• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Menentukan Faktor Penyesuaian

Rating adalah proses perbandingan prestasi kerja (performance) antara pekerja yang diamati oleh pengamat dengan konsep normal peneliti tentang waktu dan kecepatan (speed atau tempo) selama penelitian waktu yang dilakukan.23)

Selama pengukuran berlangsung, pengukur harus mengamati kewajaran kerja yang ditunjukkan operator. Ketidakwajaran bisa saja terjadi misalnya bekerja

tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu waktu, atau karena menjumpai kesulitan-kesulitan seperti kondisi ruangan yang buruk. Sebab-sebab seperti itu, mempengaruhi kecepatan kerja yang berakibat terlalu singkat atau terlalu panjangnya waktu penyelesaian. Hal ini jelas tidak diinginkan karena waktu standard yang dicari adalah waktu yang diperoleh dari kondisi dan cara kerja yang standard yang diselesaikan secara wajar. Ada beberapa jenis sistem “rating” yang dikenal, yaitu antara lain:

A. Westinghouse System of Rating

Cara ini didasarkan atas penelitian terhadap empat faktor yaitu:

1. Ketrampilan (Skill)

2. Usaha (Effort)

3. Kondisi Kerja (Condition)

4. Kestabilan (Consistency)

Kriteria penentuan Rating factor berdasarkan Westinghouse System of

Rating untuk setiap kelas adalah sebagai berikut: 1. Ketrampilan (skill)

a. Super skill

- Secara bawaan cocok sekali dengan pekerjaannya

- Bekerja dengan sempurna

- Tampak seperti terlatih dengan sangat baik

- Gerakannya halus tapi sangat cepat sehingga sulit diikuti

- Kadang-kadang terkesan tidak berbeda dengan gerakan mesin elemen

- Tidak terkesan adanya gerakan-gerakan berpikir dan merencanakan tentang apa yang dikerjakan (sudah sangat otomatis)

- Secara umum dapat dikatakan bahwa pekerja yang bersangkutan adalah

pekerja terbaik.

b. Excellent

- Percaya pada diri sendiri

- Tampak cocok dengan pekerjaannya

- Terlihat terlatih baik

- Bekerjanya teliti dengan tidak banyak melakukan pengukuran dan

pemeriksaan-pemeriksaan

- Gerakan-gerakan kerjanya serta urutannya dijalankan tanpa kesalahan

- Menggunakan peralatan dengan baik

- Bekerjanya cepat tanpa mengorbankan waktu

- Bekerjanya cepat tetapi halus, berirama dan terkoordinasi

c. Good skill

- Kualitas sangat baik

- Bekerjanya tampak lebih baik daripada kebanyakan pekerja umumnya

- Dapat memberikan petunjuk-petunjuk kepada pekerja lain yang

ketrampilannya lebih rendah

- Tampak jelas sebagai pekerja yang cakap

- Tidak memerlukan banyak pengawasan

- Tiada keragu-raguan dan bekerjanya stabil

- Gerakan-gerakannya terkoordinasi dengan baik dan cepat

- Tampak adanya kepercayaan pada diri sendiri - Gerakannya tidak cepat tetapi tidak lambat

- Terlihat adanya pekerjaan-pekerjaan perencanaan

- Gerakannya cukup menunjukkan tiada keragu-raguan

- Mengkoordinasi tangan dan pikiran dengan baik

- Bekerja cukup teliti dan secara keseluruhan cukup

e. Fair skill

- Tampak terlatih tetapi belum cukup baik

- Terlihat adanya perencanaan sebelum melakukan gerakan

- Tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup

- Tampaknya seperti tidak cocok dengan pekerjaannya tetapi telah

ditempatkan di pekerjaan itu sejak lama

- Mengetahui apa yang telah dilakukan dan apa yang harus dilakukan tetapi

tamapak tidak selalu yakin

- Sebagian waktu terbuang karena kesalahan sendiri

f. Poor Skill

- Tidak bisa mengkoordinasikan tangan dan pikiran

- Gerakan-gerakannya kaku

- Kelihatan ketidak yakinannya pada urutan-urutan gerakan - Seperti yang tidak terlatih untuk pekerjaan yang dilakukan - Tidak terlihat cocok dengan pekerjaannya

- Ragu-ragu dalam menjalankan gerakan-gerakan kerja

- Sering melakukan kesalahan-kesalahan

- Tidak bisa mengambil inisiatif sendiri 2. Usaha (Effort)

a. Excessive effort

- Kecepatannya sangat berlebihan

- Usahanya sangat sungguh-sungguh tetapi dapat membahayakan

kesehatannya

- Kecepatan yang ditimbulkannya tidak dapat dipertahankan sepanjang hari

kerja

b. Excellent effort

- Jelas terlihat kecepatan kerjanya yang tinggi

- Gerakan-gerakannya lebih ekonomis daripada operator biasa

- Penuh perhatian pada pekerjaannya

- Banyak memberi saran-saran

- Menerima saran-saran dan petunjuk-petunjuk dengan senang hati

- Bekerja sistematis

c. Good effort

- Bekerja berirama dan saat-saat menganggur sangat sedikit

- Penuh perhatian pada pekerjaannya dan menyenanginya

- Kecepatannya baik dan dapat dipertahankan sepanjang hari kerja

- Menerima saran-saran dan petunjuk dengan senang hati

- Tempat kerjanya diatur baik dan rapi - Memelihara dengan baik kondisi peralatan

- Menggunakan alat-alat yang tepat dengan baik

d. Average effort

- Bekerja dengan stabil

- Tidak sebaik good tetapi lebih baik dari poor

- Menerima saran-saran tetapi tidak melaksanakannya

- Melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan

e. Fair effort

- Saran-saran perbaikan diterima dengan kesal

- Kurang sungguh-sungguh

- Kadang-kadang perhatian kurang ditunjukkan pada pekerjaan

- Tidak mengeluarkan tenaga dengan secukupnya

- Terjadi sedikit penyimpangan dari cara kerja standar - Terlampau hati-hati dan gerakannya tidak terencana

- Terlihat adanya kecenderungan kurangnya perhatian pada pekerjaannya

f. Poor effort

- Banyak membuang waktu

- Tidak memperlihatkan adanya minat kerja

- Tidak mau menerima saran-saran

- Tampak malas dan bekerja lambat

- Tempat kerjanya tidak diatur rapi

- Tidak perduli pada cocok tidaknya peralatan yang dipakai dan set up terlihat tidak baik

Kondisi kerja atau condition pada cara Westinghouse adalah kondisi fisik lingkungannya seperti keadaan pencahayaan, temperatur dan kebisingan ruangan. Bila tiga faktor lain yaitu ketrampilan, usaha dan konsistensi merupakan apa yang dicerminkan operator, maka kondisi kerja merupakan sesuatu di luar operator yang diterima apa adanya tanpa banyak kemampuan merubahnya. Oleh sebab itu faktor kondisi sering disebut sebagai faktor manajemen, karena pihak inilah yang dapat dan berwenang merubah atau memperbaikinya. Kondisi kerja dibagi menjadi enam kelas yaitu: Ideal, Excellent, Good, Average, Fair dan Poor. Kondisi yang ideal tidak selalu sama bagi setiap pekerja karena berdasarkan karakteristiknya masing-masing pekerja membutuhkan kondisi ideal sendiri-sendiri. Suatu kondisi yang dianggap good untuk suatu pekerjaan dapat saja dirasakan sebagai fair atau bahkan poor bagi pekerja lain. Pada dasarnya kondisi ideal adalah kondisi yang paling cocok untuk pekerjaan yang bersangkutan, yaitu yang memungkinkan performance maksimal dari pekerja. Sebaliknya kondisi poor adalah kondisi lingkungan yang tidak membantu jalannya pekerjaan bahkan sangat menghambat pencapaian performance yang baik. Sudah tentu suatu pengetahuan tentang keadaan bagaimana yang disebut ideal, dan bagaimana pula yang disebut poor perlu dimiliki agar penilaian terhadap kondisi kerja dalam rangka melakukan penyesuaian dapat dilakukan dengan seteliti mungkin.

4. Kestabilan (Consistency)

Faktor kestabilan atau consistency perlu diperhatikan karena kenyataan bahwa pada setiap pengukuran waktu angka-angka yang dicatat tidak pernah semuanya sama, waktu penyelesaian yang ditunjukkan pekerja selalu berubah-ubah dari satu siklus ke siklus lainnya, dari jam ke jam, bahkan dari hari ke hari. Selama

masih dalam batas-batas kewajaran maka masalah tidak akan timbul, tetapi jika variabilitasnya tinggi maka hal ini harus diperhatikan. Kondisi atau consistency dibagi menjadi enam kelas: Perfect, Excellent, Good, Average, Fair dan Poor. Seorang yang bekerja perfect adalah yang dapat bekerja dengan waktu penyelesaian yang dapat dikatakan tetap dari saat ke saat. Secara teoritis mesin atau pekerja yang waktunya dikendalikan mesin merupakan contoh dimana variasi waktu diharapkan tidak terjadi.

Untuk keempat faktor Sistem Westinghouse (Westinghouse factor) diatas

diklasifikasikan atas enam kelas seperti terlihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Westinghouse Factor

Keterampilan (Skill) Usaha (Effort)

Superskill A1 + 0,15 A2 + 0,13 Superskill A1 + 0,13 A2 + 0,12 Excellent B1 + 0,11 B2 + 0,08 Excellent B1 + 0,10 B2 + 0,08 Good C1 + 0,06 C2 + 0,03 Good C1 + 0,05 C2 + 0,02 Average D + 0,00 Average D + 0,00 Fair E1 - 0,05 E2 - 0,10 Fair E1 - 0,04 E2 - 0,08 Poor F1 -0,16 F2 - 0,22 Poor F1 - 0,12 F2 - 0,17

Kondisi Kerja (Condition) Konsistensi (Consistency)

Ideal A + 0,06 Ideal A + 0,04 Excellent B + 0,04 Excellent B + 0,03 Good C + 0,02 Good C + 0,01 Average D 0,00 Average D 0,00 Fair E - 0,03 Fair E - 0,02 Poor F - 0,07 Poor F - 0,04

Sumber: I.Z. Sutalaksana, Teknik Tata Cara Kerja (Bandung: Departemen Teknik Industri ITB)

B. Skill dan Effort Rating Sistem

Sistem ini dikenal juga dengan “Bedeaux Sistem” pada tahun 1916 tentang pembayaran upah atau pengendalian tenaga kerja. Sistem yang diperkenalkan oleh Bedaux ini berdasarkan pengukuran kerja dan waktu baku yang ada dinyatakan

dengan angka “Bs”. Prosedur pengukuran kerja yang dibuat oleh Bedaux juga untuk menentukan rating terhadap kecakapan (skill) dan usaha-usaha yang ditunjukkan operator pada saat bekerja. Disini bedaux menetapkan angka 60 Bs sebagai performance standar yang harus dicapai oleh seorang operator. Dengan kata lain seorang operator yang bekerja dengan kecepatan normal diharapkan mampu mencapai angka 60 Bs per jam, dan pemberian insentif dilakukan pada tempo kerja rata-rata sekitar 70 sampai 80 Bs per jam.

C. Synthetic Rating

Synthetic rating adalah metode untuk mengevaluasi tempo kerja operator berdasarkan nilai waktu yang telah ditetapkan terlebih dahulu (Predetermined time value). Prosedur yang dilakukan adalah dengan melaksanakan pengukuran kerja seperti biasanya dan kemudian membandingkan waktu yang diukur ini dengan waktu penyelesaian elemen kerja yang sebelumnya sudah diketahui data waktunya. Perbandingan ini merupakan indeks performance atau rating faktor dari operator untuk melaksanakan elemen kerja tersebut. Ratio untuk menghitung indeks performance atau rating faktor ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

R = A P

Dimana : R = Indeks performance atau rating faktor

P = Waktu gerakan standar yang ditentukan mula-mula (menit) A = Rata-rata waktu dari elemen kerja yang diukur (menit)

D. Objecive Rating

Rating ini merupakan dua faktor yaitu kecepatan kerja dan tingkat kesulitan pekerjaan. Kedua faktor inilah yang dipandang secara bersam-sama menentukan berapa besarnya harga rating faktor untuk mendapatkan waktu normal.

E. Physiological Evaluation of Performance Level

Cara ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan bagaimana hubungan antara pekerjaan-pekerjaan fisik dengan denyut nadi seorang pekerja. Pengamatan denyut nadi ini dilakukan pada saat pekerja sedang bekerja, saat istirahat yaitu pada menit pertama dan menit kedua pada saat badannya telah normal maka ukuran denyut jantung pada saat itulah disebut normal atau disebut basisi denyutan nadi.

Dari kelima jenis tata cara penentuan rating diatas dalam pengamatan ini yang digunakan adalah jenis “westinghouse system of rating” dengan tujuan agar penilaian prestasi kerja yang dilakukan lebih objektif terhadap masalahnya. Karena dengan cara penyesuaian ini lebih memepertimbangkan banyak faktor dari pada yang lainnya serta lebih terperinci.

Untuk dapat mengadakan perhitungan maka kelonggaran melepas lelah terdiri dari:

- Kelonggaran tetap, senantiasa diberikan sebagai dasar minimum

- Tambahan variabel, diberikan tergantung dari keadaan atas sifat pekerja

Jika angka-angka yang diberikan diatas digunakan maka kelonggaran dasar minimum tetap menjadi 9% untuk pria (5% untuk kebutuhan pribadi ditambah 4% kelonggaran keletihan dasar) dan 11% untuk wanita.

Dokumen terkait