting dilepas.

Gambar IV. 108 Pemasangan bekisting (Denta, 2020)

Gambar IV. 109 Pengecoran kolom praktis (Denta, 2020)

74 g) Kemudian lanjutkan pemasangan bata sampai ketinggian yang sesuai rancangan.

Dalam pemasangan dinding bata ringan dihindari penggunaan unit kurang dari setengah pada sudut-sudut dan tempat yang memungkinkan pembuatan spasi.

3) Pekerjaan plester

Pengerjaan plesteran dilakukan setelah dinding kering yaitu dua sampai tiga hari.

Berikut tahap pekerjaan plester:

a) Membasahi permukaan dinding dengan air guna membuat plesteran terikat lebih kuat pada dinding dan mencegahnya cepat kering.

b) Buat kepalasan plesteran berdasarkan cetakan yang sudah ada.

Gambar IV. 111 Pemasangan bata ringan lanjutan (Denta, 2020)

Gambar IV. 112 Pembasahan dinding bata ringan (Denta, 2020)

75 c) Melakukan pekerjaan plesteran berdasarkan kepalasan yang sudah terpasang.

4) Pekerjaan acian

Pekerjaan acian dilakukan setelah plesteran berumur kurang lebih dua minggu ketika plesteran sudah benar-benar kering. Berikut tahapan pekerjaan acian:

a) Basahi kembali dinding yang akan diaci sampai basah agar dinding tidak banyak menyerap air semen.

b) Acian diaplikasikan dengan gerakan searah, kemudian digosok dengan kertas semen agar acian halus.

Gambar IV. 115 Pembasahan plesteran (Denta, 2020)

Gambar IV. 114 Pemlesteran (Denta, 2020)

76 c) Setalah semua tahap dilaksanakan maka basahi kembali dinding yang telah diaci guna mengurangi kecepatan proses pengeringan acian yang kemungkinan akan menimbulkan keretakan halus.

Permasalahan/kendala pada pekerjaan dinding bata ringan beserta solusi yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

1) Gambar kerja yang tidak segera pasti

Saat akan melakukan marking dinding pada lantai 5 tidak bisa segera dilaksanakan karena gambar kerja yang mengalami perbaikan belum jadi sehingga surveyor harus menunggu satu hari dan pekerjaan menjadi terhambat.

Solusi terkait kendala ini yaitu harusnya pihak pelaksana memastikan seluruh gambar kerja tidak ada lagi perubahan sebelum pelaksanaan dimulai.

2) Ketidakpastian penggunaan material

Sempat terjadi perubahan dari pihak pelaksana yang akan mengganti penggunaan bata ringan menjadi partisi di beberapa bagian dinding dalam bangunan.

Namun kemudian pihak pemilik menolak sehingga tetap menggunakan bata ringan.

Ketidakpastian tersebut membuat pihak surveyor bingung dalam melakukan proses marking dan menghambat pekerjaan yang seharusnya dapat segera dilakukan.

Solusi terkait kendala ini yaitu harusnya pihak pelaksana tidak melakukan penggantian material secara mendadak saat akan dilaksanakannya pekerjaan maupun saat pelaksanaan pekerjaan.

Gambar IV. 117 Pembasahan acian (Denta, 2020)

77 3) Identifikasi, dan rencana urutan kerja yang tidak lengkap dan tidak tersusun dengan

baik

Identifikasi aktivitas proyek merupakan tahap awal dari penyusunan jadwal proyek. Identifikasi yang tidak lengkap akan mempengaruhi durasi proyek secara keseluruhan dan mengganggu urutan kerja. Saat pelaksanaan pengerjaan dinding bata ringan karena tidak ada jadwal yang jelas maka pekerja mengerjakan sesuka mereka.

Tidak adanya urutan kerja juga membuat pekerjaan dinding dikerjakan secara acak.

Akibatnya pekerjaan MEP menjadi terganggu karena masih adanya barang berserakan dan pekerjaan arsitektur yang terkadang berbenturan dengan pekerjaan MEP. Selain pekerjaan MEP hal itu juga mengganggu proses marking interior karena seharusnya menurut jadwal, pelaksanaan arsitektur di lantai bawah sudah selesai.

Solusi untuk permasalahan ini seharusnya jadwal pengerjaan arsitektur jelas dan diselesaikan sesuai jadwal agar tidak terjadi benturan dengan pengerjaan MEP maupun interior. Pengawas lapangan juga seharusnya lebih mengarahkan mengenai pengerjaan dinding agar berurutan dan diselesaikan perlantai terlebih dahulu.

4) Hasil pekerjaan dinding salah

Pada beberapa dinding harus dibongkar karena kesalahan dimana lubang untuk ventilasi terlalu kecil maupun yang awalnya tidak terdapat ventilasi dibuat menjadi ada ventilasi. Hal itu dikarenakan tidak jelasnya pengarahan gambar yang jelas kepada tukang. Akibat kesalahan ini waktu pengerjaan menjadi bertambah karena harus melubangi serta memplester dan mengaci ulang dinding yang sudah jadi. Selain itu juga mengakibatkan adanya penggunaan material yang mubazir dan penambahan material untuk melakukan perbaikan.

Solusi untuk permasalahan ini seharusnya pengawas lapangan lebih jelas dalam memberikan arahan dan lebih teliti dalam mengawasi setiap pekerjaan dinding yang dilakukan oleh tukang.

5) Bata ringan berlubang

Gambar IV. 118 Pembongkaran pekerjaan dinding yang salah (Denta, 2020)

78 Kesalahan saat melakukan memotongan bata ringan terkadang membuat berlubang. Hal itu mengakibatkan dinding menjadi tidak rata seluruhnya.

Solusi yang dilakukan yaitu menembel pasangan bata ringan yang berlubang dengan plesteran sehingga dinding menjadi rata.

6) Acian yang retak

Terdapat plesteran yang belum mengering sempurna tetapi sudah diberi acian. Hal itu mengakibatkan terjadinya sedikit retakan pada acian. Retakan-retakan kecil di beberapa bagian acian tidak begitu terlihat sehingga acian tidak perlu dibongkar.

Solusi yang dilakukan untuk memanipulasi retakan-retakan tersebut yaitu dengan menggunakan plamir sebelum dilakukan proses pengecatan.

b. Pekerjaan plafon semi basement, dan lantai dasar

Plafon juga sering disebut langit-langit merupakan komponen bangunan yang berfungsi sebagai lapisan yang membatasi tinggi suatu ruangan dan dapat berfungsi sebagai keamanan, kenyamanan, serta keindahan ruangan tersebut. Plafon adalah suatu elemen non struktur yang terdapat dalam sebuah ruangan yang berada tepat dibatas atap dan dinding pada sebuah bangunan. Dan selain itu juga plafon sebagai pemberi kesan estetika khususnya pada interior ruangan. Batas terendah pasangan plafon adalah 2,5 m dari lantai. Bila pemasangan plafon terlalu rendah maka ruangan akan terasa pengap dan sesak serta sirkulasi udara kurang baik. Sebaliknya bila plafon dipasang terlalu tinggi, keindahan kurang baik walaupun sirkulasi udara akan lancar dan ruangan terasa dingin.

Pekerjaan plafon saat kerja praktik belum sepenuhnya selesai baru dipasang kerangka saja. Berikut tahapan pelaksanaan pemasangan kerangka plafond:

Gambar IV. 119 Bata ringan yang berlubang (Denta, 2020)

Gambar IV. 120 Retak rambut

(Denta, 2020) Gambar IV. 121 Plamir pada dinding yang retak (Denta, 2020)

79 1) Sebelum dimulai pemasangan, seluruh item pekerjaan di atas plafond yang akan

dipasang dipastikan sudah selesai.

2) Marking rencana elevasi dan posisi titik penggantung, buat garis sipatan pada dindng dan as sumbu ruangan.

3) Pasang penggantung dan rangka hollow tepi tepat pada siapatan.

4) Pasang tarikan benang memanjang, melintang, dan diagonal sebagai acuan elevasi dan kelurusan plafond.

5) Pasang rangka plafond arah melintang dan memanjang, pastikan pasangan rangka rata dan lurus.

6) Langkah selanjutnya adalah memasang rangka plafond terlebih dahulu. Pemasangan rangka dimulai dari memasang wall angle pada dinding sebagai penyangga furring channel. Kemudian furring channel ditempatkan di atas wall angle dan dikencangkan dengan baut.

7) Top cross rail digantungkan pada kawat penggantung menggunakan suspension clip, kemudian ditempatkan di atas furring channel dengan posisi menyilang.

Tidak ada permasalahan/kendala yang timbul dalam pekerjaan plafon semi basement dan lantai dasar. Pekerjaan sudah baik dan sesuai rencana kerja yang telah ditentukan sebelumnya. Pada waktu pelaksanaan pekerjaan selalu diperiksa dengan seksama sikuan, untuk menghindarkan penggeseran pada pemasangan.

D. Lingkup Pekerjaan MEP (Mekanikal, Elektrikal, Plumbing) 1. Bahan/material

a. Kawat pengikat

Kawat pengikat digunakan sebagai penguat pada rangkaian instalasi M.E.&P atau sambungan pipa agar tidak mengalami pergeseran selama proses pemasangan.

Gambar IV. 123 Kawat pengikat (Denta, 2020)

Gambar IV. 122 Pemasangan kerangka plafond (Denta, 2020)

80 b. Lem pipa

Lem pipa ini berfungsi untuk perekat penyambungan pada pipa berjenis PVC.

c. Kabel instalasi (electrical dan electronic) 1) Kabel instalasi fire alarm

Kabel instalasi fire alarm menggunakan klam jepit warna merah.

2) Kabel instalasi komunikasi dan sound system

Kabel instalasi komunikasi menggunakan klam jepit warna biru sedangkan untuk instalasi sound system mengunakan klam jepit warna kuning.

3) Kabel instalasi MATV dan CCTV

Kabel instalasi MATV dan CCTV menggunakan klam jepit warna hitam.

Gambar IV. 124 Lem pipa (Denta, 2020)

Gambar IV. 125 Kabel instalasi fire alarm (Denta, 2020)

Gambar IV. 126 Kabel instalasi sound system (Denta, 2020)

Gambar IV. 127 Kabel instalasi komunikasi (Denta, 2020)

Gambar IV. 128 Kabel instalasi MATV dan CCTV (Denta, 2020)

81 4) Kabel instalasi acces control dan video phone dan elektrikal

Kabel acces control dan video phone menggunakan klam jepit warna hijau sedangkan instalasi elektrikal menggunakan klam jepit warna putih.

d. Box M.K.

Box m.k. berfungsi sebagai tempat pemasangan saklar/stop kontak pada dinding.

e. Stop kontak

Alat pemutus kontak antara arus positif, negatif dan grounding pada instalasi listrik.

f. Klem penggantung

Klem penggantung berfungsi sebagai penggantung pipa plumbing, agar tidak bergerak atau tidak goyang sepanjang proses pipa itu bekerja.

Gambar IV. 129 Kabel instalasi acces control dan video phone (Denta, 2020)

Gambar IV. 130 Kabel instalasi elektrikal (Denta, 2020)

Gambar IV. 131 Box M.K.

(Denta, 2020)

Gambar IV. 132 Stop kontak (Denta, 2020)

Gambar IV. 133 Klem penggantung

(Denta, 2020) Gambar IV. 134 Klem penggantung

(Denta, 2020)

82 g. Tray elektrikal

Tray yaitu tempat meletakan kabel-kabel berisolasis dan alternatif kabel terbuka.

h. Ducting

Ducting adalah saluran udara dari AHU central.

i. Pipa dan rak refrigrant

Pipa refrigrant adalah pipa pendingin untuk menyalurkan cairan dan gas.

Gambar IV. 136 Tray elektrikal (Denta, 2020)

Gambar IV. 135 Klem penggantung (Denta, 2020)

Gambar IV. 138 Pipa dan rak refrigrant (Denta, 2020)

Gambar IV. 137 Ducting (Denta, 2020)

83 j. Pipa mechanical

Pipa mechanical berfungsi untuk jalur instalasi listrik.

k. Pipa plumbing

Pipa plumbing berfungsi untuk jalur instalasi saluran air bersih, air kotor dan air bekas. Pipa untuk air bersih berwana hitam. Untuk air kotor dan air bekas berwarna putih.

l. Shock ‘L’ bow (fitting PVC)

Shock “L” bow berfungsi untuk menyambung pipa yang satu dengan yang lain.

Gambar IV. 144 Fitting PVC (Denta, 2020) Gambar IV. 143

Fitting PVC (Denta, 2020)

Gambar IV. 139 Pipa sprinkler (Denta, 2020)

Gambar IV. 140 Pipa sprinkler (Denta, 2020)

Gambar IV. 142 Pipa air kotor dan air bekas (Denta, 2020)

Gambar IV. 141 Pipa air bersih (Denta, 2020)

84 m. Hydrant box

Hydrant box merupakan box yang digunakan untuk menyimpan fire hydrant equipment (alat pemadam kebakaran). Hydrant box dibuat khusus untuk menjaga alat pemadam kebakaran tersimpan dengan baik.

n. T’duss

T’duss berfungsi sebagai tempat untuk penyambungan (terminasi) instalasi electrical.

o. Glaswool

Glaswool digunakan untuk melapisi duckting ac agar tidak terjadi kebocoran udara.

2. Peralatan a. Mini genset

Mini genset adalah mesin untuk mensuplai energy listrik ketrafo arus lemah untuk membantu mengerjakan pekerjaan mekanikal dan elektrikal.

Gambar IV. 146 T’duss (Denta, 2020)

Gambar IV. 147 Glaswool (Denta, 2020) Gambar IV. 145 Hydrant box

(Denta, 2020)

85 b. Trafo arus lemah

Trafo arus lemah merupakan sumber kebutuhan alat listrik arus lemah sementara untuk pekerjaan mekanikal dan elektrikal.

c. Tabung gas LPG

Tabung gas LPG digunakan untuk menjalankan mesin las.

d. Tangga staiger

Tangga staiger digunakan untuk memasang pipa counduit sampai pemasangan kabel.

Gambar IV. 149 Trafo arus lemah (Denta, 2020)

Gambar IV. 150 Tabung gas LPG (Denta, 2020) Gambar IV. 148 Mini genset

(Denta, 2020)

86 e. Mesin bor

Mesin bor digunakan untuk melubangi beton.

f. Mesin snay

Mesin snay digunakan membuat drat pada pipa besi.

g. Kuas

Kuas digunakan untuk memberi lapaisan anti karat pada pipa besi.

h. Bending

Alat bending digunkan sebagai pembengkok pipa counduit.

Gambar IV. 155 Bending

Gambar IV. 152 Mesin bor (Denta, 2020)

Gambar IV. 153 Mesin snay (Denta, 2020)

Gambar IV. 154 Kuas (Denta, 2020)

87 i. Kotak baut dan kunci-kunci

Kotak baut berfungsi sebagai tempat menyipan baut, bracet, kunci-kunci ring/pas untuk membantu pekerjaan mekanikal, elektrikal, dan plumbing.

3. Pelaksanaan

a. Pekerjaan mekanikal instalasi HVAC semi basement, lantai dasar, 2, 3, 4, dan 5

Tujuan dari pekerjaan instalasi HVAC adalah untuk menyediakan udara yang nyaman bagi penghuni gedung. Berikut beberapa pekerjaan instalasi HVAC:

1) Pemasangan pipa refrigrant a) Marking pipa/rak pipa.

b) Pasang gantungan rak pipa dengan ketinggian sesuai elevasi.

c) Pasang rak pipa (untuk satu jalur lebih dari 2 pipa).

Gambar IV. 157 Kotak baut (Denta, 2020)

Gambar IV. 158 Kotak kunci-kunci (Denta, 2020)

Gambar IV. 159 Gantungan ducting (Denta, 2020)

Gambar IV. 160 Tray elektrikal (Denta, 2020)

88 d) Pasang isolasi pipa copper persatuan panjangnya.

e) Pasang pipa pada rak/gantungannya.

f) Sambung pipa dengan las tembaga.

g) Test pipa dengan compressor.

2) Pemasangan ducting

Terdapat beberapa jenis ducting dan kegunaannya antara lain:

a) Ducting exhaust, yaitu sirkulasi udara di suatu ruangan misalnya toilet.

b) Ducting fresh air, yaitu ducting yang di gunakan untuk menyalurkan udara segar dari luar ruangan menuju indoor unit ac seperti AHU ataupun FCU.

c) Ducting intake, untuk menyalurkan udara dari luar gedung menuju ruangangan yang membutuhkan udara segar. Seperti lahan parkir yang tertutup atau lainya.

Gambar IV. 162 Pipa refrigrant (Denta, 2020)

Gambar IV. 163 Ujung pipa yang akan disambung (Denta, 2020)

Gambar IV. 161 Isolasi pipa copper (Denta, 2020)

89 d) Flexible duct, berfungsi sebagai pipa penyambung udara ke duct yang masuk / keluar dari fan atay AHU. Panjang flexible connection tak lebih dari 20 cm, dan tidak menimbulkan kebocoran pada sambungan.

Penggantung duct, cara penggantung duct harus sedemikian rupa sehingga praktis tidak terjadi lendutan-lendutan, getaran-getaran dan deformasi. Semua sambungan ducting dengan jarak maks 2.000 mm harus betul-betul rapat udara menggunakan sealant atau glue untuk mencegah terjadinya kebocoran udara. Kemiringan duct dibuat tidak lebih dari 14o. Berikut tahapan pemasangan ducting:

a) Buat cutting list ukuran ducting dan fitting-nya yang akan dipasang.

b) Cetak ducting sesuai cutting list yang diminta (di work shop).

c) Buat fitting (elbow/percabangan) ducting.

d) Pasang isolasi ducting dengan glass woll dan aluminium foil.

e) Marking jalur ducting.

f) Pasang gantungan ducting dengan ketinggian sesuai elevasinya.

g) Pasang ducting.

h) Pasang flexible ducting.

Gambar IV. 166 Ducting (Denta, 2020) Gambar IV. 165 Ducting

(Denta, 2020)

Gambar IV. 167 Flexible ducting (Denta, 2020)

Gambar IV. 164 gantungan ducting (Denta, 2020)

90 i) Pemasangan grille

j) Test kebocoran ducting dengan sinar lampu saat malam hari.

Permasalahan/kendala yang terjadi dalam pekerjaan instalasi HVAC yaitu masih terdapat material yang belum tersedia saat akan dilakukan pemasangan. Material yang belum tersedia yaitu pipa refrigrant, flexible ducting dan grille. Akibat belum adanya rak untuk pipa refrigrant maka pipa refrigrant sementara hanya diletakkan di penggantung sesuai dengan jalur yang sudah ada. Baru setelah rak ada pipa tersebut ditaruh di dalam rak. Hal itu membuat pekerja harus bekerja dua kali sehingga menghambat pekerjaan.

Solusi terkait kendala ini yaitu mengganti pekerjaan pemasangan pipa refrigrant, flexible ducting dan grille dengan melanjutkan mengerjakan pemasangan ducting di lantai lain sambil menunggu datangnya material sehingga pekerjaan tidak ada yang terhambat.

Selain itu seharusnya material harus sudah siap sebelum pengerjaan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan secara urut.

b. Pekerjaan mekanikal instalasi sprinkler dan hydrant semi basement, lantai dasar, 2, 3, 4, dan 5

Instalasi splinkler berfungsi sebagai jalur distribusi air saat terjadi kebakaran di dalam gedung. Apabila terjadi kebakaran heat detector langsung memberi sinyal sehingga air disemburkan ke tempat terjadinya kebakaran. Proses penyuplai air untuk splinkler dari ground water tank (GWT), kemudian di alirkan ke 3 pompa (jockey pump, electric pump, dan diesel pump). Setelah itu di distribusikan melalui pipa-pipa splinkler. Instalasi hidrant berfungsi sebagai jalur distribusi air apabila terjadi kebakaran dalam gedung. Pekerjaan ini mencakup instalasi pemadam kebakaran (fire hydrant dan fire extinguisher) di dalam bangunan. Berikut beberapa pekerjaan instalasi sprinkler dan hydrant:

1) Instalasi pipa sprinkler

Pipa sprinkler dibagi menjadi dua macam yaitu:

a) Wet riser system: pipa sprinkler berisikan air bertekanan dengan tekanan air selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.

b) Dry riser system: pipa sprinkler tidak berisikan air bertekanan, peralatan penyedia air akan mengalirkan air secara otomatis jika fire alarm memerintahkannya.

Berikut tahapan pemasangan pipa sprinkler indoor:

Gambar IV. 168 Grille (Denta, 2020)

91 a) Marking jalur pipa sesuai shop drawing dan dikoordinasikan dengan jalur

pekerjaan lain.

b) Potong pipa sesuai ukuran kebutuhan.

c) Pasang gantungan maupun support pipa.

d) Pasang pipa GSP dan Cement Lined sesuai ukuran pada shopdrawing.

e) Gunakan benang dan waterpass untuk mengukur kelurusan pipa.

f) Lakukan test tekan pipa dengan tekanan secara parsial.

2) Instalasi pipa hydrant

a) Pipa tegak (riser) dipasang dengan support dari besi/baja kanal serta U-klem sesuai dengan diameter pipa. Jarak antara support maksimal 3 m dan harus mempunyai jarak cukup terhadap lantai untuk memudahkan pemasangan.

b) Pipa mendatar dipasang dengan penggantung (hanger) sesuai diameter pipa.

Jarak antara penggantung satu dengan lain maksimum 2 m. Jarak antara pipa dengan dinding penggantung bisa disesuaikan dengan keadaan lapangan.

c) Semua pipa dengan garis tengah sampai 2" (5 cm) dapat dipasang menggunakan sambungan ulir (screw), ujung dalam pipa dan ulir tersebut harus di ream agar gram yang ada di pipa hilang.

d) Sebelum disambungkan, bagian dalam pipa harus dibersihkan terlebih dahulu.

Gambar IV. 170 Gantungan pipa (Denta, 2020) Gambar IV. 169 Support pipa

(Denta, 2020)

Gambar IV. 171 Pipa sprinkler (Denta, 2020)

92 e) Pipa yang disambung dengan ulir (screw) harus menggunakan seal tape agar tidak bocor. Pipa yang berdiameter 2 1/2" ke atas harus memakai sambungan flens dan di antara flens tersebut harus dipasang packing pencegah kebocoran.

f) Semua pipa yang akan dipasang masing-masing dipotong sesuai kebutuhan dan kegunaan masing-masing. Untuk itu diperlukan alat pemotong pipa yang digunakan khusus untuk memotong pipa hydrant dan sprinkler.

f) Semua pipa yang akan dipasang masing-masing dipotong sesuai kebutuhan dan kegunaan masing-masing. Untuk itu diperlukan alat pemotong pipa yang digunakan khusus untuk memotong pipa hydrant dan sprinkler.

Dokumen terkait