• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mendorong Kerjasama Multipihak dan Lintas Sektor

LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN INOVASI

J. Mendorong Kerjasama Multipihak dan Lintas Sektor

Program ini dalam pelaksanaannya membutuhkan keterlibatan lintas sektor karena selain membantu mengatasi masalah pendidikan juga sekaligus mendukung pemberdayaan masyarakat di desa-desa terpencil dan pulau-pulau serta mendukung peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat. Beberapa instansi teknis yang terkait diantaranya: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Badan Pemberdayaan Masyarakat Masyarakat Desa (BPMD), Badan Kepegawaian Daerah, Kantor Kementerian Agama dan SKPD lain yang mempunyai program kerja yang dapat mendukung pelaksanaan Program Guru Tidak Tetap di daerah terpencil dan kepulauan.

Bappeda bersama Dinas Pendidikan dan Kantor Kemenag membuat perencanaan pendidikan jangka menengah yang didalamnya termuat strategi pemenuhan kebutuhan guru di daerah terpencil dan kepulaan dalam jangka waktu tertentu, BPMD mengkoordinasikan program-program pemberdayaan masyarakat desa dengan melibatkan masyarakat untuk turut aktif mendukung program Guru Tidak Tetap yang ada di wilayah desa tersebut; Badan Kepegawaian Daerah bersama Dinas Pendidikan dan Kantor Kementerian Agama mengembangkan solusi yang memungkinkan Guru Tidak Tetap pada Program ini untuk dapat diusulkan dan diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil.

MENGAP

A, UNTUK AP

A, DAN UNTUK SIAP

A

PANDU

AN INI DIBU

AT?

KONSEP DASAR PENGEL

OL AAN PENDIDIKAN DAERAH TERPENCIL LANGKAH-L ANGKAH PEL AKSANAAN INOV ASI

PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS PROGRAM GURU TIDAK TETAP DI DAERAH TERPENCIL DAN KEPULAUAN 27

Kemauan politik yang baik dari Pemerintah Daerah perlu juga mendapat dukungan dari DPRD karena DPRD berperan penting dalam menentukan kebijakan anggaran di tingkat daerah dalam rangka penyelenggaraan pelayanan pendidikan. Oleh karena itu, DPRD harus diberdayakan dan memberdayakan diri agar mampu menjadi mitra yang baik bagi Pemerintah Daerah dalam pembangunan pendidikan di daerahnya. Advokasi keijakan anggaran melalui DPRD akan efektif apabila mereka selalu diinformasikan tentang permasalahan pendidikan yang ada serta dilibatkan dalam diskusi-diskusi

untuk mencari solusi efektif terhadap permasalahan-permasalahan tersebut.

Keterlibatan Dewan Pendidikan, Komite Sekolah, Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Desa/Kelurahan juga diperlukan untuk menunjang keberhasilan program ini di wilayah sasaran, khususnya dalam menyediakan dukungan bagi guru yang bertugas di wilayah mereka. Keterlibatan pihak swasta/dunia usaha/industri juga perlu didorong dan ditingkatkan dalam memberikan dukungan pendanaan maupun penyediaan sarana pendukung pembelajaran di wilayah sasaran.

Upaya untuk mendorong kerjasama multipihak dan lintas sektor ini dapat dilakukan dengan melakukan pertemuan lintas sektor secara berkala yang difasilitasi oleh BAPPEDA bersama Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

K. Mendorong Peran Swasta dalam Pembiayaan Program

Sumber pembiayaan utama Program Guru Tidak Tetap untuk daerah terpencil dan kepulauan dibebankan pada APBD Kabupaten/Kota. Pembiayaan yang harus dianggarkan mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi antara lain ditujukan bagi:

• proses pendataan kebutuhan guru dan sebaran guru;

• honor Tim Pengelola Program tingkat Kabupaten dan biaya pertemuan-pertemuan Tim selama masa persiapan dan proses seleksi;

• pertemuan-pertemuan sosialisasi dan biaya sosialisasi Program di media cetak dan elektronik;

• pelaksanaan proses seleksi mulai dari tahap seleksi administrasi, seleksi kemampuan akademik, dan tes kepribadian;

Pada tahun 2013, DPRD Kabupaten Kepulauan Sangihe menyetujui anggaran sebesar Rp. 270 juta untuk mendukung Program Sangihe Mengajar, termasuk didalamnya menambahkan 10 orang guru baru dari jumlah sebelumnya 16 orang.

PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS

PROGRAM GURU TIDAK TETAP DI DAERAH TERPENCIL DAN KEPULAUAN 28

• pelaksanaan pembekalan atau pelatihan yang berlangsung antara 7 (tujuh) sampai 10 (sepuluh) hari sesuai kebutuhan dan materi yang dipersiapkan;

• honor bulanan dan tunjangan khusus bagi Guru Tidak Tetap; • pelaksanaan pembinaan dan pengawasan oleh Pengawas Sekolah; • pelaksanaan pertemuan rutin setiap 4 bulan dan pelatihan

peningkatan kompetensi bagi guru;

• pertemuan-pertemuan koordinasi multipihak tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa; dan

• pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan.

Apabila Kabupaten/Kota yang bersangkutan mempunyai keterbatasan anggaran, maka perlu dikembangkan sumber-sumber pendanaan di luar APBD untuk menjamin pelaksanaan dan keberlangsungan Program ini. Salah satunya dengan cara menjalin kerjasama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) yang ada di daerah.

Pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang didalamnya mewajibkan Perseroan untuk melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang kemudian diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah nomor 47 tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Konsep tanggung jawab sosial dan lingkungan ini sangat populer dengan sebutan CSR (Corporate

Social Responsibility).

Di Indonesia saat ini sudah cukup banyak perusahaan baik BUMN maupun BUMS yang aktif melaksanakan kewajiban CSR-nya. Hal ini merupakan peluang yang sangat baik bagi Pemerintah Daerah untuk menghimpun dana dari pihak swasta untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan di daerah, khususnya untuk pelayanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan, seperti Program Guru Tidak Tetap untuk daerah terpencil dan kepulauan. Dana yang dihimpun dari perusahaan-perusahaan tersebut selain dapat dialokasikan untuk membiayai honor dan tunjangan guru juga dapat digunakan untuk membangun dan melengkapi prasarana dan sarana pendidikan di daerah terpencil dan kepulauan. Ketentuan teknis tentang kerjasama dengan pihak swasta dalam penyelenggaraan pendidikan di daerah terpencil dan kepulauan dapat diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati/Walikota sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerah.

MENGAP

A, UNTUK AP

A, DAN UNTUK SIAP

A

PANDU

AN INI DIBU

AT?

KONSEP DASAR PENGEL

OL AAN PENDIDIKAN DAERAH TERPENCIL LANGKAH-L ANGKAH PEL AKSANAAN INOV ASI

PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS PROGRAM GURU TIDAK TETAP DI DAERAH TERPENCIL DAN KEPULAUAN 29

PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS

PROGRAM GURU TIDAK TETAP DI DAERAH TERPENCIL DAN KEPULAUAN 30

MENGAP

A, UNTUK AP

A, DAN UNTUK SIAP

A

PANDU

AN INI DIBU

AT?

KONSEP DASAR PENGEL

OL AAN PENDIDIKAN DAERAH TERPENCIL LANGKAH-L ANGKAH PEL AKSANAAN INOV ASI

PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS PROGRAM GURU TIDAK TETAP DI DAERAH TERPENCIL DAN KEPULAUAN 31

Designed by

Dokumen terkait