• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENEMUKAN FAKTOR MASALAH

Dalam dokumen APLIKASI STATISTICAL PROCESS CONTROL (Halaman 55-60)

Penyebab variasi volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT dapat dicari melalui tehnik brainstorming untuk mengidentifikasi permasalahan yang hasilnya dapat dilihat pada diagram Ishikawa (Gambar 9). Identifikasi permasalahan dimaksudkan untuk mengenali sumber permasalahan. Brainstorming diikuti oleh Plant Manager, QA Manager, Processing Manager (Processing Liquid and Packing), Production Manager (Sweet Condensed Milk), Production Manager (Can Making), Engineering Manager, Supervisor, Foreman dan Operator. Brainstorming ini dipimpin oleh QC Manager Plant Ciracas. Untuk membuat diagram Ishikawa, pertama-tama ditentukan dahulu akibat (effect) yang merupakan “kepala ikan” pada sisi sebelah kanan kertas. Akibat yang dimaksudkan disini adalah variasi volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT.

Faktor penyebab variasi volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT digolongkan ke dalam empat faktor utama sebagai “tulang besar” yaitu manusia, mesin, metode dan manajemen.

1. Manusia

Manusia membawa peran yang sangat penting pada produk yang dihasilkan. Kekurangtelitian pekerja dalam mengukur volume bersih dapat disebabkan oleh jumlah pekerja yang relatif sedikit sehingga menyebabkan beban kerja menjadi banyak atau menjadi sering lembur. Jam kerja yang

berupa shift juga mempengaruhi kinerja dimana saat shift 3 (23.00 – 07.00 WIB) terdapat kemungkinan karyawan akan lebih mengantuk dibandingkan dengan shift 1 dan 2 dimana hal ini mempengaruhi ketelitian dan awareness dalam bekerja.

Ketika mesin filling start up (baru mulai berjalan) selalu membutuhkan waktu untuk stabil. Sehingga frekuensi pengecekan volume bersih di awal start lebih diperketat. Biasanya hal ini terjadi ketika pergantian produk atau setelah CIP (Clean In Place). Apabila setelah ditransfer lalu proses filling langsung dilanjutkan, maka aliran produk ke dalam kaleng tidak akan stabil sehingga mempengaruhi volume bersih di dalamnya.

Pengetahuan pekerja dapat ditentukan dari lama bekerja, latihan yang diberikan, dan tingkat pendidikannya. Semakin lama ia bekerja, semakin banyak pengalamannya dan semakin terampil dalam pekerjaannya. Pendidikan yang cukup akan membantu pekerja untuk cepat memahami segala hal yang menyangkut pekerjaannya, sehingga memudahkan dalam penanganan masalah-masalah yang terjadi.

Reward dapat menimbulkan semangat untuk bekerja lebih optimal. Reward dapat berupa bonus atau komisi. Reward dapat diberikan kepada individu yang dapat memenuhi target tanpa mengesampingkan mutu produk yang dihasilkan.

Kenyamanan dalam bekerja dapat berpengaruh pada kegiatan pengendalian volume bersih. Apabila suasana bekerja tidak nyaman akan mengakibatkan pekerja kurang termotivasi sehingga kurang maksimalnya perhatian dalam bekerja.

2. Metode

Selain sampling oleh Departemen Quality Control, operator juga mengambil empat buah sampel tiap jamnya untuk menyesuaikan volume bersih aktual dengan setting mesin. Apabila volume bersih saat sampling tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi, maka operator akan mengeset mesin hingga sesuai dengan spesifikasi. Frekuensi sampling serta jumlah sampelnya

sebaiknya diperbanyak sehingga apabila terjadi ketidaksesuaian, maka langsung dapat dilakukan penyesuaian terhadap setting mesin.

3. Mesin

Mesin/peralatan yang berpengaruh terhadap variasi volume bersih adalah homogenizer, tegangan listrik, outlet valve dan PLC (Process Logic Control).

Pemeliharaan mesin/peralatan merupakan salah satu faktor yang juga mempengaruhi variasi volume bersih. Pemeliharaan mencakup kalibrasi PLC, pengecekan homogenizer, outlet valve, pengecekan pelumas, dan pembersihan filler. PLC berpengaruh terhadap pengukuran volume bersih produk di dalam mesin yang akan dikeluarkan melalui outlet valve. Homogenizer berpengaruh terhadap homogenitas produk sehingga apabila terjadi kerusakan atau ketidakstabilan kinerja pada homogenizer akan berpengaruh terhadap ukuran partikel produk. Apabila ukuran partikel produk tidak stabil akan berpengaruh signifikan terhadap volume bersih dimana filling machine disetting berdasarkan volumetrik, bukan beratnya. Kebocoran dan kontaminasi yang mungkin terjadi pada outlet valve dapat mengakibatkan kestabilan aliran produk terganggu, sehingga harus diadakan pengecekan dan pembersihan rutin terhadap outlet valve. Pelumas mempengaruhi kinerja mesin secara keseluruhan sehingga pengecekan pelumas secara rutin perlu diperhatikan.

Tegangan listrik sangat mempengaruhi kinerja mesin tersebut. Apabila tegangan listrik tidak stabil, maka hal ini akan sangat berpengaruh terhadap kestabilan kinerja filling machine. PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas belum mempunyai sumber listrik cadangan yang mampu mengatasi ketidakstabilan tegangan listrik. Genset hanya digunakan ketika aliran listrik dari PLN putus. Selain itu juga dibutuhkan stabilizer agar aliran listrik cenderung stabil.

4. Manajemen

Awareness pekerja saat shift 3 relatif lebih rendah dibandingkan shift lainnya. Awareness tersebut dapat ditingkatkan dengan pengawasan dari pihak

manajemen dimana pada shift 3 tersebut pihak manajemen tidak berada di dalam pabrik.

C. CORRECTIVE ACTION PLANS

Penerapan Statistical Process Control dalam pengontrolan volume bersih untuk selanjutnya agar Departemen Quality Control dapat dengan cepat dan mudah dalam mengontrol parameter mutu tersebut. Selain itu perlu diadakannya pelatihan SPC untuk karyawan PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas sehingga lebih memahami aplikasi dari SPC tersebut dan meningkatkan ketelitian operator.

Mesin timbangan untuk mengukur volume bersih dipindah ke tempat yang tidak terpengaruh AC (Air Conditioner) sehingga pengukuran volume bersih akan lebih akurat. Selain itu pengawasan pada shift 3 dari pihak manajemen ditingkatkan agar awareness operator semakin tinggi.

Setelah proses terkendali secara statistik, kapabilitas proses perlu dihitung untuk mengetahui tingkat kemampuan proses dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Kapabilitas proses tidak dianalisis pada penelitian ini karena data pada bagan kendali belum terkendali secara statistik. Sehingga konstanta yang terdapat pada Lampiran 6 hanya digunakan untuk menghitung bagan kendali dan tidak digunakan untuk menghitung kapabilitas proses.

Penerapan Gugus Kendali Mutu (GKM) adalah sebagai syarat untuk mengimplementasikan Total Quality Management (TQM). GKM adalah suatu kelompok karyawan, dari area kerja yang sama atau mempunyai cara kerja yang berbeda tapi mempunyai keterkaitan persoalan yang sama, yang melakukan pertemuan secara teratur mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan persoalan untuk pemeliharaan, perbaikan dan atau peningkatan mutu (Anonim, 2006 b). Apabila GKM sudah terlaksana, TQM dapat diterapkan dengan baik. TQM adalah pendekatan manajemen dalam organisasi yang berfokus kepada mutu, mencakup partisipasi seluruh anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan konsumen, keuntungan dari seluruh anggota organisasi, serta keuntungan bagi masyarakat (Hoyle, 2001).

Homogenizer Sedikit Frekuensi Jumlah sampel 45 Kenyamanan dalam bekerja Reward Motivasi Jumlah pekerja Jam kerja (shift) Ketelitian Pengalaman/ lama bekerja Pelatihan Pendidikan Keterampilan/ keahlian Sampling Pelumas Kebocoran PLC Kestabilan Cleaning Pengecekan Outlet valve Kalibrasi Tegangan listrik Variasi volume bersih susu Frisian

Flag Coklat UHT Mesin Manusia Metode Kontaminasi Pengecekan Stabilizer Manajemen Pengawasan pada shift 3 Kurang Pengecekan

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam dokumen APLIKASI STATISTICAL PROCESS CONTROL (Halaman 55-60)

Dokumen terkait