• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN INOVASI

H. Pembinaan dan Pengawasan

Pembinaan dan pengawasan kepada para guru tidak tetap dilakukan oleh pengawas sekolah pada wilayah sasaran. Tujuan pembinaan guru adalah untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan profesional guru dalam meningkatkan proses dan hasil belajar. Jika kemampuan guru dalam proses belajar mengajar meningkat, maka hasil yang didapatkan peserta didik akan meningkat pula.

PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS

PROGRAM GURU TIDAK TETAP DI DAERAH TERPENCIL DAN KEPULAUAN 24

Pembinaan guru diarahkan pada pengembangan kompetensi guru profesional yang terdiri dari:

a. Kompetensi Pedagogik, yaitu kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pengembangan kurikulum, perancangan pembelajaran, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya; b. Kompetensi Kepribadian, yaitu kemampuan kepribadian yang

mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian peserta didik guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas;

c. Kompetensi Profesional, adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan guru membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan; dan

d. Kompetensi Sosial, yaitu kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi secara aktif dan efektif dengan masyarakat sekitar, bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik. Komponen Penilaian Kinerja Guru (PKG) yang secara rutin dievaluasi terdiri dari kemampuan guru membuat rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, melakukan penilaian pembelajaran, melakukan analisis pembelajaran, dan melakukan tindak lanjut pembelajaran.

Guru Tidak Tetap pada Program ini diwajibkan untuk membuat Laporan Bulanan yang terdiri dari kegiatan mengajar harian dan kegiatan sosial kemasyarakatan, serta Laporan Semenster yang terdiri dari laporan hasil belajar dan evaluasi akademis siswa didik. Laporan-laporan tersebut diserahkan kepada Dinas Pendidikan (dan/atau Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota melalui Pengawas Sekolah atau UPTD Kecamatan.

Pertemuan berkala dilakukan antara semua guru tidak tetap bersama Dinas Pendidikan, Kantor Kementerian Agama, UPTD Kecamatan dan Pengawas Sekolah dalam rangka memberikan pelatihan tambahan bagi guru dan sebagai sarana berbagi pengalaman dan pembelajaran antara sesama guru dari wilayah yang berbeda.

I. Mendorong Partisipasi Masyarakat Desa dalam Pendidikan

Pemerintah pusat telah memberikan ruang kepada pemerintah daerah akan pendidikan di daerah yaitu dengan menerapkan desentralisasi pendidikan. Pemerintah daerah diberi kewenangan dalam mengembangkan pendidikan

MENGAP

A, UNTUK AP

A, DAN UNTUK SIAP

A

PANDU

AN INI DIBU

AT?

KONSEP DASAR PENGEL

OL AAN PENDIDIKAN DAERAH TERPENCIL LANGKAH-L ANGKAH PEL AKSANAAN INOV ASI

PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS PROGRAM GURU TIDAK TETAP DI DAERAH TERPENCIL DAN KEPULAUAN 25

dengan ketentuan bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif, menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. Bersamaan dengan itu pula masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi pendidikan, sesuai amanat Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional.

Desentralisasi pendidikan memerlukan partisipasi masyarakat karena penyelenggaraan dan pengembangan sistem pendidikan nasional merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan Pemerintah. Pemerintah berkewajiban membuat gedung sekolah, menyediakan guru, melakukan standardisasi kurikulum, menjamin kualitas prasarana pendukung pendidikan seperti buku paket, alat peraga, dan lain sebaiknya. Akan tetapi karena kemampuan pemerintah terbatas, maka peran serta aktif masyarakat sangat dibutuhkan. Untuk memastikan dan menjamin peran masyarakat dalam pendidikan, telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah nomor 39 tahun 1992 tentang Peran Serta Masyarakat Dalam Pendidikan Nasional.

Di wilayah-wilayah terpencil yang aksesnya terbatas, biasanya ekonomi warga dan kapasitas pendidikan masih rendah. Rendahnya angka partisipasi sekolah bukan hanya disebabkan oleh akses layanan pendidikan yang terbatas namun terutama oleh kesadaran masyarakat terhadap pendidikan yang masih rendah. Bagi mereka, kegiatan ekonomi untuk meningkatkan penghasilan keluarga lebih penting dari belajar. Karenanya perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pendidikan dan mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.

Saat ini semua sekolah telah mempunyai Komite Sekolah yang merupakan perwakilan masyarakat dalam mendukung pendidikan di sekolah. Komite Sekolah ini merupakan amanat dari Undang-Undang nomor 23 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Undang-Undang tersebut jelas Komite Sekolah/Madrasah, sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu perlayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.

Salah satu upaya untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di daerah terpencil adalah dengan melakukan pemberdayaan terhadap Komite Sekolah dan Pemerintah Desa. Berbagai cara dapat dilakukan untuk melakukan hal tersebut, antara lain:

a) Memfasilitasi pemerintah desa dalam melakukan pemetaan permasalahan dan potensi yang mereka miliki. Pendekatan ini tidak hanya berfokus pada permasalahan tetapi mengapresiasi setiap potensi yang ada di masyarakat yang dapat digunakan untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan. Potensi tersebut dapat berupa modal sosial, dana, budaya, kearifan lokal, dan sumber daya alam. Dengan pendekatan tersebut, seringkali masyarakat mampu menemukan cara-cara baru yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka.

PANDUAN PENERAPAN PRAKTIK CERDAS

PROGRAM GURU TIDAK TETAP DI DAERAH TERPENCIL DAN KEPULAUAN 26

b) Membentuk kelompok orang tua murid untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya orang tua terhadap pentingnya pendidikan. Kelompok tersebut kemudian didorong untuk bekerjasama dengan pihak sekolah dan pemerintah desa setempat, diantaranya dengan cara terlibat aktif dalam Komite Sekolah.

c) Memfasilitasi kerjasama antara Komite Sekolah dan Pemerintah Desa. Kepala Desa dapat membantu menggerakkan warga masyarakat untuk mendukung kelancaran proses belajar mengajar di sekolah dan membantu perbaikan sarana dan prasarana sekolah secara bergotong-royong.

d) Mendorong disusunnya Peraturan Desa tentang Pendidikan. Peraturan desa ini dikeluarkan untuk menjamin anak-anak bersekolah dan mendorong peran unsur-unsur masyarakat yang ada di desa untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan.

Perbaikan pendidikan di wilayah terpencil dapat dicapai dengan memberdayakan pihak-pihak yang ada di lingkungan pendidikan tersebut. Masyarakat di daerah terpencil pada dasarnya menginginkan anak-anak mereka mendapatkan pendidikan yang baik, dan bersedia menyediakan dukungan jika diberi pemahaman dan dilibatkan. Penguatan masyarakat dan organisasinya yang diwakili orang tua murid, pemerintah desa dan tokoh masyarakat memberikan dukungan yang efektif bagi peningkatan pendidikan di daerah-daerah yang sulit dijangkau tersebut.

Dokumen terkait