• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelatihan

• Pedoman 7 – Pendampingan pengenalan masa uji coba;

• Pedoman 8 – Jadwal yang disarankan untuk merencanakan masa uji coba.;

• Pedoman 9 – Kesalahan dan kendala yang mungkin muncul selama periode percontohan dan tindakan perbaikan yang sesuai;

• Pedoman 10 – Mendukung produksi awal; • Pedoman 11 – Mendukung awal masuk ke pasar;

• Pedoman 12 – Mendorong pelaku usaha untuk membuat kelompok yang berorientasi bisnis;

• Pedoman 13 – Membuat sebuah Sistem Informasi Pasar (SIP) yang partisipatif;

• Pedoman 14 – Peraturan bisnis dan tingkah laku yang sesuai; • Pedoman 15 – Membuat kontrak;

• Pedoman 16 – Mengembangkan kemampuan negosiasi pelaku usaha.

Memfasilitasi sesi: Masa uji coba

Selama tahap awal perngembangan usaha, pelaku usaha tidak akan tahu apakah target yang mereka tetapkan realistis dan akan memberikan hasil yang diharapkan. Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda untuk bekerja sama dengan mereka dan, apabila memungkinkan, sering membuat diskusi pendek.

Selama periode ini, peran Anda adalah untuk:

• Meninjau dan memperbaiki proses produksi seperlunya dengan tujuan untuk memproduksi produk angkatan pertama untuk uji coba pasar;

• Pastikan bahwa produksi angkatan pertama dijual di pasar dengan tujuan memeriksa mutu produk dan mendapatkan umpan balik dari pelanggan;

• Integrasikan umpan balik dari uji coba pasar ke perkembangan usaha (sesuaikan mutu produk, dapatkan kontrak, tinjau kembali strategi harga, desain metode pengiklanan, dll.);

• Identifikasi studi dan pelatihan tambahan yang dibutuhkan sebelum berpindah ke skala produksi yang ebih besar.

Melaksanakan Sesi Pelatihan “Pelaku Usaha

Memulai Aktivitas Usaha”

Aturlah sebuah lokakarya dengan pelaku usaha untuk menetapkan prosedur-prosedur selama masa uji coba ini dan juga pendampingan pengenalan masa uji coba.

Selama masa uji coba

1. Tentukan bantuan yang dibutuhkan

Bantuan Anda mungkin diperlukan di lima bidang pengembangan usaha. Apabila kemampuan Anda tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan pelaku usaha, peran Anda adalah menjadi penghubung pelaku usaha dengan penyedia jasa pengembangan bisnis komersial (BDS) seperti pelaku usaha yang berpengalaman, pemasok peralatan, LSM atau lembaga pendampingan, dll.

2. Produksi

Lihat Pedoman 10 – Mendukung produksi awal. 3. Membawa produk ke pasar

Peran Anda adalah untuk menghubungkan pelaku usaha dengan mitra dan konsumen komersial. Lihat Pedoman 11 – Mendukung awal masuk ke pasar.

4. Contoh dukungan bisnis untuk membantu pelaku usaha selama tahap awal usaha mereka Ada banyak kegiatan pendukung bisnis yang dapat membantu pelaku usaha selama tahap uji coba. Salah satu yang dimuat di pedoman ini terutama relevan untuk pelaku usaha kecil hutan dan pohon dan termasuk:

• Mendorong pelaku usaha untuk membuat kelompok yang berorientasi bisnis (lihat Pedoman 12);

• Mendorong kelompok pelaku usaha untuk:

» Mengembangkan SIP partisipatif sederhana (Pedoman 13); » Menetapkan dan menghargai peraturan bisnis (Pedoman 14);

» Menegosiasikan kontrak dengan pemasok dan atau penjual (Pedoman 15); » Memperkuat posisi mereka di pasar (Pedoman 16).

Kiat-Kiat Fasilitasi • Kunjungi pelaku usaha secara teratur untuk mengevaluasi kemajuan mereka dan menghindarkan mereka membuat kesalahan yang tidak bisa diperbaiki.

• Pelaku usaha mungkin merasa sulit untuk mengambil keputusan sendiri dan akan membutuhkan bantuan Anda untuk tahapan selanjutnya.

Langkah 4

Pelaku Usaha Belajar Memonitor Aktivitas Usaha dan

Mengevaluasi Hasil Usaha

FASE 4: TAHAP AWAL PENGEMBANGAN USAHA

LANGKAH 1 Pelaku usaha memperoleh sumber pembiayaan seperti yang direncanakan dalam Rencana Pengembangan Usaha (RPU) LANGKAH 2 Pelaku usaha memperoleh pelatihan yang dibutuhkan untuk memulai usaha LANGKAH 3 Pelaku usaha memulai aktivitas usaha LANGKAH 4 Pelaku usaha belajar memonitor aktivitas usaha dan mengevaluasi hasil usaha

Pelaku usaha belajar untuk memantau kegiatan mereka dan mengevaluasi hasilnya.

Untuk menciptakan kemandirian usaha di masa mendatang, pelaku usaha perlu untuk bisa memantau usaha mereka dan bereaksi terhadap perubahan yang pasti akan memengaruhi lingkungan pasar. Dalam langkah ini, peran Anda adalah untuk membantu pelaku usaha membuat sistem monitor sederhana untuk usaha mereka.

Waktu

• Fasilitator akan secara rutin mengunjungi pelaku usaha selama periode percontohan. Ini mungkin akan berlangsung selama 3 – 9 bulan, tergantung dengan kalender produksi dan penjualan usaha.

Tujuan Pembelajaran

Pada akhir sesi, pelaku usaha akan:

• Memilih alat dan metode untuk memantau dan menilai kegiatan-kegiatan mereka.

Materi pembelajaran

• Peta proses APP;

• RPU dan rencana kerja untuk periode percontohan; • Buku operasi dan perhitungan keuangan usaha.

Pedoman Pelatihan

• Pedoman 13 – Membuat Sistem Informasi Pasar (SIP) partisipatif; • Pedoman 17 – Memfasilitasi penilaian kinerja usaha;

• Pedoman 18 – Analisis SWOT;

• Pedoman 19 – Menganalisis perubahan dan mempersiapkan hal berikutnya;

• Pedoman 20 – Formulir tindak lanjut untuk tahap awal; • Pedoman 21 – Formulir tindak lanjut yang digunakan;

• Pedoman 22 – Tindak lanjuti usaha yang digunakan selama fase dan operasi awal.

Memfasilitasi sesi:

1. Aturlah sebuah diskusi dengan pelaku usaha atau perwakilan dari kelompok pelaku usaha untuk menetapkan sistem monitor:

Jelaskan bahwa memonitor usaha mencakup penilaian awal kinerja sebuah usaha untuk membuat tujuan yang realistis dan menghadapi masalah potensial di tahun mendatang. 2. Penilaian kinerja

Pelaku usaha perlu melihat kembali operasi di tahun sebelumnya. Dari sini, mereka akan belajar apa saja yang berjalan sesuai rencana dan apa yang tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Sebagai seorang fasilitator, peran Anda adalah untuk membuat mereka mengerti: • Apa yang perlu dinilai;

• Pertanyaan apa yang perlu ditanyakan;

• Dimana dan bagaimana hasil informasi harus dicatat.

Penilaian ini harus dilakukan setidaknya setahun sekali, tetapi akan lebih baik dilakukan per semester karena akan membantu pelaku usaha untuk mengambil keputusan dengan informasi yang lebih baik.

Mengaculah pada Pedoman 17 – Memfasilitasi penilaian kinerja usaha, untuk memfasilitasi sesi ini.

Melaksanakan Sesi Pelatihan “Pelaku Usaha Belajar

Memonitor Aktivitas Usaha dan Mengevaluasi

Setelah analisis singkat tentang kinerja usaha mereka, pelaku usaha mungkin menyadari bahwa mereka tidak mampu untuk memenuhi beberapa target mereka atau bahwa mereka menghadapi kendala-kendala akibat perubahan di lingkungan pasar. Hasilnya, mereka mungkin menyimpulkan bahwa mereka tidak dapat menentukan rencana yang realistis jika mereka tidak menilai

lingkungan pasar mereka secara teratur.

3. Penilaian lingkungan bisnis perlu mengenali masalah dan menghadapi perubahan

Pelaku usaha harus memantau lingkungan pasar mereka karena mereka perlu menyadari adanya perubahan dan bagaimana perubahan itu mungkin mempengaruhi usaha mereka. Hal ini akan dibahas dalam sesi kedua lokakarya.

Bersama-sama dengan pelaku usaha, Anda akan:

• Meninjau kembali informasi dasar di lingkungan bisnis yang digunakan di Fase 3 untuk mempersiapkan RPU.

• Mengembangkan sistem untuk mengumpulkan informasi secara teratur di lingkungan bisnis. • Meninjau bagaimana cara menganalisis informasi tersebut setidaknya secara tahunan untuk

mendeteksi perubahan yang dapat mempengaruhi usaha.

• Membuat target yang realistis untuk rencana usaha di siklus selanjutnya.

Lingkungan bisnis sebuah usaha tidak hanya tentang pasar. Ini juga mencakup seluruh bidang pengembangan usaha. Untuk sukses, usaha perlu beradaptasi dengan perundang-undangan baru dan perubahan sosial, ekologis atau teknis.

Untuk meningkatkan kesadaran para pelaku usaha, Anda akan:

• Mengatur sebuah studi lapangan dari lingkungan bisnis saat ini (seperti di Fase 2, tapi kurang mendalam). Jenis informasi yang dikumpulkan akan sama dengan yang dikumpulkan saat mempersiapkan rencana penjualan untuk RPU (lihat Fase 3, Langkah 1 dan 2);

• Memfasilitasi diskusi hasil studi. Lakukan sebuah analisis SWOT (lihat Pedoman 18);

• Mendiskusikan kemungkinan cara untuk mengumpulkan informasi. Jelaskan bahwa membuat sebuah Sistem Informasi Pasar (SIP) partisipatif adalah salah satu metode yang paling berguna. Merujuk kepada Pedoman 13 – Membuat sebuah Sistem Informasi Pasar (SIP) partisipatif; • Mendiskusikan bagaimana cara menganalisis informasi baru secara rutin menggunakan

Pedoman 19 – Menganalisis perubahan dan mempersiapkan rencana berikutnya dengan sesuai.

4. Menindak lanjuti usaha

Anda mungkin perlu menggunakan alat yang berbeda untuk merangkum informasi yang berkaitan dengan kemajuan usaha secara berkala. Contoh alat-alat yang dikembangkan oleh beberapa proyek dimuat dalam Pedoman 20 sampai 22.

Pedoman untuk

melakukan fasilitasi

1 Peralatan harus disesuaikan dengan konteks lokal, bahasa dan kebutuhan-kebutuhan khusus pada proyek

“Dengan merangkak, seorang anak belajar berdiri”

Pedoman 1: Prinsip Dasar untuk Membentuk

Kelompok Simpan Pinjam, Peraturan dan

Ketentuannya

Prinsip utama dibalik sebuah KSP

• Sebuah KSP adalah sekelompok individu yang dipilih sendiri yang memutuskan untuk

mengumpulkan tabungan mereka dan menyimpannya di tempat yang aman untuk waktu tertentu yang telah disepakati dengan tujuan untuk membuat pinjaman kepada anggotanya.

• Kelompok membuat peraturan mereka sendiri dengan cara yang demokratis dan kooperatif. • Kelompok bertemu secara rutin untuk kegiatan mengumpulkan simpanan dan mengelola

pinjaman.

• Kelompok mempunyai kapasitas untuk menyimpan dan kebutuhan untuk mengakses pinjaman. • Pada akhir siklus, dana didistribusikan kembali atau membuat siklus baru.

• Nilai dana simpanan meningkat seiring waktu berkat biaya jasa yang dibayar pada pinjaman. • Setiap anggota mempunyai hak suara yang sama terlepas jumlah kontribusi mereka.

• Anggota kelompok dapat menggunakan dana untuk keadaan darurat dan/ atau untuk mendanai kegiatan komunitas melalui Dana Darurat/ Sosial.

• Sampai modal didistribusikan kembali, dana dimiliki oleh kelompok secara komunal.

• Setiap siklus didukung penuh dengan komite manajemennya sendiri yang dipilih oleh semua anggota kelompok.

KSP dibentuk untuk meningkatkan modal kerja usaha

Kelompok Simpan Pinjam biasanya dibentuk untuk mengelola uang secara kolektif dengan tujuan optimalisasi modal yang tersedia. Kelompok akan mengajarkan anggotanya praktek menyimpan dan mengelola dan, dalam jangka panjang akan meningkatkan akses mereka terhadap pinjaman. Ketika KSP dibentuk untuk mendukung pembuatan usaha, tujuan mereka adalah untuk mengumpulkan modal kerja.

Ini berarti bahwa:

• Anggota kelompok yang telah menabung untuk tujuan lain sekarang akan menabung untuk kegiatan pengembangan usaha, dan mungkin tidak bersedia mengambil risiko yang berkaitan dengan memberikan pinjaman;

• Anggota kelompok mungkin ingin menetapkan aturan tentang batas jasa simpanan dan pinjaman untuk individu, karena tujuan utama adalah untuk melayani usaha kelompok;

• Anggota kelompok mungkin ingin memasukkan tanggung jawab dan kewajiban simpanan dan pinjaman kepada anggota sebagai bagian dari aturan usaha kelompok.

KSP juga dapat digunakan untuk manajemen risiko

Manajemen risiko mungkin adalah alasan yang paling menggiurkan untuk membentuk kelompok simpan pinjam dan, jika demikian, tujuan ini harus dijelaskan di Konstitusi (lihat petunjuk dalam kegiatan simpan pinjam untuk penjelasan lebih lanjut).

Peraturan simpanan dan pinjaman

Kelompok memerlukan modal kerja

Faktor-faktor berikut harus dipertimbangkan ketika membentuk sebuah KSP:

• Biaya produksi per unit, dengan mempertimbangkan masalah-masalah seperti waktu sebelum hasil finansial diperoleh, volume arus kas, kecenderungan usaha, asal sumber daya untuk membuat produk dan jangka waktu pengolahan;

• Jenis kegiatan yang dilakukan dan hasil produk yang dibuat.

• Kebutuhan finansial dari usaha kecil berbasis hutan yang berpusat pada produk hasil tanaman dan kayu biasanya investasi modal tetap di tahun-tahun awal dan investasi modal kerja jangka panjang;

• Kebutuhan finansial dari usaha kecil berbasis hutan berpusat pada produk non-kayu biasanya investasi modal tetap rendah (sebagian besar untuk pengolahan) dan investasi modal kerja jangka pendek.

Kegiatan-kegiatan yang memenuhi syarat untuk pinjaman

Karena diversifikasi sumber pendapatan adalah sebuah nilai tambah. Tindakan membatasi kegiatan yang layak untuk mendapatkan pinjaman dapat menjadi suatu kesalahan. Selain itu, kegiatan rumah tangga dan produktif adalah kegiatan yang sangat saling tergantung dalam kebanyakan usaha skala kecil, jadi membatasi kegiatan yang layak untuk mendapatkan pinjaman bisa menjadi tidak realistis. Berdasarkan hal ini, pelaku usaha harus membuat peraturan mereka sendiri untuk mengakses pinjaman.

Biaya jasa

Pelaku usaha harus mempertimbangkan dua kriteria utama untuk menetapkan biaya jasa mereka: suku bunga pasar dan pendapatan dari kegiatan yang sudah diperhitungkan.

Jumlah simpanan wajib

Simpanan wajib harus diputuskan berdasarkan jumlah realistis yang dapat ditabung setiap anggota kelompok.

Kelompok memerlukan alat manajemen risiko

Tabel dibawah ini merangkum berbagai faktor yang harus dipertimbangkan ketika membentuk sebuah KSP dengan tujuan mengelola risiko usaha.

JANGKA WAKTU

KSP bukan bank KSP dapat dianggap sebagai sebuah langkah dalam proses evolusi keuangan bagi kelompok pelaku usaha. Pada waktunya, SLG seharusnya memungkinkan kelompok untuk mencapai lembaga keuangan formal. KSP TIDAK seharusnya menjadi lembaga perbankan permanen.

KSP tidak seharusnya dibentuk ketika sudah ada lembaga keuangan formal yang bersedia melayani segmen populasi yang sama.

JANGKA WAKTU

Pengalaman umum terkait siklus

Umumnya, kebanyakan pelaku usaha kecil tidak dapat menabung dalam jumlah yang besar. Disarankan untuk mengatur siklus pertama antara 9 – 12 bulan dengan tujuan untuk menghasilkan kegiatan simpan pinjam yang cukup untuk meningkatkan modal kelompok. Pada saat yang sama, perlu dihindari perebutan kewenangan dalam kelompok dan masalah tata kelola yang dapat terjadi selama siklus yang lebih panjang.

Diharapkan agar dapat mengatur periode siklus sedemikian rupa yang akan selesai selama periode ntahun berjalan dimana anggota kelompok biasanya membutuhkan uang, seperti saat susana hari raya, dll.

Masa siklus juga harus ditentukan berdasarkan kegiatan produktif usaha kelompok.

TATA KELOLA

Kepentingan Karena mengelola modal merupakan isu yang mendasar ketika mendirikan sebuah usaha, ada implikasi serius terhadap tata kelola ketika membentuk kelompok simpan pinjam dan kelompok pelaku usaha.

Tugas dan tanggung jawab

Usaha kelompok dan kelompok simpan pinjam akan terjadi pada waktu yang sama, jadi tugas dan tanggung jawab harus didistribusikan dengan baik untuk menghindari tumpang tinding pembagian peran dan tanggung jawab. Anggota komite manajemen kelompok simpan pinjam seharusnya tidak mengemban tugas lain dalam kelompok pelaku usaha. Hindari duplikasi pekerjaan, sebagai contoh seorang bendahara usaha kelompok juga menjadi bendahara usaha kelompok simpan pinjam.

Metode demokrasi dan partisipatif

KSP dan usaha kelompok harus diatur dengan cara yang demokratis dan partisipatif, sehingga setiap anggota sadar akan peraturan dan berpartisipasi dalam keputusan menyangkut kegiatan umum. Waktu dan beban

kerja

Sangat penting untuk mendistribusikan beban kerja KSP dan usaha kelompok diantara semua anggota kelompok secara adil untuk menghindari konflik dan kelalaian.

KEANGGOTAAN

Anggota: dari luar usaha?

Dalam banyak kasus, usaha kelompok dan kelompok simpan pinjam akan berjalan bersamaan dalam hal keanggotaan, sehingga aturan keanggotaan tidak akan terlalu rumit.

Namun, pemberian akses ke KSP kepada individu yang bukan anggota usaha kelompok yang sama, dapat menjadi bagian dari strategi manajemen risiko. Misalnya, memiliki anggota kelompok yang berdedikasi untuk beragam kegiatan produktif dapat saling melengkapi.

Pada saat yang sama, menghindari kelompok yang terlalu heterogen, terutama dalam hal latar belakang ekonomi dan sosial adalah hal yang bijaksana karena perbedaan-perbedaan tersebut dapat mengancam ikatan kepercayaan yang perlu dibentuk agar kelompok bisa bekerja dengan baik. Jika ada anggota baru yang masuk ke dalam kelompok, dinamika dan integrasi kelompok perlu diperhatikan.

Kesetaraan gender Pada akhir siklus pertama, aturan keanggotaan dapat dimodifikasi. Dianjurkan untuk menghindari adanya anggota keluarga dalam kelompok yang sama, meskipun kebanyakan usaha kecil biasanya berbasis rumah tangga.

Karena adanya ketidakseimbangan gender dalam akses untuk jasa keuangan, sudah lazim jika kelompok simpan pinjam dibagi berdasarkan gender, yaitu kelompok dengan anggota semua perempuan atau semua laki-laki. Dalam hal ini, karena usaha kelompok dapat dicampur dalam hal partisipasi gender, kelompok simpan pinjam harus berhati-hati dalam menghormati kesetaraan gender. 

Pedoman 2: Pengelolaan Dana Bergulir

Ciri-ciri dana bergulir

• Sebuah lembaga memutuskan untuk mengalokasikan dana sebagai hibah kepada sekelompok pelaku usaha.

• Kelompok pelaku usaha memutuskan untuk menggunakan dana tersebut untuk memberikan pinjaman kepada anggotanya.

• Lembaga menentukan kriteria untuk memilih kelompok pelaku usaha untuk dibiayai.

• Lembaga dapat memutuskan untuk menyediakan fasilitator dalam rangka menjaga hubungan dengan kelompok atau menunjuk satu anggota kelompok untuk mewakili kelompok tersebut.

Tujuan penyediaan dana bergulir

• Untuk memastikan akses modal bagi usaha kecil yang dikelola oleh orang-orang yang tidak mempunyai akses ke lembaga keuangan formal untuk mendukung kegiatan produktif; • Untuk memastikan bahwa dana digunakan dengan bijak;

• Untuk menciptakan modal awal bagi usaha kecil.

Bagaimana cara kerja dana bergulir?

• Saat kelompok pelaku usaha membayar kembali pinjaman, dana bergulir bertumbuh dan dapat digunakan untuk pinjaman tambahan atau sebagai modal investasi untuk usaha kecil.

• Kelompok harus bisa mengelola dana ini secara bijak dengan mengikuti seluruh aturan secara ketat.

Bagaimana model KSP dapat disesuaikan dengan dana bergulir?

Dana bergulir dapat dikelola sebagai deposit yang ada di kas usaha kelompok. Kelompok tersebut harus mencari cara untuk memberikan pinjaman dan bagaimana mendapatkan dana tambahan dari masing-masing anggota.

Dalam rangka mengelola dana bergulir secara benar, kelompok harus menganggap uang yang ada sebagai uang mereka sendiri, bukan sebagai “hadiah” dari orang lain. Rasa kepemilikan sangat penting untuk memastikan tingkat pembayaran kembali yang baik.

Setelah siklus pertama, ketika semua orang di dalam kelompok telah mengakses dan melunasi pinjaman, kelompok harus memutuskan apa yang harus dilakukan dengan dana tersebut.

Dana pinjaman bergulir; modal yang seluruhnya disuplai dari sumber eksternal telah terbukti menjadi mekanisme keuangan yang berisiko yang dapat mencegah keberhasilan usaha kelompok karena proses manajemen internal yang kurang baik.

Mengingat tingkat kegagalan dana bergulir yang tinggi, maka menambah komponen tabungan ke dalam dana yang ada mungkin akan dapat membantu, dengan tujuan untuk menghindari tingkah laku buruk dalam hal pengelolaan keuangan (tingkat pembayaran kembali yang rendah, kurangnya pengelolaan dana secara profesional, dll.).

Fasilitator akan menyadari bahwa penambahan tabungan kelompok ke dalam dana bergulir dapat membantu meningkatkan sebagian tingkat keberhasilan mereka. Faktanya, mengajak pelaku usaha berbagi “risiko” dana pinjaman dengan tabungan mereka sendiri dapat meningkatkan komitmen mereka terhadap dana tersebut. Meskipun demikian, ada benarnya bahwa meminta pelaku usaha menanggung utang pada awal aktivitas kewirausahaan mereka merupakan operasi yang berisiko, terutama jika mereka tidak terbiasa dengan pinjaman dan tidak dapat menabung dengan jumlah yang signifikan.

Pedoman 3: Pengelolaan Rekening Tabungan

di Bank

Manfaat rekening tabungan

• Keamanan dana;

• Membangun hubungan yang stabil yang dapat membawa kepada akses yang lebih baik ke jasa-jasa perbankan lainnya di kemudian hari;

• Meningkatnya kelayakan kredit kelompok (membangun sejarah kredit);

• Berpotensi untuk mengakses lebih banyak layanan bank (pinjaman, jasa pembayaran, dll.); • Berpotensi untuk menggunakan peraturan simpan pinjam sebagai peraturan internal kelompok; • Prosedur relatif lebih sederhana;

• Setiap anggota terlibat dalam mengelola hubungan (rotasi), jadi lebih sedikit pekerjaan untuk setiap anggota kelompok.

Bagaimana deposit bank berhubungan dengan KSP?

• Untuk mengelola rekening tabungan dengan baik, sebuah kelompok harus melalui proses pelatihan.

• Lihat syarat-syarat spesifik dari lembaga keuangan formal.

• Membuka sebuah rekening di lembaga keuangan formal memerlukan biaya, jadi pastikan bahwa semua anggota kelompok sadar akan biaya tersebut.

Pilihan ini mungkin menarik untuk KSP yang sudah lama dibentuk yang ingin menyimpan dana mereka di lembaga keuangan formal daripada menyimpannya di kotak kas mereka sendiri. Dalam hal ini, tidak perlu melakukan pelatihan apapun karena kelompok sudah mampu mengelola dana mereka secara mandiri.

Menurut pengalaman dari beberapa kelompok simpan pinjam yang paling sukses (contohnya kelompok-kelompok swadaya di India), ada kasus di mana kebutuhan kelompok tidak dapat dipenuhi oleh aktivitas pinjaman internal dan tabungan kelompok saja. Misalnya, anggota kelompok mungkin membutuhkan pinjaman yang lebih besar dan percaya bahwa lembaga-lembaga keuangan formal seperti serikat, bank, lembaga keuangan mikro, dll. dapat memberikan bantuan yang lebih besar. Harus disadari bahwa kelompok simpan pinjam adalah kegiatan kerja yang intensif, dan bahwa produk dan jasa yang lebih canggih hanya dapat disediakan oleh lembaga keuangan formal (layanan pembayaran, transfer, pengiriman uang, penyewaan dll).

Bagaimana model KSP disesuaikan dengan deposito bank?

• Rekening anggota akan dikelola oleh komite manajemen yang dipilih oleh kelompok;

• Prosedur pengumpulan tabungan akan sama dengan KSP seperti yang dijelaskan di Peralatan 1, kecuali bila dana didepositokan di rekening tabungans.

Pedoman 4: Identifikasi Kebutuhan Pelatihan

Tujuan dari latihan ini adalah untuk membangun sebuah daftar komprehensif kebutuhan pelatihan dan sarana-sarana yang dibutuhkan untuk mendukung pelaku usaha.

Menentukan konteks:

• Analisis RPU menekankan bahwa pelaku usaha memerlukan pelatihan di berbagai bidang;

• Kesenjangan pengetahuan dan keterampilan mereka telah didiskusikan dengan pelaku usaha dan sesi pelatihan perlu diatur sesuai keperluan;

• Proyek mencari cara terbaik untuk menyediakan narasumber dalam penjualan dengan tarif terjangkau.

Berbagai pilihan untuk mengenali penyedia pelatihan:

• Minta pelaku usaha sukses (dari dalam atau luar kelompok) untuk menjelaskan strategi penjualan mereka kepada pelaku usaha baru.

• Undang perwakilan dari pusat pengembangan bisnis lokal untuk menjelaskan jasa yang mereka sediakan.

• Undang (calon) konsumen ke produk pelaku usaha Anda untuk menjelaskan syarat-syarat yang mereka terapkan terkait mutu produk, kuantitas, jadwal pengiriman, pengemasan, harga, dll. • Undang pembicara dari lembaga penelitian dan pengembangan untuk menjelaskan

perkembangan terbaru dalam teknologi produksi.

• Kirim perwakilan dari kelompokpelaku usaha ke dalam studi tur ke lembaga, firma, atau pemasok

Dokumen terkait